• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Kondisi Umum

Percobaan ini dilakukan mulai bulan Februari hingga Mei 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar 277-673 mm (Gambar 1). Curah hujan yang tinggi terjadi pada saat tanam sampai masa pengisian polong, sehingga tidak perlu dilakukan penyiraman.

Mar

Gambar 1. Intensitas Curah Hujan Selama Penelitian.

Berdasarkan hasil analisis tanah sebelum diolah, diketahui bahwa tanah bersifat agak masam dengan pH 5.1, sehingga pada percobaan ini dilakukan pengapuran 2 minggu sebelum tanam. Tanah pada lahan percobaan memiliki tekstur liat dengan perbandingan fraksi pasir:debu:liat sebesar 1:1.8:1. Kandungan N total dalam tanah sebanyak 0.18%, P sebanyak 22.4 ppm dan K sebanyak 0.09 me/100 g (Tabel Lampiran 1).

Aplikasi pupuk dilakukan 2 minggu sebelum tanam. Kondisi tanah pada saat pemupukan kering dan keras, namun selama 2 minggu masa dekomposisi pupuk terjadi hujan yang cukup lebat sehingga diharapkan dekomposisi dapat berjalan sempurna.

 

Pada saat tanam, kondisi lahan cukup gembur dan lembab karena hujan yang turun pada saat tanam. Pertumbuhan benih pada 1 MST berkisar 87-97%, namun penyulaman tetap dilakukan untuk menjaga agar jumlah populasi per petak tetap 400 tanaman (Gambar Lampiran 3). Tanaman kedelai mulai berbunga sekitar 75% dari seluruhnya pada 40 HST. Pemeliharaan yang dilakukan selama percobaan berlangsung yaitu penyiangan gulma pada petakan dilakukan setiap 2 minggu sekali dan pemangkasan tanaman tagetes setiap seminggu sekali.

Pada 3 MST, tanaman mulai terserang hama belalang dan ulat (family pyralidae dan noctuidae). Gejala yang timbul adalah bagian tengah daun berlubang dan pinggiran daun bergerigi (Marwoto et al., 2006). Selain itu, terdapat pula serangan lalat bibit (Melanagromyza sp.) yang terlihat gejalanya saat tanaman berumur 4 MST. Gejala yang ditimbulkan yaitu pada bagian pucuk layu dan apabila disayat secara vertikal terdapat bekas gerekan dari larva lalat bibit.

Pada 5 MST, dua petak percobaan diduga terserang Bean Pod Mottle Virus (BPMV) namun hanya pada 2-3 tanaman saja yang terkena dan tidak ditemukan lagi tanaman yang terkena virus ini. Pada awal pertumbuhan generatif, tanaman terserang penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi), pustul bakteri

(Xanthomonas axonopodis) dan terdapat pula hama kutu (Aphis glycines), kepik

hijau (Nezara viridula) serta kepik polong (Riptortus linearis) yang menyerang polong dan pucuk (Gambar Lampiran 5). Serangan lundi dan rayap terjadi pada setiap minggu, sehingga mengurangi populasi tanaman per petaknya. Banyaknya lundi dan rayap pada lahan percobaan diduga karena banyaknya bahan organik yang tertimbun dalam tanah, belum terdekomposisi secara sempurna.

Pengaruh Perlakuan terhadap Peubah

Perlakuan dosis pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada hampir semua peubah, sedangkan dosis pupuk guano hanya memberikan pengaruh nyata terhadap bobot basah dan bobot kering polong hampa saat panen dan intensitas hama penyakit. Interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dan pupuk guano nyata memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman 5 MST, jumlah cabang, bobot basah polong/10 m2, bobot kering brangkasan saat panen, rasio tajuk/akar 7 MST, intensitas hama 8 dan 9 MST serta intensitas penyakit 7, 8, dan 9 MST (Tabel 3).

17   

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam

Keragaman Peubah K G Interaksi KK (%) Jumlah Daun 3 MST * tn tn 5.84 5 MST ** tn tn 5.44 7 MST tn tn tn 10.58 Tinggi Tanaman 3 MST tn tn tn 16.01 5 MST * tn * 8.59 7 MST ** tn tn 8.37 Saat Panen ** tn tn 9.54 Intensitas Hama 7 MST tn tn tn 13.50 8 MST ** ** ** 6.01 9 MST ** ** ** 1.85 Intensitas Penyakit 7 MST ** tn ** 34.53t 8 MST ** ** ** 12.48 9 MST ** * ** 24.85t

Jumlah Cabang pada 11 MST * tn + 19.44 Jumlah Buku Produktif pada 11 MST ** tn tn 15.70

Jumlah Polong Isi ** tn tn 22.14

Jumlah Polong Hampa * + tn 42.63

Bobot Basah Bintil Akar 7 MST tn tn tn 42.12 Akar 7 MST ** tn tn 23.21 Tajuk 7 MST ** tn tn 29.16 Polong Isi 11 MST ** tn tn 23.42 Polong Hampa 11 MST + * tn 47.69 Bobot Polong/10 m2 * tn * 29.51 Bobot Kering Bintil Akar 7 MST tn tn tn 42.11 Akar 7 MST ** tn tn 22.60 Tajuk 7 MST * tn tn 26.52 Polong Isi 11 MST ** tn tn 22.76 Polong Hampa 11 MST tn ** tn 49.08 Brangkasan 11 MST ** tn ** 19.34

Biji dari Polong Isi ** tn tn 24.86 Kulit Polong dari Polong Isi ** tn tn 22.42 Jumlah Tanaman 11 MST (Panen) + tn tn 7.03 Rasio Tajuk/Akar 7 MST * tn + 13.96

Bobot 100 Butir ** tn tn 22.42

Ket : K = Perlakuan pupuk kandang sapi * = Berbeda nyata pada taraf 5%

G = Perlakuan pupuk guano **= Berbeda nyata pada taraf 1%

tn = tidak berbeda nyata t = Hasil transformasi Arc Sin

+ = Berbeda nyata pada taraf 10% √persentase

 

Tinggi Tanaman

Tabel 4. menunjukkan perlakuan dosis pupuk kandang sapi secara tunggal nyata meningkatkan tinggi tanaman pada 7 dan 11 MST (panen). Perlakuan dosis 3 ton pupuk kandang sapi/ha menghasilkan tinggi tanaman tertinggi dibandingkan dengan dosis 0 ton pupuk kandang sapi/ha tetapi tidak berbeda dengan perlakuan dosis 6 ton pupuk kandang sapi. Dosis 3 ton pupuk kandang sapi/ha dapat meningkatkan tinggi tanaman sebesar 11.79% pada 7 MST dan 15.5% 11 MST dibanding dengan tanpa pupuk kandang sapi.

Tabel 4. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Guano Terhadap Tinggi Tanaman

Tinggi Tanaman (MST) Perlakuan

3 7 11(panen)

….….…cm/tanaman……….. Pupuk Kandang Sapi (ton/ha) tn ** **

0 10.55 41.36b 40.45b

1.5 10.77 42.09b 41.88b

3 10.79 46.24a 46.72a

6 10.56 45.49a 45.43a

Pupuk Guano (kg/ha) tn tn tn

0 10.99 45.36 45.31

108 10.45 42.93 42.65

216 11.25 42.73 42.25

324 9.97 44.17 44.29

Konvensional 12.53 55.55 56.48

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

Perlakuan pupuk guano tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, namun pemberian guano cenderung menurunkan tinggi tanaman. Budidaya konvensional menghasilkan tinggi tanaman lebih tinggi dibanding dengan budidaya organik (Tabel 4).

Tabel 5. menunjukkan interaksi pupuk kandang sapi dan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 5 MST. Kombinasi dosis 6 ton pupuk kandang sapi/ha dan 216 kg pupuk guano/ha menghasilkan tinggi tanaman tertinggi.

19   

Tabel 5. Pengaruh Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Guano Terhadap Tinggi Tanaman 5 MST

Pupuk Guano (kg/ha) Rata-rata Pupuk Kandang

Sapi (ton/ha) 0 108 216 324

……..….…………..………cm……….……….. 0 20.77bcde 20.88bcde 22.36abcde 24.25ab 20.43b

1.5 19.93de 22.58abcde 22.74abcde 20.50cde 21.87ab 3 19.67e 23.46abcd 20.61bcde 20.78bcde 22.92a

6 21.36bcde 20.56bcde 25.92a 23.83abc 22.34ab Rata-rata 22.07 21.44 21.13 22.92

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda, berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

Jumlah Daun

Tabel 6. menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi nyata meningkatkan jumlah daun pada 3 dan 5 MST. Dosis 3 ton pupuk kandang/ha mampu menaikkan rata-rata 7.41% jumlah daun dibandingkan dengan tanpa pupuk kandang.

Tabel 6. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Guano terhadap Jumlah Daun per Tanaman

Jumlah Daun (MST) Perlakuan

3 5 7

Pupuk Kandang Sapi (ton/ha) * ** tn

0 4.59b 6.71c 12.73

1.5 4.80ab 6.91bc 12.51

3 4.78ab 7.46a 13.81

6 4.93a 7.18ab 13.28

Pupuk Guano (kg/ha) tn + tn

0 4.85 7.11ab 13.41

108 4.78 6.98ab 12.89

216 4.73 6.88b 12.78

324 4.73 7.29a 13.25

Konvensional 6.10 7.50 13.60

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

Pemberian dosis 324 kg pupuk guano/ha memberikan hasil yang lebih tinggi terhadap jumlah daun dibandingkan dengan dosis 216 kg/ha tetapi tidak berbeda dengan perlakuan dosis 0 dan 108 kg/ha pupuk guano pada 5 MST, sedangkan pada 3 dan 7 MST pemberian pupuk guano tidak memberikan

 

pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun pada budidaya konvensional lebih tinggi dibandingkan semua dosis pupuk guano.

Bobot Basah dan Kering Bintil Akar, Tajuk, Akar dan Rasio Tajuk/Akar pada 7 MST

Perlakuan pupuk kandang sapi secara tunggal nyata meningkatkan bobot basah dan kering akar dan tajuk (Tabel 7). Bobot basah dan bobot kering tajuk dan akar pada dosis 3 ton pupuk kandang sapi/ha umumnya menghasilkan bobot tertinggi dibandingkan dengan dosis pupuk kandang sapi yang lainnya. Dibandingkan dengan tanpa pupuk kandang, dosis 3 ton pupuk kandang/ha dapat meningkatkan 75.0% bobot basah tajuk dan 83.0% bobot kering tajuk serta meningkatkan 37.7% bobot basah akar dan 55.4% bobot kering akar.

Perlakuan pupuk guano tidak pengaruh nyata terhadap bobot basah dan kering akar, tajuk dan bintil akar. Perlakuan dosis 324 kg pupuk guano/ha menghasilkan nilai bobot kering dan bobot basah akar dan tajuk tertinggi dibandingkan dengan perlakuan dosis pupuk guano lainnya.

Tabel 7. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Guano Terhadap Bobot Basah dan Bobot Kering Tajuk, Akar dan Bintil Akar 7 MST

Perlakuan Akar (A) Bintil Akar Tajuk (T)

BB BK BB BK BB BK KA

….……….….…….g………. ...%...

Pupuk Kandang Sapi

(ton/ha) ** ** tn tn ** *

0 1.38b 0.56c 0.31 0.11 10.83b 3.41b 67.15 2.5 1.65ab 0.71bc 0.35 0.13 13.69b 4.39b 67.93 5 1.90a 0.81ab 0.41 0.15 19.00a 5.70a 70.00 10 1.90a 0.87a 0.35 0.13 18.61a 5.76a 69.05 Pupuk Guano (kg/ha) tn tn tn tn tn tn

0 1.56 0.71 0.34 0.13 14.69 4.64 68.41 100 1.70 0.73 0.39 0.15 15.21 4.61 69.69 200 1.76 0.75 0.30 0.11 16.30 5.00 69.33 300 1.79 0.77 0.38 0.14 15.94 5.01 68.57 Konvensional 2.52 1.05 0.39 0.16 24.76 7.36 70.29

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

21   

Pelakukan pupuk kandang sapi secara tunggal nyata meningkatkan rasio tajuk/akar. Dosis 3 ton pupuk kandang/ha menghasilkan rasio T/A yang tertinggi (Tabel 8).

Tabel 8. menunjukkan interaksi pupuk kandang sapi dan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap rasio T/A pada 7 MST. Tabel 8 menunjukkan bahwa kombinasi dosis 3 ton pupuk kandang sapi/ha dan tanpa guano menghasilkan rasio T/A tertinggi.

Tabel 8. Pengaruh Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Guano Terhadap Rasio T/A 7 MST

Pupuk Kandang Sapi (ton/ha) Pupuk Guano (kg/ha) Rata-rata

0 108 216 324

0 5.11c 5.91bc 5.89bc 6.63ab 5.89b

1.5 7.09ab 6.54abc 5.80bc 5.12c 6.14b 3 7.44a 6.59ab 6.92ab 7.10ab 7.01a

6 6.19abc 6.09abc 7.42a 6.85ab 6.64a

Rata-rata 6.46 6.28 6.51 6.42

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda, berbeda nyata pada uji DMRT 10%.

Jumlah Cabang dan Buku Produktif pada 11 MST

Pemberian pupuk kandang sapi secara tunggal nyata meningkatkan jumlah cabang 11 MST (saat panen). Perlakuan dosis 3 ton pupuk kandang sapi/ha menghasilkan jumlah cabang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Tabel 9 menunjukkan bahwa interaksi pupuk kandang sapi dan pupuk guano nyata meningkatkan jumlah cabang pada 11 MST (saat panen). Kombinasi dosis 3 ton pupuk kandang sapi/ha dan tanpa guano menghasilkan jumlah cabang tertinggi.

Tabel 9. Pengaruh Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Guano Terhadap Jumlah Cabang 11 MST

Pupuk Kandang Sapi (ton/ha) Pupuk Guano (kg/ha) Rata-rata

0 108 216 324

0 2.7cd 2.0d 2.6cd 2.8bcd 2.5b

1.5 2.3cd 3.2abc 3.1abc 2.4cd 2.9ab 3 3.8a 3.0abc 3.6ab 3.0abc 3.2a 6 2.5cd 2.9bc 2.7bcd 3.1abc 2.8ab

Rata-rata 2.8 2.8 3.0 2.8

 

Pemberian pupuk kandang sapi secara tunggal nyata meningkatkan jumlah buku produktif pada 11 MST. Rata-rata jumlah buku produktif pada dosis 0, 1.5, 3 dan 6 ton pupuk kandang sapi/ha berturut-turut sebesar 13.6, 15.1, 17.1 dan 15.7. Peningkatan jumlah buku produktif mengikuti pola kuadratik (Gambar 2), namun persamaan regresi tidak nyata.

Gambar 2. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Terhadap Jumlah Buku Produktif 11 MST

Perlakuan dosis pupuk guano tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah cabang dan jumlah buku produktif. Rata-rata jumlah buku produktif pada dosis 0, 108, 216 dan 324 kg guano/ha berturut-turut adalah 16.3, 15.2, 14.6 dan 15.4.

Komponen Produksi

Tabel 10. menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi nyata meningkatkan jumlah polong isi dan polong hampa, bobot basah polong isi dan polong hampa, bobot kering polong isi, biji dan kulit polong dari polong isi, dan bobot kering brangkasan serta jumlah tanaman pada 11 MST (saat panen).

Perlakuan dosis 3 ton pupuk kandang sapi/ha meningkatkan jumlah polong isi, jumlah polong hampa, bobot basah dan kering polong isi dan bobot basah polong hampa berturut-turut sebesar 42.5, 57.6, 48.8, 42.5 dan 47.4% dibanding dengan tanpa pupuk kandang. Bobot kering brangkasan, biji dan kulit polong dari polong isi per tanaman meningkat berturut-turut sebesar 45.7, 48.6 dan 46.6% dengan dosis 3 ton pupuk kandang/ha. Jumlah tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan dosis pupuk 3 ton pupuk kandang/ha dengan nilai rata-rata sebesar 342.9.

23   

Tabel 10. Jumlah Tanaman dan Komponen Produksi per Tanaman

Jumlah Jumlah Polong Isi Polong Hampa Bobot Kering

Polong Polong Kulit

Perlakuan Tanaman Jumlah

Isi Hampa Bobot Basah Bobot Kering Bobot Basah Bobot

Kering Biji Polong

Indeks Panen …….…….………...……g………. Pupuk Kandang Sapi (ton/ha) * ** * ** ** + tn ** ** 0 325.5ab 23.5c 2.1b 12.48c 5.01b 0.19ab 0.14 3.27b 1.74c 2.14 1.5 319.7b 26.7bc 2.3b 14.25bc 5.61b 0.22ab 0.15 3.67b 1.94bc 2.11

3 342.9a 33.5a 3.2a 18.57a 7.41a 0.28a 0.16 4.86a 2.55a 2.17

6 326.3ab 29.7ab 2.1b 16.24ab 6.91a 0.17b 0.12 4.62a 2.29ab 2.32

Pupuk Guano

(kg/ha) tn tn + tn tn * ** tn tn

0 341.7 29.4 2.1b 16.57 6.58 0.18b 0.09b 4.34 2.23 2.31

108 320.2 27.9 2.5ab 15.08 6.17 0.23ab 0.13b 4.06 2.11 2.24

216 329.5 27.5 2.0b 14.32 5.86 0.17b 0.12b 3.85 2.01 2.20

324 323.0 28.6 3.0a 15.57 6.32 0.28a 0.21a 4.15 2.17 2.03

Konvensional 30.3 1.8 18.50 7.09 0.22 0.09 4.61 2.49 1.87

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

tn = tidak berbeda nyata; + = berbeda nyata pada taraf 10%; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = berbeda nyata pada taraf 1%;

      23    

 

Gambar 3. menunjukkan bahwa kenaikan dosis pupuk kandang sapi hingga 3 ton/ha meningkatkan jumlah polong isi, bobot basah dan kering polong isi, bobot kering brangkasan, kulit polong dan biji dari polong isi per tanaman. Namun ketika dosis pupuk kandang sapi dinaikkan menjadi 6 ton/ha jumlah polong isi, bobot basah dan kering polong isi, bobot kering brangkasan, kulit polong dan biji dari polong isi per tanaman menurun.

Perlakuan pupuk guano tidak berpengaruh nyata terhadap terhadap jumlah polong isi, bobot basah polong isi, bobot kering polong isi, biji dan kulit polong dari polong isi, dan bobot kering brangkasan, tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah, bobot basah dan kering polong hampa. Dosis 324 kg pupuk guano/ha menghasilkan jumlah, bobot basah dan kering polong hampa tertinggi dibandingkan dengan dosis lainnya (Tabel 10).

                                         

25   

Gambar 3. Hubungan Pupuk Kandang Sapi dengan Beberapa Komponen Panen per Tanaman            

 

Pengaruh interaksi pupuk kandang sapi dan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap bobot kering brangkasan (Tabel 11). Bobot kering brangkasan tertinggi pada kombinasi dosis 3 ton pupuk kandang sapi/ha dan 324 kg pupuk guano/ha.

Tabel 11. Pengaruh Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Guano Terhadap Bobot Kering Brangkasan pada 11 MST

Pupuk Guano (kg/ha) Rata-rata Pupuk Kandang Sapi

(ton/ha) 0 108 216 324 ……….…...……..……g... 0 2.40bc 2.17c 2.17c 2.60bc 2.34c 1.5 2.35c 2.87bc 3.21bc 2.21c 2.66bc 3 3.43b 3.24bc 2.44bc 4.52a 3.41a 6 3.21bc 2.73bc 2.82bc 3.16bc 2.98ab Rata-rata 2.85 2.75 2.66 3.12

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda, berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

Bobot Basah Polong/10 m2 dan Bobot Kering 100 Butir

Tabel 12. memperlihatkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi secara tunggal nyata meningkatkan bobot basah polong/10 m2. Dosis 3 ton pupuk kandang sapi/ha meningkatkan bobot basah polong/10 m2 sebesar 44.3% dibandingkan dengan tanpa pupuk kandang. Pemberian dosis pupuk guano tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah polong/10 m2.

Interaksi antara pupuk kandang sapi dan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap bobot basah polong/10 m2. Kombinasi dosis 1.5 ton pupuk kandang sapi/ha dan 216 kg pupuk guano/ha memberikan hasil tertinggi terhadap bobot basah polong/10 m2 sebesar 5.90 kg/10 m2 (5.90 ton/ha), sedangkan pada budidaya konvensional menghasilkan polong sebesar 3.67 kg/10 m2 (3.67 ton/ha). Budidaya organik menghasilkan produksi polong basah lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya konvensional.

27   

Tabel 12. Pengaruh Interaksi Pukan Sapi dan Guano Terhadap Bobot Basah Polong/10 m2 pada 11 MST

Pupuk Kandang Sapi

(ton/ha) Pupuk Guano (kg/ha) Rata-rata 0 108 216 324

………kg……… 0 4.02abcd 2.76bcd 2.21d 4.08abcd 3.27b

1.5 3.95abcd 3.68abcd 5.90a 2.54cd 4.02ab 3 5.84a 4.57abc 3.65abcd 4.80abc 4.72a 6 4.44abcd 4.56abc 3.91abcd 5.08ab 4.50a

Rata-rata 4.56 3.89 3.92 4.13

Konvensional 3.67

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda, berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

Gambar 4. menunjukkan pengaruh kombinasi pupuk kandang sapi dan guano terhadap bobot basah polong. Kombinasi 1.5 ton pupuk kandang/ha dengan 216 kg guano/ha dan kombinasi 3 ton pupuk kandang/ha dengan tanpa guano menghasilkan bobot basah polong tertinggi.

Gambar 4. Pengaruh Kombinasi Pupuk Kandang Sapi dan Guano Terhadap Bobot Polong/10 m2

Pemberian pupuk kandang sapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering 100 butir. Rata-rata bobot kering 100 butir pada dosis 0, 1.5, 3 dan 6 ton pupuk kandang/ha berturut-turut sebesar 7.79, 8.12, 7.87 dan 8.04 g.

 

Pemberian dosis pupuk guano tidak nyata terhadap bobot kering 100 butir. Nilai rata-rata bobot kering 100 butir pada dosis 0, 108, 216 dan 324 kg pupuk guano/ha berturut-turut sebesar 7.93, 7.89, 8.01 dan 7.89 g.

Intensitas Serangan Hama dan Keparahan Penyakit

Pengamatan Intensitas serangan hama dan keparahan penyakit dilakukan satu minggu sekali, namun gejala serangan pada minggu awal pertanaman tidak terlalu banyak dan gejala serangan terparah telihat pada 7, 8 dan 9 MST.

Perlakuan pupuk kandang sapi tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan hama pada 7 MST. Rata-rata intensitas serangan hama pada dosis 0, 1.5, 3 dan 8 ton pupuk kandang/ha berturut-turut sebesar 84.2, 80.8, 74.8 dan 77.2%. Tabel 13. menunjukkan bahwa pada 8 dan 9 MST pemberian pupuk kandang sapi nyata menurunkan intensitas serangan hama. Secara umum, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kandang sapi yang diberikan pada tanaman, intensitas serangan hama pada tanaman semakin menurun. Pada 8 dan 9 MST intensitas serangan hama tertinggi terjadi pada dosis 0 ton pupuk kandang sapi/ha. Perlakuan pupuk guano nyata menurunkan intensitas serangan hama pada 8 dan 9 MST. Secara umum, semakin tinggi dosis pupuk guano yang diberikan pada tanaman, intensitas serangan hama pada tanaman semakin menurun. Intensitas serangan hama tertinggi terjadi pada dosis 0 kg pupuk guano/ha. Pada 7 MST, pupuk guano tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan hama. Rata-rata intensitas serangan hama pada dosis 0, 108, 216 dan 324 kg pupuk guano/ha berturut-turut sebesar 82.7, 80.2, 77.5 dan 76.7%.

Interaksi pupuk kandang sapi dan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan hama pada 8 dan 9 MST. Tabel 13. memperlihatkan bahwa secara umum semakin tinggi dosis pupuk kandang sapi yang diberikan pada tanaman kedelai, maka semakin rendah intensitas serangan hama jika diimbangi dengan penambahan pupuk guano. Kombinasi dosis 6 ton pupuk kandang/ha dan 108 kg pupuk guano/ha menghasilkan penurunan intensitas serangan hama pada 8 dan 9 MST.

29   

Tabel 13. Pengaruh Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Guano Terhadap Intensitas Serangan Hama

Pupuk Guano (kg/ha) Pupuk Kandang Sapi

(ton/ha) 0 108 216 324 Rata-rata ………..%...

8 MST

0 88.0abc 96.0a 88.0abc 88.7ab 90.2a 1.5 88.0abc 74.0de 86.0bc 83.3bc 83.8b 3 84.0bc 78.7cd 78.7cd 72.0de 78.3c

6 85.3bc 66.0e 70.0de 83.3bc 76.2c Rata-rata 86.3a 78.7b 80.7b 81.8b

9 MST

0 85.3ab 96.0a 88.0b 88.0b 89.3a

1.5 88.0b 74.0f 84.7cd 82.0d 82.2b 3 84.0cd 84.0cd 72.0fg 72.0fg 78.0c 6 88.0b 66.0h 70.0g 78.0e 75.5d Rata-rata 86.3a 80.0b 78.7c 80.0b

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda, berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

Tabel 14. menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi nyata meningkatkan keparahan penyakit pada 7, 8 dan 9 MST. Secara umum, pemberian dosis pupuk kandang sapi yang semakin tinggi maka intensitas keparahan penyakit semakin tinggi. Keparahan penyakit tertinggi pada 7, 8 dan 9 MST terjadi pada dosis 6 ton pupuk kandang sapi/ha, dengan nilai rata-rata berturut-turut sebesar 36.2, 30.5 dan 29.8%.

Perlakuan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap intensitas keparahan penyakit pada 8 dan 9 MST. Pemberian pupuk guano dapat menurunkan keparahan penyakit pada 8 dan 9 MST. Pada 7 MST pupuk guano tidak berpengaruh nyata terhadap keparahan penyakit.

Interaksi pupuk kandang sapi dan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap intensitas keparahan penyakit pada 7, 8 dan 9 MST. Tabel 14. menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk kandang yang semakin tinggi dengan kombinasi tanpa guano menurunkan intensitas keparahan penyakit.

 

Tabel 14. Pengaruh Interaksi Pupuk Kandang Sapi dan Guano Terhadap Keparahan Penyakit

Pupuk Guano (kg/ha) Pupuk Kandang Sapi

(ton/ha) 0 108 216 324 Rata-rata ………..%...

7t MST

0 43.3abc 14.0e 17.3de 17.3de 23.0b 1.5 33.3abcd 34.0abcd 18.7cde 25.3bcde 27.8ab 3 24.7bcde 9.3de 24.0bcde 26.0bcde 21.0b 6 22.7de 47.3ab 60.7a 26.7bcde 39.3a

Rata-rata 31.0 26.2 30.2 23.8 8 MST 0 16.0de 0.00j 0.00j 0.00j 4.0d 1.5 18.00cd 18.00cd 4.00hi 12.00fg 13.0b 3 14.00ef 10.00g 2.00ij 6.00h 8.0c 6 0.00j 38.00b 64.00a 20.00c 30.5a Rata-rata 12.0b 16.5a 17.5a 9.5c

9t MST

0 33.3b 0.0f 0.0f 0.0f 8.3d

1.5 18.0c 18.0c 4.0e 12.0cd 13.0b 3 14.0cd 6.0de 2.0ef 6.0de 7.0c 6 0.0f 38.0b 64.0a 20.0c 30.5a Rata-rata 16.3a 15.5a 17.5ab 9.5b

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

Secara umum, Gambar 5a menggambarkan peningkatan serangan hama setelah terjadi curah hujan yang tinggi pada semua perlakuan dosis pupuk kandang. Gambar 5b. menunjukkan bahwa setelah terjadi curah hujan yang tinggi, intensitas keparahan penyakit tinggi dan semakin tinggi dosis pupuk kandang yang diberikan, semakin tinggi pula intensitas keparahan penyakit.

31   

Gambar 5. Hubungan Curah Hujan dengan Intensitas Serangan Hama (a) dan Keparahan Penyakit (b)

Korelasi antara Peubah

Korelasi antar komponen peubah meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku produktif, jumlah polong isi dan hampa, bobot basah dan kering polong isi dan polong hampa, bobot kering brangkasan per tanaman, biji dan kulit polong dari polong isi, bobot kering 100 butir serta bobot basah polong/10 m2 ditunjukkan pada Tabel 15. Jumlah polong isi berkorelasi sangat nyata terhadap hampir setiap komponen pertumbuhan, sehingga setiap pertambahan komponen pertumbuhan seperti tinggi, jumlah cabang dan jumlah buku produktif akan meningkatkan jumlah polong isi.

 

Tabel 15. Analisis Korelasi antara Peubah Variabel Tinggi ∑ Cabang Buku Produktif Polong Isi Polong Hampa BB Polong Isi BK Polong Isi BB Polong Hampa BK Polong Hampa BK Brang-kasan BK Biji dari polong isi BK Kulit dari Polong isi Bobot 100 Butir BB Polong /10 m2 Tinggi 1.00** ∑ Cabang 0.56** 1.00** ∑ Buku Produktif 0.72** 0.82** 1.00** ∑ Polong Isi 0.74** 0.57** 0.78** 1.00** ∑ Polong Hampa 0.48** 0.62** 0.64** 0.56** 1.00** BB Polong Isi 0.80** 0.69** 0.84** 0.94** 0.57** 1.00** BK Polong Isi 0.77** 0.60** 0.78** 0.95** 0.53** 0.97** 1.00** BB Polong Hampa 0.45** 0.63** 0.58** 0.43** 0.90** 0.50** 0.43** 1.00** BK Polong Hampa 0.15tn 0.41** 0.27+ 0.23tn 0.66** 0.23tn 0.20tn 0.70** 1.00** BK Brangkasan 0.76** 0.69** 0.80** 0.88** 0.74** 0.89** 0.86** 0.63** 0.51** 1.00** BK Biji dari Polong Isi 0.76** 0.56** 0.74** 0.93** 0.48** 0.95** 0.99tn 0.39** 0.17tn 0.83** 1.00** BK Kulit dari Polong Isi 0.79** 0.68** 0.82** 0.95** 0.61** 0.98** 098** 0.51** 0.25+ 0.91** 0.95** 1.00** Bobot 100 butir 0.25+ 0.29* 0.18tn 0.25+ 0.21tn 0.30* 0.30* 0.25+ 0.13tn 0.32* 0.30* 0.30* 1.00** BB Polong/10 m2 0.62** 0.46** 0.52** 0.55** 0.29* 0.64** 0.59** 0.33* 0.33* 0.60** 0.59** 0.56** 0.23tn 1.00** Keterangan : tn = tidak berbeda nyata BB= bobot basah

+ = berbeda nyata pada taraf 10% BK= bobot kering * = berbeda nyata pada taraf 5%

33   

Pembahasan

Pengaruh Pupuk Kandang Sapi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai (tinggi, jumlah daun, jumlah cabang dan jumlah buku produktif). Hal ini diduga karena penambahan pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah. Pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Ruangan yang berisi udara akan mendukung pertumbuhan bakteri aerob yang berada dalam akar serta menambah mikroorganisme tanah sehingga menciptakan kondisi yang optimum bagi sifat biologis tanah (Marsono dan Sigit, 2002). Air yang tersimpan di dalam ruangan tanah menjadi persediaan bagi tanaman. Pupuk kandang juga merupakan sumber beberapa hara seperti nitrogen, fosfor, kalium dan lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman serta dapat mengikat unsur-unsur hara yang mudah hilang sehingga tersedia bagi tanaman dan memperbaiki keasaman tanah. Selain itu, penggunaan pupuk kandang dapat mengurangi unsur hara yang bersifat racun bagi tanaman (Hartatik, 2006).

Penelitian yang dilakukan Sitepu (2004) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam nyata meningkatkan peubah vegetatif pada tanaman jagung

Dokumen terkait