• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan

Hasil analisis tanah awal menunjukkan bahwa tanah podsolik Jasinga mempunyai tekstur liat dengan kandungan pasir (11%), debu (19%) dan liat (70%). Tanah tersebut tergolong tanah masam dengan pH 4 dan kandungan C-organik tergolong sedang (2,3%) dengan bobot isi 0,97 g/cm3. Hasil analisis Nurida (2006) menyebutkan bahwa tanah podsolik mempunyai tekstur liat dengan kandungan 8 % pasir, 23 % debu dan 69 % liat, tergolong tanah masam dengan pH 4, kandungan C-organik sedang yaitu sebesar 2,63 % dan bobot isi (BI) sebesar 0,82 g/cm3.

Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan

Kurva pF

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh sangat nyata (Tabel Lampiran 1) terhadap kadar air pada pF 1,00; 2,00; 2,54; dan 4,20. Hasil analisis parameter kurva pF berdasarkan DMRT dapat dilihat pada Tabel 3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF tersaji dalam Gambar 3, 4, 5, dan 6. Gambar 7 menyajikan hubungan antara kurva pF dengan persentase volume kadar air tanah.

Tabel 3. Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air pada berbagai pF Kepadatan

tanah (BI)

kadar air (% vol)*

pF 1,00 pF 2,00 pF 2,54 pF 4,20 0,80 59d 49d 39f 37f 0,90 70c 54cd 45e 42e 1,00 72bc 56cd 51d 47d 1,10 79ab 62bc 57c 51c 1,20 78bc 66ab 61b 57b 1,25 87a 71a 65a 62a

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

* kadar air yang diperoleh relatif lebih tinggi karena terjadi kerusakan alat pada saat penelitian

pF 1,00 y = 52,02x + 20,04 R2 = 0,75 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 BI (g/cm3) K A ( % v ol )

Gambar 3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 1,00

pF 2,00 y = 45,79x + 11,86 R2 = 0,81 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 BI (g/cm3) K A ( % v o l)

Gambar 4. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 2,00

pF 2,54 y = 56,09x - 5,55 R2 = 0,99 0 10 20 30 40 50 60 70 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 BI (gr/cm3) K A ( % v ol )

pF 4,20 y = 12,16x + 36,7 R2 = 0,05 0 10 20 30 40 50 60 70 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 BI (g/cm3) K A ( % v ol )

Gambar 6. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 4,20

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 30 40 50 60 70 80 90 100 KA (% vol) pF BI 0,80 BI 0,90 BI 1,00 BI 1,10 BI 1,20 BI 1,25

Gambar 7. Grafik hubungan kurva pF dengan persentase volume kadar air Dari data-data yang tersaji di atas menghasilkan informasi bahwa kadar air pada pF 1,00; 2,00; 2,54; dan 4,20 semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tanah yang padat air tidak dapat bergerak dalam tanah, sehingga menyebabkan kadar air yang terukur tinggi pada tanah yang mempunyai kepadatan tinggi (Mualim, 2009). Walaupun demikian air tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena padatnya tanah yang menyebabkan air diikat kuat dalam pori mikro dan matriks tanah. Jumlah pori mikro akan bertambah dengan bertambahnya kepadatan tanah.

Secara teori kepadatan tanah tidak berhubungan atau tidak berpengaruh pada kadar air titik layu permanen (pF 4,2) karena pada keadaan ini yang berperan adalah hisapan matriks tanah dan yang tersisa hanyalah pori mikro.

Hasil uji korelasi kepadatan tanah terhadap kurva pF menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata terhadap kurva pF 1,00; 2,00; dan 2,54. Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi yang didapat. Nilai koefisien determinasi (R2) tersebut berturut – turut untuk kurva pF 1,00; 2,00; dan 2,54 yaitu sebesar 0,75; 0,81; dan 0,99. Nilai koefisien determinasi yang didapat untuk pF 4,20 sebesar 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara kepadatan tanah dengan pF 4,20 berkorelasi nyata, akan tetapi hubungannya tidak erat atau tidak begitu saling mempengaruhi secara linear karena titik-titik yang menyebar.

Permeabilitas Tanah

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan tingkat kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap permeabilitas tanah (Tabel Lampiran 1). Permeabilitas tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah disajikan pada Tabel 4 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan permeabilitas tanah tersaji dalam Gambar 8.

Tabel 4. Permeabilitas tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah Kepadatan tanah

(BI)

Permeabilitas

tanah (cm/jam) Klasifikasi 0,80 6,58a agak cepat 0,90 1,84b agak lambat 1,00 0,14c lambat 1,10 0,02c sangat lambat 1,20 0,17c lambat 1,25 0,00c sangat lambat

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

y = -12,69Ln(x) + 1,82 R2 = 0,63 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 BI (g/cm3) P e rm e b il it a s T a n a h ( c m /j a m )

Gambar 8. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan permeabilitas Dari Tabel 5 terlihat bahwa kepadatan tanah dengan nilai bobot isi 1,00 sampai dengan 1,25 g/cm3 tidak ada pengaruh nyata secara statistik, akan tetapi berdasarkan pengelompokan yang masih digunakan nilai bobot isi tersebut termasuk kedalam kelas yang berbeda yaitu kelas lambat sampai sangat lambat. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata dengan nilai koefisien determinasi yang didapat yaitu sebesar 0,63.

Semakin meningkat nilai kepadatan tanah maka akan semakin lambat permeabilitasnya. Hal ini disebabkan karena pemadatan tanah menyebabkan ruang pori makro semakin berkurang, sehingga air tidak bisa melewati tanah tersebut. Secara teori permebilitas berbanding lurus dengan total pori drainase, yaitu semakin sedikit total pori drainase maka nilai permeabilitas tanah akan semakin lambat.

Resistensi

Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ditanami tanaman (Tabel Lampiran 1). Hasil pengamatan resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman tersaji dalam Tabel 6 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10.

Tabel 5 Pengaruh kepadatan terhadap resistensi tanah sebelum dan sesudah ditanam tanaman

Kepadatan tanah (BI)

Sebelum tanam (kg/cm2) Setelah tanam (kg/cm2) Kacang tanah Kedelai Kacang tanah Kedelai 0,80 0,42c 0,42c 0,38d 0,28c 0,90 0,86c 0,86c 0,47d 1,68b 1,00 2,22b 2,22b 1,84c 2,36b 1,10 2,66b 2,66b 2,58c 3,70a 1,20 4,06a 4,06a 4,50b 3,92a 1,25 3,80a 3,80a 6,06a 4,96a

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

setelah tanam: y = 12,43x - 10,31 R2 = 0,77 sebelum tanam : y = 8,38x - 6,39 R2 = 0,88 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 BI (g/cm3) R e s is te ns i (k g/ c m 2 ) Sebelum tanam Setelah tanam

Gambar 9. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanami kacang tanah

setelah tanam: y = 9 ,64x - 7,22 R2 = 0,76 sebelum tanam: y = 8,38x - 6,39 R2 = 0,88 0 1 2 3 4 5 6 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 BI (g/cm 3) R e s is te ns i (k g/ c m 2 ) Setelah tanam Sebelum tanam

Gambar 10. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanam kedelai

Nilai resistensi tanah akan semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan. Dari Tabel 5 terlihat bahwa pada tanaman kacang tanah dan kedelai nilai resistensi mengalami perubahan (penurunan dan peningkatan) dari sebelum ditanami dan setelah ditanami. Hal ini diduga berkaitan dengan perakaran dari tanaman. Ketika akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna (Simanjuntak, 2005). Karena perkembangan secara horizontal ini menyebabkan lapisan atas tanah menjadi lebih gembur sehingga menyebabkan perubahan nilai resitensi tanah pada tanaman kacang tanah dan kedelai. Secara statistik peningkatan kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum ditanam maupun setelah ditanam.

Meningkatnya kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum ditanam maupun setelah ditanam. Nilai koefisein determinasi yang didapat berturut-turut adalah 0,88 (sebelum ditanam); 0,77 (setelah ditanam kacang tanah); 0,76 (setelah ditanam kedelai).

Pengaruh Kepadatan Terhadap Perkecambahan Tanaman

Kacang Tanah

Kecepatan Munculnya Kecambah. Hasil analisis statistik menunjukkan

bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan munculnya kecambah kacang tanah (Tabel Lampiran 2).

Kecambah kacang tanah muncul serentak pada setiap perlakuan kecuali pada perlakuan dengan BI 0,10 g/cm3 yang lebih lambat 1 hari. Tidak berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap kecepatan munculnya kecambah diduga karena tanah yang digunakan sebagai penutup lubang benih tergolong tanah yang gembur dan tidak terpadatkan karena peletakan benih diletakan pada lubang yang ditugal lebih dahulu, sehingga masih bisa ditembus oleh kecambah.

Tinggi Tanaman. Tanaman kacang tanah mulai terlihat muncul

kepermukaan pada 3 hari setelah tanam (HST). Kepadatan tanah memberikan efek yang beragam terhadap tinggi tanaman. Hasil analisis statistik menunjukkan

pada awal pertumbuhan (4, 5, 6, 7 HST), kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi pada pertengahan pertumbuhan (8, 9, 10, 11 HST) kepadatan tanah memberikan pengaruh yang nyata, begitupun di akhir pertumbuhan (Tabel Lampiran 3). Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah (mm) Kepadatan

Tanah (BI)

Umur Kecambah (HST)

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0,80 7,67 11,33 13,67 32,33 34,00ab 39,33a 52,00a 59,33a 66,67 67,67 100,00a 0,90 7,67 14,67 15,33 23,33 21,33bc 24,33ab 29,00ab 34,33ab 42,50 45,00 62,50ab 1,00 7,00 12,67 22,67 26,00 36,33a 42,33a 53,67a 62,33a 69,67 74,67 91,00a 1,10 1,67 7,00 11,33 14,00 14,00c 18,00b 18,00b 18,50b 14,00 14,00 14,00b 1,20 6,00 11,00 12,67 18,00 21,33bc 22,67ab 29,67ab 35,67ab 43,33 49,33 54,33ab 1,25 10,33 13,67 17,33 16,00 17,50c 17,50b 17,50b 25,00b 26,50 26,50 30,50b

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Pada umur 4 – 7 HST, suplai makanan untuk kecambah tanaman diambil dari kotiledon (Hidayat, 1995), sehingga pengaruhnya tidak nyata. Setelah 7 HST akar tanaman mulai efektif mengambil unsur hara dalam tanah, sehingga terhambatnya pertumbahan akar akan menghabat pertumbuhan tanaman. Terhambatnya tinggi tanaman diduga karena akar kacang tanah tidak dapat berkembang secara maksimum akibat dari padatnya tanah, sehingga akar tidak mampu mengambil air dan oksigen secara maksimum. Sebagai efeknya pertumbuhanpun terhambat, karena pemadatan tanah akan mengurangi porositas dan permeabilitas sehingga menambah tekanan hisap matriks tanah dan pengurangan ketersedian air tanah bagi tanaman. Pemadatan tanah juga akan mengurangi aerasi tanah sehingga pergerakan udara dalam tanah menjadi tidak lancar dan memberikan tegangan oksigen bagi tanaman (Damanik, 2007). Mualim (2009) menyatakan bahwa jika akar terganggu maka akan menyebabkan bagian tajuk terganggu dan pertumbuhanpun akan terhambat. Dari Tabel 6 dapat diketahui bobot isi tanah yang sesuai untuk kacang tanah dilihat dari parameter tinggi tanaman adalah 0,80-1,00 g/cm3

Diameter Batang. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan

tanah tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman kacang tanah (Tabel Lampiran 4). Kepadatan tanah berpengaruh nyata pada saat awal pertumbuhan saja. Perlakuan kepadatan terhadap diameter batang kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang kacang tanah (mm). Kepadatan Tanah (BI) Umur Kecambah (HST) 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0,80 4,00a 4,00a 4,00 4,33 4,33 4,67 5,00 5,00 5,00 4,67 4,67 0,90 1,00bc 2,33b 2,00 1,67 1,67 1,33 1,67 1,67 2,00 2,00 2,00 1,00 2,67ab 2,37ab 2,67 2,67 2,67 2,67 2,67 3,00 2,67 2,67 2,67 1,10 0,67c 0,67c 2,33 2,50 2,50 2,50 2,00 2,50 4,00 4,00 4,00 1,20 1,67bc 2,67ab 2,67 2,67 2,00 2,00 2,00 2,00 2,33 2,33 2,33 1,25 2,00bc 2,33b 3,00 3,50 4,00 3,50 3,50 3,50 3,50 4,00 4,00

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Jumlah Daun. Jumlah daun pada kacang tanah yang dipengaruhi oleh

kepadatan tanah hanya saat 10 dan 11 HST saja yaitu pada saat daun tetrafoliat mulai muncul dan berkembang. Daun unifoliat pertama kali muncul pada kacang tanah yaitu pada saat 9 HST pada perlakuan dengan kepadatan 0,80 g/cm3. Masa perkembangan daun tersebut masih tergolong normal sehingga secara keseluruhan, berdasarkan analisis statistik, kepadatan tanah tidak berpengruh nyata terhadap jumlah daun kacang tanah (Tabel Lampiran 5). Tabel 8 menunjukkan pengaruh kepadatan terhadap jumlah daun kacang tanah.

Tabel 8. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun kacang tanah Kepadatan Tanah (BI) Umur Kecambah (HST) 9 10 11 12 13 14 0,80 1 3a 3a 4 4 4 0,90 0 0b 1b 2 2 4 1,00 1 1ab 2ab 2 3 4 1,10 0 0b 0b 0 0 0 1,20 0 0b 0b 1 1 2 1,25 0 0b 0b 0 1 1

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Walaupun secara statistik kepadatan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, tetapi berdasarkan pengamatan di rumah kaca terlihat perbedaan

yang sangat mencolok antara kacang tanah yang ditanam pada masing - masing perlakuan. Hal ini dapat dilihat dari tanaman kacang tanah yang tidak tumbuh daunnya sama sekali ataupun yang perkembangan daunya terlambat (Gambar 11). Damanik (2007) menyatakan bahwa, pemadatan tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat mengurangi perkecambahan, mencegah sistem perakaran yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (baik perkembangan tinggi maupun daun) dan akibatnya dapat mengurangi hasil.

a b

Gambar 11. Jumlah daun kacang tanah pada perlakuan bobot isi 0,80 g/cm3 (a) dan 1,20 g/cm3 (b)

Akar. Hasil analisis statsitik menunjukkan pada kacang tanah, kepadatan

tanah berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar (Tabel Lampiran 6). Akan tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap biomassa akar baik kering maupun basah (Tabel Lampiran 6). Tabel 9 menunjukkan pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan akar kacang tanah.

Tabel 9. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar kacang tanah. Kepadatan Tanah (BI) Panjang akar (mm) Biomasa akar basah (g) Biomasa akar kering (g) 0,80 100,00a 0,75 0,15 0,90 28,33c 0,13 0,07 1,00 63,33b 0,27 0,05 1,10 36,67c 0,59 0,30 1,20 41,67bc 0,39 0,07 1,25 31,67c 0,39 0,16

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap panjang akar dikarenakan panjang akar berhubungan dengan daya tembus akar terhadap tanah, sehingga jika tanah padat akar akan sulit untuk menembus tanah tersebut akibatnya akar menjadi pendek. Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah sebagai tempat tumbuhnya. Dalamnya penetrasi akar berkorelasi kuat dengan tingkat kepadatan tanah. Makin tinggi tingkat kepadatan tanah makin sulit tingkat penetrasi akar baik secara vertikal maupun horizontal. Makin tinggi tingkat kepadatan tanah maka makin berkurang persentase pori makro dan resistensi tanah terhadap penetrasi akar makin meningkat. Penembusan tanah oleh akar dan batang kecambah dipengaruhi oleh sifat penetrabilitas akar terhadap tanah. Batang kecambah harus mendesak tanah yang menghimpitnya sehingga lapisan tanah teratas patah. Tenaga kecambah yang diperlukan untuk itu tergantung dari tebal dan keteguhan lapisan tanah. Menurut Satyagraha (2005), akar tanaman yang terhambat dalam pertumbuhannya akan menjadi lebih pendek dan lebih besar diameternya. Dari Tabel diatas dapat diketahui bobot isi yang sesuai untuk pertumbuhan kacang tanah dilihat dari parameter panjang akar adalah 0,80 g/cm2

Biomassa. Dari hasil analisis statistik, terlihat bahwa kepadatan tanah

tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk (basah maupun kering) (Tabel Lampiran 6). Hasil pengukuran biomassa tajuk kacang tanah tersaji dalam Tabel 10.

Tabel 10. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk kacang tanah. Kepadatan

Tanah (BI) Biomasa basah (g) Biomasa kering (g) 0,80 1,73 0,29 0,90 0,77 0,28 1,00 1,35 0,29 1,10 0,90 0,40 1,20 1,19 0,32 1,25 0,83 0,35

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Tidak berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk diduga karena tajuk yang berkembang pada masa perkecambahan masih berkembang secara normal, karena suplai makanan dan air masih disuplai oleh kotiledon. Hal

ini dapat terlihat dari biomassa tajuk yang tidak telalu berbeda antar perlakuan. Walaupun demikian jika dilihat di rumah kaca, kepadatan tanah tetap saja meberikan pengaruh yang nyata terhadap perkembangan tajuk tapi tidak pada biomassa tajuk baik basah maupun kering.

Kedelai

Kecepatan Munculnya Kecambah. Uji sidik ragam menunjukkan

bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan munculnya kecambah tanaman kedelai (Tabel Lampiran 7). Kecepatan munculnya kecambah tanaman kedelai terjadi secara seragam yaitu saat 4 HST, hanya pada perlakuan 0,80 g/cm3 yang lebih cepat yaitu 3 HST. Keseragaman ini diduga karena tanah yang digunakan sebagai penutup benih tidak padat, sehingga dengan mudah dapat ditembus oleh kecambah.

Tinggi Tanaman. Pada tanaman kedelai pengaruh kepadatan tanah

terlihat berpengaruh nyata dari awal pertumbuhan (8 dan 9 HST berpengaruh sangat nyata) (Tabel Lampiran 8). Tabel 11 menunjukkan pengaruh kepadatan terhadap tinggi tanaman kedelai.

Tabel 11. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kedelai (mm) Kepadatan

Tanah (BI)

Umur Kecambah (HST)

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0,80 33,33 51,00b 49,67ab 62,50bc 75,00bc 75,00b 75,00ab Tanaman Mati

0,90 34,33 76,67a 99,00a 109,67a 125,00a 131,00a 142,67a 154,33a 163,00a 165,67a 1,00 16,00 39,00bc 67,33ab 81,67ab 88,00a 93,67ab 97,00ab 115,50ab 120,00ab 121,00ab 1,10 29,00 34,00bc 43,50b 39,00c 40,00cd

Tanaman Mati 1,20 11,67 19,67c 30,00b 35,00c 35,00d

1,25 19,00 24,67c 45,00b 45,00c 45,00cd 45,00b 45,00b 50,00b 50,00b 54,00b

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Pada tanaman kedelai dengan tipe tumbuh determinate, fase perkecambahan merupakan fase dimana tinggi tanaman terus meningkat dan berhenti pada saat tanaman mulai berbunga (Fikriati, 2009). Tingkat kepadatan tanah akan berkorelasi negatif terhadap pertumbuhan tanaman. Tanah yang terpadatkan akan mengganggu penetrasi akar tanaman sehingga pertumbuhan

tanaman akan terhambat. Pada tanah yang terlalu padat pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen dalam tanah cukup rendah dan permeabilitas terhambat sehingga air akan tergenang dan menghambat pertumbuhan tanaman. Sebagai efeknya tanaman menjadi kerdil dan kurus yang selanjutnya akan mati karena tanaman tidak dapat mengambil unsur hara dan air secara maksimal. Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa bobot isi yang sesuai untuk tanaman kedelai dilihat dari variabel tinggi tanaman adalah 0,80-0,90 g/cm2.

Diameter Batang. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan

tanah hanya berpengaruh nyata pada diameter batang saat 8, 13 dan 14 HST (Tabel Lampiran 9). Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter tanaman kedelai dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter tanaman kedelai (mm) Kepadatan

Tanah (BI)

Umur Kecambah (HST)

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0,80 1,00 1,00 1,00 1,00b 1,00 1,00 1,00 Tanaman Mati

0,90 1,00 1,00 1,33 2,00a 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00a 2,00a 1,00 0,67 1,00 1,00 1,00c 1,33 1,33 1,33 1,50 2,00b 2,00b 1,10 1,00 1,00 1,00 1,00d 1,00

Tanaman Mati

1,20 0,67 1,00 1,00 1,00e 1,00

1,25 1,00 1,00 1,00 1,00f 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00c 1,00c Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak

berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Dari hasil pengamatan dapat terlihat bahwa diameter batang pada kedelai tidak berbeda antar perlakuan. Hal ini disebabkan karena varietas kedelai yang digunakan adalah varietas dengan tipe tumbuh determinate, sehingga tanaman kedelai hanya bertambah tinggi, sedangkan diameter batang tumbuh relatif seragam. Pernyataan ini dipertegas oleh Fikriati (2009) yang menyatakan bahwa pertumbuhan tinggi pada varietas dengan tipe tumbuh determinate akan sangat cepat dan berhenti pada saat tanaman mulai berbunga, sedangkan diameter batang biasanya memiliki ketebalan yang relatif seragam.

Jumlah Daun. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan

tanah berpengaruh nyata pada jumlah daun dan hanya saat awal pertumbuhan daun, sedangkan diakhir pengamat kepadatan tanah tidak berpengaruh terhadap

jumlah daun (Tabel Lampiran 10). Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun pada kedelai dapat dilihat dalam Tabel 13.

Tabel 13. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun pada kedelai Kepadatan

Tanah (BI)

Umur Kecambah (HST)

7 8 9 10 11 12 13 14 0,80 0b 1ab 1ab 1a 1 Tanaman Mati

0,90 1a 1a 1a 1b 1 1 1 1 1,00 1b 1a 1a 1c 1 2 2 2 1,10 0b 0b 0b Tanaman Mati 1,20 0b 0b 0b 1,25 1b 1a 1a 1d 1 1 1 1 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak

berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Dilihat dari Tabel di atas masa perkembangan daun kedelai tersebut masih tergolong normal sehingga secara keseluruhan, kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun.

Akar. Pada tanaman kedelai kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata

terhadap panjang akar ataupun biomasa akar baik basah maupun kering (Tabel Lampiran 11). Hasil pengamat akar tanaman kedelai tersaji dalam Tabel 14.

Tabel 14. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar kedelai. Kepadatan Tanah (BI) Panjang akar (mm) Biomasa akar basah (g) Biomasa akar kering (g) 0,80 40,67 0,12 0,01 0,90 61,67 0,14 0,02 1,00 53,33 0,12 0,01 1,10 27,00 0,09 0,02 1,20 33,67 0,09 0,02 1,25 41,00 0,06 0,01

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Tidak berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap akar kedelai karena kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asampun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar (www.wikipedia.org). Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.

Biomassa. Dari hasil analisis statistik, terlihat bahwa kepadatan tanah

tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk (basah maupun kering) kedelai (Tabel Lampiran 11). Tabel 15 menunjukkan pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk kedelai.

Tabel 15. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk kedelai Kepadatan

Tanah (BI) Biomasa basah (g) Biomasa kering (g)

0,80 0,07 0,04 0,90 0,34 0,07 1,00 0,20 0,05 1,10 0,16 0,07 1,20 0,17 0,08 1,25 0,15 0,07

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Dari Tabel 15 terlihat bahwa biomassa tajuk baik basah maupun kering antar perlakuan tidak jauh berbeda. Pertumbuhan batang yang relatif seragam, serta perkembangan daun yang relatif masih normal menyebabkan kepadatan tanah tidak terlihat berpengaruh terhadap biomassa tajuk tanaman kedelai. Hal ini terjadi karena makanan dan air pada saat perkecambahan masih disuplai oleh kotiledon.

Dokumen terkait