• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan penelitian terdiri atas deskripsi umum sistem dan fungsi produk.

1.1Deskripsi Umum Sistem

SIG Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah adalah suatu Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menyajikan pemetaan persebaran titik panas Provinsi Kalimantan Tengah yang dilengkapi dengan fasilitas pencarian titik panas pada kecamatan dan waktu tertentu. Sistem juga memberikan informasi mengenai batas wilayah provinsi , garis kontur, titik tinggi, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota provinsi dan bandar udara. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan dalam menganalisis data titik panas sebagai pendeteksian dini kebakaran hutan serta rencana penanggulangannya.

1.2Fungsi Produk

Fungsi umum yang dimiliki oleh sistem ini memiliki kesamaan dengan penelitian (Sari 2010) yaitu menampilkan informasi persebaran titik panas dan kebakaran hutan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Fungsi-fungsi operasi peta terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan. Fungsi yang memiliki kesamaan adalah :

1. Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan.

2. Memilih layer aktif peta yang diinginkan pengguna.

3. Menampilkan menu peta referensi. 4. Menampilkan menu navigasi, seperti Zoom

in, Zoom out, Re-center, Reset Zoom dan

Query Point.

Fungsi yang memiliki perbedaan adalah: 1. Melakukan proses searching titik panas

berdasarkan tingkat kecamatan dan waktu tertentu.

2. Menyajikan data jumlah titik panas dalam bentuk grafik berdasarkan kecamatan dan tahun.

Deskripsi lengkap kebutuhan fungsional sistem ditunjukkan pada Lampiran 1.

2 Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan database

mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data.

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem dapat disimpulkan bahwa data yang diperlukan dapat menggunakan data yang telah dianalisis oleh Sari (2010), yang berupa: 1 Data spasial dan atribut wilayah Provinsi

Kalimantan Tengah sampai tingkat kabupaten, jalan, sungai, danau, kota, ibukota, bandara, titik kontur dan titik tinggi.

2 Data mengenai titik panas yang meliputi

longitude, latitude, tanggal, kabupaten, kecamatan, nama HPH (Hak pengusaha Hutan), HTI (Hutan Tanaman Industri), perkebunan, lithology, dan jenis tanah Provinsi Kalimantan Tengah.

5 Analisis kebutuhan fungsional yang telah

dilakukan sebelumnya akan menjadi acuan untuk melakukan pengembangan pemodelan kebutuhan fungsional.

2.1Pemodelan Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional dimodelkan dengan menggunakan Use Case Diagram yang digunakan untuk memodelkan fungsi atau fasilitas yang disediakan oleh sistem. Gambaran sistem secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.

Melihat informasi persebaran titik panas

Menampilkan jumlah persebaran titik api dalam

bentuk grafik Melakukan pencarian persebaran titik panas berdasarkan tingkat

kecamatan

Melakukan pencarian persebaran titik panas berdasarkan waktu tertentu

Gambar 4 Use Case Diagram Sistem. Aliran data yang terdapat pada penelitian ini digambarkan menggunakan Sequence Diagram yang dapat dilihat pada Lampiran 2.

3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

Survei ketersediaan dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan perancangan konseptual yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari tahap survei ketersediaan data berasal dari data spasial yang digunakan pada penelitian (Sari 2010). Hasil survei disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil survei ketersediaan data No Data yang dibutuhkan 1 Data administrasi batas wilayah 2 Data administrasi garis pantai 3 Data administrasi garis kontur 4 Data administrasi sungai 5 Data administrasi jalan 6 Data administrasi danau

7 Data administrasi ibu kota 8 Data administrasi kota 9 Data administrasi bandara

10 Data persebaran titik panas Kalimantan Tengah

4 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Hasil pengumpulan informasi perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengolah data dan membangun aplikasi adalah sebagai berikut:

 Perangkat keras yang dapat digunakan untuk membangun sistem pada penelitian ini memiliki spesifikasi berikut:

1 Intel® Core TM 2 Duo CPU T8300, 2 memori 2GB, DDR2,

3 HDD 160 GB.

 Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membangun sistem informasi geografis berbasis web, di antaranya sistem operasi Windows, Mapserver, PostgreSQL, web browser (Mozilla Firefox), PHPMapscript dan framework

Pmapper.

5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Tahapan ini berguna untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem. Kriteria pengujian perangkat lunak pada PHPMapscript dan

framework Pmapper meliputi kelengkapan

tools, kemudahan dalam melakukan

modifikasi baik dari segi pemrograman maupun segi tampilan, kecocokan dengan web browser. Hasil pengujian perangkat lunak dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil pengujian perangkat lunak Pengujian Framework

Pmapper

PHPMapscript

Tools Lengkap Kurang

Modifikasi Sulit Mudah

Compatible browser

Baik Baik

Dokumentasi Lengkap Lengkap Tingkat kesulitan dalam melakukan perubahan terhadap implementasi baris pemrograman dapat dilihat pada contoh baris program berikut:

6

<searchitem name=”hostpot”

description=”Pencarian Titik Panas”> <layer type=”postgis” name=”hotspot”> <field type=”s” name=”kabupaten” description=”kabupaten” wildcard=”2”> </layer> </searchitem>

Baris program tersebut merupakan contoh untuk membuat sebuah textbox pada

framework Pmapper dengan menggunakan

format XML. Sedangkan baris program

berikut merupakan contoh untuk membuat sebuah textbox menggunakan format HTML biasa jika menggunakan PHPMapscript.

<input type=”text”

name=”hostpot” value=””>

Sistem operasi yang digunakan pada pengujian yaitu Windows Vista dengan menggunakan aplikasi Mapserver dan PostgreSQL yang akan menampilkan hasilnya pada sebuah web browser (Mozilla Firefox).

6 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang diakuisisi berdasarkan hasil pengujian adalah sistem operasi Windows Vista, aplikasi Mapserver, PostgreSQL, dan web browser (Mozilla FIrefox) dan bahasa pemrograman PHPMapscript. PHPMapscript lebih memudahkan pengembang untuk melakukan modifikasi baik dari segi tampilan maupun dari segi pemrograman sehingga waktu yang dapat digunakan untuk mengembangkan suatu sistem dapat dipersingkat.

7 Perencanaan dan Perancangan

Database

Pada tahap ini tidak dilakukan perencanaan dan perancangan database

karena menggunakan database dari penelitian Sari (2010).

8 Pembangunan Database

Pembangunan database terdiri atas dua tahapan, yaitu pembuatan database pada PostgreSQL dan melakukan impor data dari

shapefile. Database yang dibangun

merupakan database penelitian Sari (2010), sehingga pada tahap ini tidak dilakukan pembangunan dari awal.

Pembangunan database pada PostgreSQL dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pgAdmin III. Perangkat lunak pgAdmin III dilengkapi tampilan antarmuka Graphical User Interface (GUI) sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan operasi-operasi terkait manajemen pada database

PostgreSQL. Database baru dapat diciptakan dengan mengakses menu New Database. Kemudian akan muncul form seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Pembangunan database pada aplikasi pgAdmin III.

Setelah database dibuat selanjutnya dilakukan impor data dari shapefile ke dalam

database yang telah dibuat dengan

menggunakan perangkat lunak Quantum GIS. Hasil impor data yang dilakukan akan tersimpan ke dalam database yang sudah dibuat sebelumnya.

9 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

Tahap integrasi dan perancangan antarmuka sistem terdiri atas dua bagian, yaitu arsitektur sistem dan perancangan antarmuka.

9.1Arsitektur Sistem

Sistem dikembangkan dengan menggunakan arsitektur client-server. Penggunaan arsitektur ini telah mencukupi kebutuhan fungsional sistem karena aplikasi yang dikembangkan berbasis web sederhana. Arsitektur client-server setidaknya memiliki

user interface pada sisi client dan data terdistribusi yang disimpan pada sisi server.

7 Model arsitektur client-server dapat dilihat

pada Gambar 6. Client - Web browser Server - Web server - MapServer - DBMS PostgreSQL Response Request

Gambar 6 Arsitektur client-server.

Client mengirimkan request melalui

antarmuka aplikasi (web browser) ke sebuah

web server dengan bantuan protokol sebagai penghubung. Web browser menampilkan antarmuka bagi pengguna untuk melakukan

request informasi dan menampilkan informasi tersebut. Web server menerima request

pengguna dan mengirimkannya melalui

Uniform Resources Locator (URL). HTTP membangkitkan koneksi antara client dan

server. Koneksi tersebut akan terputus setelah

server memenuhi permintaan client dan server

melupakan seluruh data yang telah dikeluarkan.

Dalam sistem ini request peta yang dikirimkan pengguna melalui web browser

akan diterima terlebih dahulu oleh Web

Server. Kemudian web server akan

meneruskannya untuk diproses oleh bahasa pemrograman PHP yang menerima paramater melalui URL. Paramater yang diterima oleh PHP akan dilanjutkan kepada MapServer melalui modul PHPMapscript. PHPMapscript adalah modul yang menghubungkan antara bahasa pemrograman PHP dengan MapServer. MapServer berfungsi untuk mengolah data berdasarkan konfigurasi yang tertulis pada mapfile dan menghasilkan file gambar. File

gambar inilah yang akan diterima oleh client

yang dikirim oleh MapServer melalui Web Server dengan memberikan HTTP response.

9.2Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka dilakukan untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada pengguna dalam mengoperasikan sistem yang dikembangkan. Perancangan antarmuka sistem terdiri atas lima bagian, yaitu legenda, filter titik api dan grafik, peta referensi, tools, dan grafik yang dapat dilihat pada Gambar 7 dan diagram hierarki antarmuka halaman peta dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 7 Perancangan Antarmuka.

Bagian filter titik panas dan grafik merupakan fungsi yang ditambahkan untuk melakukan pencarian. Bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Bagian Filter Titik Panas dan Grafik.

Hasil pencarian yang didapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 9.

Gambar 9 Penyajian Grafik.

10 Pengembangan Sistem

Berdasarkan tahap akuisisi perangkat keras dan perangkat lunak, maka sistem ini dikembangkan dengan menggunakan

8 PHPMapscript sehingga terdapat perbedaan

antara perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dengan penelitian sebelumnya. Tetapi sistem yang dikembangkan menggunakan perancangan konseptual yang serupa dengan penelitian sebelumnya, sehingga beberapa fasilitas yang ada memiliki fungsi yang serupa. Perbedaan konsep terdapat pada fasilitas untuk melakukan pencarian. Pencarian lokasi titik panas berdasarkan kecamatan dan jumlah titik panas setiap kecamatan disajikan dalam bentuk grafik. Antarmuka yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 4 beserta dengan penjelasannya.

PHPMapscript merupakan modul yang dapat menghubungkan bahasa pemrograman PHP dengan aplikasi MapServer. Struktur direktori letak modul PHPMapscript dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Struktur direktori letak modul PHPMapscript.

Untuk dapat menggunakan modul ini kita harus melakukan pemanggilan terlebih dahulu seperti yang terlihat pada baris program berikut:

if(PHP_OS == "WINNT" || PHP_OS == "WIN32") $dlext = "dll"; else $dlext = "so"; if(!extension_loaded("MapScript")) dl("php_mapscript.$dlext"); if(!extension_loaded("dbase")) dl("php_dbase.$dlext");

Setelah proses pemanggilan berhasil, lakukan inisialisasi sebuah objek baru dari

class PHPMapScript terhadap sebuah

variabel, dimana dalam proses inisialisasi dikirimkan juga paramater dari nama mapfile yang akan digunakan dengan menggunakan perintah berikut:

$gpoMap = ms_newMapObj("hotspot.map"); Semua fungsi yang dibuat akan dijalankan menggunakan objek yang diinisialisasikan oleh class PHPMapscript yang dapat dilihat struktur class diagram PHPMapscript pada Lampiran 5. Setiap request peta yang dikirimkan melalui web server akan diterima oleh PHP yang akan disimpan ke dalam variabel pada file kalteng.inc.php seperti pada baris program berikut:

if (sizeof($HTTP_POST_VARS) > 0) $HTTP_FORM_VARS = $HTTP_POST_VARS; elseif (sizeof($HTTP_GET_VARS) > 0) $HTTP_FORM_VARS = $HTTP_GET_VARS; else $HTTP_FORM_VARS = array("");

Variabel yang dibuat akan menyimpan

request atau parameter yang dikirim untuk selanjutnya diproses berdasarkan kebutuhannya. Berikut adalah salah satu fungsi yang digunakan dalam menampilkan peta.

$img = $gpoMap->draw();

Hasil dari fungsi tersebut akan ditampilkan kembali melalui web browser berupa sebuah gambar peta.

11 Pengujian Sistem

Pada penelitian ini dilakukan dua buah pengujian. Pengujian fungsionalitas menggunakan metode black-box yang terdapat pada Lampiran 6 dan pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi. Beberapa tampilan proses hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 7 sampai dengan Lampiran 11, Pengujian fungsionalitas dilakukan pada tiga buah web browser yaitu Mozilla Firefox 3.6.3 pada Lampiran 12, Opera 10.63 pada Lampiran 13, dan Google Chrome 6.0.472.63

9 pada Lampiran 14. Hasil dari pengujian pada

umumnya ketiga web browser tersebut sudah dapat menjalankan semua fungsi dengan baik seperti fungsi pencarian yang terlihat pada Gambar 11, hasil peta berdasarkan pencarian kecamatan pada Gambar 12 dan hasil grafik berdasarkan kecamatan pada Gambar 13.

Gambar 11 Fungsi Pencarian.

Gambar 12 Hasil peta berdasarkan pencarian.

Gambar 13 Hasil grafik berdasarkan pencarian.

Pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi dengan membandingkan dua kelompok mean dari dua contoh yang berbeda antara penelitian sebelumnya dan penelitian saat ini dengan mengukur waktu load. Jumlah contoh yang digunakan untuk masing-masing

kelompok sebanyak 15 dengan nilai yang

digunakan sebesar 0,05. Hipotesis yang pertama adalah hipotesis 0 (h0) bahwa waktu

load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript tidak ada perbedaan sedangkan hipotesis kedua adalah hipotesis 1 (h1) bahwa terdapat perbedaan waktu load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript. Pada penelitian ini digunakan 2 buah populasi yaitu menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript. Waktu load dihitung dengan menggunakan sebuah plugin yang terdapat pada web browser Mozilla Firefox yaitu Firebug. Dari percobaan yang telah dilakukan pada Lampiran 15, diperoleh nilai thitung sebesar 1,74 yang akan digunakan untuk dibandingkan dengan nilai ttabel. Nilai ttabel digunakan untuk menentukan batasan sebuah nilai yang harus dilampaui agar h0 ditolak. Dalam pengujian kali ini ttabel sebesar 2,05

berdasarkan 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar 28, sehingga nilai ttabel lebih besar dari thitung. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa h0 diterima yaitu waktu load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript tidak berbeda signifikan.

12 Penggunaan dan Perawatan Database

Database yang digunakan sistem ini masih tersimpan dalam sebuah komputer lokal. Perawatan dan pengembangan aplikasi di masa yang akan datang memerlukan petunjuk. Untuk itu dibuat sebuah pedoman yang memuat informasi tentang proses sistem, pembuatan database dan penjelasan teknis yang berkaitan dengan konfigurasi aplikasi. Salah satu dokumentasi petunjuk adalah tulisan ini.

Dokumen terkait