• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum

Lahan penelitian berada pada ketinggian sekitar 280 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan curah hujan dan intensitas cahaya bulan September 2012 hingga Januari 2013 berturut-turut sebesar 490.8 mm/bulan dan 342.0 Cal/cm2. Curah hujan tersebut sudah memenuhi salah satu syarat serta terbilang sangat tinggi jika dibandingkan dengan kebutuhan air untuk budidaya padi sawah yaitu 200 mm/bulan. Selama percobaan berlangsung rata-rata suhu harian berada pada 25.7 oC dengan kelembaban udara rata-rata 83 %.

Persiapan percobaan dilakukan dengan kegiatan persiapan lahan dan persiapan tanaman uji. Penyemaian dilakukan dengan menebar benih di lahan semai dan diberikan nutrisi tambahan berupa Urea sebanyak 1 kg. Pindah tanam bibit dilakukan pada umur 20 hari sejak semai sebanyak 3 bibit per lubang tanam. Penyulaman dilakukan selama tiga minggu sejak pindah tanam.

Hama yang ditemui selama percobaan adalah keong sawah (Pomacea canaliculata Lamarck) dan walang sangit (Leptocorisa acuta). Hama keong menyerang tanaman padi selama fase vegetatif, yaitu pada pembibitan awal

9 hingga umur 3 MST di petak percobaan. Hama walang sangit pada lahan muncul pada umur vegetatif 6 MST dan mulai menurun serangannya di umur 10 MST. Penanggulangan hama keong dilakukan secara mekanis dan kultur teknis. Penanggulangan mekanis dengan mengambil keong tersebut dari lahan percobaan, sedangkan penanggulangan kultur teknis dengan mengatur pengairan sawah pada kondisi macak-macak.

Gambar 3 Penyakit hawar daun (a) dan hama yang menyerang: (b) walang sangit, (c) keong.

Penyakit kresek atau hawar daun padi disebabkan bakteri Xanthomonas oryzae dan tungro yang disebabkan oleh virus yang terbawa oleh wereng terjadi pada umur 6 MST pada seluruh petak percobaan. Penyakit hawar daun terlihat berakibat pada matinya beberapa anakan tanaman padi pada seluruh satuan percobaan. Lain halnya dengan tungro yang membuat seluruh daun muda tanaman padi menguning. Penanggulangannya hama walang sangit dan penyakit padi tersebut dengan penyemprotan insektisida Antracol 70 WP dan bakterisida dengan merk dagang Regent 50 SC. Penyemprotan pestisida dilakukan selama dua minggu sejak tanaman padi terlihat kembali menghijau dengan volume semprot 300 l ha-1.

Gulma pada lahan percobaan tumbuh menyebar pada seluruh petak perlakuan. Berdasarkan kesamaan jenis gulma pada petak perlakuan dosis uji herbisida dengan kontrol didapatkan 10 jenis gulma umum pada lahan percobaan. Kesepuluh gulma umum tersebut terbagi menjadi 5 jenis gulma rumput, 2 jenis gulma teki, dan 3 jenis gulma daun lebar (Lampiran 3). Berdasarkan prinsip kerja bahan aktif bentazon dan MCPA ditetapkan gulma dari golongan teki dan daun lebar pada lahan percobaan menjadi gulma sasaran.

Bobot Kering Gulma Sasaran Total

Bobot kering gulma sasaran total merupakan gabungan kelima jenis bobot kering gulma sasaran dari bahan aktif bentazon dan MCPA (Gambar 5). Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA berpengaruh terhadap biomassa gulma total sasaran pada lahan percobaan sejak 2 MSA hingga umur 8 MSA pada semua dosis uji dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA pada semua dosis uji menunjukkan pengaruh pengendalian biomassa gulma yang tidak berbeda nyata dibandingkan terhadap perlakuan pengendalian manual (Tabel 1).

10

Gambar 4 Kondisi gulma pada pertanaman padi sawah dari berbagai perlakuan : (P1) dosis 1.00 l ha-1, (P2) dosis 1.50 l ha-1, (P3) dosis 2.00 l ha-1 , (P4) dosis 2.50 l ha-1, (P5) dosis 3.00 l ha-1,

11 Tabel 1 Pengaruh aplikasi herbisida bentazon dan MCPA terhadap biomassa

gulma sasaran total Perlakuan Dosis

(l ha-1) 2 MSA 4 MSA 6 MSA 8 MSA ...g/0.25 m2... Bentazon/MCPA 1.00 0.322 b 1.023 b 0.276 b 1.166 b Bentazon/MCPA 1.50 0.226 b 0.800 b 0.282 b 0.497 b Bentazon/MCPA 2.00 0.397 b 0.872 b 0.562 b 0.770 b Bentazon/MCPA 2.50 0.410 b 0.593 b 0.150 b 0.187 b Bentazon/MCPA 3.00 0.038 b 0.240 b 0.277 b 0.097 b Pengendalian manual - 0.253 b 0.270 b 0.120 b 0.000 b Kontrol - 1.617 a 5.753 a 10.678 a 14.440 a

* Data diolah dengan transformasi (X+1)1/2; Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Aplikasi dosis 1.00 L ha-1 menunjukkan pengendalian gulma yang tidak berbeda nyata dengan aplikasi dosis uji yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengendalian manual. Hasil ini menunjukkan bahwa aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA pada dosis uji 1.00 L ha-1 sudah efektif mengendalikan gulma sasaran total di lahan percobaan.

Gulma Sasaran per Spesies

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan 5 spesies gulma sasaran dari aplikasi formulasi herbisida berbahan aktif Bentazon dan MCPA yaitu 2 jenis dari golongan teki-tekian (Fimbristylis miliacea dan Cyperus iria) dan 3 jenis dari golongan gulma berdaun lebar (Alternanthera philoxeroides, Ludwigia octovalvis dan Portulaca oleracea) pada lahan percobaan.

Gambar 5 Spesies gulma sasaran: (a) Cyperus iria, (b) Fimbristylis miliacea, (c) Ludwigia octovalvis, (d) Alternanthera philoxeroides, dan (e) Portulaca oleracea.

Fimbristylis miliacea (L.) Vahl

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA dapat mengendalikan gulma spesies F. miliacea yang ditunjukkan dengan rendahnya bobot kering biomassa tajuk, jumlah individu, dan tingginya persentase pengendalian gulma pada semua dosis uji dibandingkan terhadap perlakuan tanpa pengendalian gulma (kontrol). Pengaruh aplikasi herbisida terlihat menurunkan biomassa dan jumlah individu gulma yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan pengendalian manual sejak 2 MSA hingga 8 MSA (Tabel 2).

12

Tabel 2 Pengaruh aplikasi herbisida bentazon dan MCPA terhadap gulma spesies F. miliacea

Perlakuan Dosis

(l ha-1) 2 MSA 4 MSA 6 MSA 8 MSA Biomassa (g/0.25m2) Bentazon/MCPA 1.00 0.223 b 0.462 b 0.130 b 0.236 b Bentazon/MCPA 1.50 0.046 b 0.192 b 0.150 b 0.178 b Bentazon/MCPA 2.00 0.247 b 0.250 b 0.225 b 0.048 b Bentazon/MCPA 2.50 0.079 b 0.152 b 0.072 b 0.010 b Bentazon/MCPA 3.00 0.038 b 0.175 b 0.143 b 0.000 b Pengendalian manual - 0.235 b 0.122 b 0.092 b 0.000 b Kontrol - 0.912 a 3.250 a 7.120 a 8.108 a Jumlah individu Bentazon/MCPA 1.00 8.3 cd 6.7 b 2.5 b 2.0 b Bentazon/MCPA 1.50 3.8 cd 12.5 b 5.5 b 1.7 b Bentazon/MCPA 2.00 18.5 bc 8.2 b 3.0 b 1.0 b Bentazon/MCPA 2.50 5.5 cd 7.5 b 2.3 b 0.3 b Bentazon/MCPA 3.00 1.3 d 2.7 b 2.0 b 0.0 b Pengendalian manual - 52.7 b 6.8 b 4.8 b 0.0 b Kontrol - 107.7 a 79.8 a 56.5 a 57.5 a

* Data biomassa diolah dengan transformasi (X+1)1/2; Data jumlah individu diolah dengan transformasi log(X+3); Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA pada semua dosis uji menunjukkan pengaruh pengendalian bobot kering biomassa dan jumlah individu gulma yang lebih rendah dibandingkan terhadap perlakuan tanpa penyiangan. Aplikasi pada dosis rendah 1.00 l ha-1 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan dosis uji yang lebih tinggi (Tabel 3).

Tabel 3 Persentase pengendalian gulma spesies F. miliacea Perlakuan Dosis

(l ha-1) 2 MSA 4 MSA 6 MSA 8 MSA Biomassa (%) Bentazon/MCPA 1.00 79.3 a 85.7 a 98.1 a 98.0 a Bentazon/MCPA 1.50 93.0 a 95.0 a 97.7 a 97.7 a Bentazon/MCPA 2.00 77.1 a 92.1 a 97.1 a 99.1 a Bentazon/MCPA 2.50 93.9 a 86.1 a 99.0 a 99.9 a Bentazon/MCPA 3.00 95.4 a 96.6 a 97.9 a 100.0 a Pengendalian manual - 90.5 a 96.0 a 98.9 a 100.0 a Kontrol - 0.0 b 0.0 b 0.0 b 0.0 b Jumlah individu (%) Bentazon/MCPA 1.00 94.3 ab 91.6 a 96.1 a 97.1 a Bentazon/MCPA 1.50 94.0 ab 83.3 a 89.4 a 97.5 a Bentazon/MCPA 2.00 86.3 ab 90.1 a 94.7 a 97.8 a Bentazon/MCPA 2.50 95.3 ab 90.6 a 96.0 a 99.5 a Bentazon/MCPA 3.00 98.7 a 96.5 a 96.2 a 100.0 a Pengendalian manual - 82.6 b 87.6 a 96.5 a 100.0 a Kontrol - 0.0 b 0.0 b 0.0 b 0.0 b

13 Aplikasi herbisida campuran bentazon dan MCPA menunjukkan persentase pengendalian yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan pengendalian manual. Dosis aplikasi 1.00 l ha-1 sudah menunjukkan efektivitas pengendalian yang tidak berbeda nyata dengan dosis yang lebih tinggi serta meningkat persentasenya sejak 2 MSA. Hasil ini menunjukkan bahwa aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA pada dosis 1.00 l ha-1 sudah efektif untuk mengendalikan gulma spesies F. miliacea.

Portulaca oleracea L.

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA dapat mengendalikan gulma spesies P. oleracea. Pengaruh pengendalian bentazon dan MCPA terlihat menurunkan bobot kering biomassa tajuk dan jumlah individu gulma dibandingkan terhadap perlakuan pengendalian manual dan kontrol (Tabel 4).

Tabel 4 Pengaruh aplikasi herbisida bentazon dan MCPA terhadap gulma spesies P. oleracea

Perlakuan Dosis (l ha-1)

Biomassa (g/0.25 m2) Jumlah individu 2 MSA 4 MSA 2 MSA 4 MSA Bentazon/MCPA 1.00 0.077c 0.195bc 1.8bc 3.0ab Bentazon/MCPA 1.50 0.180bc 0.433ab 4.7abc 6.7a Bentazon/MCPA 2.00 0.130c 0.522ab 3.0ab 6.0a Bentazon/MCPA 2.50 0.320b 0.040c 3.7ab 1.0ab Bentazon/MCPA 3.00 0.000b 0.013c 0.0b 0.2b Pengendalian manual - 0.017c 0.035c 4.5abc 2.5ab Kontrol - 0.572a 0.633a 10.0a 7.2a

* Data biomassa diolah dengan transformasi (X+1)1/2; Data jumlah individu diolah dengan transformasi log(X+3); Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Aplikasi herbisida campuran bentazon dan MCPA mampu mengendalikan biomassa dan jumlah individu gulma yang berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Aplikasi dosis 2.50 - 3.00 l ha-1 menurunkan rata-rata bobot biomassa dan jumlah gulma lebih tinggi dibandingkan dengan dosis uji lain sejak 2 MSA dibandingkan terhadap perlakuan kontrol namun tidak berbeda nyata dengan dosis rendah 1.00 l ha-1 dan pengendalian gulma manual. Hasil ini menunjukkan dosis aplikasi 1.00 l ha-1 sudah efektif untuk mengendalikan gulma P. oleracea.

Tabel 5 Persentase pengendalian gulma spesies P. oleracea Perlakuan Dosis

(l ha-1)

Biomassa (%) Jumlah individu (%) 2 MSA 4 MSA 2 MSA 4 MSA Bentazon/MCPA 1.00 92.6 a 71.9 a 89.7 a 75.4 a Bentazon/MCPA 1.50 75.7 a 66.0 a 84.3 a 42.9 a Bentazon/MCPA 2.00 71.7 a 50.7 a 68.3 a 42.9 a Bentazon/MCPA 2.50 63.0 a 88.6 a 76.8 a 85.7 a Bentazon/MCPA 3.00 100.0 a 96.7 a 100.0 a 75.0 ab Pengendalian manual - 98.0 a 92.4 a 70.7 a 88.5 a Kontrol - 0.0 b 0.0 b 0.0 b 0.0 b

14

Persentase pengendalian gulma menggunakan herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA terhadap gulma P. oleracea terlihat lebih tinggi pada 2 MSA (Tabel 5). Aplikasi dosis rendah 1.00 l ha-1 menunjukkan persen pengendalian gulma yang tidak berbeda nyata dengan dosis yang lebih tinggi maupun dengan pengendalian manual. Persentase pengendalian gulma terlihat menurun pada 4 MSA dibandingkan dengan persentase pengendalian pada 2 MSA. Alternanthera philoxeroides (Mart.) Griseb.

A. philoxeroides merupakan salah satu gulma menahun yang umumnya tumbuh pada lahan sawah irigasi maupun tadah hujan serta dilaporkan tidak memiliki resistensi terhadap aplikasi herbisida, namun memiliki daya saing penyerapan hara dan pertumbuhan yang tinggi serta mudah memperbanyak diri (Caton et al 2004).

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA dapat mengendalikan gulma spesies A. philoxeroides ditandai dengan rendahnya biomassa tajuk, jumlah individu, dan tingginya persentase pengendalian gulma dibandingkan terhadap perlakuan kontrol. Pengaruh aplikasi bentazon dan MCPA pada semua dosis uji menunjukkan pengendalian biomassa dan jumlah individu gulma yang berbeda nyata dengan perlakuan tanpa penyiangan namun tidak berbeda nyata dibandingkan terhadap perlakuan pengendalian manual. Aplikasi herbisida sudah menunjukkan pengaruh pengendalian sejak 6 MSA namun baru berbeda nyata signifikan pada 8 MSA dibandingkan terhadap perlakuan kontrol (Tabel 6).

Tabel 6 Pengaruh aplikasi herbisida campuran bentazon dan MCPA terhadap gulma A. philoxeroides

Perlakuan Dosis (l ha-1)

Biomassa (g/0.25 m2) Jumlah individu

6 MSA 8 MSA 6 MSA 8 MSA

Bentazon/MCPA 1.00 0.016 b 0.130 b 0.3 a 1.2 b Bentazon/MCPA 1.50 0.067 ab 0.318 b 1.2 a 1.2 b Bentazon/MCPA 2.00 0.007 b 0.688 b 0.3 a 1.0 b Bentazon/MCPA 2.50 0.042 ab 0.168 b 0.5 a 0.7 b Bentazon/MCPA 3.00 0.000 b 0.097 b 0.0 a 0.7 b Pengendalian manual - 0.002 b 0.000 b 0.5 a 0.0 b Kontrol - 0.240 a 1.875 a 1.0 a 7.7 a

* Data biomassa diolah dengan transformasi (X+1)1/2; Data jumlah individu diolah dengan transformasi log(X+3); Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Dosis 1.00 l ha-1 menunjukkan pengaruh pengendalian gulma yang tidak berbeda nyata dengan dosis uji yang lebih tinggi (1.50 - 3.00 l ha-1) maupun dibandingkan terhadap pengendalian manual. Pengaruh pengendalian herbisida campuran bentazon dan MCPA ditunjukkan dengan rendahnya bobot biomassa tajuk dan jumlah individu gulma pada seluruh dosis uji dibandingkan terhadap perlakuan kontrol. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dosis aplikasi 1.00 l ha-1 sudah efektif untuk mengendalikan gulma A. philoxeroides.

15 Tabel 7 Persentase pengendalian gulma spesies A. philoxeroides

Perlakuan Dosis

(l ha-1)

Biomassa (%) Jumlah individu (%)

8 MSA 8 MSA Bentazon/MCPA 1.00 67.3 a 70.8 a Bentazon/MCPA 1.50 78.7 a 83.4 a Bentazon/MCPA 2.00 56.5 a 88.2 a Bentazon/MCPA 2.50 83.4 a 75.0 a Bentazon/MCPA 3.00 95.8 a 92.2 a Pengendalian manual - 100.0 a 100.0 a Kontrol - 0.0 b 0.0 b

* Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Persentase pengendalian gulma menggunakan herbisida pada semua dosis uji menunjukkan efektivitas pengendalian yang tidak berbeda nyata dengan pengendalian manual (Tabel 7). Aplikasi dosis 1.00 l ha-1 menunjukkan pengendalian yang tidak berbeda nyata dengan dosis yang lebih tinggi. Persentase pengendalian gulma menggunakan bahan aktif bentazon dan MCPA lebih efektif mengendalikan jumlah individu yang ditunjukkan dengan lebih meratanya persentase pengendalian jumlah individu gulma.

Ludwigia octovalvis (Jacq.) Raven

L. octovalvis merupakan salah satu gulma dari golongan daun lebar yang invasif di lahan sawah irigasi serta memiliki masa hidup menahun. Space (2004) melaporkan bahwa gulma ini menunjukkan sifat agresif dalam pertumbuhannya dimana Francis (2000) yang menyebutkan bahwa bijinya mampu berkecambah dalam waktu 7 hari.

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA dapat mengendalikan gulma spesies L. octovalvis yang ditunjukkan dengan penurunan bobot biomassa, jumlah individu, dan persentase pengendalian gulma dibandingkan terhadap kontrol pada 4 MSA. Menurut Santosa (2009) kondisi naungan mampu menurunkan kerapatan gulma akibat kematian propagul gulma itu sendiri. Gulma ini tidak ditemukan pada 6 MSA dan 8 MSA pada saat tajuk tanaman padi mulai merapat (Tabel 8).

Tabel 8 Pengaruh aplikasi herbisida campuran bentazon dan MCPA terhadap gulma L. octovalvis

Perlakuan Dosis

(l ha-1)

Biomassa (g/0.25 m2) Jumlah individu

4 MSA 4 MSA Bentazon/MCPA 1.00 0.017 b 0.5 b Bentazon/MCPA 1.50 0.032 b 0.5 b Bentazon/MCPA 2.00 0.033 b 0.2 b Bentazon/MCPA 2.50 0.017 b 0.3 b Bentazon/MCPA 3.00 0.000 b 0.2 b Pengendalian manual - 0.032 b 0.0 b Kontrol - 0.337 a 2.8 a

* Data biomassa diolah dengan transformasi (X+1)1/2; Data jumlah individu diolah dengan transformasi log(X+3); Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

16

Pengaruh pengendalian gulma aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA ditunjukkan dengan rendahnya bobot kering biomassa dan jumlah gulma pada semua dosis uji dibandingkan terhadap perlakuan kontrol. Aplikasi herbisida campuran bentazon dan MCPA dosis rendah 1.00 l ha-1 menunjukkan hasil pengendalian gulma yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan dosis yang lebih tinggi maupun perlakuan pengendalian manual. Berdasarkan hasil tersebut aplikasi dosis 1.00 l ha-1 sudah efektif mengendalikan gulma L. octovalvis (Tabel 9).

Tabel 9 Persentase pengendalian gulma spesies L. octovalvis

Perlakuan Dosis

(l ha-1)

Biomassa (%) Jumlah individu (%)

4 MSA 4 MSA

Bentazon/MCPA 1.00 93.7a 100.0a

Bentazon/MCPA 1.50 91.6a 100.0a

Bentazon/MCPA 2.00 87.4a 93.4a

Bentazon/MCPA 2.50 93.7a 100.0a

Bentazon/MCPA 3.00 100.0a 97.77a

Pengendalian manual - 100.0a 100.0a

Kontrol - 0.0b 0.0b

* Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA menunjukkan persentase pengendalian yang tidak berbeda nyata dengan pengendalian manual. Persentase pengendalian aplikasi dosis 1.00 l ha-1 tidak berbeda nyata dengan dosis yang lebih tinggi.

Cyperus iria L.

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA mampu mengendalikan gulma spesies C. iria yang ditunjukkan dengan penurunan bobot biomassa dan jumlah individu gulma dibandingkan terhadap perlakuan tanpa pengendalian gulma (kontrol). Pengaruh aplikasi terlihat dari rendahnya bobot kering biomassa dan jumlah individu gulma pada semua dosis uji dibandingkan terhadap perlakuan kontrol (Tabel 10).

Tabel 10 Pengaruh aplikasi formulasi herbisida bentazon dan MCPA terhadap gulma C. iria

Perlakuan Dosis

(l ha-1) 2 MSA 4 MSA 6 MSA 8 MSA ... Biomassa (g/0.25 m2) ... Bentazon/MCPA 1.00 0.022 b 0.350 b 0.130 b 0.800 b Bentazon/MCPA 1.50 0.000 b 0.143 b 0.065 b 0.000 b Bentazon/MCPA 2.00 0.020 b 0.067 b 0.330 b 0.033 b Bentazon/MCPA 2.50 0.011 b 0.067 b 0.037 b 0.008 b Bentazon/MCPA 3.00 0.000 b 0.110 b 0.133 b 0.000 b Pengendalian manual - 0.001 b 0.117 b 0.027 b 0.000 b Kontrol - 0.133 a 1.533 a 3.318 a 4.457 a

* Data biomassa diolah dengan transformasi (X+1)1/2; Data jumlah individu diolah dengan transformasi log(X+3); Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

17 Tabel 10 (Lanjutan)

Perlakuan Dosis

(l ha-1) 2 MSA 4 MSA 6 MSA 8 MSA ...Jumlah individu... Bentazon/MCPA 1.00 0.2 b 2.3 b 1.2 b 0.5 b Bentazon/MCPA 1.50 0.0 b 2.2 b 0.8 b 0.0 b Bentazon/MCPA 2.00 0.8 b 0.8 b 2.0 b 0.7 b Bentazon/MCPA 2.50 0.3 b 0.5 b 0.8 b 0.2 b Bentazon/MCPA 3.00 0.0 b 1.2 b 1.3 b 0.0 b Pengendalian manual - 0.3 b 1.2 b 0.5 b 0.0 b Kontrol - 3.0 a 9.7 a 9.7 b 8.3 a

* Data biomassa diolah dengan transformasi (X+1)1/2; Data jumlah individu diolah dengan transformasi log(X+3); Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA berpengaruh nyata menurunkan bobot kering biomassa dan jumlah gulma dibandingkan terhadap perlakuan kontrol. Aplikasi dosis rendah 1.00 l ha-1 menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan dosis yang lebih tinggi maupun pengendalian gulma secara manual. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa aplikasi herbisida dosis 1.00 l ha-1 sudah efektif mengendalikan gulma C. iria (Tabel 11).

Tabel 11 Persentase pengendalian gulma spesies C. iria Perlakuan Dosis

(l ha-1) 2 MSA 4 MSA 6 MSA 8 MSA Biomassa (%) Bentazon/MCPA 1.00 84.9 a 87.5 a 89.2 a 100.0 a Bentazon/MCPA 1.50 100.0 a 92.4 a 97.8 a 95.1 a Bentazon/MCPA 2.00 93.3 a 95.2 a 93.4 a 97.1 a Bentazon/MCPA 2.50 94.0 a 100.0 a 99.3 a 100.0 a Bentazon/MCPA 3.00 100.0 a 95.9 a 97.0 a 100.0 a Pengendalian manual - 100.0 a 100.0 a 99.8 a 100.0 a Kontrol - 0.0 b 0.0 b 0.0 b 0.0 b Jumlah individu (%) Bentazon/MCPA 1.00 93.3 a 96.3 a 100.0 a 100.0 a Bentazon/MCPA 1.50 100.0 a 84.4 a 100.0 a 100.0 a Bentazon/MCPA 2.00 92.3 a 89.0 a 82.0 a 89.7 a Bentazon/MCPA 2.50 88.3 a 100.0 a 93.4 a 100.0 a Bentazon/MCPA 3.00 100.0 a 88.7 a 100.0 a 100.0 a Pengendalian manual - 100.0 a 100.0 a 96.7 a 100.0 a Kontrol - 0.0 b 0.0 b 0.0 b 0.0 b

* Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Efisiensi aplikasi dosis rendah 1.00 l ha-1 bentazon dan MCPA ditunjukkan dengan tidak berbedanya persen pengendalian gulma dibandingkan dengan dosis yang lebih tinggi maupun dengan perlakuan pengendalian manual. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan aplikasi herbisida ini sangat efektif mengendalikan gulma C. iria.

18

Fitotoksisitas

Aplikasi herbisida campuran bentazon dan MCPA menunjukkan adanya fitotoksisitas pada tanaman padi. Gejala keracunan berupa menguningnya tajuk padi yang terjadi pada minggu pertama dan minggu kedua dibandingkan dengan kontrol. Pengamatan visual minggu ketiga tidak menunjukkan adanya indikasi fitotoksisitas pada tanaman padi (Tabel 12).

Tabel 12 Toksisitas herbisida bentazon dan MCPA terhadap tanaman padi

Perlakuan Dosis 1 MSA 2 MSA 3 MSA

(l ha-1) Skor Persen Skor Persen Skor Persen Bentazon/MCPA 1.00 1.1 a 10.0 ab 0.6 a 5.7 ab 0.0 a 0.0 a Bentazon/MCPA 1.50 1.0 a 8.3 ab 0.7 a 7.7 ab 0.0 a 0.0 a Bentazon/MCPA 2.00 1.3 a 20.3 a 0.7 a 7.0 ab 0.0 a 0.0 a Bentazon/MCPA 2.50 1.2 a 13.3 a 0.8 a 11.3 a 0.0 a 0.0 a Bentazon/MCPA 3.00 1.2 a 16.0 a 0.8 a 9.0 a 0.0 a 0.0 a Pengandalian manual - 0.0 b 0.0 b 0.0 b 0.0 b 0.0 a 0.0 a Kontrol - 0.0 b 0.0 b 0.0 b 0.0 b 0.0 a 0.0 a

* Data skor diolah dengan transformasi (X+0.5)1/2; Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Fitotoksisitas aplikasi bentazon dan MCPA nyata terjadi yang ditunjukkan dengan berbeda nyata skor toksisitas dan persen menguningnya tajuk padi dibandingkan terhadap perlakuan pengendalian manual dan kontrol. Aplikasi pada dosis 1.00 l ha-1 menunjukkan gejala fitotoksisitas yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan dosis yang lebih tinggi. Tingkat keracunan pada minggu kedua terlihat menurun yang ditunjukkan persentase toksisitas tajuk padi yang lebih rendah dibandingkan dengan minggu pertama. Fitotoksisitas aplikasi dosis 1.00 l ha-1 memiliki nilai toksisitas terendah, sedangkan dosis uji 3.00 l ha-1 memiliki nilai toksisitas tertinggi.

Vegetatif Tanaman Padi

Tinggi tanaman padi

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap tinggi padi pada 3 - 5 MST dan 7 MST namun menunjukkan adanya pengaruh pada 6 MST. Pengaruh aplikasi pada 6 MST ini terlihat pada dosis 1.50 l ha-1 dan 2.50 l ha-1 menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata dibandingkan terhadap kontrol. Berdasarkan nilai rataan tinggi pada tabel diatas didapatkan bahwa tinggi padi pada perlakuan semua dosis uji formulasi herbisida meningkat pada kisaran 5-10 cm (Tabel 13).

19 Tabel 13 Pengaruh herbisida bentazon dan MCPA terhadap tinggi tanaman padi

Perlakuan Dosis Tinggi tanaman (cm)

(l ha-1) 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST Bentazon/MCPA 1.00 44.91 a 52.47 a 66.75 a 79.39 ab 84.36 a Bentazon/MCPA 1.50 46.73 a 54.99 a 69.48 a 84.64 a 90.72 a Bentazon/MCPA 2.00 45.44 a 51.43 a 67.01 a 80.63 ab 86.95 a Bentazon/MCPA 2.50 46.36 a 53.31 a 69.03 a 84.74 a 89.21 a Bentazon/MCPA 3.00 46.57 a 53.59 a 67.64 a 79.41 ab 85.68 a Pengendalian manual - 48.36 a 57.12 a 70.55 a 84.95 a 89.64 a Kontrol - 44.19 a 50.38 a 63.72 a 74.59 b 82.83 a

* Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 % Jumlah anakan tanaman padi

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA pada semua dosis uji berpengaruh terhadap jumlah anakan dibandingkan terhadap perlakuan pengendalian manual dan kontrol. Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan lebih tingginya jumlah anakan pada perlakuan aplikasi herbisida dibandingkan terhadap perlakuan kontrol (Tabel 14).

Tabel 14 Pengaruh herbisida bentazon dan MCPA terhadap jumlah anakan padi Perlakuan Dosis Jumlah anakan (anakan/rumpun)

(l ha-1) 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST Bentazon/MCPA 1.00 9.0 a 11.5 a 14.0 ab 12.8 a 12.5 a Bentazon/MCPA 1.50 8.5 a 11.4 ab 14.4 a 12.6 a 11.9 ab Bentazon/MCPA 2.00 9.5 a 11.1 ab 13.2 ab 11.5 a 11.8 ab Bentazon/MCPA 2.50 8.4 a 10.9 ab 12.8 ab 12.0 a 11.8 ab Bentazon/MCPA 3.00 9.1 a 10.9 ab 13.4 ab 11.6 a 11.1 ab Pengendalian manual - 9.6 a 11.3 ab 13.1 ab 11.6 a 11.7 ab Kontrol - 8.4 a 10.1 b 11.3 b 10.7 a 10.2 b

* Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Aplikasi herbisida dosis 1.00 L ha-1 menunjukkan pengaruh terhadap jumlah anakan jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol sejak umur 4 MST hingga 7 MST. Aplikasi dosis rendah 1.00 L ha-1 menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan dosis .yang lebih tinggi maupun perlakuan pengendalian manual.

Panjang akar padi

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan perakaran padi dibandingkan dengan perlakuan pengendalian manual dan kontrol. Aplikasi dosis rendah 2.00 L ha-1 berpengaruh menurunkan panjang akar padi yang berbeda nyata dengan perlakuan pengendalian manual. Aplikasi dosis rendah 1.00 L ha-1 menunjukkan pengaruh yang bertolak belakang dengan dosis 2.00 L ha-1. Hal itu ditunjukkan dengan pengaruh terhadap pertumbuhan akar padi yang tidak berbeda nyata dibanding dengan dosis lainnya serta perlakuan pengendalian manual dan kontrol (Tabel 15).

20

Tabel 15 Pengaruh herbisida bentazon dan MCPA terhadap panjang akar padi

Perlakuan Dosis Panjang akar (cm)

(l ha-1) 1 BST 2 BST 3 BST Panen Bentazon/MCPA 1.00 14.37a 14.94a 16.18ab 13.30a Bentazon/MCPA 1.50 12.67ab 12.75ab 14.40ab 12.99a Bentazon/MCPA 2.00 10.99b 9.83b 12.83b 11.79a Bentazon/MCPA 2.50 13.55ab 14.89a 15.31ab 14.76a Bentazon/MCPA 3.00 12.66ab 14.54a 15.85ab 14.01a Pengendalian manual - 14.32a 13.61ab 16.57a 14.86a

Kontrol - 12.33ab 12.36ab 14.44ab 12.12a

* Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 % Biomassa tanaman padi

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA berpengaruh terhadap bobot kering biomassa tajuk padi dibandingkan dengan perlakuan pengendalian manual dan kontrol. Pengaruh aplikasi dosis 2.50 l ha-1 terlihat meningkatkan rata-rata biomassa padi pada saat panen dibandingkan dengan perlakuan kontrol (Tabel 16).

Tabel 16 Pengaruh herbisida bentazon dan MCPA terhadap bobot biomassa tajuk padi

Perlakuan Dosis Bobot tajuk padi (g/rumpun) (l ha-1) 1 BST 2 BST 3 BST Panen Bentazon/MCPA 1.00 5.70 a 26.02 a 43.69 a 37.07ab Bentazon/MCPA 1.50 5.46 a 28.70 a 42.22 a 46.75ab Bentazon/MCPA 2.00 4.98 a 21.18 a 36.63 a 29.93b Bentazon/MCPA 2.50 6.08 a 26.28 a 42.51 a 47.39a Bentazon/MCPA 3.00 5.22 a 21.63 a 38.19 a 38.91ab Pengendalian manual - 6.99 a 25.78 a 45.86 a 43.30ab Kontrol - 5.48 a 24.16 a 46.20 a 38.12ab

* Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 % Nisbah tajuk dan akar padi

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA tidak berpengaruh terhadap nisbah tajuk dan akar tanaman padi. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil uji statistik pengaruh aplikasi pada semua dosis uji yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan pengendalian manual dan kontrol (Tabel 17).

21 Tabel 17 Pengaruh herbisida bentazon dan MCPA terhadap nisbah tajuk dan akar

Perlakuan Dosis Nisbah tajuk dan akar

(l ha-1) 1 BST 2 BST 3 BST Panen Bentazon/MCPA 1.00 3.5 a 5.1 a 9.3 a 8.4 a Bentazon/MCPA 1.50 3.7 a 6.2 a 12.7 a 11.5 a Bentazon/MCPA 2.00 3.4 a 6.1 a 10.7 a 8.8 a Bentazon/MCPA 2.50 3.5 a 4.8 a 13.3 a 10.5 a Bentazon/MCPA 3.00 3.2 a 4.5 a 11.0 a 9.4 a Pengendalian manual - 3.3 a 5.3 a 10.0 a 8.5 a Kontrol - 3.6 a 5.8 a 12.0 a 9.5 a

* Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Indeks Luas Daun dan Skor Warna Daun

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA berpengaruh terhadap skor warna daun tanaman padi dibandingkan terhadap perlakuan kontrol. Aplikasi dosis rendah 1.00 l ha-1 menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan dosis yang lebih tinggi. Dosis aplikasi 2.00-3.00 l ha-1 berbeda nyata meningkatkan skor warna daun dibandingkan terhadap kontrol serta tidak berbeda nyata dengan perlakuan pengendalian manual (Tabel 18).

Tabel 18 Pengaruh herbisida bentazon dan MCPA terhadap skor warna daun dan indeks luas daun (ILD) padi

Perlakuan Dosis Skor warna daun ILD

(l ha-1) Bentazon/MCPA 1.00 3.00 abc 3.4 bc Bentazon/MCPA 1.50 2.78 bc 3.0 bc Bentazon/MCPA 2.00 3.33 ab 3.1 bc Bentazon/MCPA 2.50 3.22 ab 4.9 a Bentazon/MCPA 3.00 3.56 a 2.8 c Pengendalian manual - 3.56 a 4.1 ab Kontrol - 2.50 c 3.4 bc

* Angka pada kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5 %

Aplikasi herbisida berbahan aktif campuran bentazon dan MCPA

Dokumen terkait