• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar belakang Berdirinya KUD Harta.

Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan swadaya masyarakat desa. Untuk itu perlu digerakkan potensi rakyat di desa desa.

Menurut Widiyanti dan Sunindhia (1992) dalam bukunya menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pertanian dan kehidupan rakyat di daerah perdesaan maka pemerintah menganjurkan pembentukan KUD. Keberadaan KUD dan bangkitnya ekonomi desa dapat mewujudkan masyarakat desa yang maju dan sejahtera dan berkeadilan sosial.

Demikian juga halnya di daerah penelitian. Demi kesejahteraan masyarakat petani di Kabupaten Langkat, maka pemerintah pusat merasa perlu melaksanakan pengembangan masyarakat petani dengan perencanaan pembentukan Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPPS). Oleh karena itu dibentuk KPPS HARTA yang beranggotakan petani kelapa sawit dan akhirnya berubah anggaran dan badan hukum yang baru menjadi KUD Harta.

KUD Harta (Harapan Tani) ini terletak di Desa Sei Limbat, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat yang berdiri pada tanggal 20 Oktober 1982 dengan Badan Hukum 4332 A/BH/III/23 Mei 1992.

Adapun wilayah kerja dari KUD Harta yaitu: 1. Kecamatan Selesai terdiri dari 4 desa.

2. Kecamatan Sei Bingei terdiri dari 1 desa.

3. Kecamatan Sei Lapian terdiri dari 1 desa.

Visi dan Misi KUD Harta.

Sesuai dengan historis berdirinya KUD Harta pada tahun 1982 maka pada dasarnya KUD Harta sangat berperan dalam hal alih teknologi dari kebun Inti ke petani PIR-LOKAL sekaligus melayani kebutuhan-kebutuhan sosial ekonomi anggota seperti: Simpan Pinjam, Pupuk, Sembako, Saprodi, Transport TBS dll. Melalui lembaga KUD Harta, petani telah dididik untuk lebih cerdas dan produktif dengan cara mengikutsertakan petani dalam pelatihan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui instansi terkait. Keberadaan KUD Harta pada anggota dan masyarakat diharapkan secara ekonomi dan sosial mampu memberikan manfaat yang besar sebagai pelayan dan suri teladan perekonomian di daerah ini.

KUD Harta diharapkan berfungsi antara lain:

1. Menjembatani petani dengan produsen pupuk, pestisida, alat-alat pertanian sehingga diperoleh harga yang standard. Dimana pupuk yang ada di KUD Harta merupakan pupuk bersubsidi sehingga harganya dapat dijangkau oleh anggota KUD.

2. Menjembatani petani dengan pembeli hasil pertanian sehingga diperoleh harga yang maksimal. Dimana KUD Harta menampung hasil produksi anggotanya dengan harga standard pabrik.

3. Melindungi petani dari para ijon dan Rentenir dengan cara memberikan simpan pinjam kepada anggotanya supaya dapat meningkatkan produksi kelapa sawitnya.

Adapun unit usaha yang dilakukan oleh KUD Harta diantaranya Unit Jual Beli TBS, Unit Penyaluran TBS, Unit USP Otonom, Wartel, Unit Kerjasam PLN, Penjualan LPG dan Aqua, Pupuk dan Saprodi, Waserda, Fotocopy, dan Pembibitan Kelapa Sawit.

KUD Harta juga menyediakan transportasi untuk mengangkut sarana produksi dan hasil produksi anggotanya. Biaya pengangkutan dikenakan sebesar Rp 25-30/Kg TBS dan sesuai dengan jarak yang ditempuh. Selain itu, KUD Harta juga mempunyai timbangan untuk TBS. Biaya untuk jasa timbangan dikenakan sebesar Rp 5-10/Kg TBS.

Struktur Organisasi KUD Harta

Adapun yang menjadi pembagian tugas pengurus di KUD Harta adalah: A. Pengurus

1. Berdasarkan Struktur Organisasi

Ketua I : Tanggung jawab luar dan dalam. Ketua II : Pengawasan dan pembinaan usaha. Sekretaris I : Administrasi umum.

Sekretaris II : Personalia karyawan. Bendahara : Keuangan

2. Mekanisme Kerja

Kegiatan Harian:

a. Tugas dalam struktur organisasi dan berdasarkan bidang kegiatan.

b. Aktif dalam pekerjaan menurut kegiatan masing-masing.

c. Mengatasi segala kesulitan dalam kegiatan masing-masing.

Kegiatan Bulanan

a. Membuat rekapitulasi kegiatan serta membawa dalam rapat pengurus.

b. Mengkompilasi segala kondisi yang mengakibatkan tidak tercapainya program.

c. Mengadakan perbaikan.

Kegiatan Tahunan:

a. Menyimpulkan segala laporan kegiatan organisasi dan usaha selama 1 tahun untuk persiapan mengadakan RAT.

b. Mengadakan evaluasi atas rencana dan rencana anggaran belanja dan menetapkan RAT

B. Badan Pengawas

Ketua : Tanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan secara rutin maupun insidentil.

Anggota : Bersama-sama dengan ketua melaksanakan fungsi pengawasan.

C. Karyawan

Manager : Mengawasi dan mengontrol karyawan. Karyawan : Melaksanakan fungsi masing masing. D. Anggota KUD Harta.

Adapun Struktur organisasi KUD Harta terdiri dari dua unsur yaitu; unsur unsur alat perlengkapan koperasi (rapat anggota, pengurus, pengawas) dan unsur unsur pelaksanaan teknis (manager dan karyawan) yang dapat dilihat pada Gambar 2

Mekanisme Kerja:

Dari gambar 2 dapat kita lihat bahwa KUD Harta melaksanakan kegiatan kegiatan jual beli TBS, simpan pinjam, penyaluran sarana produksi, pertokoan/waserda, dan pembibitan kelapa sawit.

Sesuai dengan fungsi KUD, maka KUD Harta diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian para anggotanya. Dimana para anggotanya memperoleh pelayanan pelayanan dalam meningkatkan produksi kelapa sawit mereka dan penyaluran sarana produksi ke tangan anggota dapat berjalan dengan lancar.

Penyuluhan Usahatani Kelapa Sawit

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sebagai pendidikan non formal, penyuluhan pertanian mempunyai potensi yang besar untuk memperluas jangkauan pendidikan bagi masyarakat perdesaan karena terbatasnya pendidikan formal yang ada sehingga dapat meningkatkan produktifitas serta kualitas usahatani dalam meningkatkan usahatani petani.

Menurut Mardikanto (1992) dalam bukunya menyatakan bahwa pembangunan masyarakat desa dapat dilaksanakan melalui proses pendidikan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pembinaan masyarakat perdesaan melibatkan berbagai pihak baik dari pihak pemerintahan, pihak swasta dan pihak masyarakat tani.

Dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Kecamatan Selesai hingga saat ini, dilakukan dengan memperhatikan tanaman kelapa sawit yang memerlukan perhatian khusus. Sehingga apabila ada inovasi dan teknologi yang baru maka penyuluhan akan diprioritaskan pada tanaman tersebut. Akan tetapi, penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit di daerah penelitian sangatlah memprihatinkan. Hal ini dikarenakan kegiatan penyuluhan di Kecamatan Selesai sangat jarang dilakukan.

Pembinaan terhadap usahatani kelapa sawit rakyat di daerah penelitian kurang mendapat perhatian dari pihak pihak yang terkait baik dari pemerintah, swasta maupun KUD Harta. Kurangnya penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit dapat mempengaruhi produksi petani.

Disamping itu ada juga anggapan dari para petani bahwa penyuluhan itu tidak terlalu penting dikarenakan tanpa penyuluhan pertanian kelapa sawit mereka juga akan berproduksi. Selain itu, ada juga anggapan dari para petani bahwa penyuluhan itu rumit dan menghabiskan waktu.

Pembinaan oleh KUD Harta

Dalam pelaksanaan perannya, KUD perlu mengadakan pendekatan kepada anggotanya. Pendidikan ataupun pembinaan yang diberikan KUD dapat mengubah pola pikir anggotanya menjadi lebih maju sehingga produksi anggotanya meningkat.

Menurut Kartasapoetra dkk, 2001 menyatakan bahwa peranan KUD sangat diperlukan untuk mendorong pengembangan potensi masyarakat maupun anggotanya. Kegiatan pendidikan dan penyuluhan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggotanya dalam mengembangkan usahataninya dan meningkatkan produksi usahataninya. Kegiatan penyuluhan dalam usahatani dapat berupa mengajarkan pengolahan yang benar, penggunaan bibit unggul, pemberian pupuk dan obat obatan yang sesuai anjuran, maka hasil yang diperoleh petani akan lebih meningkat lagi.

KUD Harta melakukan pembinaan kepada para anggotanya dalam mengolah usahataninya. Misalnya dalam pengolahan lahan, KUD Harta menghimbau anggotanya supaya melakukan jarak tanam 9x9x8 meter supaya perkembangan dan pertumbuhan kelapa sawit baik. Begitu juga dalam penggunaan bibit unggul, KUD Harta menghimbau supaya para anggotanya menggunakan bibit yang tersertifikasi sehingga hasilnya lebih baik. Adapun bibit

yang dihimbau yaitu DP yang kualitasnya telah tersertifikasi. Dimana seluruh bibit tersebut dapat diperoleh di KUD Harta. Begitu juga halnya dalam penggunaan pupuk. KUD Harta menghimbau anggotanya supaya menggunakan pupuk seefisien mungkin sehingga tidak terjadi pemborosan.

Akan tetapi tenaga ahli untuk pembinaan usahatani anggota KUD Harta sangat kurang. Hal ini menjadi perhatian utama bagi pihak KUD Harta dalam memberitahukan inovasi maupun teknologi baru.

Selain penggunaan sarana produksi, KUD Harta juga sangat menghimbau para anggotanya untuk menjual produksinya ke KUD Harta demi kepentingan bersama. Akan tetapi persaingan dengan agen maupun PKS (Penampung Kelapa Sawiit) yang berada di sekitar wilayah KUD Harta sangat mengganggu terhadap kinerja KUD Harta. Hal ini disebabkan para agen maupun PKS tersebut mampu memberikan harga naik lebih sedikit dari harga TBS yang ditetapkan oleh KUD Harta. Sehingga banyak anggota memilih untuk menjual produksinya di luar KUD Harta yang menyebabkan kerugian bagi pihak KUD tersebut.

Ketersediaan Sarana Produksi Di KUD Harta Bibit

Kelapa sawit di daerah penelitian merupakan tanaman yang menghasilkan (TM). Dimana penanaman kelapa sawit ini bersifat monokultur, hal ini dikarenakan pada saat tanaman telah menghasilkan (4-5 tahun) tanaman sudah relatif tinggi.

Menurut Mustafa 2004 dalam bukunya menyatakan bahwa keberhasilan suatu usahatani perkebunan kelapa sawit antara lain ditentukan oleh faktor bahan

tanaman atau bibit yang memiliki sifat sifat unggul. Bibit yang unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi yang tinggi apabila perlakuan dilaksanakan secara optimal.

Di daerah penelitian, bibit yang digunakan oleh petani sampel diperoleh dari KUD Harta. Untuk memperoleh bibit yang tahan terhadap penyakit biasanya memperoleh bantuan dari pemerintah ataupun instansi lain dalam penyediaannya. Adapun bibit yang tersedia di KUD Harta yaitu DP yang kualitasnya telah tersertifikasi.

Di daerah penelitian petani sampel melakukan penanaman kelapa sawit dengan sistem susunan penanaman berbentuk segitiga sama sisi dimana merupakan yang paling ekonomis karena untuk tiap hektar lahan kelapa sawit dapat memuat 143 pokok kelapa sawit. Jarak tanam yang digunakan petani sampel adalah 9 x 9 x 9 m.

Adapun jumlah bibit yang digunakan oleh petani sampel di daerah penelitian untuk tiap hektarnya adalah 143 pokok. Distribusi penggunaan bibit oleh petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 9 ini.

Tabel 9. Jumlah penggunaan bibit oleh petani sampel di daerah penelitian. Luas Lahan (Ha) Jumlah bibit/Ha Total bibit

125.8 Ha 143 pokok 17989 pokok

Sumber: Data diolah dari Lampiran 3.

Bibit yang digunakan oleh petani sampel di daerah penelitian seluruhnya diperoleh dari KUD Harta. Adapun harga bibit di KUD Harta relatif lebih murah dari luar KUD yakni Rp 15.000/ pokok, sedangkan dari luar KUD dapat mencapai Rp 25.000/pokok. Sarana produksi bibit mencukupi untuk usahatani kelapa sawit rakyat di daerah penelitian.

Pupuk

Menurut Mustafa, 2004 pemupukan merupakan salah satu tindakan perawatan tanaman yang sangat penting artinya. Tujuan pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Beberapa jenis pupuk yang sering digunakan antara lain Urea, TSP, KCl, Kieserite, dan Borax. Jika tanaman kelapa sawit kekurangan unsur hara tersebut akan menghambat pertumbuhhan kelapa sawit sehingga tanaman kelapa sawit menjadi kerdil dan berproduksi rendah. Dosis pemupukan untuk masing-masing tempat saling berbeda dari tingkat kesuburan tanahnya.

Di daerah penelitian pupuk yang disediakan oleh KUD Harta antara lain Urea, TSP, KCl (MOP), Kieserite, dan Borax. Harga pupuk di KUD Harta relatif lebih murah dibandingkan toko pertanian lainnya, dimana pupuk yang tersedia di KUD Harta merupakan pupuk subsidi yang berasal dari pemerintah. Akan tetapi, selain pupuk bersubsidi KUD Harta juga melayani penjualan pupuk non subsidi.

Adapun perbandingan harga pupuk subsidi dan non subsidi di KUD Harta yang ada di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Perbandingan daftar harga pupuk di daerah penelitian. No Jenis pupuk Harga pupuk subsidi

(Rp/Sak)

Harga non subsidi (Rp/Sak) 1 Urea 75.000 250.000 2 TSP 120.000 300.000 3 MOP 125.000 250.000 4 Kieserite 30.000 70.000 5 Borate 17.000 40.000

Sumber : KUD Harta

Petani sampel di Kecamatan Selesai melakukan pemupukan sekali atau dua kali setahun yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk secara merata di sekeliling piringan pokok.

Di daerah penelitian, petani sampel memberikan pupuk Urea terhadap tanaman kelapa sawit dengan dosis 1-2 kg/pokok/sampel. Sedangkan penggunaan pupuk TSP terhadap kelapa sawit dengan dosis 0,5 kg – 2 kg / pokok/sampel. Penggunaan pupuk MOP terhadap kelapa sawit yaitu dengan cara menaburkan di sekitar keliling pinggiran dengan dosis 1- 2 kg/ pokok/sampel. Penggunaan pupuk Kiesrite dengan dosis 0,5-2 kg/ pokok/sampel. Pupuk Borate sangatlah jarang digunakan oleh petani sampel dan dosis yang diberikan hanya 0.05-0.1 kg/pokok.

Untuk penggunaan pupuk di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Penggunaan pupuk di daerah penelitian

No Jenis Pupuk Range Dosis Pupuk/Pokok

1 Urea 1-2 Kg/Pokok

2 TSP 0.5-2 Kg/Pokok

3 MOP 1-2 Kg/Pokok

4 KIESRITE 0.5-2 Kg/Pokok

5 BORATE 0.05-0.1 Kg/Pokok

Sumber :Data diolah dari lampiran 3

Ketersediaan pupuk subsidi di KUD Harta akhir akhir ini sangat terbatas. Hal ini sangat mengganggu terhadap produksi anggotanya. Pupuk subsidi yang tersedia di KUD Harta tidak dapat memenuhi sepenuhnya kebutuhan anggotanya. Pihak koperasi selalu berusaha untuk mendapatkan stock pupuk, akan tetapi dari pihak distributor kurang memperhatikan KUD Harta. Dalam penyaluran pupuk subsidi kepada anggotanya, KUD Harta berusaha memberikan secara merata apabila persediaan pupuk subsidi terbatas. Pupuk subsidi yang ada di koperasi yakni tersedia tetapi tidak mencukupi.

Obat obatan

Menurut Mustafa, 2004 serangan hama dan penyakit adalah salah satu faktor yang dapat menurunkan produksi kelapa sawit. Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan cara mekanis misalnya dengan memotong bagian tanaman yang terserang, cara biologis dengan memelihara predator alami, dan cara kimia dengan menggunakan obat-obatan.

Di daerah penelitian, pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan pembabatan, pemotongan dan pembakaran. Sedangkan penggunaan obat obatan dilakukan dengan melihat gejala gejala yang timbul. Hanya sebagian petani sampel yang menggunakan obat obatan Karena penggunaan obat obatan memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kesehatan petani begitu juga terhadap tanaman kelapa sawit.

Adapun jenis obat obatan yang sering digunakan petani sampel di daerah penelitian adalah Gramaxone, Semar, Round Up. Petani sampel di daerah penelitian mendapatkan obat obatan dari KUD Harta.

Untuk penggunaan sarana produksi obat obatan yang digunakan petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini.

Tabel 12. Distribusi penggunaan obat obatan oleh petani sampel di daerah penelitian.

No Jenis Obatan Range dosis/Ha (Liter) Rataan

1 Gramaxone 0 – 4 1.73

2 Semar 0 – 5 1.83

3 Round up 0 – 5 2.76

Panen

Dalam setiap proses produksi akan menghasilkan produksi, dimana produksi itu akan diambil atau dipanen oleh petani. Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2.5-3 tahun. Kelapa sawit di daerah penelitian merupakan tanaman menghasilkan (TM).

Para petani melakukan pemanenan 2 kali dalam sebulan (sekali 2 minggu). Sedangkan untuk cara pemanenan digunakan egrek atau kampak karena tanaman sudah tinggi. TBS yang telah dipanen kemudian dikumpulkan dan dibawa ke timbangan.

Dalam menjalankan fungsinya, KUD Harta juga melaksanakan unit jual beli TBS (Tandan Buah Segar). KUD Harta menampung produksi anggotanya dengan harga standart pabrik. Akan tetapi persaingan dengan agen di luar KUD menjadi kendala bagi KUD Harta. Para anggota juga banyak menjual produksinya di luar KUD, dimana harga yang ditawarkan oleh agen hanya selisih Rp100-Rp150. Hal ini sangat mengganggu terhadap kinerja KUD Harta dan sangat merugikan pihak KUD Harta.

Dalam mengangkut hasil panennya, KUD Harta juga menyediakan jasa transportasi yaitu dikenakan biaya Rp 25-30/Kg TBS. Selain jasa transportasi, KUD Harta juga menyediakan jasa penimbangan dan dikenakan biaya Rp 5-10/Kg TBS.

Pendistribusian Sarana Produksi Oleh KUD Harta

Berdasarkan fungsi KUD, menurut Edilius dan Sudarsono (1993) KUD sebagai koperasi serba usaha yang meliputi semua bidang kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan seperti pertanian, perikanan, peternakan, KUD juga melaksanakan fungsi fungsi:

1. Perkreditan,

2. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi serta barang barang keperluan sehari hari.

3. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi, 4. Dan kegiatan perekonomian lainnya.

Pupuk yang berada di KUD Harta merupakan pupuk bersubsidi dari pemerintah dan non subsidi. KUD Harta bekerja sama dengan pihak distributor seperti PUSRI. KUD Harta melaksanakan penyediaan dan pendistribusian sarana produksi kepada anggotanya. Dalam pendistribusian sarana produksi KUD memberikan keringanan kepada para anggotanya.

Apabila anggotanya tidak mempunyai modal untuk membeli sarana produksi secara tunai, maka KUD Harta memberikan kredit kepada anggotanya. Anggota dapat membayarnya dengan cara mencicil dan bahkan ketika mereka panen.

Akhir akhir ini pupuk subsidi sangat sulit didapatkan oleh para petani, baik dari segi jumlah maupun harga yang sangat mahal. KUD Harta juga sulit untuk memperoleh pupuk bersubisidi dan stocknya sangat terbatas. Dalam pemenuhan keinginan anggota untuk usahataninya, maka KUD Harta memberikan kebijakan yaitu dengan memberikan pupuk subsidi secara merata kepada anggotanya. Selain

pupuk subsidi, KUD Harta juga menyediakan pupuk non subsidi, akan tetapi harganya lebih mahal dibanding pupuk subsidi.

Selain menyalurkan sarana produksi, KUD Harta juga menampung pemasaran produksi anggotanya. Harga yang diberikan KUD Harta yaitu Rp 1.050/Kg. Akan tetapi persaingan dengan agen agen dan Penampung Kelapa Sawit (PKS) di sekitar wilayah KUD Harta sangat menggangu terhadap KUD Harta. Hal ini disebabkan para agen tersebut berani menampung produksi kelapa sawit di atas harga yang diberikan KUD Harta. Sehingga banyak anggota KUD menjual produksinya di luar KUD.

Pengaruh Penggunaan Saprodi Terhadap Produksi Kelapa Sawit. Regresi Non Linear (Cobb-Douglass) per Hektar

Pengaruh sarana produksi terhadap produksi kelapa sawit usahatani kelapa sawit dianalisis melalui model regresi Non linear (Cobb-Douglass). Dalam analisis regresi non linear (Cobb-bouglass) yang menjadi variabel bebas adalah : X1 = Bibit (pokok)

X2 = Pupuk (Kg)

X3 = Obat obatan (Liter) X4 = Tenaga kerja (HKP)

Pengaruh penggunaan sarana produksi terhadap jumlah produksi dapat diperoleh dengan mengubah semua data input menjadi satu hektar. Sehingga sarana produksi jumlah bibit (X1) tidak masuk dalam persamaan karena semua angkanya sama yaitu 143 pokok. Sehingga ada 3 variabel bebas yang ikut dalam regresi ini yaitu X2(Pupuk) ,X3 (Obat obatan) dan X4 (curahan tenaga kerja).

Dari hasil regresi non linear (Cobb-Douglass) per hektar diperoleh sebagai berikut:

Tabel 13. Hasil regresi non linear (Coob-Douglass)/hektar Variabel Koefisien

Regresi

Std. Errors t-hitung Significan Jumlah Pupuk

Jumlah Obat obatan Tenaga kerja Konstanta 0.137 0.007 0.430 2.963 0,052 0.033 0.106 3,336 0.219 4.040 * tn * R2 t-tabel (0,05) F ratio Fα (0.05) 0,630 1,71 14.774 3,59

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 9)

Ket; tn = tidak nyata

* = nyata pada taraf 95%

Dari hasil regresi linear berganda per hektar dapat ditulis persamaan berikut: Y = 2.963X20.173 X30.007X40.106

T –hit = 3,336 0,219 4.040

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa secara serempak sarana produksi berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari nilai F-hit = 14.774 lebih besar dibandingkan dengan nilai F-tabel (0,05) = 3,59 yang berarti bahwa hipotesis (H1) diterima yakni ada pengaruh penggunaan sarana produksi dari KUD terhadap prooduksi kelapa sawit rakyat. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.630 berarti bahwa hanya 63 % perubahan produksi dapat dipengaruhi oleh penggunaan sarana produksi, sedangkan 37 % lagi diterangkan oleh variabel di luar model ini.

Sedangkan secara parsial sarana produksi pupuk (X2) berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit sarana produksi pupuk yaitu 3,336 pada X2 yang lebih besar dari nilai t-tabel (0,05) = 1,71 yang berarti bahwa hipotesis (H1) diterima. Pupuk berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi hal ini dikarenakan pupuk mengandung senyawa organik maupun unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman kelapa sawit untuk dapat meningkatkan mutu dan produksi kelapa sawit. Dengan pemberian pupuk yang sesuai dan tepat maka akan mempengaruhi produksi kelapa sawit..

Sedangkan untuk obat obatan (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit sarana produksi obat-obatan yaitu 0,219 pada X3 yang lebih kecil dari nilai t-tabel (0,05) = 1,71 yang berarti bahwa hipotesis (H1) ditolak.

Pencurahan tenaga kerja (X4) berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit tenaga kerja (X4) yaitu 4,040 pada X4 yang lebih besar dari nilai t-tabel (0,05) = 1,71. Yang berarti bahwa hipotesis (H1) diterima. Tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam usahatani kelapa sawit baik dalam pemupukan, penyiangan, penyemprotan dan pemanenan. Dengan pencurahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi kelapa sawit.

Dokumen terkait