• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini bertujun untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perdarahan postpartum dini berdasarkan usia ibu, pendidikan ibu, pendidikan suami, penghasilan keluarga dan riwayat kehamilan. Lokasi dan waktu penelitian dilakukan di RSIA Buah Hati pada bulan Juli sampai dengan September 2011. Sampel penelitian adalah ibu hamil berusia 18-40 tahun yang merupakan pasien RSIA Buah Hati, dengan jumlah 96 subjek penelitian. Kendala yang dialami peneliti adalah sulit memenuhi jumlah subjek penelitian. Hal ini disebabkan oleh subjek penelitian ramai pada hari tertentu, saat dilakukan pengambilan data pada bulan puasa dan waktu ramai pasien sering berbenturan dengan jadwal kuliah peneliti.

4.2. Gambaran Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini

Pengetahuan perdarahan postpartum dini pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu kurang dan baik. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perdarahan postpartum dini dapat dilihat pada table 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini di RSIA Buah Hati Tahun 2011

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Kurang 44 45.8

Baik 52 54.2

Total 96 100.0

Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa lebih banyak ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik tentang perdarahan postpartum dini daripada yang memiliki pengetahuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa ibu hamil di RSIA Buah Hati memiliki pengetahuan baik tentang perdarahan postpartum dini.

15

4.3. Gambaran Usia Ibu

Usia ibu pada penelitian ini dikategorikan menjadi tiga, yaitu < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun. Gambaran usia ibu dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Usia Ibu di RSIA Buah Hati Tahun 2011

Usia Jumlah Persentase (%)

< 20 tahun 2 2.1

20 – 35 tahun 80 83.3

> 35 tahun 14 14.6

Total 96 100.0

Berdasarkan tabel 4.3. diketahui bahwa sebagian besar usia ibu hamil berada pada usia 20-35. Sedangkan hanya sebagian kecil yang berusia lebih kecil atau lebih besar dari 20-35 tahun. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ibu hamil di RSIA Buah Hati berusia 20-35 tahun.

4.4. Gambaran Pendidikan Ibu

Pendidikan ibu pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi. Gambaran pendidikan ibu dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Pendidikan Ibu di RSIA Buah Hati Tahun 2011

Pendidikan Ibu Jumlah Persentase (%)

Rendah 5 5.2

Tinggi 91 94.8

Total 96 100.0

Berdasarkan tabel 4.4. diketau bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki pendidikan tinggi dan hanya sebagian kecil yang memiliki pendidikan rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa ibu hamil di RSIA Buah Hati adalah berpendidikan tinggi.

4.5. Gambaran Penghasilan Keluarga

Penghasilan keluarga pada penelitian ini dikategorikan menjadi tiga, yaitu miskin, menengah dan tinggi. Gambaran penghasilan keluarga dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Penghasilan Keluarga di RSIA Buah Hati Tahun 2011

Penghasilan Keluarga Jumlah Persentase (%)

Miskin 7 7.3

Menengah 33 34.4

Tinggi 56 58.3

Total 96 100.0

Berdasarkan tabel 4.5. diketahui bahwa penghasilan keluarga yang tergolong tinggi merupakan jumlah terbesar. Dan penghasilan keluarga yang tergolong menengah lebih sedikit daripada yang tergolong tinggi. Sedangkan penghasilan keluarga yang tergolong miskin merupakan jumlah terkecil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penghasilan keluarga dari ibu hamil di RSIA Buah Hati tergolong tinggi.

4.6. Gambaran Riwayat Kehamilan

Riwayat kehamilan pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu

kehamilan ≤ 2 dan kehamilan > 2. Gambaran riwayat kehamilan dapat

dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Riwayat Kehamilan di RSIA Buah Hati Tahun 2011

Riwayat Kehamilan Jumlah Persentase (%)

≤ 2 77 80.2

> 2 19 19.8

Total 96 100.0

Berdasarkan tabel 4.6. diketahui bahwa lebih banyak ibu hamil dengan

riwayat kehamilan ≤ 2 daripada dengan riwayat kehamilan > 2. Sehingga

dapat disimpulkan ibu hamil di RSIA Buah Hati memiliki riwayat kehamilan kurang dari atau sama dengan dua.

4.7. Gambaran Karakteristik Usia Ibu dengan Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini di RSIA Buah Hati

Hasil gambaran karakterisktik usia ibu dengan pengetahuan perdarahan postpartum dini dapat dilihat pada table 4.7.

17

Tabel 4.7. Gambaran Karakteristik Usia Ibu dengan Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini di RSIA Buah Hati Tahun 2011

BUsia Ibu

Pengetahuan Perdarahan

Postpartum Dini Total

Kurang Baik N % N % N % < 20 tahun 1 50 1 50 2 100 20-35 tahun 38 47,5 42 52,5 80 100 > 35 tahun 5 35,7 9 64,3 14 100 Total 44 45,8 52 54,2 96 100

Berdasarkan tabel 4.7. diketahui bahwa ibu hamil pada usia 20-35 tahun memiliki pengetahuan baik tentang perdarahan postpartum dini. Namun, yang memiliki pengetahuan baik dengan persentase tertinggi terdapat pada usia > 35 tahun.

Seorang wanita dikatakan siap untuk hamil dan melahirkan ditentukan oleh tiga kesiapan, yaitu kesiapan fisik, mental (emosi dan psikologi) dan sosialekonomi. Secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara fisik bila telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya yaitu sekitar usia 20 tahun.21

Kesehatan reproduksi wanita yang optimal adalah antara usia 20-35 tahun.22 Pada wanita dengan usia tersebut, masalah kehamilan, persalinan dan nifas yang muncul lebih sedikit dibandingkan wanita dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.22, 23 Hal ini disebabkan organ reproduksi pada usia tersebut bekerja secara efektif. Oleh karena itu, angka kesakitan dan kematian ibu terendah adalah pada kehamilan pada usia 20-35 tahun. Sehingga wanita dengan usia lebih muda atau lebih tua mempunyai risiko yang lebih besar.23

4.8. Gambaran Karakteristik Pendidikan Ibu dengan Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini di RSIA Buah Hati

Hasil gambaran karakteristik pendidikan ibu dengan pengetahuan perdarahan postpartum dini dapat dilihat pada table 4.8.

Tabel 4.8. Gambaran Karakteristik Pendidikan Ibu dengan Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini di RSIA Buah Hati Tahun 2011

Tingkat Pendidikan Ibu

Pengetahuan Perdarahan

Postpartum Dini Total

Kurang Baik

N % N % N %

Rendah 3 60 2 40 5 100

Tinggi 41 45,1 50 54,9 91 100

Total 44 45,8 52 54,2 96 100

Berdasarkan tabel 4.8. diketahui bahwa pendidikan ibu hamil yang tergolong tinggi memiliki pengetahuan yang baik tentang perdarahan postpartum dini. Sedangkan pendidikan ibu hamil yang tergolong rendah, memiliki pengetahuan yang kurang tentang perdarahan postpartum dini.

Salah satu dari 3 kesiapan dari seorang wanita untuk hamil dan melahirkan adalah sosialekonomi.21 dan status sosio-ekonomi berhubungan dengan tingkat pendidikan.24

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan yang mengakibatkan ketidaktahuan dalam berbagai hal, khususnya dalam bidang kesehatan sehingga akan menyebabkan masalah kesehatan dan dapat menurunkan status kesehatan.25 Pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah, pemeliharaan kesehatan biasanya merupakan kebutuhan terakhir. Namun, tingkat pendidikan tidak menjamin seseorang selalu berobat ke pelayanan kesehatan. Pada situasi tertentu seperti penyakit kronis atau penderita yang putus asa karena kurang informasi atau pengalaman yang kurang menyenangkan dari pelayanan kesehatan, orang dapat lebih percaya kepada pengobatan alternatif.26

4.9. Gambaran Karakteristik Penghasilan Keluarga dengan Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini di RSIA Buah Hati

Hasil gambaran karakteristik antara penghasilan keluarga dengan pengetahuan perdarahan postpartum dini dapat dilihat pada table 4.9.

19

Tabel 4.9. Gambaran Karakteristik Penghasilan Keluarga dengan Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini di RSIA Buah Hati Tahun 2011

Penghasilan Keluarga

Pengetahuan Perdarahan

Postpartum Dini Total

Kurang Baik N % N % N % Miskin 4 57,1 3 42,9 7 100 Menengah 15 45,5 18 54,5 33 100 Tinggi 25 44,7 31 55,3 56 100 Total 44 45,8 52 54,2 96 100

Berdsarkan tabel 4.9. diketahui bahwa ibu hamil dengan penghasilan keluarga yang tergolong tinggi, memiliki pengetahuan yang baik tentang perdarahan postpartum dini. Begitupun dengan ibu hamil dengan penghasilan keluarga yang tergolong menengah. Namun sebaliknya, pada ibu hamil dengan penghasilan yang tergolong miskin, memiliki pengetahuan kurang tentang perdarahan postpartum dini.

Status sosio-ekonomi berhubungan dengan pendapatan keluarga yang berpengaruh pada status kesehatan.24 Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan rendahnya tingkat pendapatan keluarga yang mengakibatkan ketidakmampuan dalam berbagai hal, khususnya dalam bidang kesehatan sehingga akan menyebabkan masalah kesehatan dan dapat menurunkan status kesehatan. Keadaan ini akan mempengaruhi produktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup.25

Pada masyarakat dengan pendapatan rendah, pemeliharaan kesehatan berupa pencegahan penyakit, mencari obat dan pemulihan kesehatan biasanya merupakan kebutuhan terakhir.26

4.10. Gambaran Karakteristik Riwayat Kehamilan dengan Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini di RSIA Buah Hati

Hasil gambaran karakteristik riwayat kehamilan dengan pengetahuan perdarahan postpartum dini dapat dilihat pada table 4.10.

Tabel 4.10. Gambaran Karakteristik Riwayat Kehamilan dengan Pengetahuan Perdarahan Postpartum Dini di RSIA Buah Hati Tahun 2011

Kehamilan Ke

Pengetahuan Perdarahan

Postpartum Dini Total

Kurang Baik

N % N % N %

≤ 2 33 42,9 44 57,1 77 100

>2 11 57,9 8 42,1 19 100

Total 44 45,8 52 54,2 96 100

Berdasarkan tabel 4.10. diketahui bahwa ibu hamil dengan riwayat kehamilan kurang dari atau sama dengan dua, memiliki pengetahuan baik tentang perdarahan postpartum dini. Sedangkan pada ibu dengan kehamilan lebih dari dua, memilki pengetahuan yang kurang tentang perdarahan postpartum dini.

Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada produksi pangan yang tidak menentu dan meluasnya kerusakan lingkungan hidup sehingga manusia akan terjerat dalam kemiskinan, kemelaratan dan keputusasaan. untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk pemerintah mencanangkan program gerakan keluarga berencana. Salah satu gerakan

keluarga berencana nasional adalah gagasan “catur warga” yaitu hanya

mempunyai dua anak. Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya merencanakan jumlah, interval dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga yang dapat ditunjang dengan kemampuan sosial dan ekonomi keluarga. Maka dari itu, kemampuan bangsa untuk melaksanakan keluarga berencana mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia.18

21 BAB V

Dokumen terkait