• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsumsi Pakan

Dari hasil penelitian diketahui rataan konsumsi pakan perlakuan ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan Konsumsi Pakan Selama Penelitian (kg/ekor/hari)

Perlakuan S1 S2 S3 S4 Total Rataan

P0 6.052 5.309 5.782 7.176 24.319 6.079 P1 5.127 7.595 4.680 7.956 25.358 6.339 P2 5.967 6.042 6.832 6.977 25.818 6.454 P3 4.843 6.912 5.616 9.241 26.612 6.653 Total 21.989 25.858 22.910 31.350 102.107 25.526

Dari Tabel 8 diketahui rataan konsumsi pakan tertinggi pada perlakuan P3

sebesar 6,653 kg/ekor/hari dan rataan konsumsi pakan terkecil pada perlakuan P0

sebesar 6,079 kg/ekor/hari

Untuk mengetahui pengaruh pemberian hasil samping kelapa sawit yang disuplementasi hidrolisat bulu ayam dan mineral esensial terhadap konsumsi pakan sapi Peranakan Simmental dapat diketahui dengan melakukan uji keragaman seperti tertera pada Tabel 9.

Tabel 9. Uji Keragaman Konsumsi Pakan Sapi (kg/ekor/hari)

SK DB JK KT F HIT F 5% F1% Baris 3 0,087613071 0,029204357 1,912059123tn 4,79 9,78 Kolom 3 13,34575565 4,448585217 291,2564706** 4,79 9,78 Perlakuan 3 0,68743265 0,229144216 15,00246315** 4,79 9,78 Galat 6 0,091642638 0,015273773 Total 15 14,21244401 Ket : KK = 0,484 % tn = tidak nyata ** = sangat nyata

Berdasarkan uji keragaman diketahui bahwa perlakuan pemberian hasil samping kelapa sawit yang disuplementasi hidrolisat bulu ayam dan mineral

esensial dan kolom (sapi) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan sapi peranakan Simmental. Kolom (sapi) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan sapi peranakan Simmental. Hal ini disebabkan karena berat awal sapi mempengaruhi jumlah (banyaknya) pakan yang dikonsumsi. Hal ini masih bisa ditoleransi karena masih sesuai dengan uji keragaman berat badan yaitu dengan rumus X + 2SD. Hal ini sesuai dengan pernyataan Murtidjo (1993) yang menyatakan bahwa semakin berat tubuh ternak maka semakin banyak pula pakan yang dikonsumsi oleh ternak itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Baris (waktu) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan sapi peranakan Simmental. Disini berarti bahwa perlakuan dan sapi (berat badan awal) mempengaruhi konsumsi pakan. Untuk melihat perlakuan yang mana yang lebih baik maka dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 1 % (0,01) yang tertera pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji Beda Nyata Terkecil Penggunaan Hasil Samping Kelapa Sawit Yang Disuplementasi Hidrolisat Bulu Ayam Dan Mineral Esensial Terhadap Konsumsi Pakan Dalam Pakan Sapi Peranakan Simmental.

Perlakuan Rataan (kg/ekor/hari) Notasi

P0 6,079 A P1 6,339 B P2 6,454 B P3 6,653 C BNT0,01= 0,198

Dari uji BNT diketahui bahwa perlakuan P1 dan P2 tidak berbeda nyata dan perlakuan P0 dengan P3 berbeda nyata, tetapi perlakuan P0 dengan P3 dan P1

dengan perlakuan P2 sangat berbeda nyata. Hal ini dikarenakan palatabilitas yang dihasilkan pada pakan P2 dan P3 sangat baik. Dari rataan diperoleh peningkatan konsumsi pakan menunjukkan semakin lengkap unsur mineral (mineral makro,

mikro dan mineral langka) yang diberikan dalam pakan maka konsumsi pakan akan meningkat.

Dari penelitian tampak bahwa pakan yang menggunakan perlakuan P3

lebih tinggi atau berbeda nyata konsumsinya dibandingkan dengan perlakuan P0

dan P1. hal ini disebabkan mineral (Zn, Cl, Co, I, Se) memiliki palatabilitas yang baik sehingga dapat merangsang ternak untuk mengkonsumsi pakan. Menurut Parakkasi (1995) menyatakan bahwa yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsi pakan adalah palatabilitas, dimana palatabilitas mempengaruhi konsumsi bahan kering, jumlah pakan yang tersedia dan komposisi kimia pakan.

Dalam formulasi pakan, pada perlakuan P3 dapat memacu sapi agar mengkonsumsi pakan untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi dan mineral sapi. Hal ini dapat dilihat dari rataan konsumsi pakan sapi dimana semakin lengkapnya unsur mineral (Zn, Cl, Co, I, Se) yang diberikan dalam pakan (P3) maka rataan konsumsi pakan akan meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Parakkasi (1995) yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi bahan kering dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : faktor hewan yaitu berat badan, umur, kondisi tubuh ternak. serta yang diakibatkan oleh lingkungan, pakan yaitu sifat fisik dan komposisi kimia (kandungan nutrisi dan mineral) dalam pakan.

Pertambahan Berat Badan

Dari hasil penelitian diketahui rataan pertambahan berat badan Sapi ditunjukkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Rataan Pertambahan Berat Sapi (kg/ekor/hari)

Perlakuan S1 S2 S3 S4 Total Rataan

P0 0.833 0.766 0.8 1 3.399 0.849

P1 0.766 1.133 0.7 1.166 3.765 0.941

P2 0.933 0.933 1.066 1.033 3.965 0.991

P3 0.8 1.166 0.966 1.466 4.398 1.099

Total 3.332 3.998 3.532 4.665 15.527 3.88 Dari Tabel 11 diketahui rataan Pertambahan berat badan tertinggi pada perlakuan P3 sebesar 1,099 kg/ekor/hari dan rataan Pertambahan berat badan terkecil pada perlakuan P0 sebesar 0,849 kg/ekor/hari. Konsumsi Pakan yang rendah akan mempengaruhi dalam pertumbuhan ternak tersebut. Pertumbuhan kompensasi akan kelihatan pada S3 perlakuan P1 pada bulan pertama apabila pada bulan ke-2 diberikan pakan P3 maka pertumbuhan akan meningkat tajam. Begitu juga apabila bulan ke-n diberikan pakan P1 dan pada bulan berikutnya diberikan pakan P3. Pertambahan berat badan pada perlakuan S4P3 sebesar 1,466 kg/ekor/hari adalah pertambahan berat badan yang tertinggi selama penelitian.

Pengaruh pemberian hasil samping kelapa sawit yang disuplementasi

hidrolisat bulu ayam dan mineral esensial terhadap pertambahan berat badan sapi

Peranakan Simmental dapat diketahui dengan melakukan uji keragaman seperti tertera pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji Keragaman Pertambahan Berat Badan Sapi (kg/ekor/hari)

SK DB JK KT F HIT F 5% F1% Baris 3 0,001999806 0,000666602 0,660397564tn 4,79 9,78 Kolom 3 0,26288619 0,08762873 86,81312073** 4,79 9,78 Perlakuan 3 0,13003069 0,043343563 42,94014038** 4,79 9,78 Galat 6 0,00605637 0,001009395 Total 15 0,400973056 Ket : KK = 0,818 % tn = tidak nyata ** = sangat nyata

Berdasarkan uji keragaman diketahui bahwa perlakuan pemberian hasil samping kelapa sawit yang disuplementasi hidrolisat bulu ayam dan mineral esensial dan kolom (sapi) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan berat badan sapi peranakan Simmental. Hal ini disebabkan bukan hanya berat badan awal sapi saja yang mempengaruhi kenaikan berat badan tetapi juga jenis sapi berpengaruh terhadap pertambahan berat badan sapi. Sapi yang diambil merupakan hasil perkawinan antara sapi jantan Simmental dengan sapi lokal. Asumsi peneliti bahwa kadar genetik dari Sapi Simmental besar pengaruhnya terhadap pertambahan berat badan. Disini tidak diketahui berapa persen darah Sapi Simmental yang dikandung sapi-sapi tersebut. Menurut Devendra (1997) menyatakan bahwa ternak yang mempunyai potensi genetik yang tinggi akan memiliki respon yang baik terhadap pakan yang diberikan dan memiliki efisiensi pakan yang tinggi. Artinya ternak akan mengalami pertumbuhan yang baik apabila genetik dari ternak tersebut dominan memiliki darah dari induk yang memiliki genetik yang bagus. Baris (waktu) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertambahan berat badan sapi peranakan Simmental. Karena didapat hasil yang sangat nyata pada perlakuan maka dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 1 % (0,01) yang tertera pada Tabel 13.

Tabel 13. Uji Beda Nyata Terkecil Penggunaan Hasil Samping Kelapa Sawit Yang Disuplementasi Hidrolisat Bulu Ayam Dan Mineral Esensial Terhadap Pertambahan Berat Badan Dalam Pakan Sapi Peranakan Simmental.

Perlakuan Rataan (kg/ekor/hari) Notasi

P0 0,849 A P1 0,941 B P2 0,991 B P3 1,099 C BNT0,01= 0,083

Dari uji BNT diketahui bahwa perlakuan P1 dan P2 tidak berbeda nyata sedangkan perlakuan P0 dan P3 berbeda nyata, tetapi perlakuan P0 dan P3 dengan perlakuan P1 dan P2 sangat berbeda nyata. Rataan tertinggi pada P3 sebesar 1,099 kg/ekor/hr. hal ini sebanding dengan konsumsi pakan pada P3 yang juga rataan konsumsinya paling tinggi. Menurut Sugeng (1996) menyatakan bahwa pertambahan berat badan dipengaruhi oleh lingkungan, genetik, dan umur. Dimana lingkungan dalam hal ini konsumsi pakan.

Pertumbuhan dan perkembangan mikroba rumen yang optimal membutuhkan asam amino dan mineral. Menurut Siregar (2008) untuk mendukung pasokan nutrient yang cukup bagi pertumbuhan mikroba rumen maka harus dilakukan beberapa suplementasi kedalam pakan yaitu salah satunya dengan suplementasi hidrolisat bulu ayam. Hasil penelitian Sutardi (1976) membuktikan bahwa kerangka karbon bercabang sangat diperlukan untuk pertumbuhan mikroba rumen. Dalam hal ini hidrolisat bulu ayam digunakan sebagai sumber asam amino rantai cabang.

Bahan pakan yang berasal dari hasil samping perkebunan kelapa sawit dan pabriknya defisiensi akan mineral Zn, Cl, Co, I, dan Se. Dalam pakan sapi yang penting diperhatikan adalah kecukupan mineral disamping nutrisi yang lain

karena sapi tidak dapat mensintesis mineral dalam tubuhnya. Semua kebutuhan mineral, khususnya mineral esensial harus tersedia dalam pakan yang diberikan. Menurut Siregar (2008) menyatakan bahwa mineral mikro dan langka dibutuhkan mikroba untuk melakukan berbagai aktivitas dalam rumen termasuk mensintesis vitamin B12 dan kebutuhannya akan mineral ini sangat sedikit takarannya sesuai dengan kebutuhan sapi itu sendiri. pada perlakuan P3 bila dilihat dari rataan pertambahan berat badannya paling baik karena semakin banyak unsur mineral (lengkap mineralnya) yang diberikan kepada ternak maka semakin tinggi pula pertambahan berat badannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Martinez (1972) yang menyatakan bahwa penambahan berbagai mineral, baik secara in vitro maupun in vivo memberikan pengaruh yang positif pada aktivitas mikroba rumen. Apabila terjadi status kekurangan mineral maka aktivitas fermentasi mikroba dalam rumen tidak dapat berlangsung secara optimal, hal ini akan menyebabkan efisiensi penggunaan pakan rendah dan akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ternak ruminansia.

Konversi Pakan

Dari hasil penelitian diketahui rataan konversi pakan yang tertera pada Tabel 14.

Tabel 14. Rataan konversi Pakan Sapi

Perlakuan S1 S2 S3 S4 Total Rataan

P0 7.265 6.930 7.227 7.176 28.598 7.149

P1 6.693 6.703 6.685 6.823 26.904 6.726

P2 6.395 6.475 6.409 6.754 26.033 6.508

P3 6.053 5.927 5.813 6.303 24.096 6.024

Total 26.406 26.035 26.134 27.056 105.631 26.407

Dari Tabel 14 diketahui rataan koversi pakan terkecil pada perlakuan P3

sebesar 6,024 dan rataan koversi pakan tertinggi pada perlakuan P0 sebesar 7,149. Angka konversi pakan dipengaruhi oleh strain dan faktor lingkungan yang

didalamnya adalah pakan (Sugeng, 1996). Konversi pakan ini juga untuk mengetahui seberapa besar pakan yang dikonsumsi bisa mempengaruhi kenaikkan berat badan sehingga pakan tersebut bisa dikatakan baik.

Pengaruh pemberian hasil samping kelapa sawit yang disuplementasi

hidrolisat bulu ayam dan mineral esensial terhadap konversi pakan sapi Peranakan Simmental dapat diketahui dengan melakukan uji keragaman seperti tertera pada

Tabel 15.

Tabel 15. Uji Keragaman Konversi Pakan Sapi (kg/ekor/hari)

SK DB JK KT F HIT F 5% F1% Baris 3 0,03461915 0,011539716 0,662083072tn 4,79 9,78 Kolom 3 1,58528151 0,52842717 30,31813645** 4,79 9,78 Perlakuan 3 2,63202115 0,877340383 50,33678614** 4,79 9,78 Galat 6 0,10457645 0,017429408 Total 15 4.35649826 Ket : KK = 0,499 % tn = tidak nyata ** = sangat nyata

Berdasarkan uji keragaman diketahui bahwa baris (waktu) tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Perlakuan pemberian hasil samping kelapa sawit yang disuplementasi hidrolisat bulu ayam dan mineral esensial dan kolom (sapi) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konversi pakan sapi peranakan

Simmental. Hal ini dikarenakan bukan hanya berat badan awal sapi saja yang

mempengaruhi tetapi juga jenis sapi berpengaruh terhadap konversi pakan. Karena didapat hasil yang nyata pada perlakuan maka dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 1% (0,01) yang tertera pada Tabel 16.

Tabel 16. Uji Beda Nyata Terkecil Penggunaan Hasil Samping Kelapa Sawit Yang Disuplementasi Hidrolisat Bulu Ayam Dan Mineral Esensial Terhadap Konversi Pakan Dalam Pakan Sapi Peranakan Simmental.

Perlakuan Rataan (kg/ekor/hari) Notasi

P0 7,149 C P1 6,726 B P2 6,508 B P3 6,024 A BNT0,01= 0,346

Dari uji BNT diketahui bahwa perlakuan P1 dengan P2 tidak berbeda nyata sedangkan perlakuan P0 dengan P3 berbeda nyata, tetapi perlakuan P0 dan P3 dengan P1 dan P2 sangat berbeda nyata. Hal ini karena konversi pakan merupakan perbandingan antara konsumsi dan pertambahan berat badan. Konsumsi pakan dan pertambahan berat badan mendapatkan hasil yang sama yaitu pada perlakuan P3 paling tinggi dan perlakuan P0 paling rendah. Menurut Anggorodi (1990) menyatakan bahwa konversi pakan adalah indikator teknis yang dapat menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan pakan dimana semakin rendah angka konversi pakan berarti semakin baik. Dari hal ini dapat diketahui bahwa perlakuan P3 dengan rataan konversi 6,024 kg/ekor/hari merupakan pakan yang efisien.

Rekapitulasi Penelitian

Tabel 17. Rekapitulasi Hasil Penelitian Performans Sapi Peranakan Simmental Perlakuan Konsumsi Notasi PBB Notasi Konversi Notasi

P0 6,079 A 0,849 A 7,149 C P1 6,339 B 0,941 B 6,726 B P2 6,454 B 0,991 B 6,508 B P3 6,653 C 1,099 C 6,024 A

Ket : Notasi yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata tn = tidak nyata

Dari Tabel 17. diketahui bahwa penggunaan hasil samping kelapa sawit yang disuplementasi hidrolisat bulu ayam dan mineral esensial terhadap konsumsi pakan, pertambahan berat badan, dan konversi pakan sangat berbeda nyata

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penggunaan hasil samping kelapa sawit yang disuplementasi hidrolisat bulu ayam dan mineral esensial berpengaruh sangat berbeda nyata terhadap konsumsi pakan, pertambahan berat badan, dan konversi pakan sapi peranakan

Simmental dengan perlakuan yang paling baik yaitu pakan basal dengan

penambahan hidrolisat bulu ayam dan mineral makro (Cl), mineral mikro (Zn) dan mineral langka (Co, I, Se).

Saran

Disarankan kepada peternak agar dapat memanfaatkan hasil samping kelapa sawit yang disuplementasi dengan hidrolisat bulu ayam dan mineral esensial.

Dokumen terkait