• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase Hidup Stek

Persentase hidup stekbuni dihitung dengan membandingkan jumlah stek yang masih hidup (segar, tidak menghitam, tidak berjamur, bertunas dan tidak menunjukkan adanya gejala kematian) pada setiap pengamatan yakni 7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst, 42 hst, dan 49 hst dengan jumlah stek yang ditanam pada awal penelitian.

Gambar 7. Rata-rata persentase hidup stek buni sampai akhir pengamatan Pemberian hormon NAA dengan berbagai konsentrasi tidak mengalami pertumbuhan yang baik terhadap stek buni pada setiap pengamatan.Hasil penelitian Kusuma (2003) menyatakan pemberian NAA (250 ppm/100stek) tidak

0 10 20 30 40 50 60 70

naungan 0% naungan 25% naungan 50% naungan 75% naungan 100%

NAA 0ppm NAA 0,5ppm NAA 1ppm NAA 1,5 ppm NAA 2 ppm

berpengaruh nyata terhadap persen tumbuh stek manglid (Magnolia blumei

Prantl).Pemberian naungan dengan berbagai intensitas tidak berpengaruh nyata terhadap persentase hidup setiap pengamatan. Gambar 7 menunjukkan pertumbuhan terbaik stek terdapat pada intensitas naungan 75%.Diduga pada tingkat intensitas naungan rendah dapat mempercepat proses transpirasi dan respirasi. Hasil penelitian Wawo (2010) menyatakan naungan ringan (intensitas cahaya 70% - 75%) memberikan pertumbuhan stek Jarak Pagar lebih baik dari pada naungan berat (intensitas cahaya 30% - 25%).

Lampiran 1.menunjukkan bahwa persentase hidup stek buni mengalami penurunan hingga akhir penelitian. Penurunan persentase hidup ini diduga dikarenakan ketidakmampuan stek berakar sehingga menyebabkan stek tidak memiliki sumber cadangan makanan yang cukup untuk bertahan, membentuk tunas dan membentuk akar. Hal ini didukung pula dengan kondisi suhu yang cukup tinggi di setiap naungan pada pengamatan 14 dengan suhu rata-rata pada naungan 0% adalah 380C-400C dan pada naungan 100% adalah 250C-260C.

Tabel 1. Data pengukuran suhu rata-rata pada pengamatan 0-49hst

No Pengamatan Suhu rata-rata pada naungan

0% 25% 50% 75% 100% 1 7 hst 370C-400C 330C-360C 300C-310C 270C-280C 240C-260C 2 14 hst 380C-400C 340C-360C 310C-320C 280C-290C 250C-260C 3 21 hst 380C-400C 340C-360C 310C-320C 280C-290C 250C-260C 4 28 hst 380C-400C 340C-360C 310C-320C 280C-290C 250C-260C 5 35 hst 390C-400C 350C-360C 320C-330C 290C-300C 260C-270C 6 42 hst 380C-400C 340C-360C 310C-320C 280C-290C 250C-260C 7 49 hst 380C-400C 340C-360C 310C-320C 280C-290C 250C-260C Rata-rata 380C-400C 340C-350C 310C-320C 280C-290C 250C-260C

Proses transpirasi yang berlebihan akan menyebabkan stek kehilangan air, terlebih sistem perakaran stek belum terbentuk sehingga penyerapan air tidak optimal. Hal ini akan membuat stek menjadi kering dan mati. Sementara proses

respirasi yang berlebihan akan mengurangi bahkan menghabiskan cadangan makanan yang seharusnya dialokasi untuk pertumbuhan tunas ataupun akar. Jika tidak memiliki cadangan makanan yang cukup untuk bertahan, lama kelamaan stek akan mengalami kematian. Hasil penelitian Gunawan (2006) bahwa persentase hidup stek dadap merah (Erythrina crystagalli) mengalami penurunan dikarenakan suhu udara yang tinggi pada propagation area yang mengakibatkan penguapan yang cepat dan juga diduga karena stek mengalami kehabisan cadangan makanan (karbohidrat).

Tabel 2. Analisis sidik ragam persentase hidup stek buni

SK Db JK KT F Hit F table Petak Utama 19 3,16 0,166 1,12tn 1,76 Kelompok 3 0,52 0,173 1,17tn 2,49 Naungan 4 0,86 0,215 1,45tn 6,39 Galat a 12 1,78 0,148 Konsentrasi NAA 4 1,26 0,315 2,25tn 2,52 Interaksi 16 1,14 0,07 0,5tn 1,81 Galat b 60 8,2 0,14 Total 99 16,92

Gamnbar 8.Sampel penelitian dengan kondisi stek hidup

Persentase stek yang bertunas dihitung dengan membandingkan jumlah stek yang bertunas pada setiap pengamatan yakni 7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst, 42 hst, dan 49 hst dengan jumlah stek yang ditanam pada awal penelitian.

Gambar 9. Rata-rata persentase bertunas stek buni sampai akhir pengamatan

Gambar 9 menunjukkan bahwa secara umum intensitas naungan yang terbaik dari penelitian ini adalah intensitas naungan 75%.Intensitas naungan 75% memiliki suhu yang rendah dan kelembaban tinggi.Pemberian naungan dapat meningkatkan pertumbuhan stek karena stek belum dapat beradaptasi dengan cahaya secara langsung.Pernyataan Barlian(1997) menyatakan pembibitan tanpa

0 10 20 30 40 50 60

naungan 0% naungan 25% naungan 50% naungan 75% naungan 100%

NAA 0ppm NAA 0,5ppm NAA 1ppm NAA 1,5ppm NAA 2ppm

menggunakan sungkup dapat menghambat pertumbuhan bibit karena stek belum dapat beradaptasi dengan cahaya matahari langsung.

Lampiran 2 menunjukkan bahwa persentase tunas mengalami peningkatan pada pengamatan 28hst. Peningkatan persentase tunas ini diduga karena cadangan makanan yang ada pada batang stek masih banyak tersedia sehingga pembentukan tunas sangat baik dan didukung pula dengan kondisi suhu stek yang baik. Pengamatan 35hst persentase tunas mengalami penurunan, dikarenakan pada pengamatan 35hst diduga stek telah kekurangan cadangan makanan sehingga tidak mampu untuk membentuk tunas dan bahkan tidak mampu mempertahankan tunas yang sebelumnya telah terbentuk karena tidak adanya asupan cadangan makanan dari luar dikarenakan belum terbentuknya akar. Penelitian Gunawan (2006) menyatakan zat pati (cadangan makanan) yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan stek habis terbuang karena respirasi yang tinggi.

Tabel 3. Analisis sidik ragam persentase tunas stek buni

SK Db JK KT F Hit F table Petak Utama 19 1,8 0,09 0,88tn 1,76 Kelompok 3 0,12 0,04 0,37tn 2,49 Naungan 4 0,4 0,1 0,93tn 6,39 Galat a 12 1,28 0,10 Konsentrasi NAA 4 0,8 0,2 2,35tn 2,52 Interaksi 16 1,3 0,08 0,95tn 1,81 Galat b 60 5,1 0,08 Total 99 10,8

Pemberian intensitas naungan dan dosis hormon yang tepat pada stek akan memberikan respon yang baik bagi pertumbuhan stek terutama pembentukan akar dan tunas. Berkaitan dengan proses awal terbentuknya akar stek, jika akar sudah terbentuk maka proses pertumbuhan tunas akan semakin mudah. Praswoto dkk.(2006) menyatakan stek yang baik ditandai dengan tumbuhnya akar terlebih dahulu. Sebaliknya jika tunas terlebih dahulu terbentuk maka dikhawatirkan akar

akan sukar terbentuk karena cadangan makanan pada stek sedikit karena telah digunakan untuk membentuk tunas dan proses respirasi.

Jumlah Tunas

Jumlah tunas dihitung berdasarkan jumlah tunas yang muncul atau tumbuh dari seluruh stek pada setiap pengamatan 7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst, 42 hst, dan 49 hst.

Gambar 10.Rata-rata jumlahtunas stek buni sampai akhir pengamatan Gambar 10menunjukkan bahwa stek yang berada pada naungan 75% memiliki pertumbuhan jumlah tunas yang lebih tinggi dibandingkan pada naungan 0%. Dikarenakan stek buni yang bertunas mendapatkan cahaya yang cukup serta kelembapan yang tinggi untuk proses pertumbuhannya. Pernyataan wawo (2010)

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

naungan 0% naungan 25% naungan 50% naungan 75% naungan 100%

NAA 0ppm NAA 0,5ppm NAA 1ppm NAA 1,5ppm NAA 2ppm

mengemukakan jumlah daun yang banyak akan merangsang pertumbuhan akar karena pada daun terdapat zat-zat penting serta hormon yang berguna bagi pertumbuhan akar pada stek. Selain kelembapan yang tinggi, keberhasilan pertumbuhan stek dipengaruhi juga oleh, naungan, karena naungan membatasi penguapan air dan hara dalam stek sehinggan pertumbuhan stek tidak terganggu.

Tunas yang paling banyak tumbuh terjadi pada pengamatan 28hst, sedangkan pada pengamatan 35hst,42hst dan 49 hst tunas yang tumbuh semakin sedikit terlihat pada lampiran 3. Penurunan jumlah tunas yang terbentuk diduga karena cadangan makanan yang terdapat pada stek semakin sedikit. Tidak terbentuknya akar pada stek merupakan penyebab utama stek tidak mendapat asupan cadangan makanan. Hal ini mengakibatkan stek akan menghentikan pembentukan tunas untuk mempertahankan diri, selanjutnya stek akan mengalami kematian.

Tabel 4. Analisis sidik ragam jumlah tunas stek buni

SK Db JK KT F Hit F table Petak Utama 19 29,11 1,532 0,942tn 1,76 Kelompok 3 5,63 1,877 1,154tn 2,49 Naungan 4 3,96 0,99 0,608tn 6,39 Galat a 12 19,52 1,627 Konsentrasi NAA 4 10,86 2,715 2,464tn 2,52 Interaksi 16 14,04 0,878 0,798tn 1,81 Galat b 60 66,1 1,1 Total 99 149,22

Banyaknya stek yang terbentuk pada naungan 75% pengamatan 28 hst didukung dengan keadaan lingkungan seperti suhu. Suhu rata-rata pada pengamatan 28hst 28OC-29OC, kondisi suhu ini sangat sesuai bagi pertumbuhan stek. Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Hartman dkk.(2002) bahwa suhu udara yang baik untuk stek sekitar 27OC - 28OC.

Panjang Tunas

Panjang tunas dihitung berdasarkan panjang tunas yang muncul pada setiap pengamatan 7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst, 42 hst, dan 49 hstdan merupakan hasil penjumlahan dari setiap ulangan.

Gambar 11. Rata-rata panjang tunas stek buni sampai akhir pengamatan Gambar 11 menunjukkan panjang tunas yang terbaik adalah intensitas naungan 75% dengan konsentrasi NAA 1,5 ppm sebesar. Intensitas naungan dan konsentrasi NAA merupakan faktor pendukung pertumbuhan stek Buni pada penelitian ini.Keberhasilan pertumbuhan stek tanaman dipengaruhi oleh faktor luar (lingkungan) dan faktor dalam (genetik).Pernyataan Mulyana (2004) yang menyatakan bahwa keberhasilan perkembangan stek tanaman dipengaruhi oleh

0 2 4 6 8 10 12

naungan 0% naungan 25% naungan 50% naungan 75%naungan 100%

NAA 0ppm NAA 0,5ppm NAA 1ppm NAA 1,5ppm NAA 2ppm

faktor luar dan faktor dalam.Faktor dalam adalah ketersediaan air, kandungan cadangan makanan (karbohidrat) dalam jaringan sel, dan hormon endogen di dalam jaringan stek.Faktor luar meliputi media perakaran, kelembaban, suhu, intensitas cahaya, dan teknik penyiapan stek.Pernyataan Widiarsih (2008) bahwa keberhasilan perbanyakan dengan stek ditandai dengan regenerasi akar dan pucuk, dimana regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan.Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai ZPT. ZPT yang sangat dalam proses pembentukan akar dan tunas pada tanaman stek adalah auksin.

Panjangtunas mengalami peningkatan sampai akhir pengamatan terlihat pada lampiran 4. Hal ini didasari oleh terdapatnya cadangan makanan yang menyebabkan pertumbuhan tunas tetap berjalan.

Tabel 5. Analisis sidik ragam panjang tunas stek buni

SK Db JK KT F Hit F table Petak Utama 19 64,89 3,41 0,82tn 1,76 Kelompok 3 4,36 1,45 0,34tn 2,49 Naungan 4 10,56 2,64 0,63tn 6,39 Galat a 12 49,97 4,16 Konsentrasi NAA 4 5,15 1,29 1,69tn 2,52 Interaksi 16 16,11 1,00 1,3tn 1,81 Galat b 60 46,13 0,76 Total 99 197,18

Persentase Berakar Stek

Pemberian naungan dan NAA tidak memberikan respon terhadap proses terbentuknya akar. Diduga intensitas dan dosis yang diberikan belum mampu memicu pertumbuhan akar stek. Tetapi persentase berakar stek yang terbaik adalah perlakuan N3A4 (intensitas naungan 75% dengan konsentrasi NAA 2 ppm)

sebesar 0,2%. Intensitas naungan yang berbeda memberikan suhu dan kelembaban yang berbeda pula.Suhu dan kelembaban dapat merangsang keluarnya akar.Hal ini sesuai dengan pernyataan Hartmann dkk. (2002) yang menyatakan bahwa suhu dan kelembaban relatif yang lebih tinggi dan optimumakan merangsang keluarnya akar.

Pemberian NAA dengan konsentrasi yang tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap persentase stek berakar. Hasil penelitian Kusuma (2003) yang menyatakan pengaruh pemberian NAA menghasilkan persentase berakar lebih baik (63%) daripada yang control (39,5%) pada stek manglid (Magnolia blumei

Prantl).

Panjang Akar

Pemberian naungan dan NAA mengalami pertumbuhan panjang stek yang tidak baik, namun terdapat stek yang mengalami panjang akar yang baik yaitu naungan 75% dan NAA 1,5 ppm, akar tumbuh dengan panjang 5,4 cm. Mungkin dikarenakan bahan stek sesuai dengan kondisi ruang serta konsenrasi NAA yang diberikan. Pernyataan Mulyana (2004) menunjukan pemberian hormon eksogen pada stek akan merangsang terbentuknya perakaran dan mempercepat terbentuknya perakaran. Tanaman itu sendiri memiliki hormon endogen dan juga berperan dalam merangsang pembentukan akar.

Gambar 12. Sampel penelitian yang berakar

Dokumen terkait