• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Tumbuhan Bawah

Hasil pengamatan jenis-jenis tumbuhan bawah yang dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli, diperoleh 33 jenis tumbuhan bawah yaitu Sintrong (Crassocepalum crepidioides), Rumput gajah (Pennisetum purpureum), Aur-aur (Commelina diffusa), Patikan kebo (Euphorbia hirta), Rumput pahit (Paspalum conyugatum), Babadotan (Ageratum conyzoides), Wedelia (Sphagneticola trilobata), Rumput italia (Paspalum distichum), Senduduk (Clidemia hirta), Cileket (Bidens chinensis), Wewura (Drymaria cordata), Kopi (Coffea arabica), Belimbing-belimbing (Oxallis barrelier), Kentangan (Borreria latifolia), Mikania (Mikania scandens), Waderan (Hymenachne aurita), Rumput kerisan (Scleria sp), Temu wiyang (Emilia sonchifolia), Pecut kuda (Stacytarpheta jamaicencis), Daun pahit (Chromolaena odorata), Kacang asu (Colopogonium mucunoides), Rumput janggut (Digitaria longiflora), Semanggi (Marsilea crenata), Paku tiga daun (Devallia triphylla), Ilalang (Imperata cylindrica), Pegagan (Centella asiatica), Rumput teki (Cyperus rotundus), Halosi (Galinsoga quadriradiata), Jukut ibun (Drymaria hirsuta), Tapak liman (Elephantopus scaber), Rumput bambu

(Panicum sp), Bayam pasir (Amaranthus viridis) dan Putri malu (Mimosa diplotrica).

Hasil inventarisasi tumbuhan bawah pada agroforestri kopi (Coffea arabica L.) dengan tanaman pokok suren (Toona sureni Merr.) ditemukan

28 jenis dan pada tegakan pinus (Pinus merkusii) ditemukan 14 jenis. Namun ada beberapa jenis tumbuhan bawah yang berbeda yang terdapat pada kedua lokasi.

27

Total jumlah jenis yang ditemukan pada kedua lokasi sebanyak 33 jenis. Jenis-jenis tumbuhan bawah yang terdapat pada kedua lokasi dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 (data jenis-jenis tumbuhan bawah di Lampiran 1).

Tabel 1. Jenis Tumbuhan Bawah Pada Agroforestri Kopi dengan Tanaman Pokok Suren.

No Nama Lokal Nama Latin Jumlah

1 Cileket Bidens chinensis 732 2 Sintrong Crassocepalum crepidioides 2 3 Babadotan Ageratum conyzoides 1121 4 Rumput gajah Pennisetum purpureum 448 5 Aur-aur Commelina diffusa 127 6 Patikan kebo Euphorbia hirta 546 7 Wedelia Sphagneticola trilobata 203 8 Senduduk Clidemia hirta 27 9 Rumput pahit Paspalum conyugatum 22 10 Rumput italia Paspalum distichum 9 11 Wewura Drymaria cordata 94 12 Kopi Coffea Arabica 32 13 Mikania Mikania scandens 6 14 Waderan Hymenachne aurita 65

15 Kentangan Borreria latifolia 667 16 Rumput teki Cyperus rotundus 449 17 Rumput kerisan Scleria sp 375 18 Temu wiyang Emilia sonchifolia 2 19 Pecut kuda Stacytarpheta jamaicencis 9 20 Belimbing-belimbing Oxallis barrelier 19 21 Daun pahit Chromolaena odorata 2 22 Kacang asu Colopogonium mucunoides 2 23 Semanggi Marsilea crenata 3 24 Rumput janggut Digitaria longiflora 14 25 Halosi Galinsoga quadriradiata 14 26 Bayam pasir Amaranthus viridis 4 27 Jukut ibun Drymaria hirsuta 3 28 Pegagan Centella asiatica 16

Tabel 2. Jenis Tumbuhan Bawah Pada Tegakan Pinus.

No (1) Nama Lokal (2) Nama Latin (3) Jumlah (4)

1 Tapak liman Elephantopus scaber 350 2 Rumput pahit Paspalum conyugatum 807 3 Kacang asu Colopogonium mucunoides 66 4 Waderan Hymenachne aurita 139 5 Kentangan Borreria latifolia 43

28

Sambungan Tabel 2

(1) (2) (3) (4)

6 Paku tiga daun Devallia triphylla 28 7 Jukut Ibun Drymaria hirsuta 13 8 Sintrong Crassocepalum crepidioides 4 9 Daun pahit Chromolaena odorata 12 10 Senduduk Clidemia hirta 17 11 Rumput bamboo Panicum sp 268 12 Ilalang Imperata cylindrica 8 13 Putri malu Mimosa diplotrica 3 14 Pegagan Centella asiatica 3

Dari total 33 jenis, sebanyak 9 jenis selalu dijumpai pada kedua lokasi. Terdapat beberapa tumbuhan bawah berdaun lebar yang selalu dijumpai pada kedua lokasi yang diamati, seperti Kacang asu (Colopogonium mucunoides), Kentangan (Barreria latifolia), Jukut ibun (Drymaria hirsuta), Sintrong (Crassocepalum crepidioides), Daun pahit (Chromolaena odorata), Senduduk (Clidemia hirta), Pegagan (Centella asiatica). jenis remput-rumputannya seperti Rumput pahit (Papalum conyugatum) dan Rumput italia (Paspalum distichum).

Adanya jenis-jenis yang sama pada kedua lokasi menunjukkan bahwa jenis-jenis ini kemungkinan memiliki batas toleransi yang cukup luas terhadap intensitas cahaya dan zat allelopati yang dianggap sebagai beberapa faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tumbuhan dibawah tegakan. Sehingga adanya perbedaan intensitas cahaya dan zat allelopati seperti pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren dan pada tegakan pinus, menyebabkan jenis-jenis tersebut tetap dijumpai pada kedua lokasi. Perbedaan intensitas cahaya dan zat allelopati ini juga dapat menyebabkan adanya jenis-jenis tertentu yang hanya dijumpai pada salah satu lokasi. Seperti jenis Cileket (Bidens chinensis), Rumput gajah (Pennisetum purpureum), Babadotan (Ageratum conyzoides), Wedelia (Sphagneticola trilobata), Wewura (Drymaria cordata), Kopi (Coffea arabica),

29

Mikania (Mikania scandens), Rumput teki (Cyperus rotundus), Rumput kerisan (Scleria sp), Temu wiyang (Emilia sonchifolia), Belimbing-belimbing (Oxallis barrelier), Pecut kuda (Stacytarpheta jamaicencis), Rumput janggut (Digitaria longiflora), Semanggi (Marsilea crenata), Rumput italia (Paspalum distichum), Bayam pasir (Amaranthus viridis), Aur-aur (Commelina diffusa), Halosi (Galinsoga quadriradiata) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta), hanya dijumpai pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren. Hal ini karena jenis-jenis tersebut merupakan jenis-jenis yang memiliki batas toleransi yang tinggi terhadap intensitas cahaya. Sedangkan jenis-jenis seperti Tapak liman (Elephantopus scaber), Paku tiga daun (Devallia triphylla), Rumput bambu (Panicum sp), Ilalang (Imperata cylindrica), dan Putri malu (Mimosa diplotica) hanya dijumpai pada tegakan Pinus. Hal ini karena jenis-jenis tersebut merupakan jenis-jenis yang memiliki batas toleransi yang tinggi terhadap zat allelopati. Sehingga adanya perbedaan tutupan tajuk dan zat allelopati pada masing-masing lokasi menyebabkan jenis-jenis tersebut hanya dijumpai pada salah satu lokasi.

Pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren, jenis tumbuhan bawah yang mendominasi yaitu Babadotan (Ageratum conyzoides) dengan jumlah 1121 dan jenis yang paling sedikit yaitu Sintrong (Crassocepalum crepidioides), Temu wiyang (Emilia sonchifolia), Daun pahit (Chromolaena odorata), dan Kacang asu (Colopogonium mucunoides) dengan jumlah masing-masing 2. Pada tegakan pinus, jenis tumbuhan bawah yang mendominasi yaitu Rumput pahit (Paspalum conyugatum) dengan jumlah 807 dan jenis yang paling sedikit yaitu

30

Putri malu (Mimosa diplotica) dan Pegagan (Centella asiatica) dengan jumlah masing-masing 3.

Indeks Nilai Penting (INP)

Berdasarkan hasil inventarisasi pada areal agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren dan pada tegakan pinus diperoleh data Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan bawah yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4 (data indeks nilai penting (INP) di Lampiran 2).

Tabel 3. Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Pada Agoforestri Kopi dengan Tanaman Pokok Suren. Nama Lokal (1) Nama Latin (2) K (3) KR (%) (4) F (5) FR (%) (6) INP (7)

Cileket Bidens chinensis 1220,00 14,60 1,00 6,43 21,03

Sintrong Crassocepalum crepidioides 3,33 0,04 0,33 2,12 2,16

Babadotan Ageratum conyzoides 1868,33 22,36 1,00 6,43 28,79

Rumput gajah Pennisetum purpureum 746,67 8,94 1,00 6,43 15,36

Aur-aur Commelina diffusa 211,67 2,53 0,66 4,24 6,78

Patikan kebo Euphorbia hirta 910,00 10,89 1,00 6,43 17,32

Wedelia Sphagneticola trilobata 338,33 4,05 1,00 6,43 10,48

Senduduk Clidemia hirta 45,00 0,54 0,66 4,24 4,78

Rumput pahit Paspalum conyugaatum 36,67 0,44 0,66 4,24 4,68

Rumput italia Paspalum conyugatum 15,00 0,18 0,33 2,12 2,30

Wewura Drymaria cordata 156,67 1,88 0,66 4,24 6,12

Kopi Coffea arabica 53,33 0,64 0,33 2,12 2,76

Mikania Mikania scandens 10,00 0,12 0,33 2,12 2,24

Waderan Hymenachne aurita 108,33 1,30 0,66 4,24 5,54

Kentangan Borreria latifolia 1111,67 13,31 0,66 4,24 17,55

Rumput teki Cyperus rotundus 748,33 8,96 0,66 4,24 13,20

Rumput kerisan Scleria sp 625,00 7,48 0,33 2,12 9,60

Temu wiyang Emilia sonchifolia 3,33 0,04 0,66 4,24 4,28

Pecut kuda Stacytarpheta jamaicencis 15,00 0,18 0,33 2,12 2,30

Belimbing-belimbing Oxallis barrelier 31,67 0,38 0,33 2,12 2,50

Daun pahit Chromolaena odorata 3,33 0,04 0,66 4,24 4,28

Kacang asu Colopogonium mucunoides 3,33 0,04 0,33 2,12 2,16

Semanggi Marsilea crenata 5,00 0,06 0,33 2,12 2,18 Rumput janggut Digitaria longiflora 23,33 0,28 0,33 2,12 2,40

Halosi Galinsoga quadriradiata 23,33 0,28 0,33 2,12 2,40

31

Sambungan Tabel 3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jukut ibun Drymaria hirsuta 5,00 0,06 0,33 2,12 2,18

Pegagan Centella asiatica 26,67 0,32 0,33 2,12 2,44 Total 8355 100 15,56 100 200

Ket : K = Kerapatan; KR = Kerapatan Relatif; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif; INP = Indeks Nilai Penting

Tabel 4. Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Pada Tegakan Pinus.

Nama Lokal Nama Latin K KR

(%)

F FR (%)

INP

Tapak Liman Elephantopus scaber 583,33 19,88 1,00 2,38 30,64 Rumput pahit Paspalum conyugatum 1345,00 45,83 1,00 2,38 56,59 Kacang asu Colopogonium mucunoides 110,00 3,75 1,00 2,38 14,51 Waderan Hymenachne aurita 231,67 7,89 1,00 2,38 18,66 Kentangan Borreria latifolia 71,67 2,44 1,00 2,38 13,21 Paku tiga daun Devallia triphylla 46,67 1,59 0,66 1,57 8,69 Jukut ibun Drymaria hirsuta 21,67 0,74 0,66 1,57 7,84 Sintrong Crassocepalum crepidioides 6,67 0,23 0,33 0,79 3,78 Daun pahit Chromolaena odorata 20,00 0,68 0,66 1,57 7,79 Senduduk Clidemia hirta 28,33 0,97 0,33 0,79 4,52 Rumput bambu Panicum sp 446,67 15,22 0,33 0,79 18,77 Ilalang Imperata cylindrica 13,33 0,45 0,33 0,79 4,01 Putri malu Mimosa diplotrica 5,00 0,17 0,66 1,57 7,27 Pegagan Centella asiatica 5,00 0,17 0,33 0,79 3,72

Total 2935 100 9,29 100 200

Ket : K = Kerapatan; KR = Kerapatan Relatif; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif; INP = Indeks Nilai Penting

Dari Tabel 3 dan 4, jenis tumbuhan bawah yang memiliki kerapatan relatif paling rendah pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren yaitu Temu wiyang (Emilia sonchifolia), Sintrong (Crassocepalum crepidioides), Daun pahit (Chromolaena odorata), dan Kacang asu (Colopogonium mucunoides)

masing-masing sebesar 0,04% dan pada tegakan pinus adalah Putri malu (Mimosa diplotica) dan Pegagan (Centella asiatica) masing-masing sebesar

0,17%. Kerapatan relatif yang tertinggi pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren adalah Babadotan (Ageratum conyzoides) sebesar 22,36% dan pada tegakan pinus adalah Rumput pahit (Paspalum conyugatum) sebesar 45,83%.

32

Jenis tumbuhan bawah yang mendominasi pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren adalah Babadotan (Ageratum conyzoides) dengan indeks nilai penting (INP) sebesar 28.79 dan pada tegakan pinus adalah Rumput pahit (Paspalum conyugatum) dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 48,21. Hal ini menunjukkan bahwa jenis tumbuhan bawah ini lebih banyak ditemukan dan sering ditemukan pada petak contoh. Menurut pananjung (2013) jenis dominan pada suatu komunitas adalah jenis yang dapat beradaptasi dan memanfaatkan lingkungan yang ditempatinya secara efisien daripada jenis-jenis lainnya. Untuk mengetahui jenis-jenis dominan digunakan parameter indeks nilai penting (INP) dimana jenis yang memiliki INP paling tinggi merupakan jenis yang paling dominan dalam suatu komunitas.

Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman

Pada lokasi penelitian diperoleh indeks keanekaragaman (H’) sebesar 2,29 pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren dan pada tegakan pinus sebesar 1,62. Hal ini menunjukkan jumlah jenis diantara jumlah total individu seluruh jenis yang ada termasuk dalam kategori sedang. Menurut Mason (1982), jika nilai indeks keanekaragaman lebih kecil dari 1 berarti keanekaragaman jenis rendah, jika diantara 1-3 berarti keanekaragaman jenis sedang, jika lebih besar dari 3 berarti keanekaragaman jenis tinggi.

Indeks keseragaman (E) sebesar 0,44 pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren dan pada tegakan pinus sebesar 0,34. Hal ini menunjukkan nilai keseragaman jenis tumbuhan bawah termasuk dalam kategori rendah. Menurut Krebs (1985), jika nilai indeks keseragaman 0<E<0,5 berarti

33

keseragaman jenis rendah, jika nilai indeks keseragaman 0,5<E<1 berarti keseragaman jenis tinggi.

Indeks Kesamaan Komunitas

Hasil perhitungan Indeks Kesamaan Jenis (IS) pada kedua lokasi yaitu pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren dan pada tegakan pinus diperoleh sebesar 42,86%. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas tumbuhan bawah pada kedua lokasi dianggap berbeda. Menurut Istomo dan Kusmana (1997) dalam Pananjung (2013), jika nilai IS lebih kecil dari 75% maka dua komunitas yang dibandingkan berbeda, dan jika nilai IS lebih besar dari 75% maka dua komunitas yang dibandingkan dianggap sama. Perbedaan pada komunitas ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berbeda, seperti intensitas cahaya, tanah dan ketinggian tempat yang berbeda pada kedua lokasi.

Kadar Air

Berdasarkan jenis lokasi, kadar air tumbuhan bawah bervariasi. Dilihat dari jenis tegakannya, kadar air yang paling besar terdapat pada tumbuhan bawah pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren sebesar 327,37% sedangkan kadar air yang lebih kecil yaitu pada tegakan pinus sebesar 272,16%. Hal ini dikarenakan jenis tumbuhan bawah yang berbeda pada kedua lokasi, sehingga kadar air yang berbeda dari setiap jenis tumbuhan berpengaruh terhadap kadar air tumbuhan bawah pada kedua lokasi tersebut.

Kadar air tumbuhan merupakan perbandingan berat air yang terkandung pada tumbuhan dengan berat kering tumbuhan tersebut. Berdasarkan data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa kandungan air pada tumbuhan bawah ±3 kali lipat berat keringnya. Berdasarkan hasil laboratorium diperoleh kadar air tumbuhan

34

bawah pada kedua tegakan yang disajikan dalam Tabel 5 (data kadar air di Lampiran 5).

Tabel 5. Rekapitulasi Kadar Air Tumbuhan Bawah Pada Agroforestri Kopi dengan Tanaman Pokok Suren dan Pada Tegakan Pinus

No No Plot

KA tumbuhan bawah pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren (%)

KA tumbuhan bawah pada tegakan pinus (%)

1 I 290,23 311,23

2 II 400,56 271,15

3 III 291,31 234,09

Rata-rata 327,37 272,16

Biomassa Tumbuhan Bawah

Rata-rata biomassa tumbuhan bawah dari seluruh petak contoh pada kedua lokasi sebesar 11,12 ton/ha. Bila dibandingkan biomassa tumbuhan bawah pada kedua lokasi, rata-rata biomassa yang paling tinggi terdapat pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren yaitu sebesar 2,46 ton/ha dan paling rendah pada tegakan pinus sebesar 1,25 ton/ha. Perbedaan besar nilai biomassa tumbuhan bawah pada kedua lokasi sebesar 1,21 ton/ha. Perbedaan biomassa tumbuhan bawah yang besar pada kedua lokasi diakibatkan karena lebih banyaknya tumbuhan bawah yang terdapat pada agroforestri kopi.

Hal ini dikarenakan jarak tanam yang rapat pada tegakan pinus sehingga rendahnya intensitas cahaya matahari yang sampai ke permukaan tanah. Ini mengakibatkan pertumbuhan tumbuhan bawah terhambat. Penyerapan karbon yang terjadipun semakin sedikit karena fotosintesis yang terjadipun semakin sedikit. Banyaknya serasah yang terdapat pada tegakan pinus seperti daun- daunan yang juga mengandung zat allelopati juga dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan bawah. Hal ini membuat jumlah tumbuhan bawah pada tegakan pinus lebih sedikit dan hanya jenis tertentu yang dapat tumbuh, daripada

35

di agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kunarso dan Azwar (2013) bahwa beberapa jenis tumbuhan seperti seru, pinus, lawatan dan alang-alang mengandung senyawa alelopati yang berpengaruh pada keragaman jenis tumbuhan bawah yang bersifat menghambat pertumbuhan individu tumbuhan lain.

Selain itu nilai biomassa pada tumbuhan bawah terkait juga dengan besarnya nilai Indeks Nilai Penting (INP) karena semakin besar nilai INP suatu jenis tumbuhan maka tingkat kerapatan tumbuhan pada petak ukur penelitian semakin tinggi. Semakin tinggi kerapatan tumbuhan maka potensi biomassa yang didapat juga akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wahyuni (2014) bahwa nilai Indeks Nilai Penting (INP) berpengaruh nyata terhadap nilai biomassa apabila dilakukan analisis regresi dengan hasil berkorelasi positif. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh biomassa tumbuhan bawah pada kedua lokasi pada Tabel 6 (data biomassa tumbuhan bawah di Lampiran 3). Tabel 6. Rekapitulasi R a t a a n Biomassa Tumbuhan Bawah Pada Agroforestri Kopi

dengan Tanaman Pokok Suren dan Pada Tegakan Pinus

Tegakan Plot Rataan Biomassa (ton/ha)

Agroforestri Kopi Dengan Tanaman Pokok Suren

I (Petak 1-5) II (Petak 1-5) III (Petak 1-5) Rata-rata 3,91 0,77 2,69 2,46 Tegakan Pinus I (Petak 1-5) II (Petak 1-5) III (Petak 1-5) Rata-rata 1,52 1,44 0,78 1,25 Total Rata-rata 1,85

Karbon Tumbuhan Bawah

Rata-rata karbon tumbuhan bawah pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren (0,59 ton/ha) lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan bawah pada tegakan pinus (0,29 ton/ha). Hal ini dipengaruhi oleh biomassa tumbuhan bawah

36

pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren lebih besar dari tumbuhan bawah pada tegakan pinus. Disamping itu jumlah tumbuhan bawah pada agroforestri kopi lebih besar dibandingkan pada tegakan pinus. Sehingga kandungan karbonnya juga lebih besar dibandingkan tumbuhan bawah pada tegakan pinus.

Berdasarkan Tabel 7, rata-rata kandungan karbon tumbuhan bawah pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren dan pada tegakan pinus di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli sebesar 0,44 ton/ha. Nilai ini juga dapat menambah besarnya simpanan karbon yang tersimpan di dalam hutan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh kandungan karbon tumbuhan bawah pada kedua tegakan pada Tabel 7 (data kabon tumbuhan bawah di Lampiran 4).

Tabel 7. Rekapitulasi R a t a a n Karbon Tumbuhan Bawah Pada Agroforestri Kopi dengan Tanaman Pokok Suren dan Pada Tegakan Pinus

Tegakan Plot Rataan Karbon (ton/ha)

Agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren

I (Petak 1-5) II (Petak 1-5) III (Petak 1-5) Rata-rata 0,96 0,18 0,63 0,59 Tegakan pinus I (Petak 1-5) II (Petak 1-5) III (Petak 1-5) Rata-rata 0,34 0,34 0,19 0,29 Total Rata-rata 0,44

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa kadar karbon yang dihasilkan pada kedua tegakan berbeda. Rata-rata karbon pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren yang diuji yaitu sebesar 0,59 ton/ha dan pada tegakan pinus sebesar 0,29 ton/ha. Beda rata-rata karbon pada kedua tegakan yang diuji yaitu sebesar 0,30 ton/ha (data hasil uji Independent Sample T-Test di Lampiran 8).

37

Tabel 8. Hasil Uji Independent Sample T-Test Karbon Tumbuhan Bawah Pada Agroforestri Kopi dengan Tanaman Pokok Suren dan Tegakan Pinus.

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

Sig. Mean Difference

Kadar Karbon Equal variances assumed

0,02 0,30

Equal variances no assumed

0,30

Berdasarkan hasil uji Independent Sample T Test kadar karbon tumbuhan bawah pada agroforestri kopi dengan tanaman pokok suren dan pada tegakan pinus menunjukkan bahwa jenis tegakan berpengaruh nyata terhadap serapan karbon tumbuhan bawah. Hal ini terbukti dari nilai Signifikansinya dari hasil uji Independent Sample T Test pada Tabel 8, sebesar 0,02 (P<0,05) pada selang kepercayaan 95%. Nilai signifikansi dibawah 0,05 menunjukkan bahwa jenis tegakan berpengaruh nyata terhadap kadar karbon tumbuhan bawahnya.

Tabel 9. Perbandingan Nilai Biomassa dan Karbon Agroforestri Kopi dengan Tanaman Pokok Suren dan Pada Tegakan Pinus dengan Penelitian Lain.

No. Tumbuhan Bawah PadaTegakan Biomassa (ton/ha) Karbon (ton/ha)

Lokasi Penelitian Sumber

1 Mindi 6,15 1,59 Arboretum USU Sihaloho,2014 2 Eukaliptus hybrid

umur 0-3 tahun

13.70 6.85 PT. Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli

Situmorang, 2011

3 Jati kelas umur 6 tahun

3,60 1,80 KPH Blitar, Perhutani Unit II Jawa Timur

Hadi, 2007

Berdasarkan Tabel 9, nilai biomassa dan karbon pada agroforestri tanaman kopi dengan suren dan pada tegakan pinus lebih kecil dibandingkan dengan beberapa penelitian lain. Hal ini dikarenakan jumlah tumbuhan bawah yang didapat pada penelitian ini lebih sedikit dibandingkan beberapa penelitian lain. Sehingga nilai biomassa dan karbon yang didapat juga lebih sedikit dibandingkan nilai biomassa dan karbon beberapa penelitian lain tersebut.

38

Dokumen terkait