• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Uji validitas

Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan teknik pearson coreelation dengan menghitung angka pada kolom

Corrected item-Total Correlation atau r hitung dari nilai jawaban responden untuk tiap butir pernyataan, kemudian dibandingkan dengan angka pada tabel r tabel. Setiap butir pernyataan dikatakan valid bila r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel.

Dalam hal ini jumlah sampel yang diuji adalah 54 responden dengan taraf signifikansi ( ) 5% maka didapat r hitung sebesar 0.361 (dapat dilihat pada lampiran).

Tabel 4. 8

Uji Validitas Konflik Audit (Variabel X1) Item R hitung R tabel Keterangan

Q_1 ,097 0.361 Tidak Valid Q_2 ,053 0.361 Tidak Valid Q_3 ,332 0.361 Tidak Valid Q_4 ,288 0.361 Tidak Valid Q_5 ,439 0.361 Valid Q_6 ,566 0.361 Valid Q_7 ,317 0.361 Tidak Valid Q_8 ,364 0.361 Valid Q_9 ,510 0.361 Valid Q_10 ,415 0.361 Valid Q_11 -,012 0.361 Tidak Valid Q_12 ,167 0.361 Tidak Valid

Berdasarkan hasil uji validitas konflik audit yang terjadi diperoleh hasil bahwa, terdapat tujuh item pernyataan tidak valid karena r hitung < r tabel. Pernyataan tersebut antara lain Q_1 dengan r hitung 0.097, Q_2 dengan r hitung 0.053, Q_3 dengan r hitung 0.332, Q_4 dengan r hitung 0.288 Q_7 dengan r hitung 0.317 Q_11 dengan r hitung -0.012 dan Q_12 dengan r hitung 0.167. Untuk hasil uji validitas pernyataan yang tidak valid tetap digunakan dikarenakan hasil uji reliabelnya tinggi maka pernyataan yang tidak valid diperbaiki agar tidak rancu atau bias dan tetap digunakan.

Tabel 4. 9

Uji Validitas Independensi Auditor (Variabel X2) item R hitung R tabel keterangan

Q_13 ,621 0.361 Valid Q_14 ,504 0.361 Valid Q_15 ,347 0.361 Tidak Valid Q_16 ,469 0.361 Valid Q_17 ,507 0.361 Valid Q_18 ,078 0.361 Tidak Valid Q_19 ,628 0.361 Valid Q_20 ,591 0.361 Valid Q_21 ,445 0.361 Valid Q_22 ,718 0.361 Valid

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil uji validitas independensi auditor yang terjadi diperoleh hasil bahwa, terdapat dua item pernyataan tidak valid karena r hitung < r tabel. Pernyataan tersebut antara lain Q_15 dengan r hitung 0.347, dan Q_18 dengan r hitung 0.078. Itu masih bisa diterima dikarenakan pada hasil uji reliabilitas independensi auditor (tabel 4.12) nilainya lebih dari 0.6.

Tabel 4. 10

Uji Validitas Opini Audit (Variabel Y)

Item R hitung R tabel keterangan

Q_23 ,297 0.361 Tidak Valid Q_24 ,238 0.361 Tidak Valid Q_25 ,347 0.361 Tidak Valid Q_26 ,311 0.361 Tidak Valid Q_27 ,442 0.361 Valid Q_28 ,459 0.361 Valid Q_29 ,538 0.361 Valid Q_30 ,583 0.361 Valid Q_31 ,429 0.361 Valid Q_32 ,438 0.361 Valid

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil uji validitas opini audit yang terjadi diperoleh hasil bahwa, terdapat empat item pernyataan tidak valid karena r hitung < r tabel. Pernyataan tersebut antara lain Q_23 dengan r hitung 0.297, Q_24 dengan r hitung 0.238, Q_25 dengan r hitung 0.347, dan Q_26 dengan r hitung 0.311. Itu masih bisa diterima dikarenakan pada hasil uji reliabilitas opini audit (tabel 4.13) nilainya lebih dari 0.6.

Berdasarkan hasil uji validitas terdapat tujuh item pernyataan pada variabel konflik audit (X1) yang tidak valid (pernyataan no 1, 2, 3, 4, 7, 11, dan 12). Sedangkan variabel motivasi auditor internal (X2) terdapat dua item pernyataan yang tidak valid (pernyataan no 15 dan 18), dan variabel opini audit (Y) terdapat empat pernyataan yang tidak valid (pernyataan no 23, 24, 25 dan 26). Pernyataan-pernyataan tersebut dikatakan tidak valid karena r hitung < 0.361.

b. Uji reliabilitas

Setelah instrumen dipastikan akurasinya, kemudian dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan cronbanch’s alpha. Reliabilitas suatu intrumen variabel dikatakan baik jika memiliki

cronbanch’s alpha > 0.6 (Nunnaly, 1967 dalam Gozali, 2005). Tabel 4. 11

Uji Reliabilitas Konflik Audit (Variabel X1)

Cronbach's Alpha N of Items

,636 12

Sumber: data diolah

Terlihat dari hasil analisis bahwa semua butir pernyataan pada kolom Cronbach’s Alpha mempunyai nilai di atas 0.6. Kesimpulannya semua butir pernyataan di atas sudah reliabel.

Tabel 4. 12

Uji Reliabilitas Independensi Auditor (Variabel X2)

Cronbach's Alpha N of Items

,812 10

Sumber: data diolah

Tabel 4. 13

Uji Reliabilitas Opini Audit(Variabel Y)

Cronbach's Alpha N of Items

,731 10

Sumber: Data diolah

Dari hasil analisis variabel independensi auditor dan opini audit menunjukkan bahwa Cronbach’s Alpha mempunyai nilai di atas 0.6. Kesimpulannya semua butir pernyataan diatas sudah reliabel.

Terlihat dari uji validitas pada try out sebelumnya, bahwa ada beberapa item pernyataan yang hasilnya tidak valid. Tetapi pada uji reliabilitas diatas semua variabel menunjukkan Cronbach’s Alpha yang cukup tinggi yaitu > 0.6, sehingga penelitian ini tetap menggunakan item-item pernyataan yang sama dengan memperbaiki kalimat pada pernyataan yang tidak valid.

Karena semua butir pernyataan sudah reliabel, kesimpulannya instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten).

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji variabel independen yaitu konflik audit dan independensi auditor, dan variabel dependen yaitu opini audit dalam sebuah model regresi berdistribusi normal atau tidak.

Grafik dibawah memperlihatkan hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Normality Probability Plot yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi dengan normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas.

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 E x p e c te d C u m P ro b

Dependent Variable: VAR00003

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas

b. Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot dibawah ini merupakan hasil uji heteroskedastisitas untuk variabel independen yaitu konflik audit dan independensi auditor, dan variabel dependen yaitu opini audit. Berdasarkan uji tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini memenuhi asumsi homoskedastisitas.

Regression Standardized Predicted Value 4 3 2 1 0 -1 -2 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 2 1 0 -1 -2 -3 Dependent Variable: OA Scatterplot Gambar 4. 2

Hasil Uji Heterokedastisitas

c. Multikoliniearitas

Deteksi terhadap multikoliniearitas dapat dilihant dari Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (TOL).

Tabel 4. 14 Multikoliniearitas Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 KA .932 1.073 IA .932 1.073 a Dependent Variable: OA Sumber: Data diolah

Dari tabel diatas terlihat bahwa VIF 1.073 dan TOL 0.932, ini berarti instrumen penelitian dapat dianggap tidak terjadi multikoliniearitas atau tepatnya hanya low collinearity (Stanislaus: 2006).

3. Uji Hipotesis a. Uji t (uji parsial)

Tabel 4. 15 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.407 3.426 3.330 .002 KA .299 .074 .487 4.035 .000 IA .059 .042 .169 1.400 .168 a Dependent Variable: OA

Sumber: Data diolah

Uji secara parsial (individual) dari hasil pengolahan data program SPSS 12 ditunjukan pada tabel Coefficientsa, dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis tiap variabel independen adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas 0.05 atau (sig < 0.05), maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (terdapat pengaruh yang nyata).

2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05

atau (sig > 0.05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (tidak terdapat pengaruh yang nyata).

Kaidah Keputusan:

a) Hipotesis yang akan diuji untuk variabel konflik audit (X1) akan dirumuskan sebagai berikut:

Ha 1 = Konflik audit berpengaruh terhadap opini audit. Ho1 = Konflik audit tidak berpengaruh terhadap opini audit.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel tingkat keahlian memiliki sig 0.000, ini berarti nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.000 < 0.05). Maka, antara konflik audit berpengaruh terhadap opini audit sebesar 0.487 atau 48.7%.

b) Hipotesis yang akan diuji untuk variabel motivasi auditor internal (X2) akan dirumuskan sebagai berikut:

Ha 2 = Indepndensi auditor berpengaruh terhadap opini audit. Ho 2= Independensi auditor tidak berpengaruh terhadap opini audit.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel independensi memiliki sig 0.168, ini berarti nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.168 > 0.05). Maka, independensi auditor tidak berpengaruh terhadap opini audit.

Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa konflik itu sendiri bisa didefenisikan sebagai adanya dua atau lebih kelompok tekanan dimana kepatuhan pada kelompok yang satu akan menimbulkan ketidakmungkinan untuk mematuhi yang lainnya. Sehingga pada tahap penyusunannya konflik audit tidak dipersoalkan oleh variabel independensi, karena untuk mendapatkan opini audit yang berkualitas, konflik audit bukanlah salah satu komponen dalam membuat opini audit.

Namun, bukan berarti independensi tidak berpengaruh sama sekali dalam penelitian ini, terutama dengan opini audit. Karena peneliti menggunakan sub variabel independensi yang disarikan dari berbagai literatur dalam penyusunan kuesioner, sehingga kemungkinannya adalah bahwa untuk melihat pengaruh antara independensi auditor dengan opini audit ada sub variabel yang tidak dapat menjaring dalam penelitian ini.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, dalam prakteknya konflik audit yang paling menentukan dalam opini audit yang diberikan, dibandingkan independensi auditor.

b. Uji F (uji simultan)

Tabel 4. 16

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 91.749 2 45.875 11.372 .000(a)

Residual 205.732 51 4.034

Total 297.481 53

a Predictors: (Constant), KA, IA b Dependent Variable: OA

sumber: Data diolah

Dasar pengambilan keputusan untuk uji simultan antara variabel X dan Y adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas 0.05 atau (sig < 0.05), maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (terdapat pengaruh yang nyata).

2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05

atau (sig > 0.05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (tidak terdapat pengaruh yang nyata).

Hipotesis untuk uji simultan akan dirumuskan seperti dibawah ini: Ha3 = Konflik audit dan independensi auditor berpengaruh secara

simultan terhadap opini audit.

Ho3 = Konflik audit dan independensi auditor tidak berpengaruh secara simultan terhadap opini audit.

Hasil analisis pada tabel ANOVAb diatas diperoleh F sebesar 11.372 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.000, ini berarti nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.000 < 0.05) Maka, terdapat pengaruh secara simultan antara konflik audit dan independensi auditor terhadap opini audit.

c. Uji R2 (koefisien determinasi) Tabel 4. 17 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .555(a) .308 .281 2.008

a Predictors: (Constant), IA, KA b Dependent Variable: OA

Sumber: Data diolah

Karena jumlah variabel independen tidak lebih dari dua, maka peneliti menggunakan R2 (koefisien determinasi) dan bukan Adjusted R2 (Singgih Santoso, 2000). Berdasarkan tabel Model Summaryb diatas diperoleh hasil bahwa R2 0.308, jika disajikan persentasenya adalah

sebesar 30.8%. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa variabel konflik audit dan independensi secara bersama dapat menjelaskan sebesar 30.8% variabel opini audit. Adapun sisanya sebesar 69.2% (100%-30.8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam analisa regresi ini contohnya adalah ketaatan perusahaan terhadap prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum, dan konsistensi perusahaan terhadap standar akuntansi dalam membuat laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa konflik audit dan independensi auditor dapat memberikan pengaruh positif terhadap opini audit.

Standard Error of Estimate (SEE) adalah sebesar 2.008. semakin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. Konflik audit (variabel X1) yang diukur oleh opini audit (variabel Y) memiliki sig 0.000, ini berarti nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, hipotesis penelitian yang menyatakan konflik audit signifikan berpengaruh terhadap opini audit dapat diterima yaitu sebesar 0.487 atau 48.7%.

2. Independensi auditor (variabel X2) yang diukur oleh oleh opini audit (variabel Y) memiliki sig 0.168, ini berarti nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, independensi auditor tidak signifikan berpengaruh terhadapopini audit.

3. Konflik audit (variabel X1) dan independensi auditor (variabel X2) secara simultan diperoleh F sebesar 11.372 dengan nilai probabilitas sig sebesar 0.000, ini berarti nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, hipotesis penelitian yang menyatakan konflik audit dan independensi auditor berpengaruh terhadapopini audit diterima.

4. Untuk menentukan besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen diperoleh hasil bahwa R2 0.308. Angka tersebut

mempunyai maksud bahwa variabel konflik audit dan independensi auditor secara bersama dapat menjelaskan sebesar 30.8% variabel opini audit. Adapun sisanya sebesar 69.2% (100%-30.8%) dipengaruhi oleh variabel lain.

Dokumen terkait