Hasil Bulk Density
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 1 dan 2 menunjukkan
bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh nyata menurunkan Bulk Density tanah. Hasil uji Duncan 5% dengan pemberian berbagai jenis bahan
organik terhadap Bulk Density tanah dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan Bulk Density Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan Bulk Density
Lo (Kontrol)
.………g/cm3……. 1,20 a L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 1,08 bcd
L2(Limbah Pabrik Gula) 1,10 abcd
L3(Limbah Ikan) 1,02 d
L4(Limbah Pakan Ternak) 1,11 abcd
L5(Kotoran Ayam) 1,13 abc
L6(Kotoran Sapi) 1,07 bcd
L7(Kompos Leguminosa) 1,05 cd
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 1,16 ab
Ket : Angka yang sama diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan organik L3 (Limbah ikan) berpengaruh nyata paling tinggi terhadap Bulk density
tanah kritis Bahorok Langkat sebesar 1,02 g/cm3, perlakuan ini tidak berbeda
nyata dengan L1 (Limbah padat kelapa sawit), L2 (Limbah pabrik gula),
L4 (Limbah pakan ternak), L6 (Kotoran sapi) dan L7 (Kompos leguminosa) sebesar
1,08 g/cm3, 1,10 g/cm3, 1,11 g/cm3, 1,07 g/cm3 dan 1,05 g/cm3, tetapi berbeda nyata dengan L0 (Kontrol), L5 (Kotoran ayam) dan L8 (Kompos pupuk organik
Perbedaan nilai Bulk Density tanah akibat perlakuan berbagai jenis bahan organik yang terendah pada L3 (Limbah ikan) dapat dilihat pada grafik histogram
yang disajikan pada Gambar 1
0.9 0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.2 B ul k D en si ty (g /c m 3) L0 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
Pe r lak uan Je nis Bahan Or ganik
Gambar 1. Histogram Perlakuan Berbagai Jenis Bahan Organik Terhadap Bulk Density Tanah
Dari Gambar 2 dapat dilihat pemberian berbagai jenis bahan organik pada tanah kritis Bahorok Langkat adalah perlakuan L3 (Limbah ikan) dapat
menurunkan bulk density terendah yaitu 1,02 g/cm3 sedangkan yang tertinggi
pada perlakuan L0 (Kontrol) yaitu sebesar 1,20 g/cm3 dengan penurunan
yaitu 15%.
Total Ruang Pori
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 3 dan 4 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh nyata meningkatkan total ruang pori tanah. Hasil uji Duncan 5 % pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap total ruang pori tanah dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3. Rataan Total Ruang Pori Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan Total Ruang Pori
Lo (Kontrol)
..………%... 54,71 d L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 59,12 abc
L2(Limbah Pabrik Gula) 58,49 abc
L3(Limbah Ikan) 61,63 a
L4(Limbah Pakan Ternak) 58,11 abc
L5(Kotoran Ayam) 57,36 bc
L6(Kotoran Sapi) 59,75 abc
L7(Kompos Leguminosa) 60,37 ab
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 56,10 c
Ket : Angka yang sama diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT
Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan organik L3 (Limbah ikan) berpengaruh nyata paling tinggi terhadap total ruang
pori tanah kritis Bahorok Langkat sebesar 61,63 % perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan L1(Limbah padat kelapa sawit), L2 (Limbah pabrik gula), L4
(Limbah pakan ternak), L6 (Kotoran sapi) dan L7 (Kompos leguminosa) sebesar
59,12 %, 58,49 %, 58,11 %, 59,75 % dan 60,37 %, tetapi berbeda nyata dengan L0 (Kontrol), L5 (Kotoran ayam) dan L8 (Kompos pupuk organik sampah kota
Perbedaan nilai Total Ruang Pori Tanah akibat perlakuan berbagai jenis bahan organik yang tertinggi pada L3 (Limbah ikan) dapat dilihat pada grafik
histogram yang disajikan pada Gambar 2
. 50.00 52.00 54.00 56.00 58.00 60.00 62.00 To ta l R ua ng P or i T an ah (% ) L0 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
Pe rlak uan Je nis Bahan Organik
Gambar 2. Histogram Perlakuan Berbagai Jenis Bahan Organik Terhadap Total Ruang Pori Tanah
Dari Gambar 3 dapat dilihat pemberian berbagai jenis bahan organik pada tanah kritis Bahorok Langkat adalah perlakuan L3 (Limbah ikan) dapat
meningkatkan total ruang pori tertinggi yaitu 61,67 % sedangkan yang terendah pada perlakuan L0 (Kontrol) yaitu 60,37 % dengan penurunan sebesar 12,64%.
Permeabilitas
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 5 dan 6 menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata meningkatkan Permeabilitas tanah. Hasil uji Duncan 5% dengan pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap permeabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan Permeabilitas Tanah Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan Permeabilitas
Lo (Kontrol)
………cm/jam……. 28.18
L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 32.37
L2(Limbah Pabrik Gula) 37.18
L3(Limbah Ikan) 51.93
L4(Limbah Pakan Ternak) 59.51
L5(Kotoran Ayam) 41.61
L6(Kotoran Sapi) 49.56
L7(Kompos Leguminosa) 54.38
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 31.86
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan
organik berpengaruh tidak nyata terhadap permeabilitas tanah kritis Bahorok Langkat. Nilai permeabilitas tanah tertinggi diperoleh pada perlakuan L4 (Limbah pakan ternak) yaitu sebesar 59,51 cm/jam sedangkan yang terendah
pada perlakuan L0 (Kontrol) sebesar 28,18 cm/jam dengan peningkatan lebih
pH Tanah
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 7 dan 8 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata meningkatkan pH tanah. Hasil uji Duncan 5% pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap pH tanah dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5. Rataan pH Tanah Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan pH Tanah
Lo (Kontrol) 5,10
L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 5,50
L2(Limbah Pabrik Gula) 5,47
L3(Limbah Ikan) 5,47
L4(Limbah Pakan Ternak) 5,27
L5(Kotoran Ayam) 5,30
L6(Kotoran Sapi) 5,13
L7(Kompos Leguminosa) 5,27
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 5,43
Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata terhadap pH tanah. Nilai pH tanah kritis Bahorok Langkat tertinggi diperoleh pada perlakuan L1(Limbah padat kelapa
sawit) sebesar 5,50, L2 (Limbah pabrik gula) dan L3(Limbah ikan) sebesar 5,47
sedangkan yang terendah pada perlakuan L0 (Kontrol) sebesar 5,10 dengan
C – Organik (%)
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 9 dan 10 menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata meningkatkan C-organik tanah. Hasil uji Duncan 5% dengan pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap C-organik tanah dapat dilihat pada Tabel 6
Tabel 6. Rataan C-Organik Tanah Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan C-Organik
Lo (Kontrol)
…………%………… 0,56
L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 0,73
L2(Limbah Pabrik Gula) 0,80
L3(Limbah Ikan) 0,93
L4(Limbah Pakan Ternak) 0,78
L5(Kotoran Ayam) 0,85
L6(Kotoran Sapi) 0,72
L7(Kompos Leguminosa) 0,91
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 0,69
Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan
organik berpengaruh tidak nyata terhadap C-organik tanah kritis Bahorok Langkat. Nilai C-organik tertinggi pada perlakuan L3 (Limbah ikan)
sebesar 0,93 % dan L7 (Kompos leguminosa) sebesar 0,91 sedangkan yang
terendah pada perlakuan L0 (Kontrol) sebesar 0,56 % dengan peningkatan sebesar
N – Total Tanah (%)
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 11 dan 12 menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh nyata meningkatkan N-total tanah. Hasil uji Duncan 5% dengan pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap N-total tanah dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7. Rataan N - Total Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan N-Total Tanah
Lo (Kontrol)
………%………. 0,077 c L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 0,093 bc
L2(Limbah Pabrik Gula) 0,083 bc
L3(Limbah Ikan) 0,140 a
L4(Limbah Pakan Ternak) 0,110 b
L5(Kotoran Ayam) 0,080 c
L6(Kotoran Sapi) 0,080 c
L7(Kompos Leguminosa) 0,083 bc
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 0,083 bc
Ket : Angka yang sama diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT
Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan organik L3 (Limbah ikan) berpengaruh nyata terhadap N-total tanah kritis Bahorok
Langkat sebesar 0,140 % dimana perlakuan ini berbeda nyata dengan L0 (Kontrol), L1 (Limbah padat kelapa sawit), L2 (Limbah pabrik gula),
L4 (Limbah Pakan Ternak), L5 (Kotoran ayam), L6 (Kotoran sapi), L7 (Kompos
leguminosa) dan L8 (Kompos pupuk organik sampah kota Medan) sebesar
Perbedaan nilai N-total tanah akibat perlakuan berbagai jenis bahan organik yang tertinggi pada L3 (Limbah ikan) dan L4 (Limbah pakan ternak) dapat
dilihat pada grafik histogram yang disajikan pada Gambar 6
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 N- To ta l T an ah (% ) L0 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
Pe r lak uan Je nis Bahan Or ganik
Gambar 6. Histogram Perlakuan Berbagai Jenis Bahan Organik Terhadap N - Total Tanah
Dari Gambar 6 dapat dilihat pemberian berbagai jenis bahan organik pada tanah kritis Bahorok Langkat adalah perlakuan L3 (Limbah ikan) dapat
meningkatkan N-total tertinggi yaitu 0.14 % sedangkan yang terendah pada perlakuan L0 (Kontrol) yaitu 0.11 % dengan peningkatan sebesar 75 %.
K – Tukar (me/100g)
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 13 dan 14 menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata meningkatkan K-tukar. Hasil uji Duncan 5% dengan pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap K-tukar dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Rataan K - Tukar Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan K-Tukar Tanah
Lo (Kontrol)
……me/100g…….. 0,20 L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 0,25
L2(Limbah Pabrik Gula) 0,29
L3(Limbah Ikan) 0,31
L4(Limbah Pakan Ternak) 0,56
L5(Kotoran Ayam) 0,39
L6(Kotoran Sapi) 0,50
L7(Kompos Leguminosa) 0,43
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 0,31
Dari Tabel 8 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata terhadap K-tukar tanah. Nilai K–tukar tanah kritis Bahorok Langkat yang tertinggi pada perlakuan L4 (Limbah pakan ternak)
sebesar 0,56 % sedangkan yang terendah pada perlakuan L0 (Kontrol) sebesar
0,20 % dengan peningkatan > 100 %.
P – Tersedia (ppm)
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 15 dan 16 menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh sangat nyata meningkatkan P-tersedia tanah. Hasil uji Duncan 5% dengan pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap P-tersedia tanah dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9.Rataan P-tersedia Tanah Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan P-Tersedia
Lo (Kontrol)
..……ppm………. 5,27 b L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 6,95 b
L2(Limbah Pabrik Gula) 10,79 b
L3(Limbah Ikan) 29,90 a
L4(Limbah Pakan Ternak) 9,49 b
L5(Kotoran Ayam) 11,21 b
L6(Kotoran Sapi) 8,67 b
L7(Kompos Leguminosa) 12,12 b
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 10,80 b
Ket : Angka yang sama diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT
Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa L3 (Limbah ikan) nyata terhadap
P-tersedia tanah kritis Bahorok Langkat sebesar 29,90 ppm dan perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan L0 (Kontrol) sebesar 5,27 ppm L1 (Limbah padat
kelapa sawit) sebesar 6,95 ppm, L2 (Limbah pabrik gula) sebesar 10,79 ppm,
L4 (Limbah pakan ternak) sebesar 9,49ppm, L5 (Kotoran ayam) sebesar
11,21 ppm, L6 (Kotoran sapi) sebesar 8,67 ppm, L7 (Kompos leguminosa) sebesar
12,12 ppm dan L8 (Kompos pupuk organik sampah kota Medan) sebesar
Perbedaan nilai P-tersedia tanah akibat perlakuan berbagai jenis bahan organik yang tertinggi pada L3 (Limbah ikan) dapat dilihat pada grafik histogram
yang disajikan pada Gambar 8
0 5 10 15 20 25 30 P- Te rs ed ia T an ah (p pm ) L0 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
Pe r lak uan Je nis Bahan Or ganik
Gambar 8. Histogram Perlakuan Berbagai Jenis Bahan Organik Terhadap P - Tersedia Tanah
Dari Gambar 8 dapat dilihat pemberian berbagai jenis bahan organik pada tanah kritis Bahorok Langkat adalah perlakuan L3 (Limbah ikan) dapat
meningkatkan P-tersedia tertinggi yaitu 29,90 ppm sedangkan yang terendah pada perlakuan L0 (Kontrol) yaitu 5,27 ppm dengan peningkatan sebesar >100 %.
Ratio C/N
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 17 dan 18 menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata terhadap C/N tanah. Hasil uji Duncan 5% pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap C/N tanah dapat dilihat pada Tabel 10
Tabel 10. Rataan Ratio C/N Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan C/N Tanah
Lo (Kontrol) 7,27
L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 7,74
L2(Limbah Pabrik Gula) 9,77
L3(Limbah Ikan) 6,69
L4(Limbah Pakan Ternak) 7,56
L5(Kotoran Ayam) 10,62
L6(Kotoran Sapi) 9,04
L7(Kompos Leguminosa) 10,85
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 8,66
Dari Tabel 10 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagi jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata terhadap C/N. Nilai C/N tertinggi diperoleh pada perlakuan L7 (Kompos leguminosa) sebesar 10,85 dan L5 (Kotoran ayam) sebesar
10,62 sedangkan yang terendah pada perlakuan L0 (Kontrol) sebesar 7,27 dengan
Tinggi Tanaman
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 19 dan 20 menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman. Hasil uji Duncan 5% Dengan pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 11
Tabel 11. Rataan Tinggi Tanaman Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan Tinggi Tanaman
Lo (Kontrol)
………cm……… 264,67 L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 282,00
L2(Limbah Pabrik Gula) 301,67
L3(Limbah Ikan) 290,33
L4(Limbah Pakan Ternak) 289,67
L5(Kotoran Ayam) 304,33
L6(Kotoran Sapi) 275,67
L7(Kompos Leguminosa) 306,67
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 295,67
Dari Tabel 11 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagi jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata dalam terhadap tinggi tanaman jagung. Nilai tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan L7 (Kompos leguminosa)
sebesar 306,67 cm dan L5 (Kotoran ayam) sebesar 304,33 cm sedangkan yang
terendah pada perlakuan L0 (Kontrol) sebesar 264,67 cm dengan peningkatan
Produksi Tanaman Jagung
Dari hasil rataan dan sidik ragam pada Lampiran 21 dan 22 menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata meningkatkan Produksi tanaman jagung. Hasil uji Duncan 5% dengan pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap Produksi tanaman jagung dapat dilihat pada Tabel 12
Tabel 12. Rataan Produksi Tanaman Jagung Akibat Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
Perlakuan Produksi Tanaman Jagung
Lo (Kontrol)
………g……….. 5,60
L1(Limbah Padat Kelapa Sawit) 4,13
L2(Limbah Pabrik Gula) 1,47
L3(Limbah Ikan) 9,63
L4(Limbah Pakan Ternak) 0,47
L5(Kotoran Ayam) 7,93
L6(Kotoran Sapi) 0,90
L7(Kompos Leguminosa) 1,87
L8(Kompos pupuk organik sampah kota Medan) 4,63
Dari Tabel 12 menunjukkan bahwa dengan pemberian berbagai jenis bahan organik berpengaruh tidak nyata dalam terhadap produksi tanaman jagung. Nilai produksi tanaman jagung tertinggi diperoleh pada perlakuan L3 (Limbah
ikan) yaitu sebesar 9,63 g dan sedangkan yang terendah pada perlakuan L0 (Kontrol) sebesar 0,47 g dengan peningkatan sebesar 71,96 %.
Pembahasan
Pemberian berbagai jenis bahan organik dalam upaya Konservasi Lahan Kritis di Bahorok Langkat berpengaruh nyata terhadap Bulk density, Total Ruang Pori, N-total, dan P-tersedia tanah. Sedangkan berpengaruh tidak nyata terhadap
Permeabilitas, pH tanah, C-organik, K-tukar, C/N, Tinggi tanaman, dan Produksi tanaman jagung (Zea mays L.).
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pemberian berbagai jenis bahan organik pada lahan kritis Bahorok Langkat berpengaruh nyata menurunkan Bulk Density tanah terutama pada perlakuan L3(limbah ikan) dan L7(Kompos
leguminosa) mencapai 1.02g/cm3 dan 1.05g/cm3 yang sejalan dengan peningkatan Total ruang pori tanah sebesar 61.63% dan 60.37%. Hal ini disebabkan karena bahan organik yang diaplikasikan dapat menambah aktivitas mikroorganisme yang dapat menurunkan kepadatan tanah dimana Bahan organik merupakan bahan yang berasal dari sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan apabila terdekomposisi dalam tanah maka dapat membentuk agregat tanah yang stabil sehingga kepadatan tanah menurun dan meningkatkan ruang pori tanah pada lahan kritis Bahorok Langkat.
Pemberian berbagai bahan organik berpengaruh nyata menurunkan Bulk density dan meningkatan Total ruang pori tanah, tetapi tidak berpengaruh nyata meningkatkan permeabilitas tanah kritis Bahorok Langkat. Hal ini diduga karena bahan organik yang diaplikasikan belum sepenuhnya meningkatkan aktivitas mikroorganisme atau bahan organik belum seluruhnya dapat diserap tanah sehingga total ruang pori yang terbentuk serta agregat tanah yang stabil belum dapat mentransfer dan menyimpan air dengan baik pada lahan kritis Bahorok
Langkat. Walaupun permeabilitas tidak dipengaruhi secara nyata oleh bahan organik tetapi permeabilitas meningkat dibanding L0(Kontrol) dengan
peningkatan sebesar 89.42%.
Dalam upaya Konservasi Lahan Kritis di Bahorok Langkat dengan pemberian berbagai jenis bahan organik dapat memperbaiki sifat kimia tanah jika
dibanding L0(Kontrol) terutama berpengaruh nyata meningkatkan N-total dan
P-tersedia tanah tetapi tidak nyata meningkatkan pH, C-organik, K-tukar dan C/N tanah. Bahan organik tidak berpengaruh nyata meningkatkan pH tanah diduga karena bahan organik yang mengalami dekomposisi menghasilkan senyawa yang dominan asam sehingga bahan organik yang diaplikasikan pada lahan kritis Bahorok Langkat tidak berpengaruh nyata. Karena bahan organik tidak selamanya meningkatkan pH tanah malah dapat menurunkan karena tergantung unsur hara yang dihasilkan oleh masing-masing bahan organik. Apabila bahan organik yang terdekomposisi dapat menikat Al dalam tanah maka dapat meningkatkan pH secara nyata.
Perbaikan lahan kritis Bahorok Langkat dengan pemberian berbagai bahan organik juga tidak berpengaruh nyata meningkatkan C-organik tanah, Hal ini diduga karena lahan kritis Bahorok Langkat memiliki karbon yang sangat rendah sehingga bahan organik yang diaplikasikan kedalam tanah tidak memenuhi
ketersediaan karbon atau karbon dalam tanah masih terbatas. Keterbatasan C-organik dalam tanah dapat mempengaruhi C/N tanah karena karbon merupakan
sumber energi yang dimanfaatkan mikroorganisme untuk mengikat Nitrogen. Walaupun demikian C/N pada L5(kotoran ayam) dan L7(Kompos leguminosa)
meningkat debanding L0(Kontrol) dengan peningkatan sebesar 49.22%
dan 39.81%.
Dari hasil penelitian bahwa dengan pemberian berbagai bahan organik berpengaruh nyata meningkatkan N-total tanah kritis Bahorok Langkat terutama pada perlakuan L3 (Limbah ikan) sebesar 0.14% dan L4 (Limbah pakan ternak)
sebesar 0.11% dibandingkan L0 (Kontrol) sebesar 0.077% dengan peningkatan
75% dan 37.5%. Hal ini diduga karena L3 (Limbah ikan) dan L4 (Limbah pakan
ternak) mampu mensuplai unsur hara Nitrogen dalam tanah. Dengan meningkatnya Nitrogen tanah kritis Bahorok Langkat tidak berpengaruh meningkatkan tinggi tanaman jagung. Hal ini diduga karena bahan organik yang telah terdekomposis oleh mikroorganisme dalam menghasilkan unsur hara
terutama Nitrogen belum dapat diserap oleh tanaman, Rosmarkam dan Yuwono (2000) menyatakan bahwa Nitrogen berperan untuk
membantu pertumbuhan tanaman seperti meningkatkan kadar protein, kedar selulosa dan memberikan warna hijau pada daun. Tetapi jika dilihat dari masing-
masing perlakuan tinggi tanaman mencapai 2m-3m seperti pada perlakuan L7 (Kompos leguminosa) sebesar 306.67cm, L5 (Kotoran ayam) sebesar 304.33cm
dan L2 (Limbah pabrik gula) sebesar 301.67cm. Hal ini diduga karena cahaya
matahari yang tidak langsung menyinari tanaman sehingga mengalami etiolasi. Bahan organik juga berpengaruh meningkatkan P-tersedia pada tanah kritis bahorok Langkat pada perlakuan L3 (Limbah ikan) sebesar 29.90ppm
dibandung L0 (Kontrol) sebesar 5.27ppm tetapi tidak berpengaruh meningkatkan
K-tukar tanah. Ketersediaan Fosfor pada lahan kritis Bahorok Langkat yang disebabkan oleh Limbah ikan yang memiliki unsur hara P memiliki kelebihan
dibanding bahan organik lainnya. Tetapi bahan organik yang diaplikasikan pada lahan kritis Bahorok Langkat tidak berpengaruh meningkatkan produksi tanaman jagung. Hal ini diduga karena unsur hara makro tidak seluruhnya tersedia dalam tanah seperti unsur hara Kalium, dimana unsur hara Kalium berperan dalam meningkatkan daya tanah terhadap hama dan penyakit, pembentukan buah dan perkembangan akar tanaman.
Bahan organik yang tidak berpengaruh meningkatkan Produksi jagung juga disebabkan oleh Rumah Kaca yang memiliki suhu yang tidak seimbang dan udara yang tidak dapat masuk dengan bebas, padahal untuk menghasilkan Produksi jagung maka tanaman memerlukan penyerbukan antara bunga jantan dan bunga betina yang dibantu oleh udara bebas. Walaupun bahan organik tidak
berpengaruh nyata meningkatkan Produksi jagung pada lahan kritis Bahorok Langkat tetapi dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa Produksi jagung
meningkat pada perlakuan L3 (Limbah ikan) sebesar 9.13g dan L5 (Kotoran ayam)
sebesar 7.93g setara dengan 1.8 ton/ha dan 1.6 ton/ha dibandingkan L0 (Kontrol)