• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinggi Tanaman

Data pengamatan tinggi tanaman padi beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai 11.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan tunggal kompos eceng gondok dan jarak tanam serta perlakuan kombinasi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman padi

Tabel 1. Tinggi Tanaman Padi 2, 4, 6 dan 8 MST pada Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok

Perlakuan Tinggi Tanaman

2MST 4MST 6MST 8MST …...cm…… S1 26,49 47,7 71,06 82,5 S2 27,88 49,69 71,18 83,55 S3 27,12 50,25 69,08 82,04 P0 25,56 49,65 69,72 81,59 P1 27,67 47,76 69,32 81,12 P2 27,31 48,75 71,74 84,16 P3 27,11 50,7 70,98 83,92 S1P0 28,57 50 72,07 82,05 S1P1 24,91 45,81 70,43 80,43 S1P2 26,19 44,73 71,2 81,57 S1P3 26,27 50,26 70,53 85,95 S2P0 26,04 51,84 71,87 85,57 S2P1 28,77 49,01 72,78 82,92 S2P2 28,42 49,65 69,59 83,19 S2P3 28,3 48,28 70,48 82,52 S3P0 25,06 47,11 65,23 77,14 S3P1 29,32 48,46 64,76 80 S3P2 27,31 51,88 74,42 87,71 S3P3 26,77 53,56 71,92 83,29

Meskipun tidak berpengaruh nyata dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa tinggi jarak tanam yang tertinggi yaitu S2 ( 27.88), akibat jarak tanam yang lebar, padi menyerap unsur hara lebih banyak ketimbang pada jarak tanam yang rapat hal ini

21

saling mempengaruhi dalam proses fase vegetatif sedangkan jarak tanam yang lebih lebar (30 cm x 30 cm) dan (35 cm x 35 cm) menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2 – 8 MST di bandingkan dengan jarak tanam yang rapat (25 cm x 25 cm. Hal ini dikarenakan tidak ada persaingan antar tanaman pada umur tanaman padi, belum terlihat jelas perbedaan tinggi tanaman yang signifikan, pada umur tersebut tanaman padi masih beradaptasi dengan lingkungan lapangan setelah dipindahkan dari pembibitan dan belum dapat menyerap unsur hara yang diberikan secara sempurna pada perlakuan kompos eceng gondok berbeda-beda pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST. Salah satu kelemahan dari pupuk organik adalah lama menyediakan unsur hara pada tanaman yang menyebabkan tanaman kekurangan unsur hara yang akan menyebabkan terhambatnya fase vegetatif tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Krismawati (2008), bahwa bahan organik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, karena harus melalui tahap konversi terlebih dahulu.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jarak tanam dan Kompos Eceng Gondok tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman padi pada 4 MST. Dari Tabel 1. Rataan tertinggi pada perlakuan jarak tanam 4 MST yaitu S3 (50.25) dan yang tertinggi pada perlakuan pupuk kompos eceng gondok yaitu P3 (50.70) kemudian selanjutnya diikuti S2 (49.69) dan S1 (47.70), Hal ini dikarenakan unsur hara yang telah di berikan tidak terlihat memenuhi kebutuhan dari tanaman tersebut.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jarak tanam dan Kompos Eceng Gondok tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman padi 6

22

MST. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa Jarak tanaman tertinggi yaitu S2 (71.18 ) kemudian selanjut nya di ikuti oleh S1 (71.06) dan S3 (69.08). Hal ini dikarenakan untuk jarak tanam pada penanaman, sistem Ipat-BO menggunakan jarak tanam yang lebar yaitu jarak 30 x 30 cm dan jarak 35 x 35 cm kemudian proses masuknya unsur hara dengan menggunakan pupuk organik cukup lambat, karena membutuhkan waktu yang cukup lama tergantung kapasitas unsur hara yang di miliki dalam tanah apakah mencukupi atau tidak. (Wirahadi, 2017)

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jarak tanam dan kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman padi 8 MST.

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan jarak tanam 8 MST yaitu S2 (83.55), kemudian di ikuti S1 (82.50), dan S3 (82.04). Hal ini dikarenakan pada penanaman padi dengan metode sistem Ipat-BO menggunakan jarak tanam yang lebar, sehingga memudahkan penyiangan dan mengindari adanya kompetisi antara tanaman padi. Pada perlakuan pupuk kompos eceng gondok rataan tertinggi pada P2 ( 84.16) kemudian di ikuti P3 (83.92), P0 (81.59) dan P1 (81.12). Pemupukan menggunakan pupuk organik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses masuknya unsur hara pada tanaman dan mencukupi kebutuhan unsur hara. Tanaman padi memerlukan banyak unsur hara N dibanding hara P ataupun K. Hara N berfungsi sebagai sumber bahan untuk pertumbuhan tanaman, pembentukan anakan, pembentukan klorofil yang penting untuk proses asimilasi, yang pada akhirnya memproduksi pati untuk pertumbuhan dan pembentukan gabah. Hara P berfungsi sebagai sumber tenaga untuk memenuhi kualitas hidup tanaman seperti keserempakan tumbuh dan pematangan.

23

Sementara itu hara K berfungsi sebagai komponen pendukung berlangsungnya reaksi ensim dalam tanaman. Selain itu berfungsi juga memperbaiki rendemen gabah, ketahanan terhadap kekeringan, ketahanan terhadap penyakit tanaman, dan kualitas gabah. Dengan demikian untuk mendapatkan gabah dengan kuantitas tinggi dan kualitas yang baik maka tanaman perlu diberi hara yang lengkap.( Litbang , 2015)

Jumlah anakan

Data pengamatan jumlah anakan padi tanaman padi beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 12 dan 13.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa Jarak Tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan, tetapi kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Rataan Jumlah anakan dengan Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 2. Jumlah Anakan Padi pada Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok

Pupuk Kompos Eceng Gondok

AP/PU P0 P1 P2 P3 rataan

S1 20,20 23,40 22,67 25,45 22,93c

S2 23,40 24,84 24,30 24,07 24,15b

S3 24,95 27,63 25,67 28,46 26,67a

rataan 22,85 25,29 24,21 25,99 24,59

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata menurut Duncan 5%.

Dari tabel 2. Bahwa yang terbanyak pada perlakuan jarak tanam yaitu S3

(26.67) yang berbeda nyata dengan S2 (24.15) dan S1 (22.93) Pada jarak tanam mempengaruhi dalam populasi anakan jika jarak tanam lebar akan membuat tanaman padi lebih banyak anakan nya dikarenakan tidak adanya persaingan antar tanaman dengan jarak tanam yang cukup lebar dapat memudah kan unsur hara

24

masuk ke dalam tanah dan diproses oleh akar untuk di alirkan ke bagian tubuh tanaman yang lain (Hasibuan, 2006)

Bahwa jarak tanam 30 cm x 30 cm menghasilkan lebih banyak anakan berbeda dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm. Hal ini disebabkan karena jarak tanam yang lebih renggang dapat memberikan anakan yang lebih banyak karena di pengaruhi oleh hasil fotosintesis. Tanaman yang tumbuh pada jarak tanam rapat mengakibatkan stress pada vigor sehingga perkembangan anakan terhampat ( Masdar, 2007)

Jumlah anakan akan maksimal apabila tanaman memiliki sifat genetik yang baik ditambah dengan keadaan lingkungan yang menguntungkan atau sesuai dengan pertumbuhan dan perkebangan tanaman. Jumlah anakan maksimum juga ditentukan oleh jarak tanam, sebab jarak tanam menentukan radiasi matahari, hara mineral serta budidaya tanaman itu sendiri, factor genetik dan factor lingkungan menentukan produktifitas padi ( Husna, 2010)

Sejalan dengan hasil penelitian Masdar (2007) bahwa pada jarak tanam yang sempit diyakini pada awalnya inisiasi anakan berupa 4 tunas primer tumbuh normal dan berkembang menjadi 4 anakan primer, namun tunas berikutnya tidak sepenuhnya bisa berkembang menjadi anakan karena lemahnya dukungan makanan dari anakan primer yang berfungsi sebagai induk dan terjadinya persaingan antar anakan serumpun.

25

Gambar 1. Histogram Jumlah Anakan Tanaman pada Jarak Tanam

Dari diagram dapat kita lihat rataan tertinggi pada jarak S3 35 x 35 karena jarak cukup lebar pada sistem pananaman IPAT-BO menggunakan jarak yang lebar dari 30 x 30 dan 35 x 35 ini bertujuan untuk penyerapan unsur hara yang baik agar tidak terjadinya kompetisi antar tanaman, sedang kan pada kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata dengan rataan tertinggi P3 (25.99) dan P1 (25.29) kemudian diikuti P2 (24.21) dan P0 (22.85).

Jumlah Malai

Data pengamatan jumlah malai / rumpun tanaman padi beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 14 dan 15.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa Jarak Tanam tidak berpengaruh nyata begitu juga dengan kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah malai. Rataan jumlah malai tanaman dengan jarak tanam dan kompos eceng gondok dapat dilihat pada Tabel 3

22,00 22,50 23,00 23,50 24,00 24,50 25,00 25,50 26,00 26,50 27,00 27,50 1 2 3 S1 S2 S3 Ju m lah An akan (An akan ) Jarak Tanam

26

Tabel 3. Jumlah Malai Padi Pada Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok

Pupuk Kompos Eceng Gondok

AP/PU P0 P1 P2 P3 rataan ...cm….. S1 19,08 18,61 18,87 18,77 18,84 S2 18,95 21,40 19,71 21,42 20,37 S3 20,74 19,62 20,25 22,10 20,68 rataan 19,59 19,88 19,61 20,76 19,96

Berdasarkan Tabel 3. Bahwa yang tertinggi pada perlakuan jarak tanam yaitu S3 ( 20,68) kemudian selanjutnya dikuti S2 ( 20,37) dan S1 (18,84 ) berdasarkan tabel 3. Tersebut pada perlakuan pupuk kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata dengan rataan tertinggi P3 (20.76) kemudian di ikuti P1 (19.88) dan P2(19.61)

Panjang Malai

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa Jarak Tanam dan pupuk kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata pada panjang malai. Rataan panjang malai tanaman dengan Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Panjang Malai per Rumpun Padi Pada Jarak Tanam dan Pupuk Eceng Gondok

Pupuk Kompos Eceng Gondok

AP/PU P0 P1 P2 P3 rataan ...…(cm)…... S1 23,75 24,24 24,18 24,55 24,18 S2 23,98 23,74 23,81 24,43 23,99 S3 23,65 24,12 23,81 23,24 23,71 rataan 23,79 24,04 23,93 24,07 23,96

27

Dari tabel 4. Rataan tertinggi pada perlakuan jarak tanam yaitu S1 (24.18) kemudian di ikuti S2 (23.99) dan S3 (23.71) sedangan perlakuan pada pupuk eceng gondok rataan tertinggi pada P3 (24.07 ) kemudian selanjutnya di ikuti P1 (24.04), P2 (23.93) dan P0 (23.79), hal ini di karenakan kebutuhan tanaman padi tidak tercukupi ke seluruh bagian tanaman padi, karena penyerapan unsur hara dari pupuk organik mempunyai proses yang membutuh kan waktu untuk memperoleh unsur hara yang maksimal.

Bobot Gabah / Malai

Data pengamatan jumlah bobot gabah/malai tanaman padi beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 18 dan 19.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa Jarak Tanam dan pupuk kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata. Rataan bobot gabah/malai tanaman dengan Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Bobot Gabah per Malai Padi Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok

Pupuk Kompos Eceng Gondok

AP/PU P0 P1 P2 P3 rataan ……(g)…... S1 2,12 2,71 2,68 2,56 2,51 S2 2,17 2,50 2,41 2,06 2,29 S3 1,92 2,31 2,22 2,31 2,19 rataan 2,07 2,51 2,44 2,31 2,33

Berdasarkan Tabel 5. Rataan tertinggi pada perlakuan jarak tanam S1

(2.51) dan kemudian di ikuti selanjutnya S2 (2.29) dan S3 (2.19) hal ini dikarenakan jarak tanam dengan S1 sangat rapat sehingga populasi rumpun per plot lebih banyak dari S2 dan S3. kemudian rataan tertinggi pada perlakuan pupuk kompos eceng gondok adalah P1 (2.51 ) kemudian selanjut nya di ikuti oleh P2

28

(2.44 ), P3 (2.31) dan P0 (2.07). Pada penelitian terdapat serangan hama walang sangit sempat menyerang pada fase pengisian susu pada gabah sehingga mempengaruhi produktifitas tanaaman.

Bobot Gabah / Rumpun

Data pengamatan bobot gabah/Rumpun pada tanaman padi beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa Jarak Tanam dan pupuk kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata terhadap bobot gabah / rumpun. Rataan bobot gabah / Rumpun tanaman padi pada Jarak Tanam dan Pupuk Kompos Eceng Gondok dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot Gabah per Rumpun Padi pada Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok

Pupuk Kompos Eceng Gondok

AP/PU P0 P1 P2 P3 rataan ....…(g)…… S1 37,66 44,25 41,46 42,44 41,45 S2 39,53 44,76 48,43 44,41 44,28 S3 41,88 44,31 43,14 42,70 43,01 rataan 39,69 44,44 44,35 43,18 42,91

Dari Tabel 6. Rataan tertinggi pada perlakuan jarak tanam yaitu S2 (44.28) kemudian selanjutnya di ikuti S3 ( 43.01 ) dan S1 (41.45), kemudian rataan tertinggi pada perlakuan pupuk kompos eceng gondok yaitu P1 (44.44) kemudian selanjutnya di ikuti oleh S2 (44.35), P3 (43.18) dan P0 (39.69) menurut saya hal ini di karenakan pupuk eceng gondok yang saya berikan terhanyut ke sampel lain pada saat musim hujan pada bulan Desember, karena itu pada perlakuan P1 yang

29

perlakuan pupuk kompos nya 750 g/plot lebih tinggi dari pada P2 1.500 g/plot dan P3 2.250 g/plot.

Bobot Gabah / Plot

Data pengamatan bobot gabah/Plot pada tanaman padi beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 22 dan 23.

Dari hasil sidik ragam menunjukan jarak tanam dan pupuk kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata pada rataan bobot gabah per plot dapat di lihat pada tabel 7.

Tabel 7. Bobot Gabah per Plot Padi pada Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok

Pupuk Kompos Eceng Gondok

AP/PU P0 P1 P2 P3 rataan ....…(g)…… S1 593,61 547,00 605,03 635,55 595,30 S2 571,31 633,16 555,37 510,68 567,63 S3 543,32 535,23 631,63 502,86 553,26 rataan 569,41 571,80 597,34 549,70 572,06

Dari Tabel ke 7. Rataan tertinggi pada perlakuan jarak tanam S1 yaitu dengan bobot berat ( 595,30) kemudian selanjutnya di ikuti S2 dengan bobot berat (567.63) dan S3 (553.26) kemudian pada rataan terberat pada perlakuan pupuk Kompos eceng gondok yaitu P2 (597.34) kemudian selanjutnya pada P1

(571.80), P0 (569.41 ) dan P3 ( 549.70 ).

Bobot 1000 Gabah

Data pengamatan bobot 1000 gabah pada tanaman padi beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 24 dan 25.

30

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa Jarak Tanam dan Sitem Tanam dan pupuk kompos eceng gondok tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 gabah pada tanaman padi dapat dilihat pada Tabel 8

Tabel 8. Bobot 1000 Gabah per Plot Padi pada Jarak Tanam dan Kompos Eceng Gondok

Pupuk Kompos Eceng Gondok

AP/PU P0 P1 P2 P3 rataan ……(g)…… S1 25,45 28,28 28,16 25,94 26,96 S2 28,12 26,46 25,99 26,34 26,73 S3 26,38 25,33 26,31 22,79 25,20 rataan 26,65 26,69 26,82 25,02 26,30

Dari tabel 8. Rataan tertinggi pada perlakuan jarak tanam yaitu S1 (26.96 ) kemudian selanjutnya pada S2 (26.73 ) dan S3 (25.20). rataan tertinggi pada perlakuan pupuk kompos eceng gondok yaitu P1 (26.69) kemudian di selanjutntya P2 (26.82 ), P0 ( 26.65 ) dan P3 (25.02), hal ini dikarenakan pada penelitian saya terdapat kendala dan jumlah pupuk yang di berikan tidak memiliki pengaruh yang besar kemudian pengaruh jarak tanam yang lebar mempegaruhi pertumbuhan dikarenakan tidak adanya kompetisi antar tanaman untuk mengambil unsur hara. Hal ini dengan Semakin besar jarak tanam, maka semakin baik pertumbuhan dan perkembangan akar dan anakan produktif meningkat. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 30 cm x 30 cm dan 35 x 35 untuk IPAT-BO (Simarmata, 2008).

32

Dokumen terkait