• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi Penelitian

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Tangkahan merupakan sebuah kawasan di perbatasan Taman Nasional Gunung Leuser di sisi Sumatera Utara yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi. Sebagian besar kawasan Tangkahan merupakan hutan hujan tropis mulai dari hutan primer Dipterocarpaceae, dan hutan primer campuran. Kawasan ini secara umum didominasi oleh tumbuhan dari famili

Dipterocarpaceae, Meliaceae, Burseraceae, Euphorbiaceae, dan Myrtaceae.

Hutan di Taman Nasional Gunung Leuser di kawasan Tangkahan memiliki 6 spesies primata seperti orang utan sumatera (Pongo pygmaeus abelii), siamang (Hylobates syndactilus), owa (Hylobates lar), kedih (Presbytis sp.), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan beruk (Macaca nemestrina). Fauna lainnya

yang terdapat di kawasan adalah tupai kecil (Tupai minor), burung rangkong (Buceros rhinoceros), srigunting batu (Dicrurs paradiceus), elang (Haliastur sp.), dengan mudah dapat dilihat disekitar kawasan dan di dalam hutan.

Disamping keanekaragaman flora dan fauna, bentang alam di Tangkahan (baik yang termasuk di dalam maupun diluar TNGL) berupa hutan alami, sungai, bukit, tebing, goa-goa dan lembah merupakan sumber daya yang dapat dijadikan aset bagi pengembangan pariwisata yang dapat diunggulkan.

Letak Kawasan

Secara geografis kawasan Tangkahan berada pada LU 03041’01”, BT

9804’28,2”. Sedangkan secara administrasi kawasan Tangkahan termasuk kedalam Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara.

Jenis Tanah

Tangkahan berada pada ketinggian 130-200 mdpl (diatas permukaan laut) dengan jenis tanah terdiri dari podsolik dan litosol.

Topografi

Topografi kawasan berupa kawasan landai, berbukit dengan kemiringan yang bervariasi (45-900).

Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu Udara rata-rata dikawasan ini antara 21,1oC-27,5oC dengan

kelembaban nisbi berkisar antara 80-100%. musim hujan di daerah Tangkahan berlangsung merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti.

Iklim

Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser resort Tangkahan bertipe iklim B dengan curah hujan kawasan hutan Tangkahan adalah 2500-3000 mm per-tahunnya.

Komposisi dan Struktur Tegakan

Komposisi dan struktur hutan menggambarkan variasi jenis tumbuhan yang ada dalam suatu komunitas dan dapat dijadikan sebagai ciri dari suatu komunitas. Melalui analisis komunitas tumbuhan dapat diketahui komposisi dan struktur vegetasi suatu komunitas.

Dalam menentukan jenis-jenis yang dominan dalam suatu komunitas hutan, Indeks Nilai Penting (INP) dapat dijadikan suatu petunjuk dimana jenis-jenis yang mempunyai INP tertinggi disebut sebagai jenis-jenis yang dominan. Murti dan Supriana (1986) dalam Heriyanto (2003), menyatakan bahwa Indeks Nilai Penting diperlukan untuk mengetahui tingkat penguasaan jenis-jenis pohon dalam tegakan.

Komposisi Tingkat Semai

Keadaan komposisi jenis dan indeks nilai penting komunitas tingkat semai pada lahan bekas tebangan dapat dilihat pada Tabel 1. Komposisi Jenis Komunitas Tingkat Semai pada 5 Lokasi Areal Bekas Tebangan.

Tabel 1. Komposisi Jenis Komunitas Tingkat Semai pada 5 Lokasi Areal Bekas Tebangan.

No Jenis Semai

Indeks Nilai Penting (INP) % Sungai

Buluh

Taman Kupu-kupu

Camping

Ground Bom Kayu Gua Kalong

1 Hopea semicuneata 11.452 9.64 - - -

2 Shorea sp 1 11.452 7.201 - - -

Lanjutan Tabel 1.

No

Jenis Semai Indeks Nilai Penting (INP) % Sungai

Buluh

Taman Kupu-kupu

Camping

Ground Bom Kayu Gua Kalong

5 Psycothria Stipulacea Wall 34.355 40.999 19.28 - -

6 Cinnamomum sp. 16.452 - 9.64 31.962 - 7 Eucalyptus sp 26.129 - 9.64 16.804 - 8 Agathis alba 16.452 9.64 - 9.753 - 9 Shorea teysmanniana 22.903 16.841 24.042 9.753 - 10 Diospiros malam 8.226 26.481 31.359 - 8.101 11 Nephellium mulabile 8.226 - - - 8.101 12 Shorea gibbosa 19.677 - - - -

14 Pometia Pinnata Jack - 9.64 - - 5.974

15 Tristanopsis whiteana - 12.079 9.64 - 8.101 16 Gironnieraa nervosa - 19.28 - 16.804 - 17 Elaiocarpus stipularis - 28.92 - 41.716 24.304 18 Lansium sp 2 - - 33.798 - - 19 Phoenix sp - - 7.201 - - 20 Castanopsis costata - - 19.28 - 8.101 21 Eugenia sp. - - 9.64 - 16.203 22 Alglaia sp1. - - 12.079 - - 23 Croton sp. - - 7.201 - 16.203 24 Dyera costulata - - 7.201 - -

25 Nauclea maingayi Hook - - - 7.051 -

26 Santiria oblongifolia - - - 7.051 -

27 Litsea amara - - - 7.051 -

28 Paropsida vareciformis - - - 14.101 -

29 Ophiorrhiza communis Rild - - - 9.753 -

30 Shorea sp3. - - - 7.051 -

31 Mangifera sp 2. - - - 7.051 -

32 Shorea sp 5. - - - 7.051 -

33 Toxicodendron sp 2. - - - 7.051 -

34 Rinorea Aguifera Kuntze - - - - 5.974

35 Castanopsisi tengurut - - - - 8.101 36 Garcinia sp3. - - - - 5.974 37 Eurya nitida - - - - 17.921 38 Schoutenia sp2. - - - - 8.101 39 Dysoxylumsp sp 1 - - - - 8.101 40 Shorea parvifolia - - - - 10.229 41 Blumeodendron sp - - - - 5.974

Berdasarkan hasil identifikasi jenis pohon tingkat semai, diketahui jumlah jenis yang ditemukan di 5 lokasi areal bekas tebangan tercatat 41 jenis dengan total jumlah 197 individu.

Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa jenis yang mendominasi tingkat semai pada lokasi Sungai Buluh adalah jenis Psycothria stipulacea Wall dengan INP sebesar 34,355%, sedangkan jenis yang jarang ditemukan adalah Mangifera sp.,

Shorea Sp 2, Diospiros malam, Nephellium mulabile, dan Shorea multiflora

dengan masing-masing INP sebesar 8,226%. Pada lokasi Taman Kupu-kupu jenis yang mendominasi adalah jenis Psycothria Stipulacea Wall dengan INP sebesar 40,999%, sedangkan jenis yang sedikit dijumpai adalah jenis Shorea dengan INP sebesar 7,201%. Pada lokasi camping ground, jenis yang banyak dijumpai adalah jenis Lansium sp 2 dengan INP terbesar yakni 33,798% sedangkan jenis yang sedikit jumlahnya adalah jenis Phoenix sp,. Croton sp. , Dyera costulata masing-masing 7,201%. Pada lokasi Bom Kayu, jenis yang banyak dijumpai adalah jenis

Elaiocarpus stipularis dengan INP sebesar 41,716% dan INP terendah adalah

jenis Toxicodendron sp 2., Nauclea maingayi Hook, Santiria oblongifolia, Litsea

amara, Shorea sp3., Mangifera sp 2. , Shorea sp 3. masing-masing 7,051%. Pada

lokasi Gua Kalong, jenis yang banyak dijumpai adalah jenis Shorea Sp 2 dengan INP sebesar 26,432% diikuti jenis Elaiocarpus stipularis sebesar 24,304% sedangkan yang jarang ditemui adalah jenis Rinorea Aguifera Kuntze, Pometia

Pinnata Jack, Garcinia sp3., Blumeodendron sp, masing-masing dengan INP

5,974%.

Komposisi Tingkat Pancang

Komposisi jenis dan indeks nilai penting komunitas tingkat pancang pada lahan bekas tebangan dapat dilihat pada Tabel 2. sebagai berikut:

Tabel 2. Komposisi Jenis Komunitas Tingkat Pancang pada 5 Lokasi Areal Bekas Tebangan.

No Jenis Pancang

Indeks Nilai Penting (INP) % Sungai

Buluh

Taman Kupu-kupu

Camping

Ground Bom Kayu

Gua Kalong

1 Hopea semicuneata 23.758 5.357 8.489 11.407 -

2 Polgala longifolia Foir 7.919 10.989 23.829 17.259 -

3 Croton sp. 17.624 7.418 6.85 - 7.619

4 Mangifera sp 3 9.705 9.203 - - -

5 Shorea sp 2 17.624 - 6.85 - -

6 Psycothria Stipulacea Wall 6.134 5.632 - - -

7 Cinnamomum sp. 28.339 - 18.618 19.111 - 9 Shorea sp 5 6.134 - 5.211 7.704 - 10 Shorea teysmanniana 21.196 7.418 13.7 7.704 - 11 Diospiros malam 21.196 42.445 10.129 - 15.238 12 Nephellium mulabile 6.134 - - - 18.095 13 Shorea gibbosa 14.053 - - 9.556 7.619 14 Shorea multiflora 6.134 - 6.85 - - 15 Shorea platyclados - 14.835 - 15.407 13.651 16 Tristanopsis whiteana - 14.835 16.979 - 12.063

17 Pometia Pinnata Jack - 7.418 6.85 - 6.032

18 Castanopsis costata - 16.621 - 7.704 18.095 19 Shorea sp 1 - 5.632 - - 16.508 20 Agathis alba - 5.632 - - 10.476 21 Lansium sp 2 - 5.632 5.211 - - 22 Gironnieraa nervosa - 5.632 - - - 23 Mangifera sp. - 7.418 5.211 11.704 6.032

24 Commersonia bartramia Merr - 7.418 6.85 7.704 4.444

25 Pantace triptera - 9.203 - 28.667 -

26 Dysoxylum arbores cens BLS - 7.418 - - -

27 Phoenix sp - - 6.85 - -

28 Actinodaphne maingayi Hook .f. - - 15.34 9.556 -

29 Dipterocarpus haseltii - - 6.85 5.852 10.476 30 Blumeodendron calophyllum - - 6.85 - 12.063 31 Intsia amboinensis - - 5.211 - - 32 Gluta sp - - 12.061 - - 33 Terminalia spp - - - 7.704 - 34 Nephellium sp 1 - - - 5.852 -

35 Grewia acuminata Jus - - - 9.556 -

36 Mangifera sp 2. - - - 11.704 - 37 Dyera sp - - - - 4.444 38 Shorea materialis - - - - 4.444 39 Eugenia sp. - - - - 6.032 40 Dyera costulata - - - - 4.444 41 Horsfieldia irya - - - - 4.444

Lanjutan Tabel 2.

No

Jenis Pancang Indeks Nilai Penting (INP) % Sungai

Buluh

Taman Kupu-kupu

Camping

Ground Bom Kayu

Gua Kalong

44 Ficus sp - - - - 4.444

45 Toxicodendron sp 1. - - - - 4.444

Berdasarkan hasil identifikasi jenis pohon tingkat pancang, diketahui jumlah jenis yang ditemukan di 5 lokasi areal bekas tebangan tercatat 45 jenis dengan total jumlah 290 individu. Jenis yang mendominasi tingkat pancang pada lokasi Sungai Buluh adalah jenis Cinnamomum sp.dengan INP sebesar 28,339%, sedangkan jenis yang jarang ditemukan adalah Psycothria Stipulacea Wall,

Shorea sp3., Nephellium mulabile, dan Shorea multiflora dengan masing-masing

INP sebesar 6,134%. Pada lokasi Taman Kupu-kupu jenis yang mendominasi adalah jenis Diospiros malam dengan INP sebesar 42,445%, sedangkan jenis yang sedikit dijumpai adalah jenis Shorea, Agathis alba, Lansium sp 2, Gironnieraa

nervosa dan Psycothria Stipulacea Wall dengan INP masing-masing sebesar

5,632%. Lokasi camping ground, jenis yang banyak dijumpai adalah jenis Polgala

longifolia Foir dengan INP terbesar yakni 23,829% sedangkan jenis yang sedikit

jumlahnya adalah jenis Shorea sp3, Lansium sp2, Mangifera sp., Intsia

amboinensis, Eucalyptus sp, dengan INP 5,211%. Pada lokasi Bom Kayu, jenis

yang banyak dijumpai adalah jenis Gironnieraa nervosa dengan INP sebesar 28,667% dan INP terendah 5,852% yakni jenis Nephellium sp1, Eucalyptus sp dan

Dipterocarpus haseltii. Jenis yang banyak dijumpai lokasi Gua Kalong adalah

Komposisi Tingkat Tiang

Komposisi jenis dan indeks nilai penting komunitas tingkat tiang pada lahan bekas tebangan dapat dilihat pada Tabel 3. Komposisi Jenis Komunitas Tingkat Tiang pada 5 Lokasi Areal Bekas Tebangan sebagai berikut:

Tabel 3. Komposisi Jenis Komunitas Tingkat Tiang pada 5 Lokasi Areal Bekas Tebangan.

No Jenis Tiang

Indeks Nilai Penting (INP) % Sungai Buluh Taman Kupu-kupu Camping Ground Bom Kayu Gua Kalong 1 Hopea semicuneata 26.42 9.8 13.88 35.68 9.22

2 Polgala longifolia Foir 10.54 10.31 26.02 9.81 7.58

3 Croton sp. 49.71 9.6 - 20.16 15.75 4 Mangifera sp 3 10.54 11.37 9.55 - 13.87 5 Shorea sp 2 18.35 8.02 - - 15.9 6 Shorea platyclados 10.88 33.79 8.35 18.56 8.17 7 Cinnamomum sp. 28.47 - 7.66 28.2 - 8 Eucalyptus sp 37.47 - - 17.32 - 9 Shorea sp 5 17.66 - 8 - 26.84 10 Shorea teysmanniana 35.59 12.46 18.93 34.43 9.82 11 Diospiros malam 45.03 58.5 37.49 - 33.21

12 Grewia acuminata Jus 9.34 10.31 - - -

13 Tristanopsis whiteana - 10.84 32.64 - -

14 Pometia Pinnata Jack - 15.81 8 7.86 9.67

15 Shorea multiflora - 9.96 - 9.46 15.52

16 Shorea sp 6 - 8.72 - - -

17 Lansium sp 2 - 16.39 18.25 - -

18 Durio sp. - 10.31 - - -

19 Commersonia bartramia Merr - 14.22 23.09 - 10.12

20 Dyera costulata - 9.6 - - -

21 Mangifera sp. - 19.03 13.77 - 7.87

22 Gironnieraa nervosa - 11.37 - - -

23 Dysoxylum arbores cens BLS - 9.6 - 10.17 7.28

24 Paropsida vareciformis - - 8.35 - -

25 Actinodaphne maingayi Hook .f. - - 8 - -

26 Alstonia sp - - 9.9 - -

27 Dipterocarpus haseltii - - 9.55 - 18.29

28 Randia longiflora Lam - - 10.41 - -

29 Querqus spiciata - - 9.21 - -

30 Ferbenaceae spp - - 10.93 - 16.12

31 Terminalia sp - - 8 - -

32 Castanopsis costata - - - 17.14 8.17

Lanjutan Tabel 3.

No

Jenis Tiang Indeks Nilai Penting (INP) % Sungai Buluh Taman Kupu-kupu Camping Ground Bom Kayu Gua Kalong 35 Mangifera sp1 - - - 10.17 - 36 Garcinia sp1 - - - 9.46 - 37 Pantace triptera - - - 7.86 - 38 Blumeodendron sp - - - 8.93 - 39 Eugenia sp. - - - 10.17 8.17

40 Ophiorrhiza communis Rild - - - 8.57 -

41 Tacca minor Ridl - - - 7.86 -

42 Shorea longisperma - - - 8.93 - 43 Lansium sp1 - - - - 7.28 44 Dyera sp1. - - - - 9.22 45 Blumeodendron calophyllum - - - - 8.92 46 Mangifera sp2. - - - - 8.92 47 Toxicodendron sp1 - - - - 7.58 48 Shorea parvifolia - - - - 7.87 49 Intsia sp1 - - - - 8.62

Berdasarkan hasil identifikasi jenis pohon tingkat tiang, diketahui jumlah jenis yang ditemukan di 5 lokasi areal bekas tebangan tercatat 49 jenis dengan total jumlah 173 individu. Jumlah individu ini lebih kecil bila dibandingkan dari tingkat semai dan pancang.

Jenis yang mendominasi tingkat tiang pada lokasi Sungai Buluh adalah jenis Croton sp. dengan INP sebesar 49,71% diikuti dengan jenis Diospiros malam 45,03%, sedangkan jenis yang jarang ditemukan adalah Grewia acuminata Jus sebesar 9,34%. Pada lokasi Taman Kupu-kupu jenis yang mendominasi

adalah jenis Diospiros malam dengan INP sebesar 58,50%, sedangkan jenis yang sedikit dijumpai adalah jenis Shorea sp 4. sebesar 8,72%. Pada lokasi camping ground, jenis yang banyak dijumpai adalah jenis Tristanopsis whiteana dengan INP yakni 32,64% sedangkan jenis yang sedikit jumlahnya adalah jenis

Cinnamomum sp dengan INP 7,66%. Pada lokasi Bom Kayu, jenis yang banyak

terendah 7,86% yakni Gironnieraa nervosa dan Tacca minor Ridl. Pada lokasi Gua Kalong, jenis yang banyak dijumpai adalah jenis Diospiros malam dengan INP sebesar 33,21% dan jenis yang jarang dijumpai adalah Lansium sp1 dan

Dysoxylum arbores cens BLS sebesar 7,28%. Komposisi Tingkat Pohon

Keadaan komposisi jenis dan indeks nilai penting komunitas tingkat pohon pada lahan bekas tebangan dapat dilihat pada Tabel 4. Komposisi Jenis Komunitas Tingkat Pohon pada 5 Lokasi Areal Bekas Tebangan.

Tabel 4. Komposisi Jenis Komunitas Tingkat Pohon pada 5 Lokasi Areal Bekas Tebangan.

No Jenis Pohon

Indeks Nilai Penting (INP) % Sungai

Buluh

Taman Kupu-kupu

Camping

Ground Bom Kayu

Gua Kalong

1 Polgala longifolia Foir 9.31 - 17.71 11.71 -

2 Shorea Sp 2 15.87 10.92 5.38 - -

3 Commersonia bartramia Merr 15.06 21.41 4.91 5.5 30.52

4 Hopea semicuneata 12.75 6.35 5.59 - 5.04

5 Lansium sp 2 5.92 5.56 5.29 - -

6 Actinodaphne maingayi Hook .f. 5.85 5.48 5.81 16.28 6.83

7 Mangifera sp 3 19.33 6.12 11.13 - -

8 Nephellium mulabile 12.22 6.35 11.03 6.94 -

9 Grewia acuminata Jus 13.93 11.32 12.17 5.5 4.71

10 Eugenia grandis Wight 6.64 - - - -

11 Cinnamomum sp. 17.49 27.96 15.19 16.76 15.63

12 Shorea gibbosa 14.34 - 15 6.1 8.16

13 Dysoxylum arbores cens BLS 20.91 5.48 5.79 - -

14 Mangifera sp. 16.29 5.77 12.01 12.96 4.62 15 Shorea multiflora 7.13 7.71 6.45 - 6.41 16 Castanopsisi tengurut 13.74 - - - - 17 Shorea teysmanniana 20.08 27.9 17.77 12.42 14.97 18 Castanopsis sp1 7 - - - - 19 Shorea sp5 6.21 - 6.74 12.47 6.28 20 Diospiros malam 13.75 5.77 5 - 5.15 21 Gluta sp 14.42 - 15.94 - -

22 Randia longiflora Lam 9.03 - - - -

23 Koompassia exelsa 7 - - - -

24 Octomeles sumatrana Miq 8.85 - 11.49 - 5.66

Lanjutan Tabel 4.

No

Jenis Pohon Indeks Nilai Penting (INP) % Sungai

Buluh

Taman Kupu-kupu

Camping

Ground Bom Kayu

Gua Kalong

27 Artocarpus sp - 14.2 - - -

28 Tristanopsis whiteana - 22.91 24.51 - 19.13

29 Rinorea Aguifera Kuntze - 6.01 5.38 5.5 5.15

30 Artocarpus communis - 10.91 - - - 31 Blumeodendron calophyllum - 15.06 5.18 - - 32 Croton sp. - 5.56 5.49 - 4.86 33 Dipterocarpus haseltii - 13.99 - 5.86 5.9 34 Euphorbiaceae Sp 1 - 5.88 - - - 35 Eurya nitida - 10.91 - - - 36 Milletia atropurpurea - 6.62 - - - 37 Shorea parvifolia - 6.12 - 10.44 25.63 38 Shorea Sp 7 - 6.12 - 5.5 - 39 Dyera sp1. - 5.37 - 5.97 - 40 Santiria oblongifolia - - 10.26 14.48 13.44 41 Eugenia sp - - 14.07 - 20.34 42 Hevea sp - - 5.59 - - 43 Terminalia spp - - 7.01 7.6 11.34 44 Blumeodendron sp - - 5.38 - - 45 Mangifera sp1 - - 5.7 6.35 - 46 Parkaria rexburghii - - 11.53 - - 47 Shorea platyclados - - 4.84 21.72 12.07 48 Paropsida vareciformis - - 4.68 - 4.71 49 Pantace triptera - - - 33.57 5.44 50 Arenga pinnata - - - 5.31 - 51 Shorea balanocarpoides - - - 6.48 - 52 Ferbenaceae sp - - - 5.12 - 53 Pithecellobium jiringa - - - 6.78 - 54 Paropsida sp - - - 11.47 - 55 Querqus spiciata - - - 6.78 - 56 Eucalyptus sp - - - 5.21 - 57 Mangifera sp2 - - - 5.5 -

58 Tacca minor Ridl - - - 11.71 5.44

59 Swintonia sp - - - 6.48 - 60 Shorea sp 4 - - - - 5.66 61 Intsia amboinensis - - - - 5.04 62 Dacryodes rostrata - - - - 5.79 63 Shorea longisperma - - - - 4.77 64 Elaiocarpus stipularis - - - - 5.15 65 Litsea sp - - - - 4.86 66 Shorea sp6 - - - - 10.99 67 Cleidion sp - - - - 5.04 68 Shorea sp3 - - - - 5.24

Dari hasil identifikasi jenis pohon, jumlah jenis yang ditemukan di 5 lokasi areal bekas tebangan tercatat 68 jenis dengan total jumlah 248 individu. Jenis yang mendominasi pada lokasi Sungai Buluh adalah jenis Dysoxylum arbores

cens BLS dengan INP sebesar 20,91%, sedangkan jenis yang jarang ditemukan

adalah Actinodaphne maingayi Hook .f. dengan INP 5,85%. Jenis yang mendominasi pada lokasi Taman Kupu-kupu adalah jenis Cinnamomum sp dengan INP sebesar 27,96%, sedangkan jenis yang jarang dijumpai adalah jenis

Dyera sp1 dengan INP 5,37%. Pada lokasi camping ground, jenis yang banyak

dijumpai adalah jenis Tristanopsis whiteana dengan INP terbesar yakni 24,51% sedangkan jenis yang sedikit jumlahnya adalah jenis Paropsida vareciformis dengan INP 4,68%. Pada lokasi Bom Kayu, jenis yang banyak dijumpai adalah jenis Gironnieraa nervosa dengan INP sebesar 33,57% dan INP terendah 5,12% yakni jenis Ferbenaceae sp. Pada lokasi Gua Kalong, jenis yang banyak dijumpai adalah jenis Commersonia bartramia Merr dengan INP sebesar 18,095% dan jenis Mangifera sp yang jarang dijumpai dengan INP 4,62%.

Dari segi peranan jenis dalam suatu komunitas, Sutisna (1981) dalam Heriyanto (2003) menyatakan bahwa suatu jenis dapat dikatakan berperan dalam regenerasi hutan jika INP untuk tingkat semai dan pancang lebih dari 10%, sedangkan untuk tingkat tiang dan pohon lebih besar dari 15%.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dalam penelitian ini komposisi jenis yang dapat berperan dalam regenerasi hutan yaitu: pada tingkat semai terdapat 45,71% dengang jenis Psycothria Stipulacea Wall, Lansium sp2,

Elaiocarpus stipularis, Shorea Sp2 dan tingkat pancang sebesar 37,9% dengan

nervosa, Castanopsis costata yang memiliki nilai INP lebih besar dari 10%,

sedangkan untuk tingkat tiang terdapat 32,32% INP dengan jenis Croton sp,

Diospiros malam, Tristanopsis whiteana, Castanopsisi tengurut, dan tingkat

pohon sebesar 18,12% dengan jenis Dysoxylum arbores cens BLS, Cinnamomum sp, Tristanopsis whiteana, Gironnieraa nervosa, Commersonia bartramia Merr yang nilainya lebih dari 15%.

Studi yang pernah dilakukan Priatna et al. (2004) di hutan bekas penebangan di Sekundur, Taman Nasional Gunung Leuser menunjukkan bahwa terdapat 133 jenis dengan jumlah 1145 individu selama kurun waktu 18 tahun setelah penebangan. Sedangkan areal bekas tebangan di daerah penelitian ini yakni Tangkahan terdapat 97 jenis dengan jumlah 908 individu dalam kurun waktu 10 tahun. Variasi kekayaan jenis ini diduga berhubungan dengan variasi iklim, tempat tumbuh dan topografi; selain kondisi dan dinamika hutan bekas tebangan yang sangat berbeda. Meskipun demikian, suku Dipterocarpaceae dengan jenis-jenis Shorea di dua lokasi ini masih mendominasi tegakan.

Stratifikasi Tegakan

Struktur tegakan dapat ditinjau dari dua arah, yaitu: struktur tegakan vertikal dan horizontal. Struktur tegakan vertikal dinyatakan sebagai sebaran jumlah pohon dalam berbagai lapisan tajuk. Sedangkan struktur tegakan horizontal merupakan istilah untuk menggambarkan sebaran jenis pohon dengan dimensinya, yaitu diameter pohon dalam suatu kawasan hutan.

Struktur Vertikal Tegakan

Data tinggi pohon, diameter batang, diameter tajuk dan lainnya menunjukkan salah satu proyeksi penggambaran profil tegakan pohon di hutan lindung Tangkahan (60 x 10 m). Dengan demikian data memberikan gambaran bahwa pola keragaman jenis dan kompleksitas struktur hutannya merupakan ekosistem hutan alam dengan suatu kanopi pohon tinggi, dengan beberapa lapisan tingkat pohon dan pohon kecil. Gambar profil dan keragaman jenis pohon pada setiap lokasi areal penebangan disajikan pada Gambar 1, 2, 3, 4, dan 5 di bawah ini :

Gambar 3a. Penampakan vertikal diagram profil jalur Sungai Buluh

Gambar 4a. Penampakan vertikal diagram profil jalur Taman Kupu-kupu

Gambar 4b. Penampakan horizontal diagram profil jalur Taman Kupu-kupu

Gambar 5b. Penampakan horizontal diagram profil jalur Camping Ground

Gambar 6a. Penampakan vertikal diagram profil jalur Bom Kayu

Gambar 7a. Penampakan vertikal diagram profil jalur Gua Kalong

Gambar 7b. Penampakan horizontal diagram profil jalur Gua Kalong

Berdasarkan stratifikasi tajuk dalam hutan hujan, maka pada lokasi Sungai Buluh terdapat 3 stratifikasi tajuk yakni Stratum A, B dan C. Pada lokasi Sungai Buluh hanya 1 jenis yang termasuk dalam Stratum A yaitu Querqus spiciata . Sedangkan pada jalur 2, jalur 3, dan jalur 4 hanya terdapat 2 stratifikasi tajuk yakni Stratum B dan C. Pada jalur 5 terdapat 3 stratifikasi tajuk yakni Stratum A,

Sebaran Diameter Pohon 0 10 20 30 40 50 60 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 Kelas Diameter (Cm) J um la h P o ho n ( N )

B dan C, dimana jenis yang termasuk Stratum A yakni Shorea teysmanniana. Sedikitnya jenis pohon yang masuk ke dalam Stratum A disebabkan karena 5 lokasi ini adalah areal bekas penebangan sehingga lahan ini masih dalam proses pemulihan melalui tahapan suksesi.

Gambar profil tegakan pada setiap lokasi bekas penebangan terlihat hampir sama, hal ini juga dikarenakan areal yang menjadi lokasi penelitian berada pada ketinggian yang hampir sama sehingga komposisi vegetasinya yakni persebaran stratum pohon terlihat sama.

Struktur Horizontal Tegakan

Hasil pengamatan struktur tegakan di areal penelitian yang dicirikan oleh sebaran jumlah pohon berdasarkan kelas diameter pada jalur yang diamati disajikan dan gambaran struktur tegakan pada berbagai kelas diameter dapat dilihat pada Gambar 8 sebagai berikut:

Gambar 8. Sebaran Diameter Pohon

Struktur horizontal hutan ini tersusun oleh pohon-pohon berdiameter kecil yang relatif banyak dan hanya sedikit pohon-pohon berdiameter besar. Penyebaran jumlah pohon seperti ini mengikuti pola eksponensial negatif seperti

yang umum ditemukan di hutan alam hujan tropis, yaitu jumlah pohon semakin berkurang dengan bertambahnya kelas diameter. Demikian juga pada lokasi penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah pohon yang semakin berkurang dari kelas diameter kecil ke kelas diameter besar, sehingga bentuk kurva umumnya dicirikan oleh jumlah sebaran diameter yang menyerupai “J” terbalik tetapi bentuknya akan sangat bervariasi apabila dibuatkan untuk setiap jenisnya.

Keanekaragaman Jenis

Tingkat kemantapan ekosistem berkaitan erat dengan tingkat keanekaragaman jenis, dengan kata lain semakin mantap ekosistem maka tingkat keanekaragaman jenisnya makin tinggi. Ekosistem yang mantap berarti ekosistem tersebut cukup elastis terhadap gangguan. Indeks keanekaragaman jenis pada tiap tingkat pertumbuhan dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Indeks Keanekaragaman Jenis Pada Tiap Tingkat Pertumbuhan

Tingkat Pertumbuhan Indeks Keanekaragaman Jenis (H')

Semai 3.277

Pancang 3.374

Tiang 3.420

Pohon 3.859

Rata-rata 3.482

Berdasarkan tabel di atas, indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada tingkat pohon dengan H’ sebesar 3,859 sedangkan yang terendah terdapat pada tingkat pertumbuhan semai dengan H’ sebesar 3,277. Namun demikian, penafsiran makna nilai indeks keanekaragaman jenis berdasarkan Barbour et al. (1987); Djufri (2003) dalam Prasetyo (2006), kategori indeks keanekaragaman jenis semai dan pohon tersebut termasuk dalam kategori tinggi.

Menurut Suwarso (1997), indeks keragaman jenis merupakan indikator jumlah jenis dan kemerataan individunya yang dicerminkan dengan besaran nilai H. Semakin tinggi nilai H maka keadaan vegetasi di areal yang bersangkutan keanekaragaman jenisnya semakin tinggi, sebaliknya jika nilai H semakin rendah maka keadaan vegetasi pada areal yang bersangkutan keanekaragaman jenisnya semakin rendah.

Dari hasil penelitian, kondisi hutan bekas tebangan di areal penelitian masih dapat dikatakan stabil karena nilai H’ masih di atas 3,0. Pada komunitas yang lebih stabil, keanekaragaman jenis lebih besar dari komunitas yang sederhana dan cenderung untuk memuncak pada tingkat permulaan dan pertengahan dari proses suksesi dan akan menurun lagi pada tingkat klimaks.

Perkembangan Resort Tangkahan Saat Ini

Terlihatnya keanekaragaman komposisi dan struktur flora pohon pada hasil penelitian ini yang terjadi setelah illegal logging memperlihatkan suatu gambaran tentang beberapa karakteristik vegetasi yang mempunyai nilai komersial di dunia perdagangan kayu yang banyak menjadi incaran para cukong kayu. Hal ini dilihat dari terjadinya perubahan luas hutan primer secara besar-besaran ke hutan sekunder sehingga pentingnya kelestarian keanekaragaman vegetasi sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk upaya-upaya dalam pemantapan penentuan kriteria dan indikator penetapan dan pengelolaan hutan lindung.

Menurut hasil penelitian Rahmi (2009), kawasan hutan di resort Tangkahan telah mengalami penambahan luas yaitu kawasan hutan sekunder pada tahun 2002-2007 yaitu dari 12974.52 ha menjadi 32124.89 ha atau penambahan

luas mencapai 19150.37 ha atau 19.80%. Peningkatan luas hutan sekunder terjadi karena adanya kegiatan eksploitasi penebangan pohon di hutan primer. Perubahan penutupan lahan tersebut dapat dilihat pada Peta Penutupan Lahan Tangkahan berikut.

Gambar 9. Peta Penutupan Lahan Tangkahan Tahun 2002

Pada peta di atas terlihat dengan jelas bahwa hutan primer pada tahun 2007 banyak berkurang digantikan oleh kawasan hutan sekunder. Hutan sekunder ini disebabkan oleh pembukaan lahan oleh masyarakat yang pada dasarnya kegiatan illegal logging yang terjadi di Tangkahan ini dimulai oleh para pelaku

illegal logging dari luar daerah dengan dukungan aparat pemerintah secara ilegal.

Gangguan pemanenan kayu akan menimbulkan perubahan terhadap keseimbangan ekosistem hutan, dengan demikian secara langsung ataupun tidak langsung adanya perubahan ini mempengaruhi struktur dan komposisi jenis tegakan di dalam hutan. Pemulihan hutan yang dibalak secara berangsur-angsur melalui proses suksesi sekunder.

Lemahnya penegakan hukum oleh aparat pemerintah menyebabkan tingginya tingkat penebangan liar yang dilakukan oleh masyarakat. Bahkan ditengarai oleh suatu budaya “tahu sama tahu” antara masyarakat, cukong, pemerintah, dan aparat sehingga mempersulit upaya penanganannya. Masyarakat yang dalam aturan normatif dilarang untuk merusak hutan, akhirnya terkondisi untuk melakukan praktek illegal logging sebagai penyebab rusaknya hutan. Adapun faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk melakukan illegal

logging antara lain adalah akibat kombinasi faktor sosial ekonomi (kemiskinan

mengakibatkan tekanan terhadap sumberdaya hutan), faktor sosial budaya (pergeseran tata nilai di masyarakat yang cenderung materialistis) dan permintaan kayu (permintaan kayu tinggi).

Namun, sejak dibentuknya lembaga yang mengatur pengelolaan ekowisata, yaitu Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT), illegal logging yang dilakukan masyarakat mulai berkurang hingga saat ini. Kawasan ini sekarang

menjadi kawasan konservasi karena masyarakatnya ikut menjaga kelestarian

Dokumen terkait