• Tidak ada hasil yang ditemukan

Total Leukosit

Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh (Guyton 2008). Berdasarkan hasil pengamtan profil total leukosit tertinggi dijumpai pada umur duabelas bulan sedangkan terendah dijumpai pada umur tiga bulan seperti ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Rata-rata total leukosit sapi FH umur satu sampai duabelas bulan Umur (Bulan) Rata-rata total leukosit (x103/µl)

1 9.6±0.0bc

3 6.8±0.4a

6 6.9±0.0a

9 7.3±1.5ab

12 10.6±2.5c

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda dibelakang nilai rata-rata menyatakan perbedaan yang nyata (P<0.05).

Menurut Lumsden et al.(1980), total leuksoit pada sapi FH pada umur dua minggu sampai enam bulan adalah 5.6-13.7x 103/µl dan enam bulan sampai dua tahun adalah 6.3-14.4 x 103/µl. Secara umum total leukosit hasil pengamatan masih berada dalam kisaran normal. Tingginya rata-rata total leukosit pada umur satu bulan diduga karena pengaruh stres. Stres dapat mengakibatkan tingginya konsentrasi kortisol plasma. Kadar kortisol yang tinggi akan meningkatkan pembentukan neutrofil dan mengurangi pembentukan limfosit (Squires 2003). Tizard (2000) menjelaskan, peningkatan total leukosit dapat terjadi karena peningkatan salah satu jenis sel leukosit seperti peningkatan neutrofil atau limfosit. Rata-rata total leukosit pada sapi umur tiga sampai sembilan bulan lebih rendah daripada umur satu bulan diduga karena terjadi penurunan jumlah limfosit dan neutrofil di sirkulasi.

17

Gambar 8 Profil leukosit sapi FH pada umur satu sampai duabelas bulan. Rata-rata total leukosit pada umur duabelas bulan adalah 10.6±2.5 x 103/µl, atau meningkat 45% dari rata-rata total leukosit umur sembilan bulan yaitu 7.3±1.5 x 103/µl. Peningkatan rata-rata total leukosit pada umur duabelas bulan ini diduga karena tingginya jumlah limfosit yang berada di sirkulasi akibat terbentuknya imunitas berperantara sel dan humoral yang baik. Junqueira dan Caneiro (2005) menjelaskan, sel limfosit T berperan dalam imunitas berperantara sel dan sel limfosit B berperan dalam imunitas humoral yang akan menghasilkan antibodi.

Peningkatan jumlah leukosit (leukositosis) dapat bersifat fisiologis dan patologis. Leukositosis fisiologis terjadi karena adanya respon terhadap kortisol dan epinefrine sehingga dapat memobilisasi neutrofil dan limfosit dari pool marginal menuju sirkulasi umum. Leukositosis fisiologis dapat disebabkan karena rasa takut, aktivitas latihan, kortikosteroid, dan stres. Leuksoitosis patologis terjadi akibat respon terhadap antigen asing yang masuk kedalam tubuh, kadang bisa terjadi pada kondisi inflamasi kronis maupun akut (Colville & Bassert 2008).

Neutrofil

Neutrofil disebut juga sebagai polimorfonuklear (PMN), karena intinya memiliki berbagai jenis bentuk dan bersegmen. Profil neutrofil tertinggi dijumpai pada umur satu bulan dan terendah dijumpai pada umur enam bulan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.

0 2 4 6 8 10 12 1 3 6 9 12 Ju m lah ( 10 3l) Umur (bulan)

18

Tabel 3 Jumlah rata-rata neutrofil sapi FH umur satu sampai duabelas bulan

Umur (Bulan) Neutrofil(x103/µl)

1 2.6±1.2a

3 2.3±0.3a

6 1.6±0.8a

9 2.2±0.9a

12 2.5±0.6a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda dibelakang nilai rata-rata menyatakan perbedaan yang nyata (P<0.05).

Lumsden et al. (1980) melaporkan bahwa jumlah neutrofil pada sapi FH dengan umur dua minggu sampai enam bulan adalah 0.6-6.1 x 103/µl dan enam bulan sampai dua tahun adalah 1.0-4.6 x 103/µl. Jumlah rata-rata neutrofil pada kelompok umur satu bulan adalah 2.6±1.2 x 103/µl, jumlah ini masih berada dalan

kisaran normal. Jumlah yang cukup tinggi ini diduga karena faktor stres. Hewan muda seperti pedet sangat mudah mengalami stres (Morrill 2004). Stres dapat mengakibatkan tingginya konsentrasi kortisol plasma. Kadar kortisol yang tinggi akan meningkatkan jumlah neutrofil dan mengurangi jumlah limfosit (Squires 2003).

Gambar 9 Jumlah neutrofil sapi FH umur satu sampai duabelas bulan. Jumlah neutrofil pada kelompok umur tiga sampai enam bulan mengalami penurunan, namun demikian jumlahnya masih berada dalam kisaran normal.

Jumlah terendah dijumpai pada kelompok umur enam bulan yaitu 1.6±0.8 x 103/µl. Neutrofil diproduksi di sumsum tulang yang akan dilepaskan ke

sirkulasi apabila dibutuhkan dan selanjutnya masuk ke jaringan (Colville & Bassert 2008). Neutrofil di dalam jaringan akan melakukan fungsinya yaitu memfagosit bahan asing atau akan mati dengan sendirinya akibat kehabisan

0 1 2 3 1 3 6 9 12 Ju m lah ( 10 3l) Umur (bulan)

19

energi. Tizard (2000) menjelaskan bahwa neutrofil memiliki sediaan cadangan energi yang terbatas, yang tidak dapat diisi kembali. Neutrofil sangat dibutuhkan untuk melawan agen atau bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Penghancuran bahan asing oleh neutrofil melalui proses fagositosis. Proses fagositosis ini dibagi menjadi empat tahapan yaitu kemotaksis, perlekatan, penelanan, dan pencernaan (Tizard 2000). Granul neutrofil mengandung enzim yang dapat menghancurkan bakteri maupun virus yang sedang difagosit. Granul neutrofil tersebut sering disebut dengan lisosom (Colville & Bassert 2008).

Jumlah rata-rata neutrofil pada umur sembilan sampai duabelas bulan secara berurutan adalah 2.2±0.9 x 103/µl dan 2.5±0.6 x 103/µl. Meningkatnya

jumlah neutrofil tersebut diduga karena produksi neutrofil yang tinggi oleh sumsum tulang. Menurut Colville dan Bassert (2008), jumlah neutrofil yang tinggi di sirkulasi umum bisa dikarenakan tingginya pelepasan neutrofil yang matang dari pool penyimpanan di sumsum tulang dan peningkatan jumlah sel stem hemopoietik pluripoten yang akan memproduksi neutrofil.

Peningkatan jumlah neutrofil yang berada di atas jumlah normal disebut dengan neutrofilia. Neutrofilia disebabkan oleh meningkatnya pergerakan sel dari pool marginal, menurunnya perpindahan sel ke jaringan, dan berkurangnya pengeluaran dan produksi neutrofil dari susum tulang (Jain 1993). Faktor lain yang menyebabkan neutrofilia secara fisiologis disebabkan oleh peningkatan stress (kortikosteroid) dan inflamasi (Colville & Bassert 2008).

Limfosit

Limfosit merupakan satu-satunya leukosit yang tidak mempunyai kemampuan fagositik. Secara umum jumlah rata-rata limfosit hasil pengamatan masih berada dalam kisaran normal. Profil limfosit terendah dijumpai pada kelompok umur tiga bulan dan tertinggi dijumpai pada kelompok umur duabelas bulan.

20

Tabel 4 Jumlah rata-rata limfosit sapi FH umur satu sampai duabelas bulan Umur (Bulan) Limfosit (x103/µl) 1 5.5±1.2ab 3 3.9±0.9a 6 4.1±0.7a 9 4.8±1.7a 12 7.9±2.1b

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda dibelakang nilai rata-rata menyatakan perbedaan yang nyata (P<0.05).

Jumlah rata-rata limfosit sapi FH dengan umur dua minggu sampai enam

bulan adalah 2.2-8.7 x 103/µl dan enam bulan sampai dua tahun adalah

3.4-9.4 x 103/µl (Lumsden et al. 1980). Jumlah rata-rata limfosit hasil pengamatan

pada umur satu bulan cukup tinggi apabila dibandingkan dengan umur tiga sampai sembilan bulan. Jumlah yang tinggi ini diduga karena pengaruh fungsi timus yang aktif pada umur muda.Timus terdapat pada hewan muda, kemudian akan terjadi atrofi setelah hewan tersebut dewasa (Colville & Bassert 2008). Timus diklasifikasikan sebagai organ limfoid primer karena berfungsi sebagai sumber limfosit T yang banyak beredar di sirkulasi umum (Tizard 2000). Jumlah rata-rata limfosit pada umur tiga sampai sembilan bulan relatif stabil yaitu 3.9±0.9 x 103/µl

sampai 4.8±1.7 x 103/µl.

Gambar 10 Jumlah limfosit sapi FH umur satu sampai duabelas bulan. Jumlah rata-rata limfosit tertinggi dijumpai pada kelompok umur duabelas bulan, yaitu berkisar 7.9±2.1 x 103/µl. Peningkatan jumlah limfosit pada umur

duabelas bulan diduga karena pada usia tersebut sudah terbentuk sitem imun beperantara sel dan humoral yang baik. Menurut Tizard (2000), limfosit terdiri

0 2 4 6 8 10 1 3 6 9 12 Ju m lah ( 10 3l) Umur (bulan)

21

dari limfosit T dan limfosit B. Limfosit B menghasilkan antibodi sedangkan limfosit T menimbulkan kekebalan berperantara sel. Antigen yang terikat pada sel-sel ini merupakan awal kejadian pada tanggap kebal. Antigen diolah oleh makrofag sebagai Antigen Presenting Cell (APC). Antigen yang telah diolah ini akan dikenali oleh limfosit T, kemudian memperbanyak diri. Limfosit T juga akan mengeluarkan Interleukin yang memberikan informasi pada limfosit B, kemudian limfosit B menghasilkan antibodi untuk mengikat antigen. Fungsi antibodi yaitu sebagai penetral antigen dengan cara pengendapan, penggumpalan, dan bloking, selain itu juga antibodi menghasilkan opsonin untuk mempermudah eliminasi antigen oleh fagosit. Peningkatan limfosit bisa terjadi secara fisiologis maupun patologis. Peningkatan limfosit secara fisiologis yaitu dengan meningkatnya epineprin. Limfosit juga meningkat sebagai respon terhadap antigen asing yang masuk kedalam tubuh, kadang-kadang bisa terjadi pada kondisi inflamasi kronis (Jain 1993).

Eosinofil

Profil tertinggi dijumpai pada kelompok umur satu bulan dan terendah dijumpai pada kelompok umur enam bulan. Tabel 5 menujukkan bahwa jumlah rata-rata eosinofil tinggi pada umur satu bulan dan relatif stabil pada umur tiga sampai duabelas bulan.

Tabel 5 Jumlah rata-rata eosinofil sapi FH umur satu sampai duabelas bulan Umur (Bulan) Eosinofil(x103/µl)

1 0.4±0.2b

3 0.2±0.2ab

6 0.1±0.0a

9 0.1±1.5a

12 0.2±0.1ab

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda dibelakang nilai rata-rata menyatakan perbedaan yang nyata (P<0.05).

Jumlah eosinofil pada sapi FH dengan umur dua minggu sampai enam

bulan adalah 0.0-0.3 x 103/µl dan enam bulan sampai dua tahun adalah 0.0-0.24 x 103/µl (Lumsden et al. 1987). Secara umum jumlah eosinofil hasil

pengamatan masih berada dalam kisaran normal. Eosinofil sering kali diproduksi dalam jumlah besar pada penderita infeksi parasit. Eosinofil ini bermigrasi ke jaringan yang menderita infeksi parasit (Guyton 2008). Menurut Collvile dan

22

Bassert (2002) peningkatan jumlah eosinofil di sirkulasi umum dapat terjadi karena kondisi 1) meningkatnya pelepasan eosinofil yang matang dari pool penyimpanan yaitu di sumsum tulang, 2) eosinofil bermigrasi dari pool marginal ke pool sirkulasi, 3) meningkatnya produksi eosinofil di sumsum tulang, dan 4) lamanya waktu eosinofil beredar di aliran darah perifer sebelum masuk ke jaringan.

Gambar 11 Jumlah eosinofil sapi FH umur satu sampai duabelas bulan. Eosinofil berperan aktif dalam mengatur alergi akut dan proses perbarahan, mengatur investasi parasit, memfagosit bakteri, memfagosit antigen-antibodi kompleks, memfagosit mikoplasma, dan memfagosit ragi (Junqueira & Caneiro 2005). Menurut Tizard (2000), eosinofil memiliki dua fungsi istimewa yaitu, eosinofil secara unik cocok untuk menyerang dan menghancurkan larva cacing yang menyusup, dan enzim eosinofil mampu menetralkan faktor radang yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil.

Monosit

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa profil monosit pada umur satu sampai duabelas bulan berfluaktuatif sperti yang ditunjukkan pada Tabel 6. Monosit berfungsi sebagai fagositik mononuklear. Monosit di dalam jaringan disebut dengan makrofag. Makrofag memiliki peran melakukan fagositosis dan menghancurkan partikel asing dan jaringan mati serta mengolah bahan asing tersebut untuk dapat merangsang sistem tanggap kebal di tubuh sehingga terbentuk komplek antigen antibodi (Tizard 2000).

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 1 3 6 9 12 Ju m lah ( 10 3 l) Umur (bulan)

23

Tabel 6 Jumlah rata-rata monosit sapi FH umur satu sampai duabelas bulan Umur (bulan) Monosit (x103/µl)

1 1.0±0.2b

3 0.4±0.2a

6 0.9±0.1b

9 0.2±0.1a

12 0.1±0.1a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda dibelakang nilai rata-rata menyatakan perbedaan yang nyata (P<0.05).

Jumlah monosit pada sapi FH dengan umur dua minggu sampai enam

bulan adalah 0.8-1.2 x 103/µl dan enam bulan sampai dua tahun adalah 0.0-1.0 x 103/µl (Lumsden et al. 1987). Secara umum jumlah monosit hasil

pengamatan masih berada dalam kisaran normal. Monosit merupakan prekursor makrofag jaringan dan memiliki inti sel yang pleomorfik (Junqueira & Caneiro 2005). Makrofag memiliki peran melakukan fagositosis dan menghancurkan partikel asing dan jaringan mati serta mengolah bahan asing tersebut untuk dapat merangsang sistem tanggap kebal di tubuh sehingga terbentuk komplek antigen antibodi (Tizard 2000). Menurut Colville dan Bassert (2008), fungsi monosit adalah 1) membersihkan sel debris yang dihasilkan dari proses peradangan atau infeksi, 2) memproses beberapa antigen yang menempel pada membran sel limfosit menjadi lebih antigenik sehingga dapat mudah dicerna oleh monosit dan makrofag, dan 3) memiliki kemampuan yang sama dengan neutrofil yaitu untuk menghancurkan zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

Gambar 12 Jumlah monosit sapi FH umur satu sampai duabelas bulan. Monosit masuk ke jaringan melalui proses kemotaksis yang dihasilkan oleh proses kerusakan jaringan akibat trauma atau serangan mikroorganisme (Colville & Bassert 2008). Apabila terjadi luka pada jaringan, maka jaringan yang terluka itu akan melepaskan berbagai substansi yang menimbulkan perubahan

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1 3 6 9 12 Ju m lah ( 10 3l) Umur (bulan)

24

sekunder dalam jaringan. Substansi atau produk yang dihasilkan dari jaringan yang rusak antara lain histamin, bradikinin, serotonin, prostaglandin, beberapa macam reaksi komplemen, substansi hormonal yang disebut limfokin yang dilepaskan oleh sel T yang tersensitisasi. Beberapa substansi ini dapat mengaktifkan sistem makrofag dengan kuat (Guyton 2008). Selain itu dalam Tizard (2000), makrofag tertarik secara kemotaktik tidak hanya pada produk mikroorganisme dan produk reaksi kebal tetapi juga pada faktor yang dikeluarkan oleh sel yang rusak, terutama neutrofil yang rusak.

Basofil

Basofil tidak ditemukan di sepanjang waktu pengamatan. Persentase jumlah basofil normal pada sapi FH adalah 0-1% dari total sel darah putih (Lumsden et al. 1980). Persentase basofil yang kecil ini menyebabkan basofil sulit ditemukan.

25

Dokumen terkait