• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pemahaman Bidang Kajian dan Identifikasi Masalah

Pola pembentukan word graph jenis kata sifat menggunakan konsep KG sudah dibuat oleh Rahmat (2009). Terdapat 19 pola word graph kata sifat yang terbentuk dari kata sifat turunan yang dibentuk dengan pengafiksan, yaitu se-Kata Sifat, ter-Kata Sifat dengan kualitas paling tinggi, ter-Kata Sifat dengan kualitas paling rendah, ber-Kata Bilangan, me-Kata Benda, pe-Kata Sifat, Kata Benda-em-, Kata Benda-an, Kata Benda-al, Kata Benda-il, Kata Benda-iah, Kata Benda-i, Kata Benda-if, Kata Benda-ik, Kata Benda-is, Kata Benda-istis, ke-Kata Sifat-an, me-Kata Dasar-kan, dan me-Kata Benda-kan.

sifat berdasarkan konsep KG dilakukan pada penelitian Zahara (2010), yaitu pola Kata Sifat Dasar. Identifikasi masalah dalam penelitian ini mencakup pembatasan penelitian berdasarkan ruang lingkup, penggunaan KBBI dalam penelitian, perancangan database, perancangan XML, implementasi Java, analisis hasil, dan pengujian.

Praproses

Praproses merupakan tahap awal representasi word graph menggunakan XML untuk kata sifat dalam bahasa Indonesia. Praproses dilakukan untuk membatasi kata masukan. Distribusi daftar kata sifat dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Distribusi daftar kata sifat

Aturan Pola Pola Kata Sifat

Jumlah Kata

Pola se-Kata Sifat Pola_1 18 Pola ter-Kata Sifat

dengan kualitas paling tinggi

Pola_2 25 Pola ter-Kata Sifat

dengan kualitas paling rendah Pola_3 15 Pola ber-Kata Bilangan Pola_4 9 Pola me-Kata Benda Pola_5 12 Pola pe-Kata Sifat Pola_6 15 Pola Kata

Benda-em-

Pola_7 14 Pola Kata Benda-an Pola_8 11 Pola Kata Benda-al Pola_9 9 Pola Kata Benda-il Pola_10 5 Pola Kata

Benda-iah

Pola_11 10 Pola Kata Benda-i Pola_12 19 Pola Kata Benda-if Pola_13 24 Pola Kata Benda-ik Pola_14 12 Pola Kata Benda-is Pola_15 25 Pola Kata

Benda-istis

Pola_16 16 Pola ke-Kata

Sifat-an

Pola_17 14 Pola me-Kata Sifat

–kan Pola_18a 9 Pola me-Kata Kerja-kan Pola_18b 4 Pola me-Kata Benda-kan Pola_19 6 Kata Sifat Dasar Pola_20 5281

Total 5353

dari penelitian sebelumnya milik Usep Rahmat (2009), yaitu daftar kata sifat yang diambil dari majalah Trubus nomor 474 (Mei 2009/XL), Trubus nomor 462 (Mei 2008/XXXIX), dan Trubus nomor 457 (Desember 2007/XXXVIII) dan daftar kata sifat dasar yang digunakan diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga yang juga digunakan oleh penelitian sebelumnya yaitu Annissa Zahara (2010).

Daftar kata tersebut sebelumnya disesuaikan kembali dengan daftar kata yang terdapat pada KBBI secara manual. Hal ini diperlukan karena terdapat jenis kata dasar yang diteliti Rahmat (2009) yang tidak sesuai dengan KBBI edisi ketiga dan agar tidak terjadi lagi kesalahan kata masukan pada data. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan jenis kata dasar sesuai KBBI tersebut.

Perancangan Database

Hasil perancangan database ialah dibuat sebuah database yang diberi nama „kamus‟,

terdiri atas tiga tabel, yaitu tabel „kata_sifat‟, tabel „kata_sifat_dasar‟, dan tabel „pola_ks‟. Tabel „kata_sifat‟ berisi tujuh kolom, yaitu

„kata_masukan‟ yang berisi 272 daftar kata sifat berimbuhan, kolom „kata_dasar‟ yang

berisi daftar kata dasar dari kata masukan, kolom „jenis_kata_dasar‟ yang berisi

informasi jenis kata dasar, kolom „awalan‟

berisi imbuhan awal yang terdapat pada kata masukan, kolom „sisipan‟ berisi sisipan yang

terdapat pada kata masukan, kolom „akhiran‟

berisi imbuhan akhir yang terdapat pada kata masukan, dan kolom „quality‟ berisi informasi

yang diperlukan untuk membedakan pola ter-Kata Sifat dengan makna paling tinggi dan ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah. Daftar kata sifat berimbuhan yang ada dalam database dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel

„kata_sifat_dasar„ juga berisi tujuh kolom yang sama. Tabel ini digunakan untuk memroses kata masukan yang berupa kata sifat dasar.

Tabel pola_ks‟ memiliki enam kolom, yaitu kolom „id_pola‟ yang berisi nomor id untuk setiap pola, kolom „jenis_kata_dasar‟

yang berisi informasi jenis kata dasar, kolom

„awalan‟ berisi imbuhan awal yang terdapat pada kata masukan, kolom „sisipan‟ berisi

sisipan yang terdapat pada kata masukan,

kolom „akhiran‟ berisi imbuhan akhir yang

terdapat pada kata masukan, dan kolom

„quality‟ berisi informasi yang diperlukan

Perancangan XML

a Penamaan tag

Hasil yang didapatkan dari proses penamaan tag ialah daftar tag yang diperlukan dalam pembentukan pola word graph secara umum. Penamaan tag disesuaikan dengan konsep KG agar dapat mendeskripsikan data sesuai tujuan penggunaan XML. Berikut ini daftar tag yang diperlukan pada pembentukan XML untuk pola word graph jenis kata sifat:  <graph> </graph>, tag ini mewakili

keseluruhan dokumen pola. <graph> merupakan root element dari dokumen karena setiap dokumen XML harus memiliki sebuah elemen yang menampung seluruh elemen lain dan teks yang ada.  <components> </components>, tag ini

mewakili keseluruhan komponen-komponen pembentuk pola.

<relationships> </relationships>,

tag ini mewakili keseluruhan arah yang menghubungkan suatu komponen dengan komponen lainnya sesuai pembentukan pola.

<id> </id>, tag ini menunjukkan id suatu tag.

<value> </value>, tag ini menunjukkan nilai dari suatu tag.

<replace> </replace>, tag ini menunjukkan suatu kebutuhan nilai yang dapat diubah atau tidak berdasarkan kata masukan dan pola pembentuk pola word graph.

<from> </from>, tag ini menunjukkan arah panah masuk.

 <to> </to>, tag ini menunjukkan arah panah keluar.

<token> </token>, tag ini menunjukkan suatu token.

<focus> </focus>, tag ini menunjukkan suatu fokus.

<text> </text>, tag ini menunjukkan suatu kebutuhan yang berupa teks.

<relation> </relation>, tag ini menunjukkan tipe relasi yang digunakan.  <frame> </frame>, tag ini menunjukkan

suatu frame.

<tokenid> </tokenid>, tag ini menunjukkan suatu token sesuai id yg digunakan.

digunakan.

<textid> </textid>, tag ini menunjukkan suatu teks sesuai id yg digunakan.

<frameid> </frameid>, tag ini menunjukkan suatu frame sesuai id yg digunakan.

<relationid> </relationid>, tag ini menunjukkan suatu tipe relasi sesuai id yg digunakan.

b Pembentukan XML

Pembentukan XML disesuaikan dengan konsep KG. Selain itu, format yang dibuat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan kembali untuk penelitian selanjutnya, yaitu ketika kata masukan bertambah maka pada dokumen XML hanya akan ditambahkan komponen pembentuk pola pada tag <components> dan relasinya ditambahkan pada tag <relationships>.

Dihasilkan 21 dokumen berformat XML pada penelitian ini. Salah satu pola aturan word graph kata sifat yang sudah diteliti Rahmat (2009) ialah aturan ber-Kata Bilangan seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Pola aturan word graph kata sifat ber-Kata Bilangan.

Contoh kalimat yang diberikan Rahmat

(2009) ialah: “Para petani kita bersatu

membasmi hama”. Kata bersatu pada kalimat

tersebut memiliki makna menjadi satu atau berkumpul bergabung menjadi satu atau membentuk himpunan menjadi satu. Word graph kata sifat bersatu terdiri atas dua token. Token pertama menyatakan petani berkumpul atau bergabung yang mengakibatkan token kedua yang menyatakan satu. Gambar pola word graph untuk contoh kata masukan bersatu terlihat pada Gambar 4.

Ber-KBil CAU EQU ALI ALI KBil sesuatu

Gambar 4 Pola word graph bersatu. Analisis kebutuhan komponen yang terdapat pada masing-masing pola word graph kata sifat dilakukan pada pembentukan XML. Dari contoh di atas, analisis yang dilakukan ialah menentukan terlebih dahulu komponen-komponen yang terdapat pada masing-masing pola word graph tersebut. Pada penelitian ini, jenis tag token dan fokus dibedakan. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan pengguna untuk memperoleh informasi sesuai dengan pola yang telah digambarkan Rahmat (2009). Token, fokus, frame, dan jenis relasi yang terdapat pada setiap pola word graph diberi id secara manual agar dokumen XML yang dibentuk dapat mendeskripsikan data dengan jelas.

Berdasarkan contoh pola word graph kata sifat dengan aturan pola ber-Kata Bilangan, terdapat lima komponen yang diperlukan dalam pembentukan XML di antaranya tag

<token>, <fokus>, <text>, <relation>

dan <frame>. Kelima tag tersebut menjadi elemen bagi tag <components> pada penelitian ini. Masing-masing tag yang menjadi elemen dari <components> memiliki tag <id>. Hal ini diperlukan untuk mengetahui keterhubungan antarkomponen pada pembentukan pola word graph kata sifat. Dokumen XML yang dibentuk dari pola word graph ber-Kata Bilangan dapat dilihat pada Gambar 5. Terdapat sebuah tag

<token>, sebuah tag <fokus>, tiga buah tag

<text>, empat buah tag <relation>, dan sebuah tag <frame> pada pembentukan pola word graph dengan aturan ber-Kata Bilangan. Tag <token> memiliki elemen

<id> bernilai satu. Tag <fokus> memiliki tag

<id> bernilai satu. Tag <text> memiliki tiga buah elemen, yakni <id>, <value> dan

<replace>. Tag <value> berisi teks yang terdapat pada aturan pola word graph kata sifat. Nilai dari tag <value> dapat diubah sesuai kebutuhan yang terdapat pada pola tersebut. Tag <replace> menandakan sebuah nilai pada tag <value> dapat diubah atau

bernilai satu memiliki tag yang

berisi „ber-Kbil‟ dan tag <replace> yang

berisi „YES‟ sehingga pada tampilan pola word graph kata sifat dengan aturan ber-Kata

Bilangan, teks „ber-Kbil‟ akan diganti dengan

kata masukan yang diberikan. Hal yang sama terjadi pada teks dengan tag <value> berisi

„Kbil‟ yang memiliki tag <replace> berisi

„YES‟. Tampilan pola word graph kata sifat akan berubah sesuai kata dasar dari kata masukan yang diberikan. Sedangkan untuk tag <text> yang memiliki tag <replace> berisi „NO‟, teks yang ditampilkan pada tampilan pola word graph kata sifat tidak akan berubah.

1 <?xml version="1.0"?>

2 <graph> <components>

3 <focus> <id>1</id> </focus>

4 <token> <id>1</id> </token>

5 <text> <id>1</id> 6 <value>ber-KBil</value> 7 <replace>YES</replace> </text> 8 <text> <id>2</id> 9 <value>sesuatu</value> 10 <replace>YES</replace> </text> 11 <text> <id>3</id> 12 <value>KBil</value> 13 <replace>YES</replace> </text> 14 <relation> <id>1</id> 15 <type>ALI</type></relation> 16 <relation> <id>2</id> 17 <type>EQU</type> </relation> 18 <relation> <id>3</id> 19 <type>ALI</type> </relation> 20 <relation> <id>4</id> 21 <type>CAU</type> </relation> 22 <frame> <id>1</id> 23 <focusid>1</focusid> 26 <textid>3</textid> 27 <relationid>2</relationid> 28 </frame> 29 </components> 30 <relationships> 31 <relationid> 1

32 <from> <textid>1</textid> </from>

33 <to> <frameid>1</frameid> </to>

34 </relationid>

35 <relationid> 2

36 <from> <textid>3</textid> </from>

37 <to> <focusid>1</focusid> </to>

38 </relationid>

39 <relationid> 3

40 <from> <textid>2</textid> </from>

41 <to> <tokenid>1</tokenid> </to>

42 </relationid>

43 <relationid> 4

44 <from> <tokenid>1</tokenid> </from>

45 <to> <focusid>1</focusid> </to>

46 </relationid>

47 </relationships>

48 </graph>

Gambar 5 Dokumen XML pola ber-Kata Bilangan.

tag <id> dan tag <type>. Tag <type> berisi jenis relasi yang digunakan pada setiap pola. Komponen kelima yang terdapat pada aturan word graph ber-Kata Bilangan ialah frame. Tag <frame> tidak memiliki aturan elemen baku, artinya yang elemen yang berada di dalam tag <frame> disesuaikan dengan komponen yang ada pada pola word graph kata sifat. Pada aturan pola word graph ber-Kata Bilangan, komponen-komponen yang terdapat di dalam frame ialah fokus, teks, dan relasi. Pembentukan XML yang berada di dalam frame ialah jenis komponen yang sudah diberi id. Berdasarkan contoh di atas, yang terdapat di dalam tag <frame> pada aturan pola ber-Kata Bilangan ialah tag <id> yang memiliki nomor id 1, <focusid> dengan nomor id 1, tag <relationid> dengan nomor id 2, dan tag <textid> dengan nomor id 3.

Tidak terdapat aturan penomoran khusus pada tag <id>. Yang perlu diperhatikan hanyalah kesesuaian pembentukan XML dengan gambar aturan pola word graph kata sifat yang telah diteliti Rahmat (2009).

Implementasi Java

Tampilan pola word graph kata sifat dalam bentuk XML dihasilkan pada tahap implementasi Java. Representasi word graph kata sifat dalam bahasa Indonesia yang sudah dibentuk dalam dokumen berformat XML selanjutnya digunakan sebagai acuan pembuatan XML pada Java. Potongan kode program untuk pembentukan XML, berkas XML pada Java terlihat pada Gambar 6.

120 Element rootEle = dom.createElement("graph"); 121 dom.appendChild(rootEle); 122 Element components = dom.createElement("components"); 123 rootEle.appendChild(components); 124 Element token1 = dom.createElement("token"); 125 Element id1 = dom.createElement("id"); 126 Text id1txt = dom.createTextNode("1"); 127 id1.appendChild(id1txt); 128 token1.appendChild(id1); 129 components.appendChild(token1);

Gambar 6 Potongan kode program berkas XML pada Java.

Diagram alir representasi word graph kata sifat pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada tahap ini, yang diperlukan

pengguna dapat mengetahui pola yang dibentuk pada aturan word graph kata sifat. Tampilan input dialog pada implementasi Java terlihat pada Gambar 7. Tampilan kata masukan yang terdapat di dalam database dengan contoh kata bersatu (Gambar 8).

Gambar 7 Tampilan input dialog.

Gambar 8 Tampilan kata masukan bersatu. Tampilan kata masukan yang terdiri atas dua kata terlihat pada Gambar 9. Pesan peringatan yang ditampilkan dari kata masukan tersebut terlihat pada Gambar 10. Tampilan pesan peringatan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 9 Kata masukan bersatu padu.

Gambar 10 Pesan peringatan kata masukan lebih dari satu kata.

Implementasi pada Java juga terletak pada saat menampilkan dokumen XML untuk setiap aturan pola word graph pada kata sifat. Pola kata sifat dengan aturan ber-Kata Bilangan akan memiliki tampilan XML seperti pada Gambar 11 setelah kata bersatu dimasukkan. Lingkaran yang diberi angka satu menandakan bahwa tag <text> memiliki tag <replace> yang diberi tulisan „YES‟. Oleh sebab itu, isi pada tag <value> akan

seperti yang telah dijelaskan pada tahap pembentukan XML. Begitu pula pada tag yang diberi lingkaran dengan angka dua.

Gambar 11 Tampilan pola word graph kata sifat.

Analisis Hasil dan Pengujian

Hasil representasi word graph kata sifat menggunakan XML sudah dapat dibuat sesuai dengan aturan KG yang dibentuk berdasarkan penelitian sebelumnya. Terdapat 21 dokumen XML pada hasil representasi word graph untuk kata sifat dalam bahasa Indonesia.

Pengujian dilakukan terhadap daftar kata sifat yang sudah dimasukkan ke dalam database. Pengujian yang dilakukan ialah dengan mengambil empat kata pada setiap pola yang terdapat pada database. Di bawah ini hasil pengujian dari setiap pola word graph untuk kata sifat dalam bahasa Indonesia:

1 Pola se-Kata Sifat

Terdapat 18 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola se-Kata Sifat. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu sebaik, secepat, secukup, dan sedingin. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola se-Kata Sifat. Tampilan kata masukan dan kata dasar juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola se-Kata Sifat dapat dilihat pada Lampiran 4.

Terdapat 25 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola ter-Kata Sifat dengan makna paling tinggi. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu teradil, terbaik, terbanyak, dan terbaru. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola ter-Kata Sifat dengan makna paling tinggi. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola ter-Kata Sifat dengan makna paling tinggi dapat dilihat pada Lampiran 5.

3 Pola ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah

Terdapat 15 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu terburuk, terlemah, termuda, dan termurah. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah dapat dilihat pada Lampiran 6.

4 Pola ber-Kata Bilangan

Terdapat sembilan daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola ber-Kata Bilangan. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu bersatu, berdua, bertiga, dan berempat. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola ber-Kata Bilangan. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola ber-Kata Bilangan dapat dilihat pada Lampiran 7.

5 Pola me-Kata Benda

Terdapat 12 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola me-Kata Benda. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu melembaga, melepuh, merakyat, dan meradang. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola me-Kata Benda. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat.

6 Pola pe-Kata Sifat

Terdapat 15 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola pe-Kata Sifat. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu pemalu, pemarah, pemurah, dan peramah. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola pe-Kata Sifat. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola pe-Kata Sifat dapat dilihat pada Lampiran 9.

7 Pola Kata Benda-em-

Terdapat 14 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-em-. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu gemetar, gemuntur, gemunung, dan gemulung. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-em-. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-em- dapat dilihat pada Lampiran 10.

8 Pola Kata Benda-an

Terdapat 11 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-an. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu belakangan, halimunan, kodian, dan sendirian. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-an. Tampilan kata masukan juga sesuai

Dokumen terkait