• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Persentase Hidup (%)

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa persentase hidup bibit

B. cylindrica dari propagul yang diperam dengan perlakuan P0, P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, dan P8 adalah 100%. Pertumbuhan bibit B. cylindrica dapat dilihat pada Gambar 3.

P0 P1 P2

P3 P4 P5

P6 P7 P8

Gambar 3. Pertumbuhan bibit B. cylindrica pada berbagai pemeraman pada 12 MST

Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa perlakuan pemeraman yang terbaik pada pertumbuhan bibit B. cylindrica adalah pemeraman 6 hari. Hal ini dapat dilihat dari parameter yang telah diamati yaitu tinggi, diameter, jumlah daun, luas daun, berat kering dan rasio tajuk dan akar.

Setiap parameter pengamatan baik tinggi, diameter, jumlah daun, luas daun, biomassa dan rasio tajuk dan akar bibit B. cylindrica mengalami perbedaan pada setiap perlakuan pemeraman yang berbeda. Hasil uji DMRT pada taraf 5% menunjukkan bahwa perlakuan pemeraman memberikan pengaruh nyata pada setiap parameter pengamatan. Pertumbuhan bibit B. cylindrica dari setiap parameter dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pertumbuhan bibit B. cylindrica dari setiap parameter

Parameter pengamatan Perlakuan pemeraman P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Tinggi rata-rata bibit (cm) 13,21 14,23 cde 15,12 de 15,32 de 11,79 e 10,17 bcd 9,80 abc 9,12 ab 7,82 ab a Diameter

rata-rata bibit (mm) 5,12c 5,13c 5,15c 5,17c 4,98c 4,95bc 4,86abc 4,6ab 4,53 Jumlah daun

rata-rata bibit (helai)

a

3bc 3bc 3bc 4c 3abc 3abc 3 ab 3ab 3

Luas daun rata-rata bibit (cm a 2 ) 13,15bcd 14,52bcd 15,16cd 16,13d 12,79bcd 12,75bcd 11,85abc 10,49ab 8,40 Bobot kering rata-rata bibit (g) a 4,21 3,95 3,79 3,63 4,24 4,13 4,98 4,12 4,43

Rasio tajuk dan akar rata-rata

bibit (g)

2,70 3.16 3,01 3,08 3,88 2,83 2,75 2,92 3,08

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan Multiple RangeTest (DMRT) pada taraf 5 %

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketehui bahwa setiap parameter yang diamati memiliki nilai yang berbeda pada setiap perlakuan pemeraman yang berbeda. Dari tabel 1 dapat dilihat pertumbuhn tinggi rata-rata bibit B. cylindrica yang terbesar

adalah pada pemeraman 6 hari yaitu 15,32 cm, sedangkan pertumbuhan bibit B. cylindrica terendah terdapat pada pemeraman 16 hari yaitu 7,82 cm. Dari hasil dapat dilihat pemeraman propagul B. cylindrica selama 6 hari memberikan diameter terbesar yaitu 5,17 mm dan terendah berasal dari propagul B. cylindrica

yang diperam selama 16 hari yaitu 4,53 mm. Pertambahan jumlah daun rata-rata bibit B. cylindrica dengan berbagai pemeraman yang terbesar adalah pada pemeraman 6 hari yaitu 4 helai dan yang terendah adalah pada pemeraman 16 hari yaitu 3 helai. Pertambahan luas permukaan daun rata-rata bibit B. cylindrica

dengan berbagai pemeraman yang terbesar adalah pada pemeraman 6 hari yaitu 16,13cm2 dan yang terendah adalah pada pemeraman 16 hari yaitu 8,4cm2

Tinggi Bibit (cm)

. Perhitungan bobot kering bibit B. cylindrica dengan berbagai pemeraman yang terbesar adalah pada pemeraman 12 hari yaitu 4,98 g dan yang terendah adalah pada pemeraman 6 hari yaitu 3,63 g. Dari perhitungan rasio tajuk dan akar bibit B. cylindrica dengan berbagai pemeraman yang terbesar adalah pada 8 hari yaitu 3,08 g dan yang terendah adalah pada kontrol yaitu 2,7 g.

Berdasarkan hasil pengamatan tinggi yang dilakukan dapat diketahui terdapat perbedaan/ pengaruh pemeraman. Pertumbuhan bibit B. cylindrica

tertinggi terdapat pada pemeraman 6 hari yaitu 15,32 cm, sedangkan pertumbuhan bibit B. cylindrica terendah terdapat pada pemeraman 16 hari yaitu 7,82 cm.

Hasil analisis sidik ragam tinggi rata bibit B. cylindrica menunjukkan perlakuan berbagai pemeraman propagul B. cylindrica berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi rata-rata bibit B. cylindrica. Hasil dari analisis sidik ragam tinggi rata-rata bibit B. cylindrica dapat dilihat pada Lampiran 1.

Diameter Bibit (mm)

Pemeraman propagul B. cylindrica selama 6 hari memberikan diameter terbesar yaitu 5,17 mm dan terendah berasal dari propagul B. cylindrica yang diperam selama 16 hari yaitu 4,53 mm.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diameter rata-rata bibit

B. cylindrica menunjukkan bahwa perlakuan pemeraman propagul B. cylindrica

berpengharuh nyata terhadap pertambahan diameter rata-rata bibit R.apiculata.

Hasil analisis sidik ragam diameter rata-rata bibit B. cylindrica dapat dilihat pada Lampiran 2.

Jumlah Daun (Helai)

Hasil data jumlah daun rata-rata pada bibit B. cylindrica menyatakan bahwa perlakuan pemeraman 6 hari memiliki jumlah daun yang terbesar, yaitu sebanyak 4 helai, sedangkan jumlah daun yang terendah terdapat pada perlakuan pemeraman 16 hari yaitu sebanyak 3 helai.

Hasil analisis sidik ragam jumlah daun rata-rata bibit B. cylindrica

menunjukkan bahwa perlakuan berbagai pemeraman propagul berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun rata-rata bibit B. cylindrica. Hasil analisis sidik ragam jumlah daun rata-rata bibit B. cylindrica dapat dilihat pada Lampiran 3.

Luas Permukaan Daun (cm2

Pertambahan luas permukaan daun rata-rata bibit B. cylindrica dengan berbagai pemeraman yang terbesar adalah pada pemeraman 6 hari yaitu 16,13cm

)

2

sidik ragam luas daun rata-rata bibit B. cylindrica dapat dilihat pada lampiran 4. Perlakuan pemeraman memberikan pengaruh terhadap pertambahan luas permukaan daun rata-rata bibit B. cylindrica.

Hasil analisis sidik ragam luas daun rata-rata bibit B. cylindrica

menunjukkan bahwa perlakuan berbagai pemeraman propagul berpengaruh nyata terhadap pertambahan luas daun rata-rata bibit B. cylindrica. Hasil analisis sidik ragam jumlah daun rata-rata bibit B. cylindrica dapat dilihat pada Lampiran 4.

Perhitungan Bobot Kering (g)

Perhitungan bobot kering bibit B. cylindrica dengan berbagai pemeraman yang terbesar adalah pada pemeraman 12 hari yaitu 4,98 g dan yang terendah adalah pada pemeraman 6 hari yaitu 3,63 g. Hasil analisis sidik ragam bobot kering bibit B. cylindrica dapat dilihat pada lampiran 5. Perlakuan pemeraman memberikan pengaruh bobot kering bibit B. cylindrica.

Hasil analisis sidik ragam bobot kering bibit B. cylindrica menunjukkan bahwa perlakuan berbagai pemeraman propagul tidak berpengaruh nyata terhadap biomasa bibit B. cylindrica.

Rasio Tajuk dan Akar

Perhitungan rasio tajuk dan akar bibit B. cylindrica dengan berbagai pemeraman yang terbesar adalah pada 8 hari yaitu 3,88 g dan yang terendah adalah pada kontrol yaitu 2,7 g. Hasil analisis sidik ragam rasio tajuk dan akar bibit B. cylindrica dapat dilihat pada lampiran 6. Perlakuan pemeraman memberikan pengaruh terhadap ragam rasio tajuk dan akar bibit B. cylindrica.

Hasil analisis sidik ragam rasio tajuk dan akar bibit B. cylindrica

menunjukkan bahwa perlakuan berbagai pemeraman propagul tidak berpengaruh nyata terhadap biomasa bibit B. cylindrica.

Pembahasan

Persentase hidup bibit B. cylindrica pada pemeraman P0, P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7 dan P8

Pertumbuhan tinggi rata-rata bibit B. cylindrica dengan pemeraman 6 hari merupakan pertumbuhan tertinggi yaitu 15,32 cm dan pemeraman 16 hari merupakan pertumbuhan yang terendah yaitu 7,82 cm. Perbedaan ini disebabkan oleh propagul B. cylindrica yang merupakan jenis rekalsitran. Dimana benih rekalsitran memiliki kadar air tinggi, sehinggga apabila kadar air dalam propagul menurun dapat menurunkan viabilitas benih dan merusak embrio. Utomo (2006) mengatakan bahwa embrio yang sempurna akan terdiri dari epikotil (bakal pucuk), hipokotil (bakal akar), dan kotiledon (bakal daun). Embrio yang telah rusak akan mempengaruhi pertumbuhan epikotil (bakal pucuk).

memiliki nilai yang sama yaitu 100%. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan pemeraman tidak berpengaruh terhadap persentasi hidup bibit

B. cylindrica. Pertumbuhan bibit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor genetik. Setiap propagul memiliki genetik yang berbeda walaupun berasal dari satu pohon induk yang sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Irwanto (2008), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah cahaya, suhu dan yang paling penting adalah faktor genetik dari mangrove itu sendiri.

Dimana pada Tabel 1 menunjukkan pemeraman 0 hari (kontrol) sampai pemeraman 6 hari mengalami peningkatan tinggi bibit, akan tetapi pada pemeraman 8 hari sampai 16 hari pertumbuhan tanaman mengalami penurunan.

Penurunan pertumbuhan pada tinggi tanaman di sebabkan oleh faktor-faktor salah satunya adalah pemeraman yang mempengaruhi viabilitas benih tersebut. Sesuai dengan pernyataan Basu dan Rudrapal, (1982) dalam Rusmin (2001) Permasalahan terjadinya kemunduran mutu benih salah satunya dapat diakibatkan oleh faktor lama penyimpanan, untuk mengatasi permasalahan kemunduran mutu benih ini dapat dilakukan dengan melakukan teknik “invigorasi”. Invigorasi adalah suatu perlakuan fisik atau kimia untuk meningkatkan atau memperbaiki vigor benih yang telah mengalami kemunduran mutu. keberhasilan pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh cadangan makanan yang ada dalam jaringan sel tanaman tersebut.

Hasil pengamatan diameter rata-rata bibit B. cylindrica yang terbesar adalah pada bibit dengan pemeraman 6 hari yaitu 5,17 mm dan terendah adalah pada bibit dengan pemeraman 16 hari yaitu 4,53 mm. Perbedaan ini disebabkan oleh peroses respirasi dan fermentasi. Propagul B. clindrica merupakan benih rekalsitran yang memiliki kadar air yang tinggi. Semakin lama pemeraman maka proses respirasi dan fermentasi akan berlangsung lebih lama sehingga cadangan makanan dalam propagul akan berkurang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Utomo (2006) yaitu, proses biokimia respirasi dan fermentasi menghasilkan panas. Karena suhu tinggi yang berkaitan dengan kandungan lembab cenderung meningkatkan respirasi atau fermentasi, proses tersebut dapat meningkat cepat dengan sendirinya, sehingga menyebabkan pembakaran semua buah atau benih. Pernyataan Utomo (2006) didukung pula oleh Kramer dan Kozlowski (1960) yang menyatakan bahwa keberhasilan pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh cadangan makanan yang ada dalam jaringan sel tanaman tersebut.

Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik , daya tumbuh dan vigor , kondisi kulit dan kadar air benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan. Sesuai dengan pernyataan Sinar Tani(2010) Keberhasilan kegiatan pemeraman sangat bergantung dari keberhasilan pengelolaan komponen utama pemeraman yaitu ruang pemeraman,bahan pemacu pematang dan buah yang diperam. Untuk mendapatkan hasil pemeraman bermutu baik, maka buah yang diperam harus sudah tua dan sehat.

Hasil pengamatan jumlah daun rata-rata bibit B. cylindrica yang terbesar adalah pada pemeraman 6 hari yaitu 4 helai sedangkan pemeraman yang lainnya masing-masing 3 helai. Perbedaan jumlah daun disebabkan perlakuan pemeraman yang berbeda. Kadar air pada propagul B. cylindrica sangat tinggi sehingga terjadi proses absorbsi (menyerap air) dan desorpsi (melepas air). Benih akan mengalami proses absorbsi dan desorpsi untuk menyesuaikan keadaan suhu di lokasi pemeraman. Semakin lama pemeraman maka embrio dalam propagul akan mengalami penurunan disebabkan kadar air pada propagul berkurang. Embrio yang sempurna akan terdiri dari epikotil (bakal pucuk), hipokotil (bakal akar) dan kotiledon (bakal daun) (Utomo, 2006). Pembentukan daun pada bibit B. cylindrica

sangat dipengaruhi oleh kondisi kotiledon (bakal daun) sehingga akan mempengaruhi jumlah daun. Selain itu, jumlah daun tanaman lebih banyak di tempat ternaung daripada di tempat terbuka. Ditempat terbuka mempunyai kandungan klorofil lebih rendah dari pada tempat ternaung. Daun tanaman yang ada dalam naungan menggunakan lebih banyak energi untuk menghasilkan

pigmen pemanen cahaya yang memungkinkannya mampu menggunakan semua cahaya dalam jumlah terbatas yang mengenainya.

Pada perhitungan luas daun rata-rata bibit B. cylindrica yang terbesar adalah pada pemeraman 3 hari yaitu 16,13 cm2 dan yang terendah adalah pada pemeraman 16 hari yaitu 8,4 cm2

Salah satu bentuk adaptasi tanaman adalah dengan memperluas daun untuk memaksimalkan jumlah cahaya yang dapat diserap. Dengan demikian bahan baku yang dihasilkan dalam fotosintesis lebih banyak digunakan untuk perkembangan pucuk daripada akar. Alur transportasi hasil fotosintesis adalah dari daun menuju ke bagian lain yang memerlukan seperti batang dan akar melalui pembuluh floem. Dengan mekanisme tersebut, pada kondisi naungan akar akan memperoleh fotosintat yang lebih sedikit dibandingkan dengan pucuk.

. Perbedaan ini diakibatkan cadangan makanan pada pemeraman 6 hari masih cukup untuk proses perkecambahan dibanding dengan pemeraman 16 hari. Pemeraman 16 hari lebih banyak membutuhkan energi sehingga cadangan makanan lebih banyak berkurang. Pada pemeraman 6 hari cadangan makanan masih cukup untuk melakukan proses perkecambahan. Hal ini mempengaruhi pembentukan daun dan luas daun yang akan terbentuk. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kramer dan Kozlowski (1960) yang menyatakan bahwa keberhasilan pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh cadangan makanan yang ada dalam jaringan sel tanaman tersebut.

Luas daun terendah disebabkan karena kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan yang mengakibatkan pertumbuhan nya tidak maksimal. Selain itu Peningkatan luas daun pada dasarnya merupakan kemampuan tanaman dalam

menangkap cahaya matahari untuk dapat tumbuh. Peningkatan luas daun merupakan upaya tanaman dalam mengefisiensikan penangkapan energi cahaya untuk fotosintesis secara normal pada kondisi intensitas cahaya rendah. cahaya matahari masih dapat menyinari tanaman karena cahaya matahari mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk fotosintesis.

Pada pengukuran bobot kering bibit B.cylindrica yang terbesar adalah pada pemeraman pada 12 hari yaitu 4,98 g dan yang terendah adalah pada pemeraman 6 hari yaitu 3,63 g. Hal ini dikarenakan bahwa pada proses awal pemeraman telah membuat proses atau tahapan propagul untuk tumbuh dan berkembang berlangsung baik dimana pada akhirnya muncullah daun dan radikulanya. Setelah terciptanya komponen ini selanjutnya keduanya sangat berperan penting dalam penyerapan bahan-bahan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Pada daun misalnya menyerap sinar matahari, kemudian akar menyerap nutrien dari substrat dimana selanjutnya bahan-bahan tersebut digunakan dalam proses fotosintesis yang nantinya hasil daripada fotosintesis tersebut akan disebar keseluruh jaringan untuk tumbuh dan berkembang.

Bedasarkan hasil rasio tajuk dan akar bibit B. cylindrica dengan berbagai pemeraman yang terbesar adalah pada 8 hari yaitu 3,88 g dan yang terendah adalah pada kontrol yaitu 2,70 g. Faridah (1996) menyatakan bahwa Rasio bobot kering tajuk akar ini merupakan petunjuk tentang pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan bibit seperti rendahnya ketersediaan air dan nitrogen, rendahnya oksigen tanah dan rendahnya temperatur tanah.

Perlakuan interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman yang sesuai akan mempercepat proses imbibisi dalam benih, sehingga akan memacu aktivitas enzim dalam proses metabolism didalam benih. Proses penguraian bahan-bahan makanan yang dari endosperm menjadi lebih tersedia dan semakin aktiv pembesaran sel dan peranjangan sel berjalan lebih cepat. Benih yang akan disimpan harus mempunyai viabilitas awal yang semaksimum mungkin untuk mencapai waktu simpan yang lama. Karena selama masa penyimpanan yang terjadi hanyalah kemunduran dari viabilitas awal tersebut. Benih-benih dengan viabilitas awal yang tinggi lebih tahan terhadap kelembabapan serta temperature penyimpanan yang kurang baik dibandingkan dengan benihbenih yang memiliki viabilitas awal yang rendah.

(a)

(b)

(c)

Gambar 4. Grafik setiap parameter yang diamati pada pengamatan 3MST-12 MST (a) Tinggi rata-rata bibit, (b) Diameter rata-rata bibit, (c) Jumlah daun rata-rata bibit

0 5 10 15 20 25 30 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 T in g g i ( cm ) Minggu ke- P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 D ia m et er (d ia m et er ) Mingu ke- P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 0 1 2 3 4 5 6 7 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ju ml a h D a u n ( h e la i) Minggu ke- P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

Dokumen terkait