• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Daya Hantar Listrik

Hasil sidik ragam pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa Debu Vulkanik berpengaruh nyata dalam menaikkan Daya Hantar Listrik dan proses pelindian menurunkan DHL pada penanaman 1 sampai dengan 4 dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Daya Hantar Listrik Pada Penanaman I dan II dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

Debu vulkanik Panen 1 Panen 2 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- mmhos/cm --- D0 (Tanpa debu) 10,70 b 10,13 d 10,41b 9,25 e 9,03 f 9,14 d D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 10,00 d 9,48 e 9,74 d 9,68 d 9,33 e 9,50 c D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 10,40 c 9,63 e 10,01c 10,08 b 9,73 d 9,90 b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 12,73 a 10,88 b 11,80 a 10,65 a 9,98 c 10,31a

Rataan 10,96 a 10,03b 9,91a 9,51b

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan daya hantar listrik pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 11,80 mmhos/cm dan yang terendah pada D1 (989,6 g debu/10 kg BTKU) yaitu 9,74 mmhos/cm. Pada penanaman II, ketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata satu dengan yang lain nya, dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 10,31mmhos/cm dan yang terendah D0 (Tanpa Debu vulkanik) yaitu 9,14 mmhos/cm.

Berdasarkan Tabel 1 uji beda rataan perlakuan D3L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. namun perlakuan D3L1 dan D0L0 tidak berbeda nyata, begitu juga perlakuan DOL1 dengan D1LO dan D1LI dengan

D2L1. nilai rataan DHL tertinggi pada Penanaman I terdapat pada perlakuan D3L0(2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian) sebesar 10,88 mmhos/cm dan yang terendah yaitu 9,48 mmhos/cm terdapat pada perlakuan D1L1(989,6g debu/ 10kg BTKU Dan Pelindian 2x KL) dan pada Penanaman II, perlakuan D3L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan DHL tertinggi pada musim Penanaman II terdapat pada perlakuan D3L0(2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian) sebesar 10,65 mmhos/cm dan yang terendah yaitu 9,03 mmhos/cm terdapat pada perlakuan D0L1 (Tanpa Debu Dan Pelindian 2x KL).

Tabel 2. Daya Hantar Listrik Pada Penanaman III dan IV dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

Debu vulkanik Panen 3 Panen 4 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- mmhos/cm ---

D0 (Tanpa debu) 11,13 c 10,38 d 10,55bc 10,78b 9,48e 10,13c D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 10,90 c 10,20de 10,35c 10,15c 9,63d 9,89d D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 11,83 b 9,88 e 10,85b 10,88b 11,03b 10,95b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 12,58 a 10,80 c 11,69 a 12,28 a 12,08 a 12,18a

Rataan 11,61 a 10,31b 11,02a 10,55 b

Berdasarkan uji beda rataan pada penanaman III daya hantar listrik pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 12,58 mmhos/cm dan yang terendah pada D2 (1979,3 g debu/10 kg BTKU) yaitu 9,88 mmhos/cm. Pada penanaman IV ketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata satu dengan yang lain nya dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 12,18mmhos/cm dan yang terendah D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) yaitu 9,89 mmhos/cm.

Berdasarkan Tabel 2 uji beda rataan perlakuan D3L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan namun perlakuan D0L0, D0L1, D1L1 dan D1L0 tidak berbeda nyata. Nilai rataan DHL tertinggi pada Penanaman III terdapat pada perlakuan D3L0(2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian) sebesar 12,58 mmhos/cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan D2L1(1979,3g debu/ 10kg BTKU dan Pelindian 2x KL) yaitu 9,88 mmhos/cm sedangkan pada Penanaman IV perlakuan D3L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan, namun pada perlakuan D0LO dengan D2L0 tidak berbeda nyata.Nilai rataan DHL tertinggi pada musim Penanaman IV terdapat pada perlakuan D3L0(2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian) sebesar 12,28 mmhos/cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan D0L1 (Tanpa Debu Dan Pelindian 2x KL) yaitu 9,48 mmhos/cm

Kemasaman Tanah (pH Tanah)

Hasil sidik ragam pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa Debu Vulkanik berpengaruh nyata dalam menurunkan pH di dalam tanah yang diberi debu vulkanik dan Pelindian pada penanaman 1 sampai dengan 4 dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Rataan pH H2O Pada Penanaman I dan II pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

Debu vulkanik Panen 1 Panen 2 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) D0 (Tanpa debu) 5,62 a 5,37 b 5,49 a 5,43 a 5,26 b 5,35 a D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 5,18 d 5,31 c 5,24 b 5,08 d 5,17 c 5,13 b D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 4,88 f 4,93 e 4,91 c 4,74 f 4,81 e 4,78 c D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 4,52 h 4,79 g 4,65 d 4,32 h 4,66 g 4,49 d Rataan 5,05 b 5,10 a 4,89 b 4,98 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan.

Berdasarkan uji beda rataan pada penanaman I daya hantar listrik pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 5,49 dan yang terendah pada D3 (2969g debu/ 10kg BTKU)yaitu 4,79. Pada penanaman IIketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata satu dengan yang lain nya, dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu)yaitu 5,35dan yang terendahD3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 4,49.

Berdasarkan Tabel 3 uji beda rataan pada penanaman I perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan pH tertinggi pada Penanaman I terdapat pada perlakuanD0L0(Tanpa debu dan Tanpa Pelindian) sebesar 5,62 dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian ) yaitu 4,52sedangkan pada Penanaman II perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan pH tertinggi pada musim Penanaman II terdapat pada perlakuan D0L0(Tanpa Debu Dan Tanpa Pelindian) sebesar 5,43 dan yang terendah terdapat pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan Pelindian 2x KL) yaitu 4,32.

Tabel 4. Rataan pH H2O Pada Penanaman III dan IV pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

Debu vulkanik Panen 3 Panen 4 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) D0 (Tanpa debu) 5,65 a 5,53 b 5,59 a 5,64 a 5,56 b 5,60 a D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 5,29 d 5,44 c 5,37 b 5,35 c 5,32 c 5,33 b D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 5,05 f 5,18 e 5,12 c 4,94 f 5,09 d 5,02 c D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 4,84 g 5,04 f 4,94 d 4,82 g 5,00 e 4,91 d Rataan 5,21 b 5,30 a 5,19 b 5,24 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan daya hantar listrik pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindiana pada penanaman III berbeda nyata pada semua

perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 5,59 dan yang terendah pada D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 4,94. sedangkan pada penanaman IVketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata satu dengan yang lain nya, dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 5,60 dan yang terendahD3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 4,91.

Berdasarkan Tabel 4 uji beda rataan pada penanaman III perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan.Nilai rataan pH tertinggi pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu Dan Tanpa Pelindian) sebesar 5.65 dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa Pelindian) yaitu 4,84 tsedangkan pada Penanaman IV perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan pH tertinggi pada musim Penanaman IVpada perlakuan D0L0 (Tanpa debu Dan Tanpa Pelindian) sebesar 5.64 dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa Pelindian) yaitu 4,82.

Berat Basah Tajuk

Hasil sidik ragam pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa Debu Vulkanik dan proses pelindian berpengaruh nyata dalam menurunkan berat basah tajuk pada penanaman I sedangkan pada penanaman II pemberian debu vulkanik dan pelindian menaikkan berat basah tajuk pada penanaman 1 sampai dengan 4 dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Berat Basah Tajuk Pada Penanaman I dan II dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian

Debu vulkanik Panen 1 Panen 2 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- g --- D0 (Tanpa debu) 72,50 a 55,03 b 63,76 a 37,08 f 52,03 de 44,55 d D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 43,66 e 49,13 c 46,39 b 65,10 c 56,15 d 60,63 b D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 40,83 f 47,13 d 43,98 c 44,15 ef 53,63 d 48,89 c D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 33,43 h 38,35 g 35,89 d 95,60 b 115,10 a 105,35 a Rataan 47,60 47,41 60,48 b 69,23 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat basah tajukpada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman I berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 63,37 gram dan yang terendah pada D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) yaitu 43,98 sedangkan pada penanaman II ketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 105,35 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 44,55 gram.

Berdasarkan Tabel 5 uji beda rataan berat basah tajuk pada penanaman 1 perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan.Nilai rataan berat basah tajuk tertinggi pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu Dan Tanpa Pelindian) sebesar 72,50 g dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa Pelindian) yaitu 33,43 g sedangkan pada Penanaman II perlakuan D3L1 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan berat basah tajuk tertinggi pada musim Penanaman II pada perlakuan D3L1

(2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x KL) sebesar 115,10 g dan yang terendah pada perlakuan D0L0 (Tanpa debudan Tanpa Pelindian) yaitu 37,08 g.

Tabel 6. Berat Basah Tajuk Pada Penanaman II dan IV dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian

Debu vulkanik Panen 3 Panen 4 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- g --- D0 (Tanpa debu) 47,33 45,38 46,35 d 49,55 g 37,38 h 43,46 d D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 79,48 93,73 86,60 b 58,25 f 76,00 e 67,13 c D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 75,95 81,68 78,81 c 86,18 d 94,95 c 90,56 b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 102,55 111,35 106,95a 107,45 b 124,33 a 115,89 a

Rataan 76,33 83,03 75,36 b 83,16 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat basah tajukpada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman III berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 106,95 gram dan yang terendah pada D0 (Tanpa debu) yaitu 46,35gram sedangkan pada penanaman IVketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 115,89 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 43,46 gram.

Berdasarkan Tabel 6 uji beda rataan berat basah tajuk pada penanaman III tidak ada perlakuan yang berinteraksi dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian..Nilai rataan berat basah tajuk tertinggi pada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2x pelindian) sebesar 111,35 g dan yang terendah pada perlakuan D0L1 (Tanpa debu dan 2x pelindian) yaitu 45,38 g sedangkan pada Penanaman IV perlakuan D3L1 berbeda nyata dengan semua kombinasi

perlakuan. Nilai rataan tertinggi berat basah tajuk tertinggi pada musim Penanaman IVpada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x KL) sebesar 124,33 g dan yang terendah pada perlakuan D0L1 (Tanpa debu dan 2x pelindian) yaitu 37,38 g.

Berat Basah Akar

Hasil sidik ragam pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa pemberian debu vulkanik dan proses pelindian berpengaruh nyata dalam menurunkan berat basah akar pada penanaman I sedangkan pada penanaman II pemberian debu vulkanik dan pelindian menaikkan berat basah akar pada penanaman 1 sampai dengan 4 dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel7. Berat basah akarpada penanaman Idan II dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

Debu vulkanik Panen I Panen 2 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- g --- D0 (Tanpa debu) 3,08 a 2,98 b 3,03 a 1,25 e 2,53 d 1,89 c D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 2,23 d 2,56 c 2,39 b 3,10 c 2,69 d 2,90 b D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 1,80 f 2,13 e 1,96 c 2,30 d 3,31 c 2,80 b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 1,03 h 1,14 g 1,08 d 3,73 b 4,18 a 3,95 a Rataan 2,03 b 2,20 a 2,59 b 3,18 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat basah akar pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman I berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 3,03 gram dan yang terendah pada D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 1,08 gram sedangkan pada penanaman II ketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g

debu/ 10kg BTKU) yaitu 3,95 gram dan yang terendah D0 (Tanpa debu) yaitu 1,89 gram.

Berdasarkan Tabel 7 uji beda rataan berat basah akar pada penanaman 1 perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan.Nilai rataan berat basah akar tertinggi pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu Dan Tanpa Pelindian) sebesar 3,08 g dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa Pelindian) yaitu 1,03 g sedangkan pada Penanaman II perlakuan D3L1 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan berat basah akar tertinggi pada musim Penanaman IIpada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x KL) sebesar 4,18 g dan yang terendah pada perlakuan D0L0 (Tanpa debudan Tanpa Pelindian) yaitu 1,25 g.

Tabel 8. Berat basah akarpada penanaman IIIdan IV dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

Debu vulkanik Panen 3 Panen 4 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- g --- D0 (Tanpa debu) 1,40 2,63 2,01 d 1,12 2,40 1,76 d D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 4,63 4,80 4,71 b 2,98 3,28 3,13 c D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 4,18 4,43 4,30 c 3,95 4,80 4,38 b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 5,60 6,53 6,06 a 5,70 7,00 6,35 a Rataan 3,95 4,59 3,44 b 4,37 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat basahakar pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman III berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 6,06 gram dan yang terendah pada D0 (Tanpa debu) yaitu 2,01 gram sedangkan pada penanaman IV ketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g

debu/ 10kg BTKU) yaitu 6,35 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 1,76 gram.

Berdasarkan Tabel 8 uji beda rataan berat basah akar pada penanaman III tidak ada perlakuan yang berinteraksi dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian..Nilai rataan berat basah akar tertinggi pada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2x pelindian) sebesar 6,53 g dan yang terendah pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu dan Tanpa pelindian) yaitu 1,40 g sedangkan pada Penanaman IV perlakuan D3L1 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan tertinggi berat basah akar tertinggi pada musim Penanaman IVpada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x KL) sebesar 6,35 g dan yang terendah pada perlakuan D0L1 (Tanpa debu dan 2x pelindian) yaitu 2,40 g.

Berat Kering Tajuk

Hasil sidik ragam pada Lampiran 7 menunjukkan bahwa pemberian debu vulkanik dan proses pelindian berpengaruh nyata dalam menurunkan berat kering tajuk pada penanaman I sedangkan pada penanaman II pemberian debu vulkanik dan pelindian menaikkan berat kering tajuk pada penanaman 1 sampai dengan 4 dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10.

Tabel 9. Berat kering tajuk pada penanaman I dan II dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian

Debu vulkanik Panen I Panen 2 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- g --- D0 (Tanpa debu) 33,80 a 23,68 b 28,74 a 19,66 f 31,62 de 25,64 d D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 14,78 e 19,13 c 16,95 b 42,08 c 34,92 d 38,50 b D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 12,63 f 17,63 d 15,13 c 25,32 ef 32,90 d 29,11 c D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 6,40 h 10,48 g 8,44 d 66,48 b 82,08 a 74,28 a Rataan 16,90 b 17,73 a 38,39 b 45,38 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat kering tajukpada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman I berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 28,74 g dan yang terendah pada D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 8,44gram sedangkan pada penanaman IIketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 74,28 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 25,64 gram.

Berdasarkan Tabel 9 uji beda rataan berat kering tajuk pada penanaman I perlakuan D0L0 (Tanpa debu dan Tanpa pelindian) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Nilai rataan berat kering tajuk tertinggi pada perlakuan D0L0 (Tanapa debu dan Tanpa pelindian) sebesar 33,80 g dan yang terendah pada perlakuan D3L0(2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa pelindian) yaitu 6,40 g sedangkan pada Penanaman II perlakuan D3L1 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan tertinggi berat kering tajuk tertinggi pada musim Penanaman IIpada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x KL) sebesar 82,08 g dan yang terendah pada perlakuan D0L1 (Tanpa debu dan 2x pelindian) yaitu 19,66 g.

Tabel 10. Berat kering tajukpada penanaman IIIdan IV dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian

Debu vulkanik Panen 3 Panen 4 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- g --- D0 (Tanpa debu) 15,00 20,03 17,51 c 19,83 19,53 19,68 d D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 19,80 18,98 19,39 b 22,75 19,53 21,14 c D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 19,35 18,35 18,85bc 23,28 23,80 23,54 b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 22,75 23,93 23,34 a 25,23 24,68 24,95 a Rataan 19,23 20,32 22,77 21,88

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat kering tajukpada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman I berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 28,74 g dan yang terendah pada D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 8,44 gram sedangkan pada penanaman II ketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 74,28 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 25,64 gram.

Berdasarkan Tabel 9 uji beda rataan berat kering tajuk pada penanaman I perlakuan D0L0 (Tanpa debu dan Tanpa pelindian) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Nilai rataan berat kering tajuk tertinggi pada perlakuan D0L0 (Tanapa debu dan Tanpa pelindian) sebesar 33,80 g dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa pelindian) yaitu 6,40 g sedangkan pada Penanaman II perlakuan D3L1 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan tertinggi berat kering tajuk tertinggi pada musim Penanaman IIpada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x

KL) sebesar 82,08 g dan yang terendah pada perlakuan D0L1 (Tanpa debu dan 2x pelindian) yaitu 19,66 g.

Berat Kering Akar

Dari Hasil Sidik Ragam (Lampiran 8 Dan 14) Diketahui Bahwa Debu Vulkanik Berpengaruh Nyata Dalam Menurunkan Berat Kering akar Pada Penanaman I Dan Pada Penanaman II Justru Debu Vulkanik Berpengaruh Nyata Dalam Menaikkan Berat Kering akar.

Tabel 11. Nilai Rataan Berat Kering Akar Pada Penanaman I dan II

Debu vulkanik Panen I Panen 2 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- g ---

D0 (Tanpa debu) 1,04 0,99 1,01 a 0,16e 0,79d 0,45 c

D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 0,61 0,78 0,70 b 1,05c 0,85d 0,95 b D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 0,40 0,56 0,48 c 0,65d 1,15c 0,90b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 0,18 0,07 0,12 d 1,36b 1,59 a 1,48 a

Rataan 0,56 0,60 0,81 b 1,10 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyatapada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Debu vulkanik Panen 3 Panen 4 L0 L1 Rataan L0 L1 Rataan (1x KL) (2x KL) (1x KL) (2x KL) --- g --- D0 (Tanpa debu) 0,38 0,48 0,43 d 0,53 0,48 0,50 d D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 1,15 1,30 1,23 b 0,73 0,78 0.75 c D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 0,95 0,90 0,93 c 1,08 1,30 1,19 b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 1,48 1,65 1,56 a 1,48 1,60 1,54 a Rataan 0,99 1,08 0,95 1,04

Berdasarkan Tabel 6 Pada Penanaman I Dan II Perlakuan Pelindian tidak Berpengaruh Nyata terhadap Berat Kering akar

Berdasarkan Tabel 6 pada Penanaman I, Pengaruh ketebalan Debu Vulkanik yg diberikan berbeda nyata satu dengan yang lain nya dimana yang

tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu sebesar 1,01 g dan yang terendah yaitu sebesar 0,12 g pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU). Dan juga pada Penanaman II, Pengaruh ketebalan debu vulkanik berbeda nyata satu dengan yang lain nya, dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu sebesar 1,48 g dan yang terendah yaitu sebesar 0,79 g pada perlakuan D0 (Tanpa debu).

Berdasarkan Tabel 6, perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. nilai rataan berat kering akar tertinggi pada Penanaman I terdapat pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu dan tanpa pelindian) sebesar 1,04 g dan yang terendah yaitu 0,07 g terdapat pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa Pelindian) . dan juga pada penanaman II, perlakuan D3LI berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan,.nilai rataan Berat kering akar tertinggi pada Penanaman II terdapat pada perlakuan D3L1(2969g debu/ 10kg BTKU dan Pelindian sebanyak 2X KL) sebesar 1,59 g dan yang terendah yaitu 0,16 g terdapat pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu dan tanpa pelindian)

N-total

Hasil sidik ragam pada Lampiran 56 menunjukkan bahwa pemberian Debu vulkanik berpengaruh nyata dalam menaikkan N-total tanah dan proses Pelindian menurunkan N-total tanah dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 13. Nilai rataan N-Total tanah dengan pemberian debu vulkanik dan pelindian. Debu vulkanik Pelindian Rataan L0 ( 1x KL) L1 ( 2x KL) ---%--- D0 (Tanpa debu) 0,33 0,31 0,32 d D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 0,35 0,32 0,33 c D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 0,37 0,32 0,34 b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 0,39 0,37 0,38 a Rataan 0,36 a 0,33 b

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama berarti tidak berbeda nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari Tabel 13 dapat dilihat nilai rataan N-total tanah akibat pemberian debu vulkanik tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969 g) yakni sebesar 0,38 % dan N-total tanah terendah pada perlakuan D0 (tanpa debu) yakni sebesar 0,32 %.

Dari Tabel 13 dapat dilihat juga nilai rataan N-total tanah akibat proses Pelindian tertinggi pada perlakuan L0 (tanpa pelindian) yakni sebesar 0,36 % dan N-total terendah pada perlakuan L1 (pelindian sebanyak 2xKL) yakni sebesar 0,33 %.

P-Total

Hasil sidik ragam pada Lampiran 58 menunjukkan bahwa pemberian Debu vulkanik berpengaruh nyata dalam menaikkan P-total tanah dan proses Pelindian tidak berpengaruh nyata pada P-total tanah dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai rataan P-Total tanah dengan pemberian Debu Vulkanik dan Pelindian. Debu vulkanik Pelindian Rataan L0 ( 1x KL) L1 ( 2x KL) ---%--- D0 (Tanpa debu) 0,25 0,24 0,25 c D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 0,26 0,25 0,26 bc D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 0,27 0,26 0,27 b D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 0,29 0,28 0,29 a Rataan 0,27 0,26

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama berarti tidak berbeda nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari Tabel 8 dapat dilihat nilai rataan P-total tanah akibat pemberian Debu Vulkanik tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969 g) yakni sebesar 0,29

% dan P-total tanah terendah pada perlakuan D0 (tanpa debu) yakni sebesar 0,25 %.

K-dd

Hasil sidik ragam pada Lampiran 60 menunjukkan bahwa pemberian Debu vulkanik dan proses Pelindian tidak berpengaruh nyata dalam menaikkan K-dd tanah dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai rataan K-dd tanah dengan pemberian debu vulkanik dan pelindian. Debu vulkanik Pelindian Rataan L0 ( 1x KL) L1 ( 2x KL) ---me/100g--- D0 (Tanpa debu) 2,05 1,5 1,77 D1 (989,6g debu/ 10kg BTKU) 1,52 1,48 1,5 D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) 2,34 1,31 1,82 D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) 1,82 1,43 1,62 Rataan 1,93 1,43

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama berarti tidak berbeda nyata (5%) menurut uji DMRT

Pembahasan pH tanah

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemberian debu vulkanik secara nyata menurunkan pH tanah dari penanaman 1 sampai dengan penanaman 4 dan dengan proses pelindian sedikit meningkatkan pH tanah akibat tercucinya sebahagian senyawa penyumbang kemasaman seperti sulfur dan asam-asam organik. Hasil analisis (Lampiran 6) diketahui bahwa pH awal debu sebesar 4,3 (kriteria sangat masam). Artinya, ada indikasi bahwa hal ini akan mempengaruhi nilai pH tanah tersebut dimana terjadi penurunan ph bila dibandingkan dengan analisis awal tanah yakni sebesar 5,65.

Penurunan nilai pH tanah sejalan dengan meningkatnya pemberian debu vulkanik. Dari hasil analisis awal debu (Lampiran 6), diketahui bahwa debu vulkanik mengandung sulfur 0,70 % sehingga dapat menyebabkan pH tanah menjadi lebih asam (pH turun).

Daya hantar listrik (DHL)

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemberian debu vulkanik secara nyata menaikkan daya hantar listrik tanah dari penanaman 1 sampai dengan penanaman 4 dan pelindian sedikit menurunkan daya hantar listrik tanah .Walaupun masih dalam kisaran yang tidak mengganggu pertumbuhan tanaman, penurunan nilai DHL tanah akibat pelindian akan menurunkan tekanan osmotik larutan tanah dan tegangan ion (ionic stength) sehingga meningkatkan laju serapan hara. Tanah dengan kadar garam yang tinggi akan menyebabkan tingginya tekanan osmotik larutan tanah dan rendahnya potensial air sehingga dapat menurunkan kemampuan akar dalam menyerap hara dan juga kemungkinan adanya ion yang bersifat meracun

Pertumbuhan tanaman (berat basah dan berat kering tanaman)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa Semakin rendahnya pH ternyata menurunkan tingkat pertumbuhan tanaman sawi baik dalam kondisi segar maupun kering oven. Secara tidak langsung rendahnya pH menyebabkan berkurangnya ketersediaan hara terutama hara makro dalam larutan tanah sedangkan pengaruh secara langsung diperkirakan karena proses fisiologis kurang optimal antara lain karena tanaman sawi membutuhkan kondisi tanah yang netral (pH 6-7)

Pada penanaman 1 pertumbuhan tanaman sawi yang diberi perlakuan debu vulkanik sangat buruk. Ini dikarenakan pada awal penanaman debu vulkanik masih memberi dampak yang buruk untuk pertumbuhan tanaman sawi akan tetapi mulai dari rentan waktu penanaman sawi yang ke 2- 4 pertumbuhan tanaman sawi yang diberi perlakuan debu vulkanik justru tanaman nya lebih baik. Kondisi ini memberikan waktu untuk terjadinya reaksi-reaksi seperti pelarutan dan pertukaran dari senyawa yang terdapat dalam debu vulkan dengan sistem koloid tanah membentuk reaksi setimbang antara larutan tanah dan ion terjerap pada permukaan koloid yang selanjutnya meningkatkan suplai hara ke tanaman. Sedangkan tanaman pada perlakuan kontrol tanaman diperkirakan telah mengalami kekurangan suplai hara yang berasal dari cadangan hara dalam tanah dan pupuk dasar yang diberikan pada pertanaman 1. Walaupun masih dalam kisaran yang tidak mengganggu pertumbuhan tanaman, penurunan nilai DHL tanah akibat pelindian akan menurunkan tekanan osmotik larutan tanah dan tegangan ion (ionic stength) sehingga meningkatkan laju serapan hara. Tanah dengan kadar garam yang tinggi akan menyebabkan tingginya tekanan osmotik larutan tanah dan rendahnya potensial air sehingga dapat menurunkan

kemampuan akar dalam menyerap hara dan juga kemungkinan adanya ion yang bersifat meracun

N-Total

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian debu vulkanik secara nyata meningkatkan N-total tanah, dimana N-total tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 0,38 % dan terendah pada D0 (Tanpa debu) yaitu 0,32%. Ini dikarenakan debu vulkanik yang mengandung 0,07% hara Nitrogen (Lampiran 6) mampu menyumbang dan menambah hara Nitrogen pada tanah Andisol.

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa perlakuan pelindian secara nyata menurunkan kandungan hara Nitrogen pada Andisol dimana N-Total tertinggi terdapat pada perlakuan L0 (1xKL) yaitu 0,36% dan terendah pada perlakuan L1 (2xKL) yaitu 0,33%. Ini dikarenakan sifat unsur nitrogen yang mudah tercuci dan memiliki mobilitas yang tinggi sehingga dengan pemberian air melebihi kapasitas lapang mampu mencuci unsur nitrogen dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Damanik, dkk., 2011). Bahwa senyawa nitrogen

Dokumen terkait