• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Penelitian

Selama penelitian berlangsung pertumbuhan vegetatif tanaman cukup baik. Sampai akhir penelitian belum terlihat gejala ketidakcocokan antara batang atas, interstock, dan batang bawah (Gambar 1).

Gambar 1. Keragaan Jeruk Besar Nambangan (V1) dan Cikoneng (V2) pada Berbagai Interstock; I1 = F. Dragon; I2 = Troyer; I3 = Citrumelo; I4 = R. Lime pada 23 MSP.

Jenis hama yang menyerang tanaman cukup banyak walaupun tanaman ditanam di dalam rumah kaca. Pada awal penelitian tanaman banyak yang terserang hama kutu perisai, serangan hama diatasi secara manual dengan cara membersihkan kutu dengan sikat. Hama lainnya yang menyerang tanaman yaitu belalang (Valanga nigricornis), ulat anjing (Papilio demodocus Esper ordo Lepidoptera), ulat pengorok daun (Phyillocnictis citrella staint), Kutu putih

(Planococcus citri Risco) dan Tungau (Tenuipalsus sp.). Serangan hanya

V1I1 V1I2 V1I3 V1I4

menyerang sebagian kecil dari keseluruhan tanaman yang digunakan. Pada akhir penelitian ada beberapa tanaman yang terserang penyakit embun jelaga (Capnodium citri).

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman dikendalikan secara manual dan secara kimia. Hama ulat, belalang, dan tungau dikendalikan dengan mematikan hama yang menyerang tanaman, serangan hama tidak membahayakan karena pengendalian cepat dilakukan saat tingkat serangan masih rendah. Secara kimia pengendalian dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis (2 cc/liter).

Tinggi Tanaman

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tinggi tanaman tidak dipengaruhi secara nyata oleh batang atas dan penggunaan interstock ( Tabel Lampiran 1). Batang atas Nambangan memiliki tinggi tanaman yang cenderung lebih tinggi dibandingkan batang atas Cikoneng selama penelitian berlangsung. Pada akhir penelitian (23 MSP) batang atas Nambangan memiliki tinggi sebesar 57.61 cm sedangkan batang atas Cikoneng memiliki tinggi sebesar 53.71 cm (Gambar 2).

0 .0 0 1 0. 0 0 2 0. 0 0 3 0. 0 0 4 0. 0 0 5 0. 0 0 6 0. 0 0 7 0. 0 0 3 7 1 1 1 5 1 9 2 3 M ing gu S e te la h Ta n a m (M S T) T in g g i T a n a m a n ( c N a m b an ga n C ik on en g

Gambar 2. Rata-rata Tinggi Tanaman terhadap Batang Atas Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Tanaman yang disambungkan dengan interstock Citrumelo mempunyai tinggi tanaman cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang disambung dengan ketiga interstock lainnya yang digunakan pada penelitian ini. Hingga 23 MSP batang atas dengan interstock Citrumelo memiliki tinggi sebesar 64.95 cm. Pada minggu yang sama batang atas dengan interstock Flying Dragon

memiliki tinggi tanaman 50.44 cm, sedangkan batang atas dengan interstock

Troyer dan Rangpur Lime masing-masing memiliki tinggi tanaman sebesar 54.74 cm dan 52.53 cm (Gambar 3). 0 . 0 0 1 0 . 0 0 2 0 . 0 0 3 0 . 0 0 4 0 . 0 0 5 0 . 0 0 6 0 . 0 0 7 0 . 0 0 3 7 1 1 1 5 1 9 2 3 M in g g u S e te la h P e m in d a h a n (M S P ) T ingg i T a n a m a n ( F . D ra g o n Tro y e r C it ru m e lo R . L im e

Gambar 3. Rata-rata Tinggi Tanaman terhadap Berbagai Interstock

Pada 23 MSP batang atas Nambangan yang disambungkan dengan

interstock Flying Dragon memiliki tinggi tanaman yang paling rendah yaitu 46.60

cm, sedangkan yang paling tinggi yaitu Nambangan yang disambung dengan

interstock Citrumelo dengan tinggi 63.48 cm. Sementara itu pada batang atas

Cikoneng, tanaman yang tertinggi adalah tanaman yang disambung dengan

interstock Citrumelo (56.68 cm) sedangkan yang terendah pada tanaman dengan

interstock Rangpur Lime (41.08 cm) (Tabel 1).

Tabel 1. Rata-rata Tinggi Jeruk Besar Nambangan (V1) dan Cikoneng (V2) pada Berbagai Perlakuan

Minggu Setelah Pemindahan (MSP) Perlakuan 3 7 11 15 19 23 …cm… V1I1 30.85 31.63 42.10 43.28 43.50 46.60 V1I2 34.25 36.50 40.30 43.18 48.30 52.68 V1I3 32.70 34.80 43.25 43.90 47.18 63.48 V1I4 33.20 34.63 41.88 48.35 48.80 57.73 V2I1 31.70 32.38 35.00 36.43 36.65 42.58 V2I2 26.78 27.33 39.13 47.23 49.25 53.75 V2I3 35.78 36.55 41.80 56.30 56.50 56.68 V2I4 25.38 26.38 29.50 33.00 35.30 41.08

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut Uji BNJ taraf 5 %

Jumlah Daun

Jumlah daun menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan (Tabel Lampiran 2). Batang atas Nambangan nyata memiliki jumlah daun yang lebih banyak pada 3, 19 dan 23 MSP. Pada 23 MSP rata-rata jumlah daun batang atas Nambangan sebanyak 52.06 helai dan 40.25 helai daun pada batang atas Cikoneng (Tabel 2).

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Minggu Setelah Pemindahan (MSP) Perlakuan

3 7 11 15 19 23

Batang Atas …helai…

Nambangan (V1) 18.25a 21.56 33.38 34.50 46.63a 52.06a

Cikoneng (V2) 11.69b 17.19 28.88 32.56 35.94b 40.25b

Interstock

F. Dragon (I1) 11.13 15.50 23.38 23.25 27.13b 34.75b

Troyer (I2) 16.13 19.50 30.00 32.00 42.50ab 42.38ab

Citrumelo (I3) 17.75 20.25 35.25 38.75 46.00a 51.00ab

R. Lime (I4) 14.88 22.25 35.88 40.13 49.50a 56.50a

Interaksi V1I1 14.00 16.50 29.25 29.00 37.00 43.50 V1I2 19.00 19.75 26.25 26.00 41.00 42.00 V1I3 19.50 20.75 33.25 33.25 48.25 51.50 V1I4 20.50 29.25 44.75 49.75 60.25 71.25 V2I1 8.250 14.50 17.50 17.50 17.25 26.00 V2I2 13.25 19.25 33.75 38.00 44.00 42.75 V2I3 16.00 19.75 37.25 44.25 43.75 50.50 V2I4 20.50 15.25 27.00 30.50 38.75 41.75

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut Uji BNJ taraf 5 %

Penggunaan interstock mulai memberikan pengaruh yang nyata pada periode akhir pengamatan yaitu 19 MSP hingga 23 MSP. Tanaman dengan

Interstock Rangpur Lime memiliki rata-rata jumlah daun yang terbanyak sebesar

56.50 helai. Jumlah daun tersebut tidak berbeda nyata pada tanaman yang disambungkan pada interstock Citrumelo (51.00 helai) dan Troyer (42.38 helai) tetapi berbeda nyata dengan tanaman yang disambung dengan interstock Flying Dragon yang mempunyai daun sebanyak 34.75 helai (Tabel 2).

Pada batang atas Nambangan, batang atas yang disambung dengan

interstock Rangpur Lime yang yang menghasilkan jumlah daun yang cenderung

lebih banyak dari ke tiga interstock lainnya yaitu sebanyak 71.25 helai daun. Sedangkan untuk batang atas Cikoneng, tanaman yang disambung dengan

interstock Citrumelo yang memiliki jumlah daun yang cenderung lebih banyak yaitu sebanyak 50.50 helai. Penggunaan interstock Flying Dargon menyebabkan batang atas menghasilkan jumlah daun yang cenderung lebih sedikit dibandingkan

interstock lainnya (Tabel 2).

Luas Daun

Luas daun tanaman dipengaruhi oleh penggunaan batang atas dan

interstock tetapi tidak ada interaksi antara kedua faktor. Pengaruh batang atas

terhadap luas daun terlihat selama masa penelitian, kecuali pada 15 MSP. Pengaruh sangat nyata terjadi pada 23 MSP. Perlakuan interstock menunjukkan berpengaruh nyata terhadap pertambahan luas daun batang 19-23 MSP (Tabel 3; Tabel Lampiran 3).

Tabel 3. Rata-rata Luas Daun Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Minggu Setelah Pemindahan (MSP) Perlakuan

3 7 11 15 19 23

Batang Atas …cm2

Nambangan (V1) 1302.80a 1512.60a 2361.30a 2422.90 2632.30a 3620.00a

Cikoneng (V2) 681.40b 984.50b 1647.40b 1885.00 1896.90b 2239.00b

Interstock

F. Dragon (I1) 647.50 863.50 1418.80 1409.00 1446.50b 2088.30b

Troyer (I2) 1071.50 1297.00 1970.80 2050.50 2153.00ab 2742.80ab

Citrumelo (I3) 1378.80 1593.50 2617.50 2929.00 3205.30a 3733.00a

R. Lime (I4) 870.50 1240.30 2010.30 2227.30 2253.50ab 3154.00 ab

Interaksi V1I1 956.50 1127.00 2093.50 2074.00 2158.00 3050.00 V1I2 1474.00 1540.00 2015.00 1994.00 2212.50 3135.50 V1I3 1482.50 1587.50 2543.50 2543.50 3113.50 3900.00 V1I4 1298.00 1796.00 2793.00 3080.00 3045.00 4394.50 V2I1 338.50 600.00 744.00 744.00 735.00 1126.50 V2I2 669.00 1054.00 1926.50 2107.00 2093.50 2350.00 V2I3 1275.00 1599.50 2691.50 3314.50 3297.00 3566.00 V2I4 443.00 684.50 1227.50 1374.50 1462.00 1913.50

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut Uji BNJ taraf 5 %

Luas daun batang atas Nambangan terlihat lebih besar dari batang atas Cikoneng sejak awal hingga akhir dari penelitian, kecuali pada 15 MSP. Pada akhir penelitian nilai rata-rata luas daun batang atas Nambangan sebesar 3620.00 cm2, sedangkan batang atas Cikoneng memiliki rata-rata luas daun sebesar

2239.00 cm2 (Tabel 3). Interstock Citrumelo mempunyai luas daun yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan interstock yang lain selama penelitian berlangsung. Pada 23 MSP interstock ini nyata menghasilkan luas daun batang atas yang tertinggi yaitu sebesar 3205.00 cm2, tidak berbeda nyata dengan tanaman yang disambungkan pada interstock Rangpur Lime yang memiliki luas daun sebesar 2253.50 cm2 dan tanaman dengan interstock Troyer yang memiliki luas daun sebesar 2153.00 cm2. Sementara itu, tanaman dengan interstock Flying Dragon memiliki rata-rata luas daun yang terkecil yaitu sebesar 2088.30 cm2, namun pada akhir penelitian penggunaan interstock tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas daun tanaman (Tabel 3).

Pada batang atas Nambangan, tanaman yang disambung dengan interstock

Rangpur Lime cenderung memilikiluas daun yang lebih besar dari tanaman yang disambung dengan interstock yang lain pada 23 MSP yaitu sebesar 4394.50 cm2. Sedangkan untuk batang atas Cikoneng, batang atas yang memiliki luas daun terbesar yaitu pada batang atas Cikoneng yang disambungkan dengan interstock

Citrumelo sebesar 3566.00 cm2 (Tabel 3).

Diameter Batang Bawah, Interstock, dan Batang Atas

Diameter batang bawah Nambangan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan Cikoneng sampai dengan akhir penelitian. Pada 23 MSP rata-rata diameter batang bawah tanaman berbatang atas Nambangan sebesar 13.49 cm cenderung lebih besar dari rata-rata diameter batang bawah tanaman berbatang atas Cikoneng yang memiliki rata-rata diameter sebesar 13.44 cm. Rata-rata diameter batang bawah pada penggunaan interstock berkisar antara 12.89 mm pada tanaman dengan interstock Rangpur Lime sampai 14.28 mm pada tanaman yang disambungkan pada interstock Flying Dragon (Tabel 4).

Pada batang atas Nambangan diameter batang bawah tanaman urutannya yaitu: Nambangan dengan interstock Citrumelo (13.15 mm) < Nambangan dengan

interstock Troyer (13.30 mm) < Nambangan dengan intestock Rangpur Lime

(13.43 mm) < Nambangan dengan interstock Flying Dragon (14.10 mm). Sedangkan pada batang atas Cikoneng, Cikoneng dengan interstock Rangpur Lime (12.35 mm) < Cikoneng dengan interstock Troyer (12.85 mm) < Cikoneng

dengan intestock Citrumelo (14.13 mm) < Nambangan dengan interstock Flying Dragon (14.45 mm) (Tabel 4).

Tabel 4. Rata-rata Diameter Batang Bawah Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Minggu Setelah Pemindahan (MSP) Perlakuan 3 7 11 15 19 23 Batang Atas …mm… Nambangan (V1) 11.42 12.24 12.44 12.78 13.16 13.49 Cikoneng (V2) 11.53 12.33 12.52 12.72 13.14 13.44 Interstock F. Dragon (I1) 12.59 13.34 13.44 13.74 13.99 14.28 Troyer (I2) 11.15 11.85 12.1 12.31 12.71 13.08 Citrumelo (I3) 11.59 12.41 12.7 12.85 13.36 13.64 R. Lime (I4) 10.58 11.55 11.68 12.09 12.54 12.89 Interaksi V1I1 12.15 12.90 13.03 13.50 13.80 14.10 V1I2 11.53 12.35 12.60 12.78 12.98 13.30 V1I3 11.28 11.98 12.23 12.40 12.90 13.15 V1I4 10.73 11.75 11.90 12.43 12.95 13.43 V2I1 13.03 13.78 13.85 13.98 14.18 14.45 V2I2 10.78 11.35 11.60 11.85 12.45 12.85 V2I3 11.90 12.85 13.18 13.30 13.83 14.13 V2I4 10.43 11.35 11.45 11.75 12.13 12.35

Keterangan :Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut Uji BNJ taraf 5 %

Diameter interstock tanaman hanya dipengaruhi oleh jenis interstock yang digunakan. Pengaruh interstock telah tampak sejak 3 MSP sampai akhir pengamatan. Rata-rata diameter tanaman dengan batang atas Nambangan dan Cikoneng tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Selama penelitian berlangsung tanaman dengan interstock Cirtumelo mempunyai rata-rata diameter yang lebih besar dibandingkan dengan ketiga interstock lainnya dengan ukuran sebesar 21.19 mm. Diameter Interstock Flying Dragon sebesar 18.43 mm, diikuti Troyer sebesar 14.85 mm, dan Rangpur Lime memiliki ukuran terendah yaitu sebesar 12.45 mm pada akhir penelitian (Tabel 5).

Pada batang atas Nambangan, tanaman yang memiliki diameter interstock

yang terbesar adalah tanaman Nambangan yang disambung dengan interstock

Citrumelo (20.50 mm) kemudian Nambangan dengan interstock Flying Dragon (18.28 mm), Nambangan dengan interstock Troyer (15.63 mm) dan yang terkecil adalah Nambangan dengan interstock Rangpur Lime (12.88 mm). Tidak berbeda

dengan batang atas Nambangan, pada batang atas Cikoneng tanaman yang memiliki diameter yang paling besar, yaitu Cikoneng dengan interstock Citrumelo (21.88 mm), diikuti Cikoneng dengan interstock Flying Dragon (18.58 mm) lalu Cikoneng dengan interstock troyer (14.08 mm) dan yang terkecil pada batang atas Cikoneng dengan interstock Rangpur Lime yaitu sebesar 12.03 mm (Tabel 5).

Tabel 5. Rata-rata Diameter Interstock Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Minggu Setelah Pemindahan (MSP) Perlakuan 3 7 11 15 19 23 Batang Atas …mm… Nambangan (V1) 14.64 15.21 15.46 15.71 16.23 16.82 Cikoneng (V2) 14.90 15.36 15.62 15.71 16.21 16.64 Interstock

F. Dragon (I1) 16.98a 17.43a 17.68a 17.64b 17.99b 18.43b

Troyer (I2) 12.94b 13.44b 13.70b 13.88c 14.30c 14.85c

Citrumelo (I3) 18.93a 19.39a 19.61a 19.88a 20.53a 21.19a

R. Lime (I4) 10.25c 10.89c 11.18c 11.45d 12.08d 12.45d Interaksi V1I1 16.43 16.90 17.20 17.25 17.78 18.28 V1I2 13.65 14.18 14.40 14.63 14.95 15.63 V1I3 18.33 18.73 18.88 19.28 19.83 20.50 V1I4 10.18 11.03 11.38 11.68 12.38 12.88 V2I1 17.53 17.95 18.15 18.03 18.20 18.58 V2I2 12.23 12.70 13.00 13.13 13.65 14.08 V2I3 19.53 20.05 20.35 20.48 21.23 21.88 V2I4 10.33 10.75 10.98 11.23 11.78 12.03

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut Uji BNJ taraf 5 %

Batang atas Nambangan cenderung memiliki diameter yang lebih besar dibandingkan batang atas Cikoneng. Pada minggu terakhir pengamatan tanaman dengan interstock Citrumelo memiliki ukuran diameter batang atas sebesar 15.23 mm, tanaman dengan interstock Rangpur lime sebesar 14.73 mm, kemudian tanaman dengan interstock Flying Dragon 13.58 mm dan tanaman dengan

interstock Troyer sebesar 13.01 mm (Tabel 6).

Diameter batang atas Nambangan berkisar antara 13.13 mm yaitu pada tanaman Nambangan dengan interstock Troyer sampai 15.23 mm pada tanaman Nambangan dengan interstock Rangpur Lime. Sementara itu pada tanaman batang atas Cikoneng ukuran diameter batang atas berkisar antara 12.90 mm pada

tanaman Nambangan dengan interstock Troyer sampai 15.83 mm pada tanaman Nambangan yang dengan interstock Citrumelo (Tabel 6).

Tabel 6. Rata-rata Diameter Batang Atas Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Minggu Setelah Pemindahan (MSP) Perlakuan 3 7 11 15 19 23 Batang Atas …mm… Nambangan (V1) 12.05 12.53 12.83 13.23 13.79 14.29 Cikoneng (V2) 12.00 12.46 12.68 13.01 13.44 13.98 Interstock F. Dragon (I1) 11.91 12.39 12.56 12.85 13.18 13.58 Troyer (I2) 10.35 10.76 11.11 11.65 12.12 13.01 Citrumelo (I3) 13.23 13.70 13.88 14.20 14.89 15.23 Rangpur L. (I4) 12.61 13.13 13.47 13.78 14.28 14.73 Interaksi V1I1 12.08 12.60 12.88 13.30 13.73 14.18 V1I2 10.48 10.88 11.35 11.75 12.30 13.13 V1I3 12.70 13.23 13.33 13.65 14.43 14.63 V1I4 12.95 13.40 13.78 14.20 14.73 15.23 V2I1 11.75 12.18 12.25 12.40 12.63 12.98 V2I2 10.23 10.65 10.88 11.55 11.95 12.90 V2I3 13.75 14.18 14.43 14.75 15.35 15.83 V2I4 12.28 12.85 13.18 13.35 13.83 14.23

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut Uji BNJ taraf 5 %

Jumlah Tunas

Peubahjumlah tunas dipengaruhi secara nyata oleh penggunaan interstock

tetapi tidak dipengaruhi oleh penggunaan batang atas. Pada akhir penelitian (23 MSP) jumlah tunas batang atas Nambangan sebanyak 4.19 cenderung lebih tinggi dari batang atas Cikoneng yang memiliki jumlah tunas sebanyak 3.94 (Tabel 7).

Perlakuan interstock berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas batang atas pada 23 MSP. Ada kecenderungan batang atas dengan interstock Rangpur Lime memiliki jumlah tunas yang tertinggi. Pada 23 MSP tanaman yang disambungkan dengan interstock Rangpur Lime mempunyai jumlah tunas sebanyak 5.25, kemudian tanaman dengan interstock Citrumelo menghasilkan tunas sebanyak 4.75 dan tanaman dengan interstock Troyer memiliki jumlah tunas sebanyak 3.63. Tanaman dengan interstock Flying Dragron yang mempunyai jumlah tunas yang paling sedikit yaitu sebanyak 2.63 (Tabel 7).

Tabel 7. Rata-rata Jumlah Tunas Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan 23 MSP Interaksi

Batang Atas V1I1 2.75

Nambangan (V1) 4.19 V1I2 4.00

Cikoneng (V2) 3.94 V1I3 3.75

Interstock V1I4 6.25

F. Dragon (I1) 2.63b V2I1 2.50

Troyer (I2) 3.63ab V2I2 3.25

Citrumelo (I3) 4.75a V2I3 5.75

R. Lime (I4) 5.25a V2I4 4.25

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut Uji BNJ taraf 5 %

Pada batang atas Nambangan jumlah tunas terbanyak dihasilkan tanaman Nambangan yang disambungkan dengan interstock Rangpur lime yaitu sebanyak 6.25, sedangkan jumlah tunas yang paling sedikit dihasilkan tanaman Nambangan yang disambungkan dengan interstock Flying Dragon yaitu sebanyak 2.75. Sementara itu pada tanaman batang atas Cikoneng jumlah tunas terbanyak dihasilkan oleh tanaman Cikoneng dengan interstock Citrumelo yaitu sebanyak 5.75 dan yang paling sedikit pada tanaman Cikoneng yang disambung dengan

interstock Flying Dragon yaitu sebanayak 2.50 tunas (Tabel 7).

Panjang Tunas

Panjang tunas tidak dipengaruhi secara nyata oleh batang atas maupun penggunaan interstock (Tabel 8). Tanaman dengan batang atas Nambangan memiliki panjang tunas 17.65 cm yang cenderung lebih panjang dibandingkan tanaman dengan batang atas Cikoneng dengan panjang tunas 15.51 cm. Panjang tunas tanaman berkisar antara 14.67 cm yaitu pada tanaman yang disambungkan dengan interstock Flying Dragon sampai 18.91 cm pada tanaman yang disambungkan dengan interstock Citrumelo. Pada tanaman dengan interstock

Rangpur Lime memiliki panjang tunas 15.80 cm dan tanaman dengan interstock

Troyer menghasilkan tunas sepanjang 16.92 cm (Gambar 8).

Batang atas Nambangan yang disambungkan dengan interstock Citrumelo memiliki panjang tunas (18.90 cm) yang cenderung lebih panjang dibandingkan batang atas Nambangan yang disambungkan dengan interstock yang lain, sedangkan panjang tunas terpendek terdapat pada batang atas Nambangan dengan

interstock Rangpur Lime (16.23 cm). Pada batang atas Cikoneng, panjang tunas berkisar antara 12.61 cm pada batang atas Cikoneng dengan interstock Flying Dragon sampai 18.93 cm pada batang atas Cikoneng dengan interstock Citrumelo (Tabel 8).

Tabel 8. Rata-rata Panjang Tunas Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan 23 MSP Interaksi ...cm...

Batang Atas ...cm… V1I1 16.77

Nambangan (V1) 17.65 V1I2 18.72

Cikoneng (V2) 15.55 V1I3 18.90

Interstock V1I4 16.23

F. Dragon (I1) 14.69 V2I1 12.61

Troyer (I2) 16.92 V2I2 15.12

Citrumelo (I3) 18.91 V2I3 18.93

R. Lime (I4) 15.80 V2I4 15.38

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut Uji BNJ taraf 5 %

Cabang Sekunder

Cabang sekunder tidak dipengaruhi secara nyata baik oleh batang atas, jenis interstock maupun interaksi keduannya (Tabel 9). Pada akhir pengamatan (23 MSP) batang atas Nambangan memiliki cabang sekunder (3.06) yang cenderung lebih banyak dari batang atas Cikoneng (1.94). Pada keempat

interstock yang digunakan, terlihat batang atas yang disambung dengan interstock

Rangpur Lime mempunyai cabang sekunder yang cenderung lebih banyak yaitu sebanyak 3.75 (Tabel 9).

Tabel 9. Rata-rata Jumlah Cabang Sekunder Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan 23 MSP Interaksi

Batang Atas V1I1 2.25

Nambangan (V1) 3.06 V1I2 1.25

Cikoneng (V2) 1.94 V1I3 3.00

Interstock V1I4 5.75

F. Dragon (I1) 1.50 V2I1 0.75

Troyer (I2) 1.75 V2I2 2.25

Citrumelo (I3) 3.00 V2I3 3.00

R. Lime (I4) 3.75 V2I4 1.75

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut Uji BNJ taraf 5 %

Pada batang atas Nambangan, Nambangan yang disambung dengan

interstock Rangpur Lime menghasilkan jumlah cabang sekunder yang cenderung

lebih banyak dari ketiga interstock lainnya yaitu sebanyak 5.57, sebaliknya Nambangan dengan interstock Troyer memiliki jumlah cabang sekunder yang cenderung lebih sedikit dibandingkan interstock lainnya yaitu 1.25. Sedangkan untuk batang atas Cikoneng, Cikoneng yang disambung dengan interstock

Citrumelo yang memiliki jumlah cabang sekunder yang cenderung lebih banyak yaitu sebanyak 3.00. Penggunaan interstock Flying Dargon menyebabkan batang atas Cikoneng menghasilkan cabang sekunder yang cenderung lebih sedikit dibandingkan interstock lainnya yaitu sebanyak 0.75 (Tabel9).

Pembahasan

Penggunaan interstock dapat mengatasi ketidakcocokan (incompatible)

antara batang atas dan batang bawah. Gejala-gejala tidak cocok pada penyambungan tanaman belum terlihat selama penelitian berlangsung. Hartmann et al. (1997) menyatakan beberapa kriteria tidak cocok pada tanaman yang disambungkan adalah tanaman yang telah berhasil tumbuh daunnya menguning, rontok, mati tunas dan mati muda, serta terjadi retak pada bagian penyambungan.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pertumbuhan antara batang atas Nambangan dan batang atas Cikoneng. Sejak umur 3 MSP sampai akhir penelitian (23 MSP) secara umum batang atas Nambangan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan batang atas Cikoneng. Batang atas Nambangan memilki jumlah daun dan luas daun yang lebih besar pada periode akhir penelitian.

Daun adalah organ fotosintesis yang berperan dalam menghasilkan bahan untuk pertumbuhan yang berfungsi mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman. Selama pertumbuhan vegetatifnya tanaman memerlukan karbohidrat untuk perbesaran sel, perbanyakan dan tahap pertama dari diferensiasi sel (Ashari, 1995). Jumlah dan luas daun batang atas Nambangan yang lebih banyak menyebabkan batang atas ini memiliki jumlah dan panjang tunas yang cenderung lebih besar dari pada batang atas Cikoneng sehingga memiliki kanopi yang lebih besar. Perbedaan pertumbuhan pada batang atas ini disebabkan oleh perbedaan genetik dari batang atas itu sendiri. Makmur (1992) menyatakan ragam genetik terjadi sebagai akibat, tanaman mempunyai karakter genetik yang berbeda. Umumnya dapat dilihat bila varietas-varietas yang berbeda ditanam pada lingkungan yang sama.

Pengaruh interstock yang dapat mengendalikan pertumbuhan batang atas merupakan sifat interstock yang penting khususnya dalam pengembangan budidaya tanaman jeruk besar karena hal ini berhubungan dengan kerapatan tanaman di lapang. Tanaman yang pendek memudahkan dalam teknik budidaya seperti penyemprotan, pemangkasan, pemanenan dan lain-lain.

Hasil penelitian menunjukkan dari keempat interstock yang digunakan, Flying Dragon merupkan interstock yang paling mengendalikan pertumbuhan batang atas. Tanaman yang disambungkan dengan Interstock Flying Dragon memiliki jumlah daun, luas daun dan jumlah tunas yang terkecil serta memiliki tinggi tanaman yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan tanaman dengan interstock lainnya. Sedikitnya jumlah dan luas daun menyebabkan rendahnya jumlah dan panjang tunas yang terbentuk sehingga menghasilkan kanopi tanaman yang kecil disebabkan sedikitnya fotosintat yang dihasilkan yang tidak cukup mendukung pertumbuhan tanaman yang tinggi.

Flying Dragon merupakan interstock yang mampu mengerdilkan batang atas. Hal ini terlihat dari hampir keseluruhan peubah pengamatan terlihat tanaman dengan interstock Flying Dragon cenderung lebih kecil. Menurut Ashkenazi et al.

(1999) Flying Dragon (Poncirus trifoliata var monstrosa) merupakan salah satu batang bawah yang mampu menghambat pertumbuhan tanaman jeruk. Grapefruit 'Star Ruby' diokulasikan pada interstock Flying Dragon dengan batang bawah Citrumelo menghasilkan pertumbuhan sekitar 14.7 % lebih rendah dibandingkan dengan 'Star Ruby' yang diokulasikan langsung dengan batang bawah Citrumelo.

Interstock ini dapat digunakan untuk sistem pertanaman dengan populasi tinggi

Tanaman yang disambung dengan Interstock Citrumelo, Rangpur Lime dan Troyer mempunyai jumlah daun, luas daun, jumlah tunas yang lebih besar dibandingkan interstock Flying Dragon. Hal ini didukung oleh sifat interstock

tersebut yang mendorong pertumbuhan batang atas menjadi vigor. Berdasarkan penelitian Susanto et al. (2004) interstock Citrumelo dan Troyer mendorong pertumbuhan jeruk besar Cikoneng. Demikian pula menurut Wutscher (1989) yang menggolong Rangpur Lime bersama-sama dengan Rough Lemon kedalam kelompok batang bawah yang menyebabkan kandungan nitrogen yang tinggi pada daun batang atas jeruk. Umumnya batang bawah yang demikian juga akan menyebabkan pertumbuhan batang atas yang vigor (Davies dan Albrigo, 1994).

Citrumelo dapat memacu pertumbuhan batang atas apabila dipakai sebagai batang bawah karena sifat vigor yang dimilikinya. Menurut Hartmann et al. (1997) tanaman yang mempunyai batang bawah vigor akan sangat mempengaruhi pertumbuhan batang atas tanaman tersebut. Hasil penelitian Wutscher dan Dube

(1997) melaporkan bahwa pada tanaman nucellar grapefruit berbatang bawah Citrumelo mempunyai kanopi yang lebih besar dan berbeda secara nyata bila dibandingkan dengan tanaman berbatang bawah Rough Lemon.

Tanaman dengan interstock Rangpur Lime mempunyai pertumbuhan yang hampir sama dengan Citrumelo dan Troyer. Batang atas dengan interstock

Citrumelo cenderung memiliki tanaman yang lebih tinggi, luas daun yang lebih luas, dan tunas yang lebih panjang. Batang atas dengan interstock RangpurLime cenderung memiliki Jumlah daun dan cabang sekunder yang lebih banyak. Tanaman dengan interstock Citrumelo lebih vigor. Roose et al. (1989) menyatakan bahwa tanaman berbatang bawah Citrumelo mempunyai kanopi yang lebih besar bila dibandingkan dengan tanaman berbatang bawah Rangpur Lime.

Pertumbuhan tanaman dengan interstock Troyer lebih cepat dibandingkan dengan interstock Flying Dragon. Interstock ini mempunyai sifat yang hampir mirip interstock Citrumelo dalam mendukung pertumbuhan batang atas, tetapi tanaman dengan interstock Citrumelo cenderung mempunyai nilai yang lebih tinggi untuk semua peubah yang diamati.

Gambar 4. Keragaan Interstock Tanaman; V1 = Nambangan; V2 = Cikoneng; I1 = F. Dragon; I2 = Troyer; I3 = Citrumelo; I4 = R. Lime pada 23 MSP.

V1I1 V1I2 V1I3 V1I4

Hasil Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan diameter batang di antara kombinasi perlakuan. Pada sebagian perlakuan menunjukkan laju pertumbuhan interstock lebih cepat dan lebih besar dari batang bawah dan batang atas. Hal ini terlihat pada perlakuan yang menggunakan interstock Citrumelo. Diameter interstock Citrumelo paling besar dibandingkan ketiga interstock

lainnya, hal ini diduga disebabkan oleh sifat Citrumelo yang vigor sehingga memiliki pertumbuhan yang lebih besar (Gambar 4). Gejala ini perlu diperhatikan, karena pabila terus berlanjut akan berpengaruh pada pertumbuhan selanjutnya, misalnya pada translokasi fotosintat dari daun ke bagian batang bawah maupun translokasi hara dan air dari akar ke bagian batang atas.

Pengaruh interstock terhadap pertumbuhan tanaman merupakan hal penting karena berhubungan dengan kerapatan tanaman di lapang, dan mempengaruhi produksi baik secara kualitas dan kuantitas. Hasil-hasil diatas perlu dipelajari lebih lanjut, karena usaha pengembangan interstock yang sesuai dengan batang atas jeruk besar merupakan proses yang berkelanjutan. Keberhasilan usaha ini tergantung pada potensi genetik, hama penyakit, dan teknik budidaya (Wutscher, 1979).

Dokumen terkait