• Tidak ada hasil yang ditemukan

h²bs = heritabilitas arti luas

σ²c = ragam klon

σ²e = ragam lingkungan r = kelompok

c = klon

Nilai kuadrat tengah yang digunakan berasal dari hasil perhitungan dengan anova. Nilai ragam lingkungan diperoleh dari nilai kuadrat tengah galat percobaan, sedangkan nilai ragam klon diperoleh dari nilai kuadrat tengah klonal dikurangi dengan kuadrat tengah galat dan dibagai dengan kelompok percobaan. Pengelompokan nilai heritabilitas (%) (Stanfield 1988) sebagai berikut:

0 < x < 20 : rendah

20 ≤ x < 50 : sedang x ≥ 50 : tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Kondisi umum blok penelitian pada saat bulan Februari 2014 umur tanaman 10 BST, beberapa tanaman mutan rebah akibat curah hujan yang tinggi menjelang panen. Curah hujan rata- rata bulan Desember 2013 hingga Februari 2014 adalah 483.3 mm, disajikan pada Lampiran 4. Tanaman yang rebah menyebabkan umbi tanaman tersebut terangkat keatas dan sebagian mengalami busuk umbi di lahan. Busuk umbi ubi kayu saat dilahan dapat disebabkan oleh berbagai jenis jamur yang terdapat di permukaan dan di dalam tanah seperti Fusarium spp., Phythoptora spp., dan Phytium spp. (Rasminah 2010).

Kegiatan panen ubi kayu dan contoh umbi tanaman yang mengalami busuk disajikan pada Gambar 1. Busuknya beberapa nomor umbi mutan mengakibatnya hilangnya data tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah umbi, bobot umbi serta karakter umbi lainnya. Beberapa nomor mutan ubi kayu juga hilang akibat ketidaksengajaan penebangan oleh pekerja di lahan. Tidak ditemukan penyakit dan hama serius pada pertanaman ubi kayu yang diamati. Kegiatan pengamatan umur simpan ubi kayu tidak ditemukan kendala selama pengamatan.

8

Gambar 1 Kondisi umum kegiatan panen ubi kayu generasi M1V2. Kegiatan panen ubi kayu (a) umbi ubi kayu yang mengalami busuk umbi (b)

Karakter Kuantitatif Pra Panen dan Panen

Pengamatan karakter kuantitatif pra panen meliputi tinggi tanaman, tinggi tanaman ke cabang dan jumlah cabang tanaman mutan, sedangkan saat panen diamati bobot umbi per tanaman, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi (panjang >20 cm) dan ketebalan korteks umbi. Tabel 2 menyajikan hasil pengamatan tanaman mutan dengan 7 peubah per genotipe asalnya. Tampak bahwa mutan dari genotipe asal Ratim memiliki tinggi tanaman dan tinggi ke cabang yang nyata dipengaruhi oleh genotipe mutan. Jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi, dan ketebalan korteks umbi juga sangat dipengaruhi oleh genotipe mutan. Peubah jumlah cabang dan bobot umbi dengan genotipe asal Ratim tidak dipengaruhi oleh genotipe mutan.

Tabel 2 Analisis ragam peubah panen generasi M1V2 berdasarkan genotipe awal ubi kayu varietas Ratim, UJ-5, dan Malang-4

Peubah Ratim UJ-5 Malang-4

F-hit Pr>F KK (%) F-hit Pr>F KK (%) F-hit Pr>F KK (%) TT * 0.046 16.43 tn 0.055 18.85 tn 0.535 17.34 TKC * 0.018 51.75 ** 0.004 49.97tr ** 0.002 48.20tr JC tn 0.217 15.13 * 0.026 37.66 ** <.000 29.83 BU tn 0.060 22.77 ** <.000 22.40 ** 0.002 21.09 JU ** <.000 15.66 ** <.000 10.23 ** 0.001 19.53 JUE ** <.000 22.66 ** <.000 21.06 * 0.015 31.33 KKU ** <.000 7.53 ** <.000 12.09 ** <.000 5.84

**: sangat nyata pada taraf 1 %, *: nyata pada taraf 5 %, tn: tidak nyata. tr: hasil transformasi , KK (%): koefisien keragaman. TT: tinggi tanaman, TKC: tinggi ke cabang, JC: jumlah cabang, BU: bobot umbi, JU: jumlah umbi, JUE: jumlah umbi ekonomi, KKU: ketebalan korteks umbi.

Pada mutan dengan genotipe asal UJ-5 tinggi tanaman tidak dipengaruhi oleh genotipe tanaman, sedangkan jumlah cabang dipengaruhi oleh genotipe mutan. Tinggi ke cabang, bobot umbi, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi, dan ketebalan korteks umbi sangat dipengaruhi oleh genotipe mutan pada tanaman mutan asal genotipe UJ-5. Mutan dengan asal genotipe Malang-4 memiliki tinggi tanaman yang tidak dipengaruhi oleh genotipe mutan, sedangkan peubah jumlah umbi ekonomi dipengaruhi oleh genotipe mutan. Peubah tinggi ke cabang dan jumlah cabang sangat dipengaruhi oleh genotipe tanaman. Bobot umbi dan jumlah

A

)

9 umbi sangat dipengaruhi oleh genotipe mutan, serta ketebalan korteks umbi juga sangat dipengaruhi oleh genotipe mutan.

Tabel 3 menyajikan hasil nilai tengah yang diikuti hasil uji selang berganda Duncan untuk peubah tinggi tanaman, tinggi ke cabang, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi, dan ketebalan korteks umbi dari mutan dengan genotipe asal Ratim (V2D0). Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada tanaman mutan genotipe V2D1-2(1) dengan nilai tengah sebesar 365.89 cm, walaupun tidak berbeda nyata dengan genotipe asal dengan nilai tengah 290.87 cm. Tanaman dengan tinggi tanaman terpendek adalah genotipe V2D2-1(3) yang memiliki nilai tengah 237.50 cm dan tidak berbeda nyata dengan tanaman genotipe asal.Peubah tinggi tanaman ke cabang, genotipe V2D1-1(3) dan V2D1-4(3) memiliki nilai tengah tertinggi yaitu 237.11 cm dan 237.78 cm, kedua genotipe tersebut tidak berbeda nyata dengan genotipe asalnya dengan nilai tengah sebesar 143.72 cm berdasarkan uji selang berganda Duncan. Sementara tinggi ke percabangan dengan nilai terendah terdapat pada genotipe V2D1-5(2) yaitu 60.44 cm.

Tabel 3 Rata-rata tinggi tanaman, tinggi ke cabang, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi, dan ketebalan korteks umbi dari berbagai genotipe mutan generasi M1V2 Ratim

Genotipe Peubah

1

TT (cm) TKC (cm) JU JUE KKU (mm)

V2D0 290.87 abcd 143.72 abc 12.22 ab 6.17 cde 1.45 ab

V2D1-1(2) 309.22 abcd 121.11 abcd 8.00 def 5.00 cdef 0.93 f V2D1-1(3) 334.22 abcd 237.11 a 10.67 bcd 4.67 def 1.17 cde V2D1-2(1) 365.89 a 194.50 abc 7.67 ef 6.00 cde 1.15 de V2D1-2(2) 246.67 dc 135.00 abcd 12.00 ab 4.00 efg 0.80 fg V2D1-2(3) 328.11 abcd 215.00 ab 9.00 cdef 3.33 fg 1.33 bcd V2D1-3(2) 265.78 bcd 100.28 abcd 12.00 ab 7.00 bcd 1.10 e V2D1-3(3) 279.17 abcd 153.56 abc 9.00 cdef 3.00 fg 0.85 fg V2D1-4(1) 257.50 bcd 127.89 abcd 13.00 ab 11.00 a 1.16 de V2D1-4(2) 272.33 abcd 99.44 abcd 14.00 a 9.00 ab 0.73 g

V2D1-4(3) 336.67 abc 237.78 a 10.33 bcde 4.00 efg 1.36 abc V2D1-5(1) 354.33 ab 190.67 abc 8.67 cdef 4.33 efg 1.26 cde V2D1-5(2) 261.33 bcd 60.44 cd 7.33 ef 5.00 cdef 1.32 bcd V2D1-5(3) 334.78 abcd 180.89 abc 6.00 f 5.00 cdef 1.52 a

V2D1-6(1) 271.33 abcd 105.89 abcd 7.50 ef 4.50 ef 1.21 cde V2D2-1(3) 237.50 d 95.33 bcd 11.00 bc 7.33 bc 1.43 ab V2D2-2(2) 240.11 dc 139.72 abc 2.00 g 2.00 g 1.18 cde

1

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji jarak berganda Duncan dengan selang kepercayaan 5 %. TT: tinggi tanaman, TKC: tinggi ke cabang, JU: jumlah umbi, JUE: jumlah umbi ekonomi, KKU: ketebalan korteks umbi.

Jumlah umbi dari mutan dengan genotipe asal Ratim memiliki nilai tengah jumlah umbi terbanyak yaitu 14.00 dari genotipe V2D1-4(2) yang tidak berbeda nyata dengan genotipe kontrol yaitu 12.22 umbi. Jumlah umbi dengan nilai tengah terkecil atau dapat diartikan sebagai genotipe dengan umbi terendah terdapat pada genotipe V2D2-2(2) yaitu sebanyak 2 umbi dan sangat berbeda dengan genotipe asalnya. Pada peubah jumlah umbi ekonomi, atau jumlah umbi yang layak dipasarkan dengan kriteria memiliki panjang lebih dari 20 cm, jumlah umbi layak

10

pasar terbanyak terdapat pada genotipe V2D1-4(1) yaitu sebanyak 11.00 umbi dan berbeda dengan genotipe asalnya yang memiliki umbi layak pasar sebanyak 6.17 umbi.

Genotipe V2D2-2(2) merupakan genotipe dengan nilai terendah baik dari segi umbi dan umbi ekonomi yaitu hanya 2.00 umbi. Jumlah umbi terbanyak belum tentu memiliki jumlah umbi layak pasar terbanyak, karena umbi yang dihitung sebagai jumlah umbi adalah umbi dengan panjang lebih dari 5 cm. Genotipe dengan tebal korteks umbi tertebal adalah V2D1-5(3) yaitu 0.152 cm yang tidak berbeda dari genotipe asalnya yaitu sebesar 0.145 cm, sedangkan korteks tertipis terdapat pada genotipe V2D1-4(2).

Tabel 4 Rata-rata tinggi ke cabang, jumlah cabang, bobot umbi, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi, dan ketebalan korteks umbi dari berbagai genotipe mutan generasi M1V2 UJ-5

Genotipe Peubah

1

TKC (cm) JC BU (kg) JU JUE KKU (mm)

V3D0 83.75 bc 1.33 bc 7.38 bcd 18.78 def 10.00 bcd 0.93 fg V3D1-(1) 33.33 c 1.22 c 5.96 bcdef 14.00 hij 6.33 efg 0.83 gh V3D1-1(3) - 1.00 c 5.03 def 24.00 b 9.00 bcde 1.09 defg V3D1-2(1) - 1.00 c 5.69 cdef 12.00 ij 4.33 ghi 1.37 abcd V3D1-2(2) 194.89 abc 2.56 ab 6.15 bcdef 16.00 fgh 3.00 hi 1.22 cdef V3D1-3(2) 261.33 ab 2.00 abc 6.49 bcde 18.00 efg 10.00 bcd 0.65 h V3D1-3(3) 295.67 a 2.11 abc 8.55 ab 35.00 a 12.00 b 1.03 efg V3D1-4(2) 196.67 abc 2.22 abc 7.37 bcd 17.00 efgh 6.00 efgh 1.63 a V3D1-5(2) 147.50 abc 1.67 abc 6.69 bcd 23.00 bc 8.00 cdef 1.10 defg V3D1-5(3) 94.44 abc 2.00 abc 5.74 bcdef 18.67 def 5.33 fgh 1.42 abc V3D1-6(1) 50.00 c 1.22 c 5.32 cdef 11.00 j 7.67 def 1.33 bcde

V3D2-(1) 188.78 abc 2.67 a 3.48 fg 15.00 ghi 12.00 b 1.57 ab V3D2-1(1) 133.33abc 1.11 c 7.03 bcd 14.33 hij 9.33 bcde 1.09 defg V3D2-1(2) 154.22 abc 2.00 abc 7.55 bcd 22.00 bcd 8.00 cdef 1.42 abc V3D2-1(3) 144.50 abc 1.33 bc 6.60 bcd 22.00 bcd 12.00 b 1.27 cde V3D2-3(2) - 1.00 c 3.81 efg 11.67 ij 2.00 i 1.27 cde V3D2-4(1) - 1.56 abc 10.62 a 20.33 cde 15.67 a 1.58 ab V3D2-4(2) 120.00 abc 1.89 abc 2.06 g 7.00 k 2.00 i 0.95 fg V3D2-4(3) 120.00 abc 1.22 c 6.84 bcd 11.00 j 8.00 cdef 1.12 defg V3D2-6(1) 50.00 c 1.22 c 7.93 bc 19.00 def 11.33 bc 1.47 abc V3D4-1(1) - 1.00 c 6.88 bcd 16.00 fgh 9.00 bcde 1.30 bcde

1

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji jarak berganda Duncan dengan selang kepercayaan 5 %. ( - ): bernilai 0. TKC: tinggi ke cabang, JC: jumlah cabang, BU: bobot umbi, JU: jumlah umbi, JUE: jumlah umbi ekonomi, KKU: ketebalan korteks umbi.

Tabel 4 menyajikan peubah tinggi ke cabang, jumlah cabang, bobot umbi, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi dan ketebalan korteks umbi dari mutan dengan genotipe asal UJ-5 (V3D0). Pada peubah tinggi ke cabang, genotipe dengan nilai tengah tertinggi terdapat pada genotipe V3D1-3(3) dengan tinggi ke cabang sebesar 295.67 cm dan berbeda dengan genotipe asalnya yang memiliki tinggi 83.75 cm. Beberapa genotipe dengan nilai strip (-) merupakan nilai terendah sebesar 0.00 cm merupakan tanaman mutan yang tidak memiliki cabang sehingga nilai tengahnya sebesar 0.00 terdapat pada genotipe 1(3), V3D1-2(1), V3D2-3(2), V3D1-4(1), dan V3D4-1(1), selain itu nilai tengah 50.00 juga dikategorikan nilai terendah dan terdapat pada genotipe V3D1-6(1) dan V3D2-6(1). Seluruh genotipe dengan nilai terendah tidak berbeda nyata dengan genotipe

11 asalnya. Jumlah cabang pada mutan asal genotipe UJ-5 memiliki jumlah cabang berkisar 1 (tidak bercabang) hingga bercabang 3. Genotipe V3D2-(1) memiliki jumlah cabang terbanyak yaitu 2.67 dan berbeda nyata dengan genotipe asal dengan cabang 1.33, sedangkan terdapat beberapa genotipe yang memiliki cabang 1 atau tidak bercabang yaitu pada genotipe V3D1-(1), V3D1-1(3), V3D1-2(1), V3D1-6(1), V3D2-1(1), V3D2-3(2), V3D2-4(3), V3D2-6(1), dan V3D4-1(1).

Peubah bobot umbi, genotipe V3D2-4(1) memiliki nilai tengah bobot umbi tertinggi yaitu 10.62 kg dan berbeda dengan genotipe asalnya yang memiliki bobot 7.38 kg, sedangkan bobot umbi terendah terdapat pada genotipe V3D2-4(2) dengan bobot sebesar 2.06 kg. Jumlah umbi tertinggi dari genotipe-genotipe mutan V3 adalah 35.00 pada genotipe V3D1-3(3) yang berbeda dengan genotipe asalnya dengan hasil 18.78 umbi, sedangkan jumlah umbi terendah terdapat pada genotipe dengan bobot terendah yaitu genotipe V3D2-4(2) yang jumlah umbinya hanya 7.00 umbi. Jumlah umbi ekonomi tertinggi diperoleh dari genotipe V3D2-4(1) dengan jumlah 15.67 umbi dan jumlah umbi totalnya adalah 20.33 umbi. Jumlah umbi ekonomi dari genotipe tersebut berbeda dengan hasil dari genotipe asalnya yaitu 10.00 umbi, sedangkan jumlah umbi ekonomi terendah terdapat pada genotipe V3D2-4(2) yang juga mendapatkan hasil terendah pada peubah bobot dan jumlah umbi total. Ketebalan korteks umbi tertebal terdapat pada genotipe V3D1-4(2) dengan ketebalan sebesar 0.163 cm dan korteks tertipis terdapat pada genotipe V3D1-3(2) dengan ketebalan 0.065 cm, pada genotipe asal ketebalan korteks sebesar 0.093 cm.

Tabel 5 Rata-rata tinggi ke cabang,jumlah cabang, bobot umbi, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi, dan ketebalan korteks umbi dari berbagai genotipe mutan generasi M1V2 Malang-4

Genotipe Peubah

1

TKC (cm) JC BU (kg) JU JUE KKU (mm)

V4D0 131.44 ab 1.19 bc 7.51 abc 12.00 bcde 8.17 abc 1.33 bc

V4D1-(1) - 1.00 c 4.81 de 8.00 e 5.00 c 2.43 a

V4D1-1(1) - 1.00 c 3.78 e 8.33 de 4.67 c 1.35 bc V4D1-1(3) - 1.00 c 4.93 cde 10.33 cde 6.00 bc 1.37 bc V4D1-2(2) 243.11 a 2.44 ab 6.67 bcd 15.00 abc 8.00 abc 1.02 e

V4D1-4(3) - 1.00 c 5.11 cde 12.00 bcde 7.67 abc 1.41 bc V4D1-5(1) - 1.00 c 5.70 bcde 9.00 de 4.00 c 1.43 b V4D2-1(1) - 1.00 c 6.82 abcd 15.00 abc 11.00 a 1.26 cd V4D2-1(2) - 1.00 c 7.36 abcd 11.67 bcde 8.67 abc 1.43 b V4D2-2(2) 207.39 ab 2.78 a 7.19 abcd 13.00 bcd 10.00 ab 1.17 d V4D2-2(3) 280.44 a 1.89 bc 6.62 bcd 15.67 ab 11.33 a 1.48 b V4D3-4(3) 302.44 a 2.33 ab 7.94 ab 18.00 a 10.00 ab 1.40 bc V4D4-(1) - 1.00 c 9.33 a 8.00 e 5.00 c 1.33 bc

1

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji jarak berganda Duncan dengan selang kepercayaan 5 %. ( - ): bernilai 0. TKC: tinggi ke cabang, JC: jumlah cabang, BU: bobot umbi, JU: jumlah umbi, JUE: jumlah umbi ekonomi, KKU: ketebalan korteks umbi.

Tabel 5 menyajikan hasil uji selang berganda Duncan pada mutan M1V2 dengan genotipe asal Malang-4 (V4D0). Peubah yang dipengaruhi oleh keragaman genotipe adalah tinggi ke cabang, jumlah cabang, bobot umbi, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi, dan ketebalan korteks umbi. Mutan M1V2 dengan

12

genotipe asal Malang-4 memiliki tinggi ke cabang yang tidak berbeda dengan genotipe asalnya dengan tinggi 131.44 cm, tinggi ke cabang tertinggi diperoleh pada genotipe V4D1-2(2), V4D2-2(3) dan V4D3-4(3) dengan kisaran nilai 302.44 cm- 234.11 cm. Genotipe lainnya memiliki tinggi ke cabang 0.00 cm, dapat dikatakan tidak memiliki cabang. Jumlah cabang terbanyak terdapat pada genotipe V4D2-2(2) dengan jumlah 2.78 cabang dengan tinggi ke cabang 207.39 cm, sementara jumlah cabang terendah adalah tidak bercabang (0).

Bobot umbi dari genotipe asal V4 sebesar 7.51 kg yang tidak berbeda dengan genotipe yang bobot umbinya tertinggi yaitu genotipe V4D4-(1) dengan bobot 9.33 kg, sedangkan bobot terendah adalah genotipe V4D1-1(1) dengan bobot 3.78 kg. Jumlah umbi terbanyak terdapat pada genotipe V4D3-4(3) yaitu 18.00 umbi dan berbeda dengan genotipe asal yang memiliki jumlah umbi 12.00 umbi. Jumlah umbi terendah terdapat pada genotipe V4D1-(1) dan V4D4-(1) dengan jumlah umbi 8.00. Jumlah umbi ekonomi terbanyak terdapat pada genotipe V4D2-1(1) dan V4D2-2(3) yaitu 11.00 dan 11.33 umbi. Hasil tersebut tidak berbeda dengan genotipe asalnya yang memiliki 8.17 umbi ekonomi, sedangkan jumlah umbi ekonomi terendah terdapat pada genotipe V4D1-(1), V4D1-1(1), dan V4D4-(1). Genotipe V4D4-(1) memiliki bobot terbesar, namun pada peubah jumlah umbi dan jumlah umbi ekonominya memiliki jumlah terendah. Ketebalan korteks umbi tertebal terdapat pada genotipe V4D1-(1) yaitu 0.243 cm dan terendah pada genotipe V4D1-2(2) dengan nilai 0.102 cm, sementara pada genotipe asal memiliki ketebalan korteks 0.133 cm.

Korelasi Antar Peubah Panen

Korelasi merupakan keterkaitan antar peubah dari tanaman yang dimati. Korelasi antar peubah pada mutan-mutan dengan genotipe asal Ratim (V2) disajikan pada Tabel 6. Peubah tinggi tanaman berkorelasi positif sangat nyata dengan tinggi ke cabang. Hal tersebut menjelaskan bahwa meningkatnya tinggi tanaman akan meningkatkan tinggi ke cabang.

Tabel 6 Hasil analisis korelasi beberapa peubah panen mutan generasi M1V2 dengan genotipe asal Ratim (V2)

Peubah TT TKC JC KKU JU JUE

TKC 0.477** 0.001 JC -0.049 0.236 0.741 0.106 KKU 0.245 0.236 -0.277 0.104 0.118 0.065 JU 0.053 -0.050 0.079 -0.252 0.730 0.744 0.606 0.084 JUE 0.050 -0.209 -0.183 -0.012 0.629** 0.745 0.168 0.229 0.935 0.000 BU -0.167 -0.277 -0.177 -0.177 -0.004 -0.089 0.262 0.059 0.235 0.233 0.976 0.552 **: sangat nyata pada taraf 1 %, TT: tinggi tanaman, TKC: tinggi ke cabang, JC: jumlah cabang, KKU: ketebalan korteks umbi, JU: jumlah umbi, JUE: jumlah umbi ekonomi, BU: bobot umbi.

13 Korelasi positif sangat nyata juga terjadi antara peubah jumlah umbi ekonomi dengan jumlah umbi total. Hal tersebut menjelaskan bahwa meningkatnya jumlah umbi ekonomi akan meningkatkan jumlah umbi total. Tidak ditemukan korelasi peubah dari mutan genotipe asal Ratim yang berkaitan secara langsung antara peubah yang tampak dari tanaman sebelum dipanen dengan peubah hasil umbi secara langsung.

Tabel 7 menyajikan hasil analisis korelasi beberapa peubah pengamatan mutan M1V2 dari genotipe asal UJ-5. Dari data yang diperoleh korelasi terjadi pada beberapa peubah, korelasi negatif nyata diperoleh dari peubah tinggi ke cabang dengan tinggi tanaman. Hal ini menjelaskan bahwa meningkatnya tinggi ke tanaman maka akan menurunkan tinggi ke cabang. Korelasi juga terjadi pada peubah tinggi tanaman dengan jumlah cabang yang menghasilkan korelasi negatif sangat nyata, dapat diartikan bahwa meningkatnya tinggi tanaman akan menurunkan jumlah cabang. Tinggi tanaman ke cabang dengan jumlah cabang memiliki korelasi positif sangat nyata, dimana peningkatan tinggi ke cabang akan meningkatkan jumlah cabang pada tanaman tersebut.

Korelasi positif sangat nyata terjadi pada peubah tinggi tanaman dengan jumlah umbi ekonomi, hal ini menjelaskan bahwa meningkatnya tinggi tanaman akan meningkatkan jumlah umbi ekonomi. Pada peubah jumlah umbi dan jumlah umbi ekonomi terdapat korelasi positif sangat nyata. Korelasi postif sangat nyata juga terjadi pada peubah jumlah umbi dengan bobot umbi dan jumlah umbi ekonomi dengan bobot umbi.

Tabel 7 Hasil analisis korelasi beberapa peubah panen mutan generasi M1V2 dengan genotipe asal UJ-5 (V3)

Peubah TT TKC JC KKU JU JUE

TKC -0.335* 0.013 JC -0.407** 0.609** 0.002 0.000 KKU 0.077 -0.184 0.129 0.577 0.175 0.337 JU 0.134 0.224 0.112 -0.005 0.331 0.097 0.409 0.968 JUE 0.453** -0.004 -0.054 0.190 0.565** 0.001 0.975 0.690 0.150 0.000 BU 0.289 0.027 -0.057 0.230 0.461** 0.528** 0.028 0.841 0.664 0.079 0.000 0.000 **: sangat nyata pada taraf 1 %, *: nyata pada taraf 5 %. TT: tinggi tanaman, TKC: tinggi ke cabang, JC: jumlah cabang, KKU: ketebalan korteks umbi, JU: jumlah umbi, JUE: jumlah umbi ekonomi, BU: bobot umbi.

Tabel 8 menyajikan hasil korelasi berbagai peubah pengamatan tanaman mutan M1V2 dari genotipe asal Malang-4. Terdapat korelasi positif nyata dari peubah tinggi tanaman dengan jumlah umbi ekonomi, peubah tinggi ke cabang dengan jumlah umbi ekonomi, jumlah cabang dengan jumlah umbi ekonomi, dan jumlah umbi ekonomi dengan bobot umbi. Korelasi positif sangat nyata juga terjadi pada peubah tinggi ke cabang dengan jumlah cabang, jumlah cabang dengan jumlah umbi, tinggi ke cabang dengan jumlah umbi, dan jumlah umbi

14

dengan jumlah umbi ekonomi. Pada peubah jumlah cabang dengan ketebalan korteks umbi terjadi korelasi negatif nyata.

Tabel 8 Hasil analisis korelasi beberapa peubah panen mutan generasi M1V2 dengan genotipe asal Malang-4 (V4)

Peubah TT TKC JC KKU JU JUE

TKC -0.114 0.548 JC -0.181 0.794** 0.338 0.000 KKU 0.079 -0.262 -0.343* 0.666 0.135 0.047 JU 0.239 0.531** 0.471** -0.350 0.187 0.001 0.005 0.034 JUE 0.404* 0.382* 0.361* -0.272 0.847** 0.022 0.026 0.036 0.104 0.000 BU 0.137 0.268 0.331 -0.318 0.305 0.338* 0.44 0.125 0.056 0.055 0.066 0.041

**: sangat nyata pada taraf 1 %, *: nyata pada taraf 5 %. TT: tinggi tanaman, TKC: tinggi ke cabang, JC: jumlah cabang, KKU: ketebalan korteks umbi, JU: jumlah umbi, JUE: jumlah umbi ekonomi, BU: bobot umbi.

Karakter Kualitatif Panen

Pengamatan karakter kualitatif umbi dilakukan pada tipe umbi, lekukan yang terdapat pada umbi, bentuk umbi, warna luar umbi, warna parenkim umbi, warna korteks umbi, kemudahan pengupasan parenkim umbi, tekstur epidermis umbi, dan rasa umbi. Keseluruhan peubah tersebut diamati secara visual dan organoleptik pada responden tidak terlatih. Secara umum, dari keseluruhan peubah kualitatif yang diamati terjadi perubahan nilai pada mutan yang diamati jika dibandingkan dengan genotipe asalnya dan genotipe mutan generasi M1V1. Syukur et al. (2012) menyatakan bahwa pemuliaan tanaman pada tanaman yang membiak secara vegetatif menyebabkan perubahan genetik yang terjadi akan muncul pada generasi pertama dan generasi selanjutnya cenderung stabil akibat tidak terjadinya segregasi gen.

Hasil percobaan ini tidak sejalan dengan pernyataan tersebut, hal ini diduga disebabkan oleh bahan tanam yang diiradiasi merupakan batang yang tersusun dari banyak jaringan dan iradiasi menyebabkan mutasi acak. Batang yang diiradiasi akan berkembang namun dalam kondisi beberapa bagian batang termutasi pada banyak titik. Ketika penanaman dilanjutkan dengan menggunakan stek batang mutan maka keragaan tanaman masih beragam karena beberapa titik yang termutasi dalam satu batang kemudian dikembangkan menjadi individu- individu baru. Adanya keragaman pada generasi M1V2 juga didukung oleh hasil penelitian Datta (2009), yang menyatakan bahwa iradiasi pada tanaman yang membiak secara vegetatif memiliki hasil yang keragamannya masih dapat mucul pada generasi kedua dan ketiga. Perubahan yang terjadi pada tanaman mutan hasil radiasi dapat juga disebabkan karena kondisi biologi tanaman (Kangarasu et al. 2014).

15

Tipe umbi

Pada peubah tipe umbi dengan asal genotipe Ratim terjadi perubahan tipe umbi dari genotipe asal yang memiliki tipe sessile pada genotipe awal dan pada mutan generasi M1V1 menjadi tipe mixed pada sebagian mutannya. Seluruh mutan M1V2 asal Ratim memiliki tipe umbi mixed. Mutan dengan stek asal pangkal, tengah dan ujung memiliki tipe umbi yang seragam yaitu tipe mixed. Pada umbi dengan genotipe UJ-5 memiliki tipe umbi sessile. Pada umbi generasi M1V1 genotipe V3D1-5(3) dan V3D2-1(3) tidak mengalami perubahan tipe umbi, sementara mutan lainnya mengalami perubahan dari sessile menjadi mixed. Pada umbi M1V2 terjadi keragaman tipe umbi di masing masing sumber stek, yaitu menjadi sessile, mixed, dan pendunculate. Tipe umbi dari tanaman genotipe Malang-4 adalah sessile, namun pada generasi M1V1 terjadi perubahan pada genotipe V4D2-1(1) yang memiliki tipe umbi mixed dan pada genotipe V4D3-4(3) tipe umbi pendunculate. Pada generasi M1V2 tipe umbi masih mengalami perubahan dan rata- rata tipe umbi adalah sessile dan mixed. Terjadi keragaman tipe umbi pada stek bagian pangkal, tengah, dan ujung. Keragaman tipe umbi disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 Berbagai tipe umbi mutan ubi kayu generasi M1V2 (A) Ratim tipe sessile (B) UJ-5 tipe sessile (C) Malang-4 tipe sessile (D) Ratim tipe mixed (E) UJ-5 tipe mixed (F) Malang-4 tipe mixed Bentuk umbi

Bentuk umbi yang diukur merupakan bentuk keseluruhan umbi dari pangkal hingga ujung umbi. Pada umbi asal Ratim memiliki bentuk umbi silindris, sedangkan mutan generasi M1V1 memiliki tiga bentuk umbi yaitu kerucut, silindris, dan tak beraturan. Mutan generasi M1V2 memiliki bentuk umbi beragam dari asal bagian stek, yaitu kerucut-silindris, silindris, dan tidak beraturan, bentuk- bentuk umbi mutan asal Ratim disajikan pada Gambar 3.

C

B

D E F

16

Gambar 3 Keragaman bentuk umbi mutan generasi M1V2 asal Ratim (A) silindris (B) tidak beraturan (C) kerucut

Pada genotipe asal UJ-5 bentuk umbi dominan merupakan kerucut, sedangkan mutan generasi M1V1 terjadi keragaman bentuk umbi yaitu, kerucut, kerucut-silindris, silindris, dan tidak beraturan. Pada mutan generasi M1V2 bentuk umbi didominasi oleh silindris dan genotipe V3D1-2(1), V3D2-1(1) dan V3D2-4(1) memiliki bentuk umbi kerucut pada tanaman dengan asal stek bagian ujung, sedangkan genotipe V3D2-4(3) memeiliki bentuk umbi kerucut pada seluruh sumber stek. Bentuk- bentuk umbi mutan genotipe asal UJ-5 disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Keragaman bentuk umbi mutan generasi M1V2 asal UJ-5 (A) kerucut (B) kerucut-silindris (C) silindris

Gambar 5 Keragaman bentuk umbi mutan generasi M1V2 asal Malang-4 (A) kerucut (B) kerucut-silindris (C) silindris

Pada genotipe Malang-4 memiliki bentuk umbi kerucut-silindris, sedangkan pada generasi M1V1 keragaman umbi yang ada yaitu kerucut, kerucut-silindris, silindris. Mutan generasi M1V2 bentuk umbinya didominasi oleh bentuk silindris. Pada mutan genotipe V4D2-1(2) dan V4D4-(1) dari stek tengah dan pangkal memiliki bentuk umbi kerucut, sedangkan pada mutan genotipe V4D2-2(3) dari

A B C

A B C

17 stek bagian ujung dan tengah memiliki bentuk umbi kerucut-silindris. Keragaman bentuk umbi mutan M1V2 asal Malang-4 disajikan pada Gambar 5.

Warna luar umbi

Peubah kualitatif berupa warna luar umbi dari seluruh genotipe tidak terjadi perubahan yang cukup signifikan dari genotipe asalnya dan mutan generasi M1V1. Pada genotipe asal Ratim warna luar umbi adalah coklat muda, mutan genotipe V2D1-2(1), V2D1-4(1), dan V2D1-5(1) generasi M1V2 memiliki warna luar umbi coklat muda sedangkan pada mutan generasi M1V1 adalah kuning (disajikan pada Gambar 6).

Gambar 6 Warna luar umbi mutan generasi M1V2 Ratim (A) coklat muda (B) coklat muda

Gambar 7 Warna luar umbi mutan generasi M1V2 UJ-5 (A) / krem (B) coklat muda

Gambar 8 Warna luar umbi mutan generasi M1V2 Malang-4 (A) coklat muda (B) coklat muda

Warna luar umbi pada genotipe asal UJ-5 adalah atau krem, pada mutan generasi M1V1 genotipe V3D2-1(1), V3D2-4(1), dan V3D4-1(1) memiliki warna luar umbi kuning. Perubahan warna luar umbi terjadi pada generasi M1V2 menjadi atau krem dan coklat muda, hal ini terjadi pada beberapa genotipe dari asal stek bagian pangkal, tengah, dan ujung. Genotipe V3D1-3(2) dan V3D2-(1) memiliki warna luar umbi coklat muda pada tanaman dengan sumber stek

A B

A B

18

pangkal, tengah, dan ujung. Keragaman warna umbi mutan M1V2 asal UJ-5

Dokumen terkait