• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab hasil dan pembahasan terdiri dari 4 subbab. Sub-subbab tersebut menguraikan mengenai lokasi penelitian, hasil analisis karakteristik konsumen, segmentasi, preferensi hingga uraian strategi bauran pemasaran sayuran organik. Lokasi penelitian yang dimaksud adalah tempat penyebaran kuesioner, dimana lokasi merupakan tempat yang menyediakan sayuran organik. Sedangkan karakteristik dibagi menjadi dua bagian, yakni demografis dan perilaku pembelian. Segmentasi adalah uraian dari hasil olahan data menggunakan SPSS 17 dengan metode k-means cluster dan preferensi diperoleh dengan metode konjoin.

Profil Lokasi Penyebaran Kuesioner

Minimarket Bogor Permai, merupakan minimarket yang berdiri sejak tahun 1963 dan berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman no. 23 Bogor. Usaha pada Bogor Permai ini cukup beragam, yakni perpaduan antara resto, bakery, dan minimarket. Namun sejak tahun 2005, atas ijin pemilik Bogor Permai, dibuat outlet penjualan produk organik yang diprakarsai oleh Ibu Dini Yulianti. Pada outlet organik bogor permai ini, dijual berbagai macam produk organik seperti beras, bumbu dapur, dan juga sayuran organik. Khusus sayuran organik yang dikemas dengan plastik, ditata dalam show case untuk menjaga kesegaran sayuran tersebut. Produsen sayuran organik pada outlet organik Bogor Permai ini adalah „Agatho‟ dan „Mirasari‟ dimana pengiriman dilakukan dua kali dalam satu minggu. Tabel 3 menguraikan daftar ragam dan harga sayuran organik pada outlet organik Bogor Permai sebagai berikut:

Tabel 3 Harga sayuran organik di Outlet Bogor Permai

No Jenis sayuran Harga (Rp)

Sayuran daun 1 Baby kailan 6 800 2 Baby pakcoy 6 800 3 Bayam jepang 7 200 4 Bayam lokal 6 000 5 Bayam taiwan 6 000 6 Caisim 6 000 7 Daun bawang 6 000 8 Daun katuk 6 000 9 Daun tangkil 2 600 10 Kailan 7 200 11 Kangkung 5 300 12 Letuce Romein/head 7 500/9 000 13 Pakcoy hijau/putih 6 000

14 Selada keriting hijau 10 200

15 Selada keriting merah 11 800

No Jenis sayuran Harga (Rp)

17 Siomat 8 200

Sayuran buah

18 Cabai hijau 5 300

19 Cabai keriting merah/hijau 6 000/5 800

20 Cabai rawit hijau/merah 6 000

21 Terong belanda 10 600

22 Terong lokal 9 100

23 Timun jepang 9 100

24 Timun lokal 8 400

25 Tomat besar 8 400

26 Tomat ceri bulat 5 300

27 Tomat ceri lonjong 6 300

Sayuran umbi

28 Lobak (500 gram) 7 200

29 Ubi jepang (500 gram) 9 000

30 Wortel (500 gram) 10 000

31 Wortel baby 3 600

Sayuran lain

32 Asparagus 17 400

33 Brokoli 9 500

Sumber: Bogor Permai, 2013.

Kuntum Nursery, adalah usaha agrowisata yang berada di Jl. Raya Tajur no. 291 Bogor. Sebagai badan usaha, Kuntum Nursery memiliki visi yaitu: “menyebarluaskan penggunaan benih/bibit tanaman organik yang berkualitas secara memadai dan berkesinambungan untuk mewujudkan dan melestarikan wilayah yang ramah lingkungan”. Sesuai dengan visinya, kuntum nursery menggabungkan konsep nursery, tempat rekreasi dan pendidikan dalam menjalankan bisnis agrowisata terpadu. Beberapa macam usaha yang dilakukan Kuntum Nursery diantaranya yaitu :

1 Sentra tanaman yang terdiri dari tanaman hias, buah, sayuran dan obat- obatan.

2 Toko sarana budidaya dan hasil pertanian yang menjual berbagai jenis media tanam, pupuk organik, hingga peralatan bagi konsumen yang memiliki hobi bercocok tanam. Toko juga menyediakan hasil-hasil pertanian dari kebun sendiri seperti bumbu dapur, obat herbal, beras dan sayuran organik.

3 Wisata Farmfield yang menyediakan beberapa kegiatan seperti wisata tanaman, ternak, dan pemancingan ikan.

4 G’liss art and Gallery yang menyediakan berbagai macam furniture seperti kursi, meja, daybed, dan dekorasi interior ruangan lainnya.

Kuntum Nursery telah berdiri sejak tanggal 12 Juni 2002, dan hingga kini menjadi objek wisata berbasis ramah lingkungan yang selalu ramai dikunjungi tidak hanya oleh masyarakat Kota Bogor saja, melainkan mereka yang berdomisili di Tanggerang, Depok, Jakarta dan banyak lagi. Ibu Ir. Kennita L. Soetardjo, MM, Ph.d selaku manajer pemasaran Kuntum Nursery meyakini bahwa bisnis berbasis ramah lingkungan ini, salah satunya produksi pertanian organik seperti sayuran

akan semakin diminati masyarakat dan memberikan peluang yang besar bagi pelaku usahanya baik hulu sampai hilir. Hal tersebut tidak terlepas dari insentif yang diberikan dari usaha tersebut bagi petani/pelaku usaha. Berikut ini disajikan daftar ragam sayuran yang disediakan pada Outlet Kuntum Nursery beserta harganya:

Tabel 4 Harga sayuran organik pada Outlet Kuntum Nursery

No Jenis sayuran Harga ( Rp per 100 gram)

Sayuran daun 1 Bayam hijau 2 400 2 Bayam merah 2 700 3 Caisim 2 400 4 Daun bawang 2 800 5 Daun singkong 1 700 6 Kailan 4 000 7 Kangkung 2 000 8 Katuk 2 400 9 Kecipir 2 400 10 Selada 3 200 11 Sawi putih 3 200 12 Sawi pahit 3 200 13 Seledri 3 500 Sayuran buah 14 Buncis 2 000 15 Cabai keriting 4 000 16 Cabai merah 3 200 17 Cabai rawit 5 000 18 Terong 1 600 19 Timun 1 600 20 Tomat 1 800 21 Jagung manis 1 600 22 Oyong 1 600 24 Labu siam 2 000 Sayuran umbi 25 Lobak 2 200 26 Wortel 1 800 27 Wortel baby 1 800 28 Ubi ungu 900 29 Ubi jepang 1 200

Sumber: Kuntum Nursery, 2013

Toserba Yogya, adalah salah satu jenis retail yang telah lama menjadi salah satu pilihan keluarga dalam berbelanja kebutuhan rumah tangga mereka. Seiring dengan berubahnya zaman, preferensi masyarakat dalam memilih tempat berbelanja bergeser pada pasar-pasar modern seperti Yogya. Beberapa lokasi Toserba Yogya yang ada di Kota Bogor diantaranya, di Jalan H. Sholeh Iskandar (Yogya Cimanggu) dan di Jalan Jenderal Sudirman (Yogya Bogor Junction). Sebagai salah satu pasar modern, Yogya juga bekerja sama dengan ICDF dalam

memenuhi pasokan kebutuhan sayuran segar setiap harinya. Berikut ini beberapa jenis sayuran yang dijual pada supermarket Yogya:

Tabel 5 Jenis sayuran organik pada supermarket Yogya Jenis sayuran Harga ( Rp per 200 gram)

Baby buncis 5 380 Baby kailan 5 750 Bayam hijau 4 590 Jagung semi 5 450 Kangkung 4 950 Sawi hijau 5 300 Sawi sendok 5 380 Selada 6 500 Wortel (300gram) 7 350

Sumber: Yogya Supermarket, 2013

Farmer’s Market, berada di Jalan Pahlawan no. 148 Bondongan, Bogor

Selatan dan menempati lokasi cukup strategis karena dekat dengan perumahan elite Bogor Nirwana Residence. Supermarket ini tergolong baru dan resmi dibuka oleh Walikota Bogor, Diani Budiarto pada tanggal 7 Juli 2013 lalu. Hampir serupa dengan supermarket lainnya, farmer‟s market menyediakan komoditi pertanian seperti sayuran, buah, susu, daging, ikan dan lain sebagainya. Khusus sayuran organik yang dijual adalah merek ICDF.

Superindo Cabang Jembatan Merah merupakan satu-satunya cabang Superindo yang ada di Kota Bogor saat ini. Superindo adalah supermarket yang menjadi pelopor penjual hasil pertanian organik. Supermarket ini juga pernah memperoleh penghargaan sebagai pelopor retailer yang menyediakan produk- produk hasil pertanian organik. Sayuran organik yang dijual pada Superindo ini disuplai oleh PT Royal Sun Fruit yang telah memiliki sertifikat organik. Superindo bahkan memajang keterangan sertifikat produsen sayuran organik mereka untuk membangun kepercayaan konsumen akan produk sayuran organiknya. Tidak seperti pada supermarket atau outlet pada uraian sebelumnya, beberapa jenis sayuran organik seperti sayuran daun yang dijual, tidak dikemas dengan plastik melainkan hanya diikat dengan selotip yang tertera nama merk dan kata organik. Tray pemajangan sayuran organik juga dipisahkan untuk memudahkan konsumen dalam memilih jenis sayuran antara organik dan non- organik. Berikut ini beberapa daftar jenis sayuran yang tersedia pada Superindo cabang Jembatan Merah :

Tabel 6 Harga sayuran organik pada Superindo Jembatan Merah

Jenis sayuran Harga (Rp)

Brokoli (1000gram) 60 000

Caisim (150gram) 4 290

Kailan (150gram) 5 750

Kangkung (150gram) 3 990

Sawi hijau (200gram) 5 300

Jenis sayuran Harga (Rp)

Tomat (500gram) 13 900

Wortel (500gram) 15 300

Sumber: Superindo Jembatan Merah-Bogor, 2013

Selain menyebar kuesioner di beberapa pasar modern seperti diuraikan diatas, peneliti juga menyebarkan kuesioner di lingkungan kampus, lokasi penjual sayuran organik di sekitar Yasmin, serta melalui e-mail.

Karakteristik Konsumen Sayuran Organik

Karakteristik konsumen pada penelitian ini dilihat berdasarkan aspek demografis konsumen dan perilaku pembelian konsumen terhadap sayuran organik. Aspek demografis digunakan sebagai dasar membuat segmentasi konsumen. Sedangkan perilaku pembelian digunakan untuk mengevaluasi bauran pemasaran sayuran organik.

Karakteristik Demografis Konsumen Sayuran Organik

Sayuran organik merupakan produk yang diperuntukkan bagi mereka (konsumen) yang sadar terhadap bahaya bahan-bahan kimia bagi kesehatan. Produk berbasis ramah lingkungan seperti sayuran organik menjadi unik untuk dikaji karena selain harga yang yang ditawarkan jauh lebih tinggi dibanding sayuran non-organic, penampilan produk juga dibuat semenarik mungkin. Profil demografis konsumen mampu memberikan gambaran bagi pemasar untuk mengetahui sudah seberapa efektifkah kegiatan pemasaran yang telah dilakukan. Sesuai tidaknya harga dan atribut lain pada produk sayuran organik dari sisi siapa saja yang menjadi pasar bagi produk tersebut selama ini juga bisa menjadi evaluasi bagi pemasar. Aspek demografis yang dikaji dalam penelitian ini diuraian berikut ini.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Aspek demografis yang paling umum ditanyakan kepada respoden adalah jenis kelamin. Segmentasi berdasarkan jenis kelamin digunakan untuk melihat ada tidaknya atau seberapa dominan salah satu gender dalam mengonsumsi sayuran organik. Gender sangat mungkin mencolok atau lebih dominan satu dibanding lainnya dalam kajian mengenai konsumsi sayuran organik ini. Konsumen sayuran organik terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan proporsi seperti terlihat pada gambar 3.

Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Gambar 3 menunjukkan dari variabel jenis kelamin, konsumen sayuran organik didominasi oleh kaum wanita. Hal tersebut dapat dilihat dari 100 responden terdapat 87 responden adalah perempuan atau 87% dari total responden yang ada. Hal ini juga menunjukkan bahwa kegiatan belanja kebutuhan sehari-hari masih ditentukan oleh kaum perempuan terlebih bagi mereka yang telah menikah. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Segmentasi berdasarkan usia dimaksudkan untuk melihat seberapa besar ragam usia dari konsumen sayuran organik. Dengan melihat struktur usia dari konsumen dapat memberikan gambaran bagi pemasar dalam mengevaluasi kebutuhan dari segi usia konsumen. Gambar 4 menunjukkan ragam usia dan jumlah responden yang termasuk dalam ragam usia tersebut.

Gambar 4Karakteristik responden berdasarkan usia

Hasil yang diperoleh dari gambar diatas diketahui bahwa konsumen sayuran organik rata-rata berusia diatas 25 tahun dan hanya 12% saja yang berusia di bawah 25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa produk sayuran organik belum menjadi pilihan bagi masyarakat secara umum dari segi usia. Mereka yang beralih mengonsumsi sayuran organik adalah masih terbatas pada masyarakat dengan usia dewasa hingga tua.

Laki-laki 13% Perempuan 87% < 25 12% 25-35 36% 36-46 23% >46 29%

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menjadi faktor demografis yang cukup penting untuk dilihat dari konsumen sayuran organik. Asumsinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kesadaran mereka akan kesehatan dan pilihan konsumsi mereka. Maka berikut ini disajikan pada Gambar 5 yang menunjukkan tingkat pendidikan dari 100 responden dalam penelitian ini.

Gambar 5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa terdapat 3 jenjang pendidikan dengan jumlah responden cukup besar, yakni SMA sebesar 27%, Diploma sebesar 29% dan Sarjana sebesar 26%. Ada beberapa hal menarik yang dapat dilihat dari struktur tingkat pendidikan responden, yakni jenjang SMA atau sederajat adalah jenjang pendidikan terbanyak kedua setelah diploma. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang mengenyam pendidikan hingga pascasarjana. Alasan yang mungkin adalah dalam menetapkan pilihan konsumsi seseorang dengan pendidikan sekolah menengah atas sangat mungkin didorong juga oleh kebutuhan seperti kesehatan yang menurun dan lain sebagainya.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Setelah mengetahui jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan responden, aspek demografis lain yang dapat dilihat adalah pekerjaan. Melalui informasi ini, peneliti ingin melihat siapa saja konsumen sayuran organik berdasarkan pekerjaan utama mereka. Berikut ini Gambar 6 menunjukkan jenis-jenis perkerjaan responden sayuran organik.

SMP 1% SMA atau sederajat 27% Diploma 29% Sarjana 26% Pascasarjana 17%

Gambar 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan responden cukup beragam dengan 4 jenis pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga (36%), pegawai swasta (19%), wiraswasta dan dosen/pengajar (11%). Pekerjaan profesional yang dimaksud adalah mereka yang berprofesi sebagai dokter, pengacara, engineer, dan lain sebagainya. Pilihan lainnya adalah mereka yang masih menjadi mahasiswa, mereka yang bekerja sebagai tenaga medis, dan staff peneliti.

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Aspek demografis berikutnya adalah status pernikahan. Konsumen sayuran organik juga dapat dilihat dari status pernikahan mereka. Seberapa besar pilihan konsumsi akan sayuran organik ini dipengaruhi oleh status seseorang. Karakteristik status pernikahan responden dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan

Sebanyak 72% responden sudah menikah, 23% berstatus lajang, dan hanya 5% berstatus duda/janda. Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang telah memiliki pasangan atau berkeluarga, cenderung memberikan perhatian lebih pada kesehatan keluarga baik diri sendiri, pasangan maupun anak mereka. Selain itu, mereka yang telah menikah sangat mungkin memiliki kondisi ekonomi yang lebih baik dibanding mereka yang belum menikah atau mereka yang telah berpisah dengan pasangannya. Dengan demikian pilihan untuk beralih mengonsumsi sayuran organik lebih mudah dilakukan oleh mereka yang berstatus telah menikah.

Ibu rumah tangga 36% Pegawai Negeri Sipil 10% Pegawai Swasta 19% Wiraswasta 11% Profesional 5% Dosen/pengajar 11% Lainnya 8% Lajang 23% Menikah 72% Duda/ janda 5%

Karakteristik Responden Berdasarkan Fungsi dalam Keluarga

Aspek demografis selanjutnya adalah fungsi dalam keluarga. Hal ini dikaji dengan maksud untuk mengetahui peran responden dalam struktur keluarga mereka sebagai kepala keluarga, ibu rumah tangga atau anak. Informasi ini juga diperlukan untuk mengetahui siapa yang berperan dominan mengambil keputusan untuk melakukan konsumsi terhadap sayuran organik dalam keluarga.

Gambar 8 Karakteristik responden berdasarkan fungsi dalam keluarga Pada Gambar 8, karakteristik responden berdasarkan fungsi dalam keluarga yang paling besar adalah fungsi sebagai ibu rumah tangga. Hal ini memberikan gambaran bahwa responden terbesar adalah kaum ibu yang sehari-hari mengatur kebutuhan makanan keluarganya. Sedangkan fungsi terkecil adalah fungsi kepala keluarga atau bisa disebut kaum laki-laki (bapak), meskipun diperoleh juga fungsi kepala keluarga diisi oleh responden perempuan yang telah berpisah (bercerai) yakni sebanyak 4 responden dari total 15 kepala keluarga. Responden dengan fungsi sebagai anak adalah responden dengan usia diatas 20 tahun dan belum berkeluarga yang telah mampu melakukan pilihan konsumsinya sendiri.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Keluarga Inti

Jumlah keluarga inti yang dimaksudkan adalah bapak, ibu, dan anak dari responden. Artinya bagi responden yang belum menikah, keluarga yang dimaksud adalah orang tua dan saudara kandung responden. Karakteristik ini memberikan gambaran mengenai struktur keluarga yang menjadi konsumen sayuran organik dan berikut ini hasilnya pada Gambar 9.

Kepala keluarga 15% Ibu rumah tangga 62% Anak 23%

Gambar 9 Karakteristik responden berdasarkan jumlah keluarga inti

Responden dengan jumlah keluarga inti terbanyak adalah 4-6 orang atau keluarga dengan 2-4 orang anak saja. Kontras dengan jumlah responden yang memiliki jumlah keluarga inti lebih dari 6 orang yang hanya 4% saja. Hasil tersebut mengindikasikan masyarakat yang menjadi konsumen sayuran organik sebagian besar adalah masyarakat yang cukup sadar akan pentingnya keluarga berencana. Hal ini tentu didorong juga oleh tingkat pendidikan responden seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan adalah sumber penunjang ekonomi masyarakat. Tingkat pendapatan seseorang atau keluarga dapat menjadi salah satu indikator kesejahteraan seseorang atau sebuah keluarga. Tingkat pendapatan yang ditanyakan pada penelitian ini adalah kisaran total pendapatan suami-istri bagi mereka yang telah menikah. Jika responden belum menikah maka tingkat pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan pribadi responden.

Pendapatan menjadi salah satu aspek demografis yang penting untuk dilihat dari struktur demografis responden karena mengingat harga sayuran organik yang relatif mahal dibanding sayuran non-organic. Harga yang lebih tinggi tersebut tentu membuat produk ini menjadi sulit untuk dijadikan pilihan konsumsi bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Maka berikut ini disajikan pada Gambar 10 mengenai karakteristik responden sayuran organik berdasarkan pendapatan mereka. <4 31% 4-6 65% >6 4%

Gambar 10 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan

Berdasarkan Gambar 10 diketahui konsumen sayuran organik yang menjadi sample penelitian ini memiliki penghasilan yang cukup beragam. Kisaran pendapatan dengan jumlah responden terbesar (31%) adalah 2,5-5 juta rupiah per bulan. Sedangkan kisaran pendapatan dengan jumlah responden terkecil (4%) adalah kurang dari 1 juta rupiah per bulan.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Konsumsi Pokok

Aspek demografis terakhir yang dianalisis adalah pengeluaran konsumsi pokok responden. Aspek ini memberikan informasi mengenai seberapa besar bagian dari pendapatan responden yang dikeluarkan untuk konsumsi pokok setiap bulannya. Pengeluaran tersebut dibagi menjadi 6 kategori mulai dari <500ribu hingga >2,5 juta rupiah per bulan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran konsumsi pokok Pada Gambar 11 dapat diketahui berdasarkan pengeluaran konsumsi pokoknya, konsumen sayuran organik lebih banyak memilih kategori >2,5 juta rupiah setiap bulan. Pilihan pada kategori pengeluaran terbesar sangat mungkin karena responden lebih banyak mengacu pada pengeluaran keluarga bukan diri sendiri. Seperti yang telah diketahui sebelumnya 72% responden berstatus menikah. Maka pengeluaran konsumsi pokok bukan hanya untuk diri sendiri melainkan konsumsi satu keluarga.

<1 1% 1-2,5 18% 2,5-5 36% 5-7,5 19% 7,5-10 8% >10 18% <500ribu 6% 500 ribu-1 juta 18% 1-1,5 juta 16% 1,5-2 juta 21% 2-2,5 juta 10% >2,5 juta 29%

Karakteristik Perilaku Pembelian Sayuran Organik

Perilaku pembelian memberikan gambaran berbagai macam hal yang berkaitan dengan konsumsi responden terhadap sayuran organik. Informasi yang dapat diperoleh dari perilaku pembelian konsumen sayuran organik mulai dari perilaku sebelum pembelian hingga setelah pembelian. Informasi ini memberikan gambaran bagi pemasar seperti apa posisi produk di mata konsumennya. Berikut ini uraian mengenai karakteristik perilaku pembelian tersebut.

Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi Produk

Pengenalan akan produk diperoleh dari berbagai stimuli.Sumber informasi memberikan pengetahuan yang menjadi ingatan bagi seseorang dan sangat mungkin membuat seseorang menjadi calon konsumen bagi produk yang diinformasikan. Sumber informasi tersebut dapat diperoleh melalui media cetak/elektronik, keluarga, teman, dan juga penjual produk.

Gambar 12 Karakteristik berdasarkan sumber informasi produk

Sumber informasi yang diperoleh responden lebih besar melalui media cetak dan elektronik (32%). Kegiatan pertanian organik memang telah lama ada, namun eksistensinya baru muncul sejak isu lingkungan menjadi perhatian masyarakat khususnya di Indonesia. Media cetak seperti majalah-majalah pertanian, media elektronik seperti televisi menjadi media yang tepat dalam menyalurkan informasi tentang produk pertanian organik, khususnya sayuran. Meskipun demikian, berdasarkan tabel 14 responden sudah cukup tersebar dalam hal sumber pengenalan produk. Maka dapat dikatakan pengenalan masyarakat terhadap produk sayuran organik sudah cukup baik.

Karakteristik Berdasarkan Rata-rata Pembelian Sayuran Organik

Sayuran adalah kebutuhan harian setiap orang. Setiap hari sayuran menjadi salah satu menu yang ada dalam panganan masyarakat. Kini dengan adanya berbagai jenis sayuran dari berbagai metode pertanian, semakin banyak pula pilihan masyarakat. Sayuranyang kini dikenal masyarakat tidak hanya jenis

Media cetak/ elektronik 33% Keluarga 16% Teman 20% Penjual 24% Lainnya 7%

sayuran dengan sistem pertanian organik, non-organik, hingga sistem hidroponik kini banyak dijumpai di pasaran.

Tidak jarang konsumen sayuran organik belum cukup mampu menyediakan sayuran organik sebagai menu harian mereka dengan beragam hal yang menjadi pertimbangan mereka. Berikut ini disajikan data intensitas pembelian sayuran organik yang dilakukan konsumen setiap bulannya pada Gambar 13.

Gambar 13 Karakteristik berdasarkan rata-rata pembelian sayuran organik Rata-rata konsumsi sayuran organik pada penelitian ini dengan jumlah responden terbesar melakukan pembelian 3-4 kali dalam sebulan atau rata-rata satu kali tiap minggu nya. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden belum rutin mengonsumsi sayuran atau masih memilih alternatif sayuran non-organik sebagai konsumsi harian mereka. Namun sebesar 10% responden melakukan konsumsi sayuran organik setiap hari. Artinya bagi mereka sayuran organik menjadi pilihan konsumsi yang tidak bisa ditawar lagi.

Karakteristik Berdasarkan Alasan Mengonsumsi Sayuran Organik

Setiap orang pasti memiliki alasan tertentu dalam melakukan pilihan konsumsinya. Khususnya untuk sayuran organik yang tidak hanya mengusung ide ramah lingkungan tetapi juga manfaatnya bagi kesehatan konsumennya. Pilihan konsumen pada sayuran organik sangat mungkin disebabkan alasan kesehatan, partisipasi terhadap isu lingkungan dan hal lain di luar keduanya. Berikut ini disajikan Gambar 14 yang menunjukan hasil pilihan konsumen :

Gambar 14 Karakteristik berdasarkan alasan mengonsumsi sayuran organik 1-2 27% 3-4 32% 5-6 8% 7-8 20% 9-10 3% >10 10% Baik untuk kesehatan 74% Produk ramah lingkungan 9% Alasan lain 17%

Pada Gambar 14 dapat disimpulkan konsumen sayuran organik sebagian besar memiliki alasan produk organik baik bagi kesehatan. Alasan lain dipilih oleh sebanyak 17 responden. Pilihan tersebut diantaranya alasan lebih menyukai rasanya yang berbeda dari sayuran non-organik. Tidak jarang pula konsumen beralasan untuk memenuhi asupan gizi anak mereka yang memiliki kekurangan mental (autis dan lain sebagainya).

Karakteristik Berdasarkan Manfaat yang Dirasakan

Konsumen akan memperoleh kepuasan akan produk, apabila hasil atau manfaat yang diterima sesuai dengan harapan mereka. Produk sayuran organik sebagai bahan makanan harian tentu baru mampu memberikan manfaatnya bagi konsumen dalam jangka panjang.

Gambar 15 Karakteristik berdasarkan manfaat mengonsumsi sayuran organik Menurut sebagian besar konsumen mengonsumsi sayuran organik telah memberikan dampak positif bagi mereka. Sebanyak 65% responden menyatakan setelah mengonsumsi sayuran organik, kini mereka merasakan tubuh yang lebih sehat daripada sebelum mengonsumsi sayuran organik. Hal lain yang dapat disimpulkan dari hasil tersebut adalah bahwa kepercayaan konsumen terhadap sayuran organik yang ada saat ini sudah cukup baik.

Karakteristik Berdasarkan Kurun Waktu Mengonsumsi Sayuran Organik Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa sayuran organik adalah bahan pangan harian dan bukan multivitamin atau suplemen yang dapat memberikan efek yang cepat pada tubuh manusia. Namun demikian, sebagian konsumen berpendapat mereka lebih sehat setelah mengonsumsi sayuran organik. Maka perlu diketahui pula kurun waktu konsumen dalam mengonsumsi sayuran organik tersebut.

Lebih sehat 65% Biasa saja

Gambar 16 Karakteristik berdasarkan kurun waktu mengonsumsi sayuran organik

Dokumen terkait