• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Non Finansial Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan salah satu aspek non finansial yang penting untuk dikaji. Hal ini dilakukan untuk melihat peluang dan potensi pasar yang ada karena akan berkaitan dengan permintaan dan penawaran pasar serta penyerapan pasar terhadap output yang dihasilkan. Aspek pasar akan memaparkan mengenai potensi dan peluang pasar yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran, perkembangan harga dan saluran pemasaran yang terjadi pada komoditas jambu kristal.

1) Potensi

Jambu kristal Jawa Barat kini dijadikan sebagai buah primadona dan welcome fruits untuk wisatawan yang datang ke Jawa Barat khususnya Bogor. Menurunnya produksi jambu kristal di Jawa Barat dalam beberapa tahun yang lalu mulai dilakukan kembali upaya untuk meningkatkan kejayaannya. Cita rasanya yang khas membuat jambu kristal Indonesia yang berasal dari Jawa Barat sangat digemari di pasar. Hal ini menjadi suatu potensi pemasaran yang baik bagi Jawa Barat untuk terus mengoptimalkan produksi jambu kristalnya dalam mencukupi kebutuhan pasar. Apalagi produk jambu kristal sudah mulai dikenal di pasar nasional.

Kegiatan budidaya jambu kristal baru saja dilakukan guna inovasi baru dalam pertanian untuk menopang ekonomi dan menyejahterakan keluarga petani jambu kristal. Sebagai komoditas buah yang baru muncul di kancah nasional, jambu kristal sebagai buah lokal kian meroket pasti menunjukkan keunggulannya dibanding buah impor. Bapak Agus mencapai kejayaannya pada 3 tahun belakangan karena pada saat itu harga jambu kristal Rp 15 000 perkilogram lalu diserap oleh pasar modern dan dijual seharga Rp 20 000-Rp 30 000 perkilogram. Setelah itu, harga jambu kristal mengikuti perkembangan harga yang ada di pasar dalam negeri. Permasalahan terkait pelaksanaan budidaya jambu kristal yang terjadi di wilayah Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bogor adalah petani ragu untuk membudidayakan jambu kristal karena komoditi ini masih tergolong baru sementara watak dan teori petani yang masih konvensional. Hal ini menyebabkan kelangkaan jambu kristal sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah produksi jambu kristal. Kurangnya produksi jambu kristal karena kurangnya petani yang membudidayakan jambu kristal membuat adanya excess demand di masyarakat.

Jambu kristal sangat berpotensi untuk pasar ekspor namun jika pasar nasional belum terpenuhi maka sulit untuk berekspor.

2) Peluang

Jambu kristal tergolong buah baru maka Indonesia belum berani untuk mengekspornya karena penawaran masih sedikit. Meskipun terjadi penurunan produksi yang diikuti dengan menurunnya produksi jambu kristal, jambu kristal Indonesia di pasar nasional mempunyai peluang pasar yang baik karena sudah dikenal dengan cita rasa, ketebalan daging dan tanpa biji yang khas. Jambu kristal Jawa Barat sangat diminati oleh pasar nasional. Permintaan terhadap jambu kristal Jawa Barat di pasar yang tinggi dikarenakan jambu kristal memiliki cita rasa, aroma dan kualitas yang khas. Permintaan ini belum mampu tercukupi karena keterbatasan produksi jambu kristal yang dihasilkan. Penawaran ekspor jambu kristal Indonesia bisa terjadi jika terdapat permintaan oleh negara konsumen jambu kristal di pasar internasional.

3) Perkembangan harga jambu kristal

Pergerakan harga jambu kristal di pasar nasional sedikit mengalami kenaikan. Budidaya jambu biji masih terbuka, terutama budidaya jambu biji yang mempunyai varietas baru termasuk Jambu Kristal. Pasokan Jambu Kristal masih sangat terbatas sedangkan permintaan sangat banyak, terutama permintaan gerai- gerai dengan harga yang masih tinggi Rp 15 000 sampai dengan. Rp 30 000 perkilogram, sedangkan jambu biji merah sekitar Rp 6 000 perkilogram dan buah

jambu biji bangkok Rp 3 000 perkilogram. Prospek budidaya jambu kristal mempunyai peluang yang sangat cerah kedepanya.

Budidaya jambu kristal lebih menguntungkan karena produktivitasnya tinggi. Perlu di ingat jambu tanpa biji sebenarnya sulit untuk bisa dikebunkan secara komersil, karena produktivitasnya rendah. Jambu tanpa biji sulit berbuah lebat itu disebabkan biji merupakan penyedia energi untuk pembesaran buah. Ketika jambu tanpa biji berbuah gampang rontok. Buah jambu kristal sebetulnya tidak benar- benar non biji, ia tetap berbiji akan tetapi jumlahnya sedikit kurang dari 3% bagian buah. Jadi saat berbuah bisa kuat tidak gampang rontok dan berbuah lebat. 4) Pemasaran

Bapak Badri sama halnya dengan Bapak Agus sebagai pengusaha dan petani jambu kristal tidak mengolahnya menjadi produk turunan yang rumit. Bapak Agus menjual buah jambu kristal grade A langsung ke pasar modern tanpa perantara, lalu grade B langsung ke pabrik pengolah manisan jambu kristal, dan buah grade

C langsung ke konsumen yang datang ke rumahnya atau kebunnya. Sedangkan Bapak Badri menjual seluruh buah dengan harga Rp 15 000/kilogram langsung ke konsumen dan ICDF.

Bauran pemasaran berdasarkan 4P penjelasannya sebagai berikut, produk sendiri yang ditawarkan adalah jambu kristal, untuk harga yang ditetapkan Bapak Agus adalah terbagi menjadi 3 yaitu grade A Rp 15 000, grade B Rp 10 000,

grade C Rp 5 000 berdasarkan kualitas buah sedangkan Bapak Badri seluruhnya seharga Rp 15 000. Lalu untuk tempat Bapak Agus lokasi budidayanya di Desa Tangkil, untuk distribusinya di supermarket seperti All Fresh, GIANT, TOTAL, ada juga yang ke perusahaan pengolah manisan jambu kristal dan terakhir langsung ke konsumen yang membeli buah jambu kristal langsung ke rumah Bapak Agus, sedangkan untuk Bapak Badri biasanya mengirim pesanan hingga ke luar kota atau konsumen langsung datang ke rumahnya untuk membeli jambu kristal. Promosi yang telah dilakukan Bapak Agus dan Bapak Badri relati sama, yaitu komunikasi dari mulut ke mulut juga komunikasi melalui blog namun belum terlalu aktif.

Berdasarkan analisis aspek pasar, usaha budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri layak dijalankan. Aspek pasar yang telah dianalisis menghasilkan bahwa usaha budidaya jambu kristal menghasilkan produk yang dapat diterima oleh pasar. Selain itu, terdapat potensi dan peluang pasar jambu kristal yang ditunjukkan dari belum tercukupinya permintaan pasar nasional karena masih sedikitnya penawaran jambu kristal dari Jawa Barat.

Aspek Teknis

Aspek teknis yang dianalisis adalah mencakup pengadaan kebutuhan produksi (budidaya jambu kristal), keseluruhan kegiatan budidaya jambu kristal dan penanganan pascapanen, yaitu: kegiatan budidaya, pengolahan tanah, penanamam, pemeliharaan, pemupukan, penanganan permasalahan hama dan penyakit, dan panen serta pascapanen jambu kristal.

1) Pengadaan faktor-faktor produksi (budidaya jambu kristal) a) Lahan

Keadaan tekstur tanah di Desa Tangkil adalah tanah gembur dan subur yang cocok untuk pertanian. Secara topografi, Desa Tangkil terletak pada wilayah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 26 meter di atas permukaan laut (dpl). Desa ini memiliki intensitas curah hujan sebanyak 33 milimeter/tahun dengan jumlah bulan hujan kurang lebih empat bulan. Suhu udara rata-rata harian di Desa Tangkil adalah sekitar 300C. sedangkan Desa Cikarawang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 700 meter diatas permukaan laut. Suhu udara Desa Cikarawang antara 20–300C. Desa Cikarawang memiliki luas wilayah 226.56 hektar. Desa Cikarawang cocok untuk membudidayakan jambu kristal dilihat dari keadaan lahannya.

Budidaya jambu kristal Bapak Agus menggunakan lahan sewa. Lahan yang digunakan sebagai tempat tumbuhnya jambu kristal merupakan lahan yang sengaja dimanfaatkan oleh Bapak Agus untuk menanam jambu kristal. Lahan tersebut sebelumnya merupakan lahan hutan yang belum dimanfaatkan. Bapak Agus merasa tidak terlalu mengalami banyak permasalahan dengan jenis lahan ini, karena sudah sesuai dengan tanaman jambu kristal yang diusahakan, sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik di sana. Penggunaan wilayah untuk usahatani jambu kristal Bapak Agus mempunyai luasan enam hektar. Lahan milik Bapak Badri adalah empat hektar yang seluruhnya ditanami jambu kristal. Lahan tersebut pada awalnya memang lahan pertanian hortikultura yang lalu dibeli Bapak Badri dan fokus dijadikan lahan untuk jambu kristal.

b) Peralatan dan Kebutuhan Budidaya

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya jambu kristal pada umunya adalah sama, berikut beberapa jenis peralatan dan kebutuhan yang biasa digunakan. Jenis-jenis peralatan utama yang digunakan oleh tenaga kerja Bapak Agus dan Bapak Badri beserta sumber perolehan dan fungsinya dapat dilihat pada tabel 6.

1) Cangkul

Cangkul merupakan peralatan dari kegiatan budidaya jambu kristal yang berfungsi untuk membuat parit dan lubang tanam. Bapak Agus memiliki lima unit cangkul sedangkan Bapak Badri empat buah. 2) Parang

Parang merupakan peralatan kegiatan yang baiasanya digunakan pada saat persiapan lahan dan untuk menebas rumput. Bapak Agus memiliki tiga unit parang sedangkan Bapak Badri memiliki lima unit dengan umur pakai selama tiga tahun.

3) Linggis

Linggis memiliki fungsi sebagai alat untuk membersihkan rumput saat penyiangan. Dalam pembudidayaan jambu kristal, Bapak Agus memiliki dua unit linggis sedangkan Bapak Badri memiliki satu unit.

4) Ajir/Tajar

Ajir/ tajar merupakan kayu yang digunakan sebagai tempat jalar pohon jambu kristal. Istilah ajir merupakan kayu yang berukuran kecil dan dipakai pada saat pohon jambu kristal berumur 3-18 bulan. Setelah itu diganti dengan kayu yang lebih besar dan kuat (tajar) sampai abisnya umur usaha budidaya jambu kristal. Jumlah ajir/ tajar sesuai dengan banyaknya jumlah pohon yang akan ditanam.

5) Tali Pengikat

Tali merupakan kebutuhan perlengkapan dalam budidaya jambu kristal yang digunakan untuk mengikat pohon jambu kristal ke ajir/ tajar. Penggunaan tali bisanya tergantung pertumbuhan dari pohon jambu kristal tersebut.

6) Pasak

Pasak berfungsi untuk memasang tambang dari pohon jambu kristal ke tanah. Jumlah pasak ditentukan dari jumlah banyaknya pohon jambu kristal.

7) Gunting

Gunting merupakan alat yang digunakan untuk menggunting buah dari ranting pohon jambu kristal. Bapak Agus dan Bapak Badri mempunyai kurang lebih 10 buah gunting.

8) Drum

Drum berfungsi sebagai wadah untuk membuat pupuk cair. Pupuk cair berfungsi sebagai pupuk tambahan yang terdiri dari pupuk organik dengan sedikit pupuk anorganik.

9) Koret

Koret merupakan alat untuk membersihkan gulma yang berada di sekitar pohon jambu kristal.

10) Handsflyer

Handsflyer berfungsi sebagai penyemprot pestisida ke tanaman. Bapak Agus memiliki 4 buah sedangkan Bapak Badri memiliki lima buah yang masing-masing umur ekonomisnya 4 tahun.

11) Kontainer

Kontainer merupakan wadah untuk meletakkan buah jambu kristal sesudah dipanen. Bapak Agus memiliki 30 buah sedangkan Bapak Badri memiliki empat buah untuk menunjang kegiatan panennya. 12) Selang

Selang berfungsi untuk menyalurkan air dari kran untuk mencuci buah jambu kristal setelah panen.

13) Tali Tambang

Tali tambang berfungsi untuk meluruskan barisan pohon jambu kristal agar memudahkan tenaga kerja Bapak Agus juga ketika awal meletakkan bibit.

14) Plastik

Plastik merupakan media untuk membungkus buah jambu kristal saat masih berada di pohon jambu kristal, hal ini dilakukan untuk mencegah buah dimakan oleh hewan.

15) Foam

Jumlah foam disesuaikan dengan jumlah jambu kristal sesudah dipanen. Fungsi foam adalah untuk membungkus buah jambu kristal setelah dipanen.

Tabel 5 Peralatan budidaya jambu kristal yang digunakan Bapak Agus dan Bapak Badri

Peralatan Budidaya Sumber Perolehan Fungsi

Cangkul Toko alat pertanian Membuat parit dan lubang tanam Parang Toko alat pertanian Menebas rumput, persiapan lahan Linggis Toko alat pertanian Membersihkan rumput

Ajir/Tajar Tukang kayu Tempat jalar pohon jambu Kristal

Tali Pengikat Toko Pengecer Mengikat pohon jambu 41ristal ke tajar

Pasak Toko alat pertanian memasang tambang dari pohon ke tanah

Gunting Toko alat pertanian Menggunting buah dari ranting Drum Toko alat pertanian Membuat pupuk cair

Koret Toko alat pertanian Membersihkan gulma

Handsflyer Toko alat pertanian Menyemprot pestisida ke tanaman

Kontainer Toko alat pertanian Meletakkan buah jambu 41ristal setelah panen

Selang Toko alat pertanian

Menyalurkan air dari kran untuk mencuci buah jambu kristal setelah panen

Tali tambang Toko alat pertanian Meluruskan barisan

Plastik Toko alat pertanian Membungkus buah jambu 41ristal saat di pohon

Foam Toko alat pertanian Membungkus buah jambu kristal setelah dipanen

c) Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Agus terdiri dari tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Adapun penggunaan tenaga kerja luar keluarga seluruhnya berasal dari warga desa terdekat. Pemanenan (memetik buah jambu kristal) biasanya Bapak Agus membutuhkan tenaga kerja tambahan dengan menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Setiap tenaga kerja menghabiskan waktu lima sampai tujuh jam sehari untuk memetik buah jambu kristal dengan upah sebesar Rp 40 000 perhari untuk tenaga kerja laki-laki dan Rp 30 000 perhari untuk tenaga kerja perempuan. Besaran upah tersebut disesuaikan pada standar yang berlaku di Desa Tangkil untuk setiap tenaga kerja. Dalam luasan tanam enam hektar jambu kristal, biasanya menggunakan maksimal berjumlah total dua belas tenaga kerja untuk memetik buah jambu kristal pada saat musim panen. Biasanya tujuh tenaga kerja dari luar keluarga. Namun, penggunaan tenaga kerja luar keluarga disesuaikan dengan kebutuhan dan banyaknya produksi jambu kristal yang dihasilkan.

Tenaga kerja yang digunakan oleh Bapak Badri seluruhnya adalah tenaga kerja luar keluarga yang juga berjumlah dua belas orang. Upah yang diberikan adalah sebesar Rp 40 000 perhari untuk tenaga kerja laki-laki dan Rp 30 000 perhari untuk tenaga kerja perempuan. Jumlah tenaga kerja laki-laki adalah lima orang dan jumlah tenaga kerja perempuan adalah tujuh orang. Tiap harinya mereka bekerja selama delapan jam. Besaran upah tersebut disesuaikan pada standar yang berlaku di Desa Cikarawang untuk setiap tenaga kerja.

d) Bibit

Bibit yang ditanam Bapak Badri seluruhnya adalah bibit dari ICDF sehingga Bapak Badri tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bibit di awal penanaman, sementara Bapak Agus membeli bibit pada ICDF sejumlah 100 bibit dengan harga Rp 30 000/bibit. Selama ini Bapak Agus dan Bapak Badri tidak pernah kekurangan stok bibit. Pada saat jambu kristal berumur tiga tahun, tanaman jambu kristal akan dicangkok tujuh ruas untuk menghasilkan bibit jambu kristal. Cara pencangkokan tersebut dapat menghasilkan satu sampai tiga bibit jambu kristal dalam satu pohon kemudian diletakkan di dalam polybag. Bibit jambu kristal biasanya digunakan sendiri oleh Bapak Agus dan Bapak Badri juga dijual jika ada petani yang membutuhkan bibit jambu kristal dengan harga jual Rp 30 000 perbibit. Varietas bibit jambu kristal yang dihasilkan Bapak Agus hanya satu namun kualitasnya unggul. Bapak Badri menghasilkan bibit dengan sertifikasi dari balai benih nasional.

e) Pupuk

Pemberian pupuk pada pertanaman bertujuan untuk memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman melalui pembentukan bunga, buah sesuai dengan potensinya. Dalam kegiatan budidaya jambu kristal ini, terdapat beberapa jenis pupuk yang umum digunakan Bapak

Agus dan Bapak Badri. Jenis-jenis pupuk tersebut disajikan dalam tabel 6 dan 7.

Tabel 6 Jenis-jenis pupuk yang digunakan Bapak Agus dalam budidaya jambu kristal di Desa Tangkil

Jenis pupuk Sumber perolehan Fungsi

Pupuk organik Kelompok Tani Menyuburkan tanah, menambah kandungan organik tanah

Pupuk NPK Toko pertanian Pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman

Tabel 7 Jenis-jenis pupuk yang digunakan Bapak Badri dalam budidaya jambu kristal di Desa Cikarawang

Jenis pupuk Sumber perolehan Fungsi

Pupuk organik Kelompok Tani Menyuburkan tanah, menambah kandungan organik tanah

Pupuk NPK Toko pertanian Pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman

Pupuk Phonska

Toko pertanian Pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman

f) Obat-obatan/pestisida

Dalam upaya mencegah berkembangnya penyakit atau hama yang muncul akibat kondisi cuaca atau hewan-hewan perusak (hama), maka dilakukan penyemprotan obat-obatan, yang umumnya merupakan pestisida. Hal ini dilakukan terutama untuk menghindari ulat atau jenis semut-semutan dan memberantas cendawan. Penggunaan jenis-jenis pestisida ini disesuaikan dengan kondisi tanaman jambu kristal dan digunakan oleh Bapak Agus dan Bapak Badri berbeda beda, sesuai dengan penyakit hanya jika hama- hama tersebut menyerang tanaman. Jenis-jenis obat yang digunakan tanaman yang menyerang. Jenis-jenis obat tersebut disajikan dalam tabel 8 dan 9.

Tabel 8 Jenis –jenis obat/ pestisida yang digunakan Bapak Agus dalam budidaya jambu kristal di Desa Tangkil pada tahun 2013

Jenis Obat/Pestisida Sumber Fungsi

Insektisida Decyd Toko pertanian Pemberantasan Hama Fungisida Ditent Toko pertanian Pemberantasan Jamur Akarisida Agrimex Toko pertanian Penguat Akar

Tabel 9 Jenis –jenis obat/ pestisida yang digunakan Bapak Badri dalam budidaya jambu kristal di Desa Cikarawang pada tahun 2013

Jenis Obat/Pestisida Sumber Fungsi

Insektisida Decyd Toko pertanian Pemberantasan Hama Fungisida Ditent Toko pertanian Pemberantasan Jamur Nutrisida Gandacyl Toko pertanian Pemberi Nutrisi 2) Kegiatan Budidaya

Secara umum, kegiatan teknis budidaya jambu kristal Bapak Agus di Desa Tangkil sifatnya konvensional karena masih ada sifat budidaya turun-menurun. Penggunaan pupuk dalam budidaya jambu kristal disesuaikan dengan modal yang dimiliki. Jumlah/dosis pupuk yang digunakan terkadang penuh atau hanya sebagian. Umumnya, Bapak Agus menggunakan tiang panjat mati yaitu menggunakan tiang panjat kayu yang bermutu tinggi. Masa produksi jambu kristal dengan tiang panjat mati ini 20 tahun.

Sedangkan kegiatan budidaya Bapak Badri semi modern karena ada panduan dan binaan dari ICDF. Penggunaan pupuk dalam budidaya jambu kristal disesuaikan dengan panduan GAP dan binaan ICDF. Jumlah/dosis pupuk yang digunakan sesuai takaran. Umumnya, Bapak Badri menggunakan tiang panjat mati yaitu menggunakan tiang panjat kayu yang bermutu tinggi. Masa produksi jambu kristal dengan tiang panjat mati ini 20 tahun. Kegiatan budidayanya adalah sebagai berikut :

a) Pengolahan Tanah

Bapak Agus mengusahakan budidaya jambu kristal pada lahan sewa. Sedangkan Bapak Badri lahan milik sendiri. Namun pengolahan tanah yang dilakukan kedua petani ini adalah sama, pada awalnya lahan yang telah disiapkan untuk melakukan budidaya jambu kristal harus dibersihkan terlebih dahulu dari berbagai tanaman pengganggu, seperti, pohon-pohon, semak-semak dan rumput, serta tanaman lainnya. Kemudian lahan tersebut dibakar dengan alasan untuk mempermudah proses pembersihan lahan. Setelah dibakar, lahan dibersihkan kembali sampai lahan tersebut siap ditanami jambu kristal. Pada tahapan ini, dilakukan pemasangan patok sebagai tanda bahwa tempat tersebut akan dijadikan lubang galian untuk menanam jambu kristal.

b) Penanaman

Penanaman jambu kristal yang dilakukan Bapak Agus dan Bapak Badri hanya berbeda di jarak antar pohon saja, mereka menggunakan ukuran lubang tanam sekitar 100 x 100 x 50 centimeter (panjang x lebar x dalam) dengan jarak tanam Bapak Agus 4 x 4 meter, Bapak Badri 3 x 3 meter. Tanah galian dibiarkan terbuka agar terkena matahari selama ± 1-2 minggu sebelum tanam. Tanaman jambu kristal tumbuh kurang baik pada areal yang tergenang. Oleh sebab itu, dibuat saluran parit keliling beukuran 30 x 30 centimeter (lebar x dalam).

Bibit yang digunakan merupakan bibit hasil pencangkokan dari pohon jambu kristal sebelumnya sepanjang tujuh buku (ruas). Bapak Agus dan Bapak Badri menggunakan bibit jambu kristal jenis unggul karena sama-

sama berasal dari ICDF. Penanaman bibit jambu kristal diletakkan miring (300-450) mengarah ke bagian pangkal (tanpa daun) dibenamkan mengajar ke tajar sedangkan sisa 2-3 ruas atau ukuran 60 centimeter bibit jambu kristal tersebut berada di atas tanah. Setelah ditanam, tanah disekelilingnya dipadatkan kemudian bibit tersebut diberi naungan berupa tanaman kering yang disebut rebak atau lainnya yang mudah diperoleh agar terlindungi dari teriknya sinar matahari. Pelindung dapat dibuka/diangkat apabila tanaman jambu kristal telah kuat. Pada saat umur jambu kristal sudah mencapai tiga bulan, maka rebak (tanaman penutup) dilepaskan dan dipasang ajir (kayu jalar kecil). Ajir berupa kayu kecil yang berdiamater kurang lebih 15 centimeter dengan tinggi 2 meter dan biasanya diperoleh di hutan atau dengan membeli. Setelah di pasang ajir, setiap sebulan sekali dilakukan pengikatan ke tiang panjat (ajir). Pada saat umur jambu kristal mencapai 8 bulan dilakukan pemanenan lalu saat mencapai 12-18 bulan maka akan dilakukan pemangkasan jambu kristal untuk mendapatkan bibit jambu kristal, dipotong sepanjang tujuh ruas dan akan diperoleh maksimal tiga bibit jambu kristal. Setelah itu, ajir diganti dengan tiang panjat mati (junjung) dengan tinggi 2.5-3 meter dengan umur produksi tajar maksimal lima tahun. Sementara itu, ketika jambu kristal berumur 24-30 bulan, jambu kristal akan mencapai ketinggian tiang panjat mati.

c) Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman jambu kristal dilakukan melalui pengikatan ranting yang tidak teratur tumbuhnya, pemotongan pucuk ranting agar ranting bercabang dan pohon dapat berbuah dengan produktif, pemangkasan tanaman, dan penyiangan rumput di sekitar tanaman. Penyiangan gulma/rumput dilakukan secara rutin dan terbatas, yaitu sebanyak lima kali dalam setahun. Penyiangan bersih hanya dilakukan di sekeliling pangkal batang tanaman jambu kristal. Pengikatan tanaman jambu kristal sulur panjat biasanya dilakukan satu bulan sekali, namun hal ini juga bergantung pada frekuensi pemberian pupuk pada tanaman jambu kristal. Pupuk akan mempengaruhi kesuburan dan pertumbuhan tanaman jambu kristal.

d) Pemupukan

Kegiatan pemberian pupuk pada pertanaman bertujuan untuk memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman melalui pembentukkan bunga, buah sesuai dengan potensinya. Biasanya, pemberian pupuk pada tanaman dilakukan pada saat awal musim hujan. Dalam kegiatan budidaya jambu kristal ini, terdapat beberapa jenis pupuk yang umum digunakan. Pemupukan pada tanaman jambu kristal Bapak

Dokumen terkait