• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara umum diperoleh bahwa perendaman NaOH tidak berpengaruh terhadap tegangan tarik (N/m2), regangan, deformasi (m), Elastisitas (N/m2) dan Kelenturan (%). Hal ini dapat diperoleh pada Tabel 12.

Tabel 12. Data uji tarik tali serat batang pisang barangan Perlakuan Tegangan Tarik

(N/m2) Regangan Deformasi (m) Elastisitas (N/m2) Kelenturan (%) P1 316,5 x 105 0,16 0,0134 2007 x 105 16,77 P2 336,3 x 105 0,18 0,0145 1871 x 105 18,23 P3 340,3 x 105 0,19 0,0158 1760 x 105 19,62

Tabel 12 menunjukkan bahwa perendaman NaOH tidak memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Nilai tegangan tarik tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (NaOH 5% 4 jam) yaitu sebesar 340,3 x 105 (N/m2) dan nilai tegangan tarik terendah pada perlakuan PI (tanpa perendaman) yaitu sebesar 316,5 x 105 (N/m2). Regangan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (NaOH 5% 4 jam) yaitu sebesar 0,19 dan regangan terendah terdapat pada perlakuan PI (tanpa perendaman) yaitu sebesar 0,16. Deformasi tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (NaOH 5% 4 jam) yaitu sebesar 0,0158 m dan deformasi terendah terdapat pada perlakuan PI (tanpa perendaman) yaitu sebesar 0,0134 m. Elastisitas tertinggi terdapat pada perlakuan PI (tanpa perendaman) yaitu sebesar 2007 x 105 (N/m2) dan elastisitas terendah terdapat pada perlakuan P3 (NaOH 5% 4 jam) yaitu sebesar 1760 x 105 (N/m2). Kelenturan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (NaOH 5% 4 jam) yaitu sebesar 19,62 % dan kelenturan terendah terdapat pada perlakuan PI (tanpa perendaman) yaitu sebesar 16,77 %.

Tegangan Tarik

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 diperoleh bahwa perbedaan lama perendaman dengan dan tanpa NaOH tidak memberikan pengaruh yang nyata (tidak nyata) terhadap tegangan tarik yang dilakukan, sehingga pengujian dengan menggunakan analisa duncan multiple range test (DMRT) tidak dilanjutkan.

Hubungan lama perendaman NaOH 5% terhadap tegangan tarik dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hubungan Lama perendaman NaOH 5% terhadap Tegangan Tarik Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa tegangan tarik semakin tinggi jika perendaman NaOH semakin lama. Tegangan tarik tali tidak memberikan pengaruh yang nyata (tidak nyata) terhadap lama perendaman NaOH, karena perubahan nilai tegangan tarik tali hanya sedikit mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena jarak waktu perendaman yang terlalu singkat dan perlu adanya penambahan waktu pada perendaman NaOH. Dimana tegangan tarik tertinggi yaitu sebesar 340,5 x 105 N/m2 pada perlakuan P3 (perendaman NaOH 5% 4 jam). Dimana tegangan tarik terendah yaitu 316,5 x 105 N/m2 pada perlakuan P1 (tanpa NaOH). Hal ini terjadi karena pada perlakuan tanpa NaOH luas permukaannya kecil dan pada

0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 1 2 3 4 5 T e gan gan T ar ik ( N /m 2) x 10 5

perlakuan NaOH 5% 4 jam luas permukaannya besar. Hal ini sesuai dengan penelitian Pramono dan Widodo (2012) yang menyatakan bahwa kekuatan tarik berbanding terbalik dengan luas penampang, sehingga semakin besar luas penampang akan semakin menurunkan kekuatan tarik.

Tegangan tarik tali serat batang pisang barangan memiliki tegangan tarik yang tinggi dibandingkan serat batang pisang raja dan serat ampas tebu. Dimana pada serat pisang barangan tanpa NaOH hasil yang diperoleh lebih besar dibandingkan serat pisang raja tanpa NaOH. Sedangkan pada perendaman NaOH 5% memiliki nilai tegangan tarik yang sama. Pada penelitian Ritonga (2013) pada serat ampas tebu bahwa nilai tegangan tarik yang dimiliki cukup rendah dibandingkan nilai dari serat pisang barangan. Sehingga, serat batang pisang barangan memiliki tegangan tarik yang tinggi dan kualitasnya tinggi.

Regangan

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 4 diperoleh bahwa perbedaan lama perendaman dengan dan tanpa NaOH tidak memberikan pengaruh yang nyata (tidak nyata) terhadap regangan, sehingga pengujian dengan menggunakan analisa duncan multiple range test (DMRT) tidak dilanjutkan.

Hubungan lama perendaman NaOH 5% terhadap regangan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan Lama Perendaman NaOH 5% terhadap Regangan

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0 1 2 3 4 5 R egan gan

Dari Gambar 7 bahwa regangan semakin tinggi jika perendaman NaOH semakin lama.. Regangan tarik tali tidak memberikan pengaruh yang nyata (tidak nyata) terhadap lama perendaman NaOH, karena perubahan nilai regangan tali hanya sedikit mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena jarak waktu perendaman yang terlalu singkat dan perlu adanya penambahan waktu (6 jam) pada perendaman NaOH. Nilai regangan tertinggi terjadi pada perlakuan P3 (penambahan NaOH 5% selama 4 jam) sebesar 0,19 dan regangan terendah pada perlakuan P1 (tanpa NaOH) sebesar 0,16. Semakin lama perendaman NaOH 5%, maka semakin meningkatkan nilai regangan pada tali serat batang pisang barangan. Hal ini terjadi karena sifat NaOH yang dapat mengubah permukaan fisik serat menjadi besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Achmadi (1990) bahwa pemberian perlakuan alkali pada bahan berligniselulosa mampu mengubah strukutur kimia dan permukaan fisik serat.

Nilai regangan tali serat batang pisang barangan memiliki regangan tarik yang rendah dibandingkan dengan serat pisang raja dan serat ampas tebu. Hal ini terjadi karena diameter pada tali serat batang pisang barangan lebih kecil dibandingkan serat pisang raja dan serat ampas tebu. Diameter pada tali juga mempengaruhi regangan, dimana semakin besar diameter pada tali maka semakin tinggi dan sebaliknya semakin kecil diameter maka semakin kecil pula regangan tarik tali yang terjadi.

Deformasi

Dari hasil analisisi sidik ragam pada Lampiran 5 diperoleh bahwa perbedaan lama perendaman dengan dan tanpa NaOH tidak memberikan pengaruh

yang nyata (tidak nyata) terhadap deformasi, sehingga pengujian dengan menggunakan analisa duncan multiple range test (DMRT) tidak dilanjutkan.

Hubungan lama perendaman NaOH 5% terhadap deformasi dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan Lama perendaman NaOH 5% terhadap Deformasi Pada Gambar 8 bahwa nilai deformasi semakin tinggi jika perendaman NaOH semakin lama. Deformasi tali tidak memberikan pengaruh yang nyata (tidak nyata) terhadap lama perendaman NaOH, karena perubahan nilai deformasi tali hanya sedikit mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena jarak waktu perendaman yang terlalu singkat dan perlu adanya penambahan waktu (6 jam) pada perendaman NaOH. Nilai deformasi tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (NaOH 5% 4 jam) sebesar 0,0158 m dan deformasi terendah terdapat pada perlakuan P1 (tanpa NaOH). Hal ini terjadi karena kandungan NaOH yang terdapat pada tali serat semakin berkurang akibat penguapan yang terjadi.

Nilai deformasi pada tali serat batang pisang barangan memiliki nilai yang rendah dibandingkan pada serat pisang raja dan serat ampas tebu. Hal ini terjadi karena diameter pada tali serat batang pisang barangan lebih kecil dibandingkan

0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0,016 0,018 0 1 2 3 4 5 D ef or mas i ( m)

dengan tali serat pisang raja dan serat ampas tebu. Diameter pada tali juga mempengaruhi deformasi, dimana semakin besar diameter tali maka semakin besar pula nilai deformasi. Pada tali serat batang pisang barangan memiliki deformasi yang rendah karena diameter pada tali serat masih dibawah ketentuan SNI. Dimana SNI pada tali serat minimal berdiamter 7 mm, sedangkan pada tali serat batang pisang barangan memiliki diameter 3 mm.

Elastisitas

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 6 diperoleh bahwa perbedaan lama perendaman dengan dan tanpa NaOH tidak memberikan pengaruh yang nyata (tidak nyata) terhadap elastisitas, sehingga pengujian dengan menggunakan analisa duncan multiple range test (DMRT) tidak dilanjutkan.

Hubungan lama perendaman NaOH 5% terhadap elastisitas dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Hubungan Lama Perendaman NaOH 5% terhadap elastisitas Pada Gambar 9 bahwa nilai elastisitas semakin rendah jika perendaman NaOH semakin lama. Elastisitas tali tidak memberikan pengaruh yang nyata (tidak nyata) terhadap lama perendaman NaOH, karena perubahan nilai elastisitas

0 500 1000 1500 2000 2500 0 1 2 3 4 5 E las tis it as ( N /m 2) x 1 0 5

tali hanya sedikit mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena jarak waktu perendaman yang terlalu singkat dan perlu adanya penambahan waktu (6 jam) pada perendaman NaOH. Nilai elastisitas tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (tanpa NaOH) sebesar 2007 x 105 N/m2 dan elastisitas terendah terdapat pada perlakuan P3 (NaOH 5% 4 jam) sebesar 1760 x 105 N/m2. Hal ini terjadi karena perubahan panjang dari perlakuan tanpa NaOH mengalami perubahan panjang yang rendah dibandingkan dengan NaOH 5%. Semakin kecil nilai elastisitas yang dihasilkan maka akan semakin mudah bagi suatu bahan untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan.

Suatu bahan dapat dikatakan elastis apabila nilai dari elastisitas yang didapat kecil. Semakin kecil nilai elastisitas yang dihasilkan maka semakin mudah bagi suatu bahan untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan. Pada tali serat batang pisang barangan memiliki nilai elastisitas yang tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa tali tersebut tidak elastis karena nilai elastisitasnya tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Ritonga (2013) bahwa suatu benda uji dapat dikatakan elastis jika nilai E yang didapat kecil. Semakin kecil nilai elastisitas yang dihsilkan maka akan semakin mudah bagi suatu bahan untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan.

Tali serat batang pisang barangan memiliki nilai elastisitas yang tinggi dibandingkan tali serat pelepah pisang raja dan tali serat ampas tebu. Hal ini terjadi karena perubahan panjang yang terjadi pada tali serat batang pisang barangan cukup rendah dibandingkan tali serat pelepah pisang raja dan ampas tebu. Diameter pada tali serat batang pisang barangan juga cukup kecil, sehingga perubahan panjang tali akan rendah. Karena diameter sangat mempengaruhi

perubahan panjang tali. Tali serat batang pisang barangan dapat dikatakan tidak elastis karena nilai E yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan tali serat pelepah pisang raja dan tali serat ampas tebu.

Kelenturan

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 7 diperoleh bahwa perbedaan lama perendaman dengan dan tanpa NaOH tidak memberikan pengaruh yang nyata (tidak nyata) terhadap kelenturan, sehingga pengujian dengan menggunakan analisa duncan multiple range test (DMRT) tidak dilanjutkan.

Hubungan lama perendaman NaOH 5% terhadap kelenturan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Hubungan Lama Perendaman NaOH 5% terhadap Kelenturan Pada Gambar 10 bahwa nilai kelenturan semakin tinggi jika perendaman NaOH semakin lama.. Kelenturan tali tidak memberikan pengaruh yang nyata (tidak nyata) terhadap lama perendaman NaOH, karena perubahan nilai kelenturan tali hanya sedikit mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena jarak waktu perendaman yang terlalu singkat dan perlu adanya penambahan waktu (6 jam) pada perendaman NaOH. Semakin besar nilai pertambahan panjang suatu tali maka nilai kelenturannya semakin besar, sedangkan semakin kecil nilai

0 5 10 15 20 25 30 0 1 2 3 4 5 % K el en tu ran

pertambahan panjang suatu tali maka semakin kecil pula nilai kelenturannya. Sehingga nilai kelenturan dengan perlakuan NaOH 5% selama 4 jam memiliki kelenturan yang bagus dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Bahan disebut lentur (ductile) bila regangan plastis yang terjadi sebelum putus lebih dari 5%, bila kurang dari itu suatu bahan disebut getas (brittle). Persen kelenturan adalah bahan meregang dan patah secara cepat dalam persen. Dalam penelitian ini bahwa tali serat batang pisang barangan memiliki nilai kelenturan yang baik, karena persen kelenturannya lebih dari 5 %. Hal ini sesuai dengan literatur Hibbeler (2005) bahwa bahan disebut lentur (ductile) bila regangan plastis yang terjadi sebelum putus lebih dari 5 %, bila kurang dari itu suatu bahan disebut getas (brittle).

Nilai kelenturan tali serat batang pisang barangan masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan tali serat pelepah pisang raja dan ampas tebu. Hal ini terjadi karena nilai pertambahan panjang dari tali serat pelepah pisang raja dan ampas tebu lebih besar dibandingkan dengan tali serat batang pisang barangan. Pertambahan panjang dipengaruhi oleh besarnya diameter tali tersebut. Semakin besar diameter maka perubahan panjang akan semakin besar. Pada tali serat batang pisang barangan diameter masih dibawah ketentuan SNI. Hal ini sesuai dengan penelitian Ritonga (2013) bahwa semakin besar nilai pertambahan panjang suatu tali maka nilai kelenturannya semakin besar, sedangkan semakin kecil nilai pertambahan panjang suatu tali maka semakin kecil pula nilai kelenturannya.

NaOH merupakan zat tambahan yang sering digunakan dalam pembuatan deterjen dan sabun, namun dalam bidang industri NaOH juga digunakan. Dalam

penelitian ini menggunakan NaOH 5% dengan lama perendaman 2 dan 4 jam. Setelah dilakukan perendaman, terjadi perubahan diameter pada tali, dimana tali yang direndam dengan larutan NaOH diameternya menjadi bertambah besar. Hal ini dapat terjadi karena sifat NaOH yang dapat mengubah struktur bahan terutama serat. Ini sesuai dengan pernyataan Achmadi (1990) bahwa pemberian perlakuan alkali pada bahan berligniselulosa mampu mengubah struktur kimia dan pemukaan fisik serat. Selain itu setelah dilakukan perendaman Na0H 5% juga terjadi perubahan fisik yaitu warna. Jika dibandingkan dengan tali tanpa perendaman menghasilkan warna coklat keabu-abuan. Pada tali dengan perendaman NaOH 5% menghasilkan warna coklat keemasan. Hal ini terjadi akibat sifat NaOH yang mudah menyerap bahan.

40

Dokumen terkait