• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah dilakukannya penelitian schedel lateral dengan menggunakan moving grid, grid diam dan non grid maka hasil atau gambaran radiografi adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Foto Schedel Lateral dengan menggunakan Moving Grid

Faktor exposi : 75kV, 150 mA dan 18mAs dengan FFD : 100cm

Gambar 2. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral dengan

menggunakan moving grid.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 3. Foto Schedel Lateral dengan menggunakan Grid Diam

Faktor exposi : 75kV, 150 mA dan 18mAs dengan FFD : 100cm Diproses dengan pencucian manual

Gambar 4. Grafik densitas dan ketebalan stepwege pada foto schedel lateral dengan

menggunakan grid diam.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 5. Foto Schedel Lateral tanpa menggunakan Grid

Faktor exposi : 65 kV, 150mA dan 11mAs dengan FFD = 100cm

Gambar 6. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral tanpa menggunakan grid

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 7. Foto Schedel Lateral menggunakan Moving Grid

Faktor exposi : 75kV, 150 mA dan 18mAs dengan FFD : 100cm Diproses dengan pencucian manual.

Gambar 8. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral menggunakan

moving grid.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 9. Foto Schedel Lateral menggunakan Grid diam.

Faktor exposi : 75kV, 150 mA dan 18mAs dengan FFD : 100cm.

Gambar 10. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral menggunakan

grid diam.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 11. Foto Schedel Lateral tanpa menggunakan Grid

Faktor exposi : 65 kV, 150mA dan 11mAs dengan FFD = 100cm

Gambar 12. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral tanpa

menggunakan grid.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 13. Foto Schedel Lateral menggunakan Moving Grid

Faktor exposi : 65 kV, 200 mA dan 28 mAs dengan FFD = 100cm

Gambar 14. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral menggunakan

moving grid.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 15. Foto Schedel Lateral menggunakan Grid Diam

Faktor exposi : 65 kV, 200 mA dan 28 mAs dengan FFD = 100cm Diproses dengan automatic processing

Gambar 16. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral menggunakan grid diam.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 17. Foto Schedel Lateral tanpa menggunakan Grid

Faktor exposi : 55 kV, 200 mA dan 18 mAs dengan FFD = 100cm

Gambar 18. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral tanpa

menggunakan grid

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 19. Foto Schedel Lateral menggunakan Moving Grid

Faktor exposi : 65 kV, 200 mA dan 28 mAs dengan FFD = 100cm

Gambar 20. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral dengan

menggunakan moving grid

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 21. Foto Schedel Lateral menggunakan Grid Diam

Faktor exposi : 65 kV, 200 mA dan 28 mAs dengan FFD = 100cm

Gambar 22. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral dengan

menggunakan grid diam

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 23. Foto Schedel Lateral tanpa menggunakan Grid

Faktor exposi : 55 kV, 200 mA dan 18 mAs dengan FFD = 100cm

Gambar 24. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral tanpa

menggunakan grid

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 25. Foto Schedel Lateral menggunakan Moving Grid

Faktor exposi : 65 kV, 200 mA dan 28 mAs dengan FFD = 100cm

Gambar 26. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge foto schedel lateral dengan menggunakan

moving grid

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Gambar 27. Foto Schedel Lateral menggunakan Grid Diam

Faktor exposi : 65 kV, 200 mA dan 28 mAs dengan FFD = 100cm

Gambar 28. Grafik densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral dengan menggunakan grid diam

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan densitas dari step pertama (yang paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, hal ini disebabkan perbedaan tebal pada setiap step yang menghasilkan densitas yang berbeda pada hasil radiografi.

Keseluruhan gambaran di atas di ambil dengan jarak (FFD) yang sama tetapi dengan faktor exposi yang berbeda antara yang menggunakan grid dan yang tanpa grid dan dicuci dengan dua metode yaitu manual (gambar 1sampai dengan 6) dan automatic (gambar 7sampai dengan 14). Jika faktor exposinya sama antara radiografi schedel lateral yang menggunakan grid dan non grid maka pada radiografi tanpa grid akan jauh lebih gelap dan menghasilkan densitas yang berlebihan ketimbang hasil radiografi dengan grid sehingga dokter spesialis radiologi susah untuk mendiagnosa jika ada gambaran fraktur (retak/ patah), distorsi (penghancuran tulang), kanker dan diagnosa lainnya.

Perbedaan pengerjaan manual processing dan automatic processing adalah pada pengerjaannya, pada manual kita bisa menentukan kehitaman atau densitas dari lamanya waktu perendaman film pada developer sedangkan automatic tidak, proses ini menggunakan roll film jadi film di proses dengan waktu perendaman dan suhu tertentu yang sudah di atur oleh automatic processing tersebut. Pada hasil gambaran di atas perbedaan antara pencucian manual dan automatic sekilas tidak terlalu terlihat tetapi pencucian manual jika tidak berhati-hati rentan pada artefak karena pencuciannya dilakukan sendiri atau dilakukan manusia bukan dilakukan oleh mesin seperti pada automatic.

Dari keseluruhan grafik diatas dibuat dengan menggunakan metode pelemahan, yaitu dengan cara pengukuran pada tiap-tiap step pada gambaran stepwedge yang ada pada gambaran schedel di atas, dengan mengambil nilai rata-rata dari 3 kali pengukuran pada tiap-tiap stepnya, maka didapatlah hasil yang berupa angka atau nilai densitas dari keseluruhan step yang ada pada stepwedge. Dari hasil tersebut maka kita bisa membuat grafik densitas diatas dengan perbandingan log densitas dan log tiap-tiap step tersebut.

Dari keseluruhan gambar diatas yaitu gambar dengan tanpa grid, memakai grid diam, dan menggunakan grid bergerak(moving grid) secara subjektif kita bisa menilai bahwa ketajaman lebih terlihat dari gambaran yang menggunakan grid diam dan grid bergerak, karena pada gambaran tanpa menggunakan grid terlihat adanya efek blur atau pengkaburan pada gambaran daerah-daerah tertentu.

Sedangkan perbedaan hasil radiografi dengan menggunakan grid bergerak dengan grid diam tidak lah terlalu terlihat karena strip yang dihasilkan grid diam sangat kecil (mm) sehingga tidak berpengaruh terhadap ketajam gambar schedel lateral.

Dari keseluruhan gambar di atas, dapat kita amati bahwa hasil radiografi dengan menggunakan grid dan yang tidak menggunakan grid terdapat perbedaan, seperti pada beberapa gambar dibawah ini :

Gambar 1. Dengan grid bergerak. Gambar 3. Dengan grid diam

Gambar 19. Dengan grid bergerak. Gambar 21. Dengan grid diam

Gambar 23. Non grid

Dari keseluruhan gambar di atas (pada daerah yang dilingkari) terdapat adanya efek blur atau kekaburan. Sehingga kekaburan itu mengakibatkan keterbatasan penglihatan detail gambar. Kekaburan menurunkan penampakan struktur kecil dari kontras obyek. Dan hal ini sering terjadi pada citra medik. Bila kekaburan kecil maka obyek yang besar masih dapat kita lihat. Tetapi apabila kekaburan semakin besar maka

bukan hanya obyek kecil yang tidak bisa kita lihat, obyek yang besar juga akan sulit kita amati.

Sebagaimana yang telah kita amati, kekaburan mengakibatkan penurunan kemampuan untuk memperlihatkan detail anatomi obyek dan menurunkan nilai ketajaman (sharpness). Hal ini disebabkan oleh penggunaan grid yang berfungsi untuk meningkatkan kontras dengan menyerap radiasi sekunder sebelum mencapai film sehingga hasil radiografi yang nongrid menimbulkan pengurangan densitas atau derajat kehitaman sesuai dengan hasil pengukuran dengan memakai densitometer yang di tunjukkan melalui grafik-grafik di atas.

BAB V

Dokumen terkait