• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian Tinggi Tanaman (cm)

Data tinggi tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam (MST) akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam disajikan pada Lampiran 1, 3 dan 5, sedangkan sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 2, 4 dan 6. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa waktu tanam dan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh nyata pada umur 4 dan 6 MST, sedangkan interaksi perlakuan waktu tanam dan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 MST.

Rataan tinggi tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 MST akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman Jagung Manis pada Umur 2, 4, dan 6 MST Akibat Pengaruh Waktu Tanam dan Jarak Tanam

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

2 MST 4 MST 6 MST

Waktu Tanam

W1 = 1 HSOT 76.87 152.65b 179.67b

W2 = 7 HSOT 74.59 130.70a 154.90a

BNJ0,05 - 15.63 17.78 Jarak Tanam J1 = 70 cm x 10 cm 82.34 158.70c 185.77d J2 = 70 cm x 20 cm 77.19 143.73b 171.23c J3 = 70 cm x 30 cm 72.03 136.13ab 162.03b J4 = 70 cm x 40 cm 71.35 128.13a 150.10a BNJ0,05 - 11.01 8.39

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5%

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada umur 2 MST, pengaruh perlakuan waktu tanam belum berpengaruh terhadap tinggi tanaman jagung manis. Pada

umur 4 dan 6 MST, tanaman tertinggi jagung manis terdapat pada perlakuan W1 berbeda nyata dengan W2.

Hubungan antara waktu tanam dengan tinggi tanaman jagung manis pada umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 1.

179.67 154.9 120 128 136 144 152 160 168 176 184 T in g g i T an am an ( cm ) W1 W2 Waktu Tanam (W)

Gambar 1. Hubungan antara Waktu Tanam dengan Tinggi Tanaman Jagung Manis pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa tinggi tanaman jagung manis yang ditanam 1 hari setelah olah tanam memilik tanaman yang lebih tinggi dibandingkan jika ditanam 7 hari setelah olah tanah.

Pada Tabel 2 juga dapat dilihat bahwa perlakuan jarak tanam belum berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2 MST. Pada umur 4 MST, tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan J1 berbeda nyata dengan J2, J3 dan J4. Tinggi tanaman pada perlakuan J2 berbeda nyata dengan J4 tetapi berbeda tidak nyata dengan J3, sedangkan perlakuan J3 berbeda tidak nyata dengan J4.

Hubungan antara jarak tanam dengan tinggi tanaman jagung manis pada umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 2.

100 120 140 160 180 200 0 10 20 30 40 Jarak Tanam (cm) T in g g i T an am an ( cm )

Gambar 2. Hubungan antara Jarak Tanam dengan Tinggi Tanaman Jagung Manis pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa tinggi tanaman jagung manis tertinggi terdapat pada jarak tanam J1 (70 x 10 cm) nyata lebih tinggi dibandingkan dengan jarak tanam J4 (70 cm x 40 cm), J3 (70 cm x 30 cm) dan J2 (70 cm x 20 cm).

Jumlah Daun (helai)

Data jumlah daun tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam (MST) akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam disajikan pada Lampiran 7, 9 dan 11, sedangkan sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 8, 10 dan 12. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa waktu tanam dan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman jagung manis pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh nyata pada umur 4 dan 6 MST, sedangkan interaksi perlakuan waktu tanam dan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 MST.

Rataan jumlah daun tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 MST akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis pada Umur 2, 4, dan 6 MST Akibat Pengaruh Waktu Tanam dan Jarak Tanam

Perlakuan Jumlah Daun (helai)

2 MST 4 MST 6 MST

Waktu Tanam

W1 = 1 HSOT 5.87 7.87b 8.92b

W2 = 7 HSOT 5.93 7.20a 8.20a

BNJ0,05 - 0.57 0.68 Jarak Tanam J1 = 70 cm x 10 cm 5.67 7.07a 8.10a J2 = 70 cm x 20 cm 5.87 7.43ab 8.43a J3 = 70 cm x 30 cm 5.90 7.67bc 8.70bc J4 = 70 cm x 40 cm 6.17 7.97c 9.00c BNJ0,05 - 0.50 0.38

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5%

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada umur 2 MST, pengaruh perlakuan waktu tanam belum berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman jagung manis. Pada umur 4 dan 6 MST, jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan W1 berbeda nyata dengan W2.

Hubungan antara waktu tanam dengan jumlah daun tanaman jagung manis pada umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 3.

8.92 8.2 7.6 7.8 8.0 8.2 8.4 8.6 8.8 9.0 9.2 Jum la h D aun (he la i) W1 W2 Waktu Tanam (W)

Gambar 3. Hubungan antara Waktu Tanam dengan Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa jumlah daun tanaman jagung manis yang ditanam 1 hari setelah olah tanam memilik jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan jika ditanam 7 hari setelah olah tanah.

Pada Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa perlakuan jarak tanam belum berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 2 MST. Pada umur 4 MST, jumlah daun ternbayak terdapat pada perlakuan J4 berbeda nyata dengan J1 dan J2, tetapi berbeda tidak nyata dengan J3. Jumlah daun pada perlakuan J3 berbeda nyata dengan J1, tetapi berbeda tidak nyata dengan J2 Jumlah daun pada perlakuan J2 berbeda tidak nyata dengan J1. Pada umur 6 MST, jumlah daunt erbanyak terdapat pada perlakuan J4 berbeda nyata dengan J1 dan J2, tetapi berbeda tidak nyata dengan J3. Jumlah daun pada perlakuan J3 berbeda nyata dengan J1 dan J2, sedangkan perlakuan J2 berbeda tidak nyata dengan J1.

Hubungan antara jarak tanam dengan jumlah daun tanaman jagung manis pada umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 4.

7.1 7.6 8.1 8.6 9.1 9.6 0 10 20 30 40 Jarak Tanam (cm) Jum la h D aun (he la i)

Gambar 4. Hubungan antara Jarak Tanam dengan Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam

Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa jumlah daun tanaman jagung manis tertinggi terdapat pada jarak tanam J4 (70 cm x 40 cm) nyata lebih tinggi dibandingkan dengan jarak tanam J3 (70 cm x 30 cm), J2 (70 cm x 20 cm) dan J1 (70 x 10 cm).

Diameter Batang (cm)

Data jumlah daun tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam (MST) akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam disajikan pada Lampiran 13, 15 dan 17, sedangkan sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 14, 16 dan 18. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan waktu tanam tanam berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 MST, sedangkan perlakuan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh nyata pada umur 4 dan 6 MST. Interaksi antara waktu tanam dan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 MST. Rataan diameter batang tanaman jagung manis pada umur 2, 4 dan 6 MST akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Diameter Batang Tanaman Jagung Manis pada Umur 2, 4, dan 6 MST Akibat Pengaruh Waktu Tanam dan Jarak Tanam

Perlakuan Diameter Batang (cm)

2 MST 4 MST 6 MST Waktu Tanam W1 = 1 HSOT 0.63 1.23 1.55 W2 = 7 HSOT 0.64 1.24 1.55 BNJ0,05 - - - Jarak Tanam J1 = 70 cm x 10 cm 0.63 1.21a 1.50a J2 = 70 cm x 20 cm 0.62 1.22ab 1.52a J3 = 70 cm x 30 cm 0.65 1.25ab 1.55ab J4 = 70 cm x 40 cm 0.65 1.27b 1.62b BNJ0,05 - 0.05 0.06

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5%

Tabel 4 menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang tanaman jagung manis.

Pada Tabel 2 juga dapat dilihat bahwa perlakuan jarak tanam belum berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman pada umur 2 MST. Pada umur 4 MST, diameter batang terbesar terdapat pada perlakuan J4 berbeda nyata dengan J1, tetapi berbeda tidak nyata dengan J2 dan J3. Pada umur 6 MST, diameter batang terbesar terdapat pada perlakuan J4 berbeda nyata dengan J1 dan J2, tetapi berbeda tidak nyata dengan J3.

Hubungan antara jarak tanam dengan jumlah daun tanaman jagung manis pada umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 5.

1.38 1.43 1.48 1.53 1.58 1.63 1.68 0 10 20 30 40 Jarak Tanam (cm) D iam et er B at an g ( cm )

Gambar 5. Hubungan antara Jarak Tanam dengan Diameter Batang Tanaman Jagung Manis pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa diameter batang tanaman jagung manis terbesar terdapat pada jarak tanam J4 (70 cm x 40 cm), diikuti oleh jarak tanam J3 (70 cm x 30 cm), J2 (70 cm x 20 cm) dan J1 (70 x 10 cm).

Umur Berbunga (hari)

Data umur berbunga tanaman jagung manis akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam disajikan pada Lampiran 19, sedangkan sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 20. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa waktu tanam dan jarak tanam, serta interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga tanaman jagung manis. Rataan umur berbunga tanaman jagung manis akibat pengaruh perlakuan waktu tanam dan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan Umur Berbunga Tanaman Jagung Manis Akibat Pengaruh Waktu Tanam dan Jarak Tanam

Perlakuan Waktu Tanam Rataan

W1 W2

Jarak Tanam ……… hari ………

J1 = 70 cm x 10 cm 52.00 50.00 51.00 J2 = 70 cm x 20 cm 50.00 49.67 49.83 J3 = 70 cm x 30 cm 49.33 50.33 49.83 J4 = 70 cm x 40 cm 49.00 49.33 49.17

Rataan 50.08 49.83

Tabel 5 menunjukkan bahwa waktu tanam dan jarak tanam tidak mempengaruhi umur berbunga tanaman jagung manis. Umur berbunga tanaman jagung manis berkisar antara 49 – 52 hari. Umur berbunga tercepat terdapat pada kombinasi perlakuan W1J4 yaitu 49 hari dan terendah pada kombinasi perlakuan W1J1 yaitu 52 hari.

Diameter Tongkol (cm)

Data diameter tongkol tanaman jagung manis akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam disajikan pada Lampiran 21, sedangkan sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 22. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa waktu

tanam berpengaruh tidak nyata terhadap diameter tongkol jagung manis. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata berpengaruh nyata terhadap diameter tongkol, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. Rataan diameter tongkol jagung manis akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan Diameter Tongkol Jagung Manis Akibat Pengaruh Waktu Tanam dan Jarak Tanam

Perlakuan Waktu Tanam Rataan

W1= 1 HSOT W2 = 7 HSOT Jarak Tanam ……… cm ……….. J1 = 70 cm x 10 cm 3.46 3.48 3.47a J2 = 70 cm x 20 cm 3.83 3.63 3.73b J3 = 70 cm x 30 cm 3.83 3.88 3.85bc J4 = 70 cm x 40 cm 4.01 4.05 4.03c Rataan 3.78 3.76 BNJ0.05(J) = 0.18

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5%

Tabel 6 menunjukkan bahwa waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap diameter tongkol jagung manis. Pada perlakuan jarak tanam, diameter tongkol jagung manis terbesar terdapat pada perlakuan J4 berbeda nyata dengan J1 dan J2, tetapi berbeda tidak nyata dengan J3. Diameter tongkol pada perlakuan J3 berbeda nyata dengan J1, tetapi berbeda tidak nyata dengan J2, sedangkan perlakuan J2 berbeda nyata dengan J1.

Hubungan antara jarak tanam dengan diameter tongkol jagung manis dapat dilihat pada Gambar 6.

2.8 3.1 3.4 3.7 4.0 4.3 0 10 20 30 40 Jarak Tanam (cm) D ia m et er T ongkol (c m )

Gambar 6. Hubungan antara Jarak Tanam dengan Diameter Tongkol Jagung Manis

Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa diameter tongkol jagung manis terbesar terdapat pada jarak tanam J4 (70 cm x 40 cm), diikuti pada jarak tanam J3 (70 cm x 30 cm), J2 (70 cm x 20 cm) dan J1 (70 x 10 cm).

Jumlah Tongkol per Plot

Data jumlah tongkol tanaman jagung manis per plot akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam disajikan pada Lampiran 23, sedangkan sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 24. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tongkol tanaman jagung manis per plot. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata berpengaruh nyata terhadap jumlah tongkol jagung manis per plot, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. Rataan jumlah tongkol tanaman jagung manis per plot akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan Jumlah Tongkol Tanaman Jagung Manis per Plot Akibat Pengaruh Waktu Tanam dan Jarak Tanam

Perlakuan Waktu Tanam Rataan

W1= 1 HSOT W2 = 7 HSOT

Jarak Tanam ……… buah ………..

J1 = 70 cm x 10 cm 20.67 26.00 23.33b J2 = 70 cm x 20 cm 14.33 16.33 15.33a J3 = 70 cm x 30 cm 14.00 15.67 14.83a J4 = 70 cm x 40 cm 11.00 8.67 9.83a Rataan 15.00 16.67 BNJ0.05(J) = 7.94

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5%

Tabel 7 menunjukkan bahwa waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tongkol jagung manis per plot. Pada perlakuan jarak tanam, jumlah tongkol terbanyak terdapat pada perlakuan J1 berbeda nyata dengan J2, J3 dan J4. Jumlah tongkol antara perlakuan J2, J3 dan J4 saling berbeda tidak nyata.

Hubungan antara jarak tanam dengan jumlah tongkol jagung manis per plot dapat dilihat pada Gambar 7.

0 6 12 18 24 30 0 10 20 30 40 Jarak Tanam (cm) Jum la h T ongkol pe r S am pe l (bua h)

Gambar 7. Hubungan antara Jarak Tanam dengan Jumlah Tongkol Jagung Manis per Plot

Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa jumlah tongkol jagung manis per plot terbanyak terdapat pada jarak tanam J1 (70 x 10 cm), diikuti pada jarak tanam J2 (70 cm x 20 cm), J3 (70 cm x 30 cm) dan J4 (70 cm x 40 cm).

Bobot Tongkol per Plot

Data bobot tongkol per plot akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam disajikan pada Lampiran 25, sedangkan sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 26. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot tongkol per plot. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol per plot, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. Rataan bobot tongkol per plot akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan Bobot Tongkol per Plot Akibat Pengaruh Waktu Tanam dan Jarak Tanam

Perlakuan Waktu Tanam Rataan

W1= 1 HSOT W2 = 7 HSOT Jarak Tanam ……… kg ……….. J1 = 70 cm x 10 cm 6.07 6.20 6.13d J2 = 70 cm x 20 cm 3.40 3.40 3.40c J3 = 70 cm x 30 cm 2.53 2.33 2.43b J4 = 70 cm x 40 cm 1.40 1.80 1.60a Rataan 6.07 6.20 6.13d BNJ0.05(J) = 0.44

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5%

Tabel 8 menunjukkan bahwa waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot tongkol per plot. Pada perlakuan jarak tanam, bobot tongkol per plot terberat terdapat pada perlakuan J1 berbeda nyata dengan J2, J3 dan J4. Bobot tongkol per plot pada perlakuan J2 berbeda nyata dengan J3 dan J4, dan perlakuan J3 berbeda nyata dengan J4.

Hubungan antara jarak tanam dengan bobot tongkol per plot dapat dilihat pada Gambar 8. 0.0 0.9 1.8 2.7 3.6 4.5 5.4 6.3 0 10 20 30 40 Jarak Tanam (cm) Bobot T ongkol pe r P lot (kg)

Gambar 8. Hubungan antara Jarak Tanam dengan Bobot Tongkol per Plot

Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa bobot tongkol jagung manis per plot terbanyak terdapat pada jarak tanam J1 (70 cm x 10 cm), diikuti pada jarak tanam (70 cm x 20 cm), J3 (70 cm x 30 cm) dan J4 (70 cm x 40 cm).

Produksi per Tanaman (g)

Data produksi per tanaman akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam disajikan pada Lampiran 27, sedangkan sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 28. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap produksi per tanaman. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata berpengaruh nyata terhadap produksi per tanaman, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. Rataan produksi per tanaman akibat pengaruh waktu tanam dan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan Produksi per Tanaman Akibat Pengaruh Waktu Tanam dan Jarak Tanam

Perlakuan Waktu Tanam Rataan

W1= 1 HSOT W2 = 7 HSOT Jarak Tanam ……… g ……….. J1 = 70 cm x 10 cm 159.67 159.33 159.50a J2 = 70 cm x 20 cm 170.60 175.33 172.97a J3 = 70 cm x 30 cm 194.73 189.00 191.87b J4 = 70 cm x 40 cm 199.33 186.00 192.67b Rataan 181.08 177.42 BNJ0.05(J) = 16.85

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5%

Tabel 9 menunjukkan bahwa waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap produksi per tanaman. Pada perlakuan jarak tanam, produksi per tanaman terberat terdapat pada perlakuan J4 berbeda nyata dengan J1 dan J2, tetapi berbeda tidak nyata dengan J3. Produksi per tanaman pada perlakuan J3 berbeda nyata dengan J1 dan J2, sedangkan perlakuan J2 berbeda tidak nyata dengan J1.

Hubungan antara jarak tanam dengan produksi per tanaman dapat dilihat pada Gambar 9. 120 138 156 174 192 210 0 10 20 30 40 Jarak Tanam (cm) P roduks i pe r T ana m an (g)

Gambar 9. Hubungan antara Jarak Tanam dengan Produksi per Tanaman

Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa produksi per tanaman terberat terdapat pada jarak tanam J4 (70 cm x 40 cm), diikuti pada jarak tanam J3 (70 cm x 30 cm), J2 (70 cm x 20 cm) dan J1 (70 x 10 cm).

Jenis dan Kerapatan Gulma

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat jenis gulma yang berbeda pada setiap plot yang berbeda seperti disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Data pengamatan identifikasi Gulma pada Tanaman Jagung dengan Waktu dan Jarak Tanam yang Berbeda Umur 3 MST

No. Jenis Gulma NJD ( Nilai Jumlah Dominasi %)

W1J1 W1J2 W1J3 W1J4 W2J1 W2J2 W2J3 W2J4 1 Eleusine indica 14.93 - 30.95 11.31 45.65 - 39.72 47.92 2 Digitaria adcendes 14.93 - 18,25 27.98 - 28.64 25.60 7.64 3 Pyllanthus niruri L. 29.17 10.99 38.10 22.62 - 14.09 9.48 17.36 4 Cyrtococum acresceus - 26.37 12.70 - 13.23 - - - 5 Amaranthus spinosus 11.81 - - - - 9.55 7.85 9.72 6 Ephorbia hirta - 25.82 - 38.10 - 19.09 - 17.36 7 Cleome rutidosperma - 14.82 - - - 9.55 - - 8 Ephorbia prunifolia - - - - 6.61 - 7.86 - 9 Cyperus kylingia - - - - 6.61 - - - 10 Mimosa pudica 29.17 - - - 21.29 - - - 11 Cyperus rotundus - 21,98 - - 6.61 19.09 9.48 - Total 100.01 99.99 100 100.01 100 100.01 99.99 100

Tabel 9 diketahui identifikasi gulma 3 MST menunjukkan bahwa gulma yang paling dominan adalah Eleusine indica (NJD = 47.92) yaitupada perlakuan W2J4, dan gulma yang paling tidak dominan adalah Cyperus kylingia (NJD = 6.61) yang hanya tumbuh pada perlakuan W2J1.

Jumlah gulma dan kerapatan gulma pada setiap plot percobaan pada saat panen dari setiap plot percobaan disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Jenis dan Rataan Kerapatan (%) Gulma pada Tanaman Jagung dengan Waktu dan Jarak Tanam yang Berbeda pada Saat Panen

No. Jenis Gulma Kerapatan dari Setiap Jenis Gulma per m²

W1J1 W1J2 W1J3 W1J4 W2J1 W2J2 W2J3 W2J4 1 Eleusine indica 25.00 18.68 29.17 40.63 41.21 17.89 43.75 21.43 2 Digitaria adcendes 34.38 33.52 - 18.75 - 36.05 16.96 - 3 Phyllantus niruri L 9.38 10.99 9.58 21.88 - 10.26 - - 4 Cyrtococum acresceus 9.38 - - - 14.84 7.63 - 10.71 5 Amaranthus spinosus - - 12.92 - 21.98 10.26 9.82 - 6 Ephorbia hirta - 14.84 9.58 - - - 9.82 17.86 7 Cyperus kylingia - - - 9.38 21.98 - 9.82 21.43 8 Mimosa pudica - - 12.92 9.38 - - 9.82 17.86 9 Cyperus rotundus - - 12.92 - - 7.63 - - 10 Cleome rutidosperma 12.30 21.98 - - - - - - 11 Ephorbia prunifolia 9.38 - 12.92 - - 10.26 - 10.71 Total 99.82 100.01 100.01 100.02 100.01 99.98 99.99 100 .

Tabel 10 diketahui identifikasi gulma pada saat panen menunjukkan bahwa gulma yang paling dominan adalah Eleusine indica (NJD = 43.75) yaitu pada perlakuan W2J3, dan gulma yang paling tidak dominan adalah Cyperus rotundus (NJD = 7.63) yang hanya tumbuh pada perlakuan W2J2.

Pada jarak tanam sempit gulma sulit untuk berkecambah dan tumbuh dibandingkan dengan jarak tanam yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena gulma membutuhkan ruang untuk berkecambah dan tumbuh. Hal ini terlihat pada pada tabel 9 dan 10 yang mendominasi gulma terdapat pada jarak tanam 70 x 40 dan 70 x 30.

Pembahasan

Pengaruh Olah Tanah terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis

Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang, umur berbunga, diameter tongkol, jumlah tongkol per plot, berat tongkol per plot dan produksi per tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jagung terendah sebesar 134.93 cm terdapat pada waktu tanam W1 (7 hari) dan jarak tanam J4 (70cm x 40cm). Pada waktu tanam jagung 1 hari setelah olah tanah (W1) dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung manis. Hal disebabkan dengan penanaman jagung setelah olah tanam, keadaan tanah lebih gembur dan tanah menjadi lebih lembab. Hal ini menyebabkan biji jagung akan lebih mudah untuk berkecambah. Setelah berkecambah, selanjutnya akan terbentuk akar. Dengan keadaan tanah yang masih gembur, maka akar tanaman jagung manis tumbuh lebih baik, sehingga akan meningkatkan serapan unsur hara ke fase pertumbuhan jagung berikutnya.

Pada waktu tanam 7 hari setelah olah tanah (W2), sudah terjadi sedikit pemadatan tanah, sehingga rongga-rongga yang terdapat dalam tanah sebagian akan tertutup. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan akar pada tanaman yang selanjutnya akan berpengaruh pada fase pertumbuhan jagung berikutnya. Disamping penanaman jagung yang semakin lama akan semakin meningkatkan peluang tumbuhnya gulma, sehingga pertumbuhan gulma pada lahan akan

Menurut Nurjanah (2002) bahwa waktu tanam berhubungan dengan tumbuhnya gulma selama fase pertumbuhan tanaman jagung, sehingga dengan waktu tanam yang lama setelah olah tanah, dikhawatirkan gulma tumbuh bersama-sama dengan jagung, sehingga pada saat tanaman jagung berada pada fase pertumbuhan vegetatif, akan terjadi persaingan dalam memperebutkan unsur hara, sehingga pertumbuhan tanaman tidak maksimal. Hal ini didukung oleh pendapat Mayadewi (2007) bahwa keberadaan gulma yang dibiarkan tumbuh pada lahan tanaman dapat menurunkan hasil jagung antara 20 – 80%.

Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis

Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, diameter tongkol, jumlah tongkol per plot, bobot tongkol per plot dan produksi per tanaman, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga.

Hasil penelitian menunjukkan dengan jarak tanam yang lebih rapat (J1 = 70cm x 10cm) dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif yaitu tinggi

tanaman. Hal ini disebabkan semakin rapat jarak tanam maka populasi tanaman semakin banyak, sehingga kompetisi antar tanaman dalam memperoleh air dan unsur hara akan semakin meningkat terutama cahaya. Peningkatan naungan antara tanaman akan mengakibatkan etiolasi atau pemanjangan ruas-ruas tanaman sehingga pertumbuhan tinggi akan semakin pesat.

Menurut Harris (1978) peningkatan kerapatan dan kepadatan batang berakibat tanaman lebih tinggi. Selanjutnya Aliudin (1995) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin rapat jarak tanam yang digunakan maka laju

pertumbuhan tinggi tanaman semakin besar. Pertumbuhan tinggi tanaman yang pesat disebabkan oleh ruang tumbuh tanaman yang semakin sempit sehingga kompetisi cahaya antar individu semakin besar. Sesuai dengan penelitian Gunawan (1999) yang menyatakan bahwa semakin rapat jarak tanam menyebabkan tajuk tanaman semakin tinggi karena jarak tanam yang semakin rapat dapat meningkatkan naungan antar tanaman sehingga terjadi proses etiolasi atau proses pemanjangan ruas-ruas tanaman.

Menurut Supriono (2000) bahwa penggunaan jarak tanam yang semakin rapat maka jumlah daun semakin sedikit. Hal ini disebabkan dengan jarak tanam yang rapat maka akan terjadi saling tumpang tindih pada daun tanaman. Selanjutnya tanaman akan merespon dengan mengurangi pembentukan daun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi per tanaman tertinggi diperoleh pada jarak tanam 70 cm x 40 cm, hal ini disebabkan jarak tanam tersebut lebih besar sehingga tanaman mendapatkan unsur hara yang cukup untuk melakukan proses assimilasi dengan lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Barri, 2003) dimana sistim jarak tanam mempengaruhi unsur hara dan ruang tumbuh yang diperoleh tanaman yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pada jarak tanam yang lebih sempit penyerapan unsur hara kurang maksimal diakibatkan adanya persaingan antar tanaman itu sendiri sehingga proses assimilasi menjadi tidak maksimal dan menghasilkan produksi yang kurang baik. Pada hasil penelitian dapat dilihat pada jarak tanam 70 x 10 yang memiliki produksi per tanaman terkecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dad Resiworo (1992) dimana jarak tanam sempit tanaman budidaya akan memberikan

Dokumen terkait