• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Hasil Identifikasi Plankton

Penelitian yang dilakukan Di Danau Pondok Lapan Desa Naman Jahe Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat menemukan 10 kelas plankton, 6 dari kelas fitoplankton dan 4 dari kelas zooplankton. Jumlah genus plankton yang diperoleh adalah sebanyak 52 genus. Klasifikasi plankton yang diperoleh disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi Plankton yang Ditemukan

Jenis Kelas Genus Jenis Kelas Genus

Fitoplankton Bacillariophyceae Achnanthes Selenastrum

Cocconeis Staurastrum

Coscinidiscus Tetraedron

Cyclotella Tribonema

Cymatopleura Cyanophyceae Chroococcus

Cymbella Coccochloris Diatoma Gleotrichia Melosira Lyngbya Navicula Merismopedia Nitzschia Oscillatoria Pinnularia Phormidium

Synedra Dinophyceae Peridinium Chlorophyceae Ankistrodesmus Glenodinium

Chlorella Euglenophyceae Phacus Chodatella Xanthophyceae Arachnochloris

Cloeobatrys Botrydiopsis

Closterium Zooplankton Cladocera Bosmina

Coelastrum Moina

Cosmarium Nauplius

Euastrum Sida

Eudorina Simocephalus

Gloeocystis Copepoda Cyclops

Keriochlamys Diaptomus

Microsterias Imbrichaeta Euglypha Polyedriopsis Rotifera Brachionus

Scenedesmus Keratella

Diketahui pada Tabel 3. jumlah genus paling banyak ditemukan jenis fitoplankton dan zooplankton masing-masing dari kelas Chlorophyceae

berjumlah 18 genus dan dari kelas Cladocera sebesar 5 genus. Sedangkan yang paling sedikit dijumpai masing-masing dari kelas Euglenophyceae dan Imbrichaeta yaitu berjumlah 1 genus.

Kelimpahan Populasi (N)

Nilai kelimpahan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan didapat kelimpahan tertinggi pada setiap stasiun terjadi pada bulan Februari. Nilai kemlimpahan pada bulan februari masing-masing stasiun adalah Stasiun 1 sebesar 1727 ind/L; Stasiun 2 sebesar 1089 ind/L; Stasiun 3 sebesar 1472 ind/L dan Stasiun 4 sebesar 610 ind/L. Kelimpahan terendah terjadi pada bulan Maret. Nilai kelimpahan dapat dilihat pada Tabel 4. Nilai kelimpahan per jenis terlampir pada Lampiran 6.

Tabel 4. Nilai Kelimpahan Plankton (ind/L)

Stasiun

I II III IV

Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar 309 1727 220 252 1089 274 398 1472 118 381 610 240

Indeks Diversias Shannon’s (H’), Indeks Keseragaman (E) dan Indeks Dominasi (C)

Keanekaragaman dan Keseragaman plankton yang didapat dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Keanekaragaman dan Keseragaman Plankton

Stasiun

I II III IV

Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar

H' 2.377 0.977 2.506 2.801 1.312 2.429 2.710 1.042 2.661 2.775 1.338 2.649 E 0.748 0.311 0.788 0.824 0.424 0.746 0.797 0.354 0.888 0.833 0.427 0.813

Keanekaragaman tertinggi dalam penelitian didapat pada bulan Januari dari setiap stasiun, kecuali pada stasiun 1. Pada Januari di stasiun 2 nilai keanekaragaman adalah 2,801 yang merupakan nilai tertinggi daripada bulan- bulan lainnya. Sedangkan keanekaragaman terendah terjadi pada bulan Februari di seluruh stasiun.

Nilai Keseragaman plankton yang didapat berkisar antara 0,311 – 0,888. Keseragaman tertinggi terjadi pada bulan Maret dengan nilai rata-rata sebesar 0,82. Nilai keseragaman terendah terjadi pada bulan Februari dengan rata-rata nilai sebesar 0,379.

Indeks dominasi plankton yang didapat di Danau Pondok Lapan dengan nilai tertinngi terjadi pada bulan Februari dengan nilai tertinggi adalah 0,620 yang terdapat pada stasiun 1. Sedangkan indeks dominasi terendah juga ditemukan pada stasiun 1 di bulan Januari. Nilai Indeks Dominaasi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Indeks Dominasi

Stasiun I Januari 0.018 Februari 0.620 Maret 0.144 Stasiun II Januari 0.092 Februari 0.460 Maret 0.143 Stasiun III Januari 0.103 Februari 0.551 Maret 0.096 Stasiun IV Januari 0.090 Februari 0.503 Maret 0.108

Faktor Fisika Kimia Perairan

Hasil pengamatan didapat nilai pengukuran parameter fisika kimia perairan Danau Pondok Lapan. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Faktor Fisika Kimia Perairan

No. Parameter Satuan Stasiun

I II III IV 1 Suhu ◦C Kisaran 29 – 30 30 30 - 31 31 Rata-rata 30.3 30 30.7 31 2 Kecerahan Cm Kisaran 80 – 90 98 - 111.5 113 - 119 95 - 103 Rata-rata 86.3 106.8 116.7 100.3 3 pH Kisaran 6.6 - 7.9 6.6 - 6.8 6.8 - 7 6.7 - 7 Rata-rata 6.9 6.7 6.9 6.9 4 DO mg/L Kisaran 5.6 - 7.4 3.2 - 3.5 5.4 - 6.2 5.2 - 6 Rata-rata 6.7 3.4 5.9 5.7 5 BOD mg/L Kisaran 2.4 - 2.6 1.1 - 1.5 1.6 - 2.2 1.7 - 1.8 Rata-rata 2.5 1.3 2.0 1.8 6 Nitrat mg/L Kisaran 1 1 1 1 Rata-rata 1 1 1 1 7 Fosfat mg/L Kisaran 0.03 - 0.05 0.03 0.03 0.03 Rata-rata 0.037 0.03 0.03 0.03

Kemiripan Habitat Antar Stasiun

Indeks similaritas Canberra menunjukkan bahwa persentase tertinggi didapat antara stasiun 3 dengan stasiun 4 dengan nilai 97,849%. Antara stasiun 1 dengan stasiun 2 didapat indeks terendah yaitu sebesar 87,243%. Hasil yang didapat menunjukkan kemiripan antar stasiun berdasarkan parameter fisika dan kimia dinyatakan hampir sama antar stasiun. Nilai Indeks Similaritas Canberra dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Indeks Similaritas Canberra berdasarkan Sifat Fisika dan Kimia Stasiun I Stasiun II Stasiun III Stasiun IV

Stasiun I 87.243 93.543 95.909

Stasiun II 92.009 93.072

Stasiun III 97.849

Stasiun IV

Kemiripan Habitat Antar Spesies

Hasil Indeks Matrik Canberra untuk menentukan kemiripan habitat antar spesies didapat dengan nilai sebesar 40,361% - 56,794%. Nilai tersebut menunjukkan kemiripan habitat antara stasiun satu dengan stasiun lainnya tidak besar. Nilai Indeks Matrik Canberra tertera pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai Indeks Matrik Canberra

Stasiun I Stasiun II Stasiun III Stasiun IV

Stasiun I 56.468 49.663 56.794

Stasiun II 40.361 41.629

Stasiun III 46.385

Stasiun IV

Koefisien Saprobik

Nilai dari koefisien saprobik yang di dapat dalam penelitian sebesar 1,158.

Nilai ini menunjukkan bahwa fase saprobik pada lokasi penelitian adalah

β Meso/Oligosaprobik yang memiliki nilai koefisien saprobik berkisar 1,0 – 1,5. Tingkat pencemar dari fase saprobik β Meso/Oligosaprobik adalah ringan dan bahan pencemar yang masuk kedalam perairan adalah bahan organik dan anorganik.

Principal Component Analysis (PCA)

Hasil analisis statistik hubungan kelimpahan plankton dengan faktor fisika kimia perairaan didapat bahwa kelimpahan dari plankton berhubungan searah

dengan suhu, pH dan fosfat. Nilai korelasi yang paling tinggi antara kelimpahan dengan parameter fisika kimia perairan adalah pada parameter fosfat sebesar 0,666. Nilai korelasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 11. Nilai Korelasi antar Variabel.

Variables Kelimpahan Kecerahan Suhu pH DO BOD Pospat

Kelimpahan 1 0.117 0.513 0.519 0.275 0.258 0.666 Kecerahan 0.117 1 0.071 -0.109 -0.375 -0.467 -0.318 Suhu 0.513 0.071 1 0.808 0.493 0.203 0.592 pH 0.519 -0.109 0.808 1 0.647 0.413 0.601 DO 0.275 -0.375 0.493 0.647 1 0.857 0.445 BOD 0.258 -0.467 0.203 0.413 0.857 1 0.448 Pospat 0.666 -0.318 0.592 0.601 0.445 0.448 1 Pembahasan

Plankton yang ditemukan di Danau Pondok Lapan genus terbanyak berasal dari kelas Chlorophyceae yaitu sebanyak 18 genus. Lalu diikuti oleh kelas Bacillariophyceae ditemukan sebanyak 12 genus. Banyaknya genus yang ditemukan dari kelas tersebut karena jenis plankton tersebut memiliki toleransi yang tinggi. Menurut Barus (2004), kelompok fitoplankton yang mendominasi perairan tawar umumnya terdiri dari diatom dan kelompok ganggang hijau. Anggota kelas Diatomae yang sering dijumpai adalah Stephanodiscus, Cyclotella,

Melosira dan Synedra, sedangkan dari kelas Chlorophyceae yang sering dijumpai

adalah Scenedesmus, Coelastrum, Euglena, Chlamydomonas, dan Pandorina. Jenis zooplankton yang didapat pada penelitian berjumlah 9 genera. Masing-masing genera adalah Bosmina sp., Moina sp., Nauplius sp., Sida sp.,

Simocephalus sp., Cyclops sp., Diaptomus sp., Euglypha sp. Brachionus sp. dan Keratella sp. Genus dari zooplankton yang memiliki kelimpahan tinggi berturut-

turut adalah Cyclops sp., Brachionus sp. dan Nauplius sp. Ketiga jenis ini juga ditemukan pada semua stasiun pengamatan. Hal ini karena jenis-jenis dari

zooplankton ini memiliki penyebaran yang luas dalam lingkungan perairan. Nursyahra dan Abizar (2012), Cyclops, Nauplius, Asramoeba, Difflugia, Branchionus, Lepadella, Lycane, Notholca, Proales dan Testudinella merupakan kelompok zooplankton yang memiliki penyebaran yang luas dan beberapa jenis tersebut dapat hidup di berbagai tipe perairan.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat fitoplankton yang didapat terdiri dari kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Dinophyceae, Euglenophyceae dan Xanthophyceae. Jenis yang paling banyak dijumpai adalah dari kelas Chlorophyceae yang berasal dari filum Cyanophyta. Hal ini dikarenakan suhu di perairan tersebut rata-rata sebesar 30ºC. Effendi (2003), alga dari filum Chlorophyta akan tumbuh baik pada kisaran suhu berturut-turut 30ºC- 35ºC dan 20ºC-30ºC, dan filum Cyanophyta dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi (di atas 30ºC) dibandingkan kisaran suhu pada filum Chlorophyta dan diatom. Kelimpahan diatoma di perairan dipengaruhi oleh faktor fisika kimia perarian, diantaranya adalah suhu. Suhu optimum untuk pertumbuhan diatomae berkisar antara 20-30 ºC (Anshorullah dkk., 2008).

Pada sampling yang dilakukan pada bulan Januari, Februari dan Maret diadapat kelimpahan plankton tertinggi dari genus Chodatella sp. Kemudian pada bulan Februari kelimpahan tertinggi adalah genus Scenedesmus sp. Pada bulan Maret tetap dari genus Scenedesmus sp. tetapi tidak berbeda signifikan dengan genus Ankistrodesmus sp. dalam hal tersebut memungkinkan penyebaran plankton merata. Juga bisa dikatakan perairan mengalami penyuburan. Sesuai dengan literatur Henderson-Sellers dan Markland (1987) menyatakan bahwa salah satu

ciri terjadinya peningkatan kesuburan perairan adalah terjadinya perubahan jenis fitoplankton yang dominan.

Nilai kelimpahan plankton pada penelitian yang dilakukan berkisar 1231 – 2256 ind/L kelimpahan tertinggi terjadi di stasiun 1 dan terendah pada stasiun 4. Nilai kelimpahan pada setiap stasiun dapat dilihat pada Grafik 1. Nilai rata-rata kelimpahan pada Danau Pondok Lapan adalah sebesar 1772 ind/L. Berdasarkan kuantitas plankton yang didapat, maka tingkat kesuburan perairan Danau Pondok Lapan adalah oligotrofik. Welch (1952) menyatakan bahwa perairan oligotrofik ditandai dengan kuantitas plankton yang rendah (kurang dari 2000 ind/L) dengan jumlah jenis sedikit, jarang terjadi blooming dan biasanya didominasi oleh blue green algae (Cyanophyceae). Perairan mesotrofik kuantitas planktonnya cukup banyak (2000-15000 ind/L) dengan jumlah jenis yang bervariasi.

Stasiun 1 merupakan area yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan stasiun lainnya. Pada stasiun ini total kelimpahan plankton yang didapat sebesar 2208 ind/L. Nilai kelimpahan jauh berbeda dari stasiun lainnya. Kelimpahan pada stasiun ini tinggi dikarenakan lokasi ini merupakan bagian outlet perairan sehingga nutrisi yang ada pada stasiun lainnya terbawa ke lokasi ini dan menyebabkan perairan kaya akan nutrisi. Hayati dkk., (2012), tingginya nilai kelimpahan plankton karena masuknya bahan organik kedalam perairan dan faktor parameter perairan yang tinggi seperti nitrat dan fosfat.

Gambar 7. Grafik Komposisi Nilai Kelimpahan pada Setiap Stasiun Pengamatan Jenis plankton yang diperoleh dari keempat stasiun penelitian dengan kelimpahan tertinggi adalah genus Scenedesmus sp. dari kelas Chlorophyceae. Dapat dilihat pada Lampiran 6, nilai kelimpahan dari scenedesmus jauh lebih besar dibandingkan jenis lainnya. Hal ini dikarenakan kelas Chlorophyceae memang umum ditemukan di perairan tawar. Barus (2004), kelompok fitoplankton yang mendominasi di perairan tawar umumnya berasal dari kelas Chlorophyceae.

Nilai keanekaragaman setiap bulannya berbeda-beda. Nilai keanekaragaman pada bulan Januari sebesar 2,666, nilai keanekaragaman pada bulan Februari sebesar 1,167 dan pada bulan Maret sebesar 2,561. Menunjukkan bahwa keanekaraman rendah terjadi pada bulan Februari dan pada bulan Januari dan Maret keanekaragamannya sedang. Berdasarkan kriteria Mason (2002), nilai keanekaragaman (Hꞌ) < 2,302 menyatakan keanekaragaman rendah, 2,203 < Hꞌ < 6,907 menyatakan keanekaragaman sedang, dan Hꞌ > 6,907 menyatakan keanekaragaman tinggi.

Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar

I II III IV Stasiun Series1 309 1727 220 252 1089 274 398 1472 118 381 610 240 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 K el im pa ha n

Grafik Kelimpahan

Dari hasil penelitian keanekaragaman plankton pada bulan Januari dan Maret masuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 2,614. Keanekaragam yang terjadi dalam penelitian ini dikarenakan penyebaran dari jenis plankton cukup merata, tidak ada satu jenis yang melimpah. Odum (1994), kenaekaragaman jenis dipengaruhi oleh pembagian atau penyebaran individu dari jenisnya, karena suatu komunitas walaupun banyak jenisnya tetapi bila penyebarannya tidak merata maka keanekaragaman jenisnya rendah. Indeks keanekaragaman yang tinggi menunjukan stasiun tersebut sangat cocok dengan pertumbuhan plankton dan indeks keanekaragaman yang rendah menunjukan stasiun tersebut kurang cocok bagi pertumbuhan plankton.

Nilai indeks keseragaman merata terjadi pada bulan Januari dan Maret dengan nilai indeks keseragaman rata-rata pada bulan Januari dan Maret sebesar 0,800 dan 0,809. Sedangkan pada bulan Februari nilai indeks keseragaman sebesar 0,379, sehingga diketahui terjadi persebaran tidak merata pada bulan ini. Terjadi kelimpahan yang jauh lebih tinggi antara satu jenis dengan jenis lainnya pada bulan Februari. Yulianda dan Damar (1994), bahwa nilai keseragaman (E) berkisar 0 – 1 semakin kecil nilai E artinya semakin kecil keseragaman suatu populasi dan ada kecendrungan bahwa suatu jenis mendominasi populasi tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, dari nilai keseragaman yang didapat bahwa keseragaman perairan pada semua stasiun cukup rendah yang terjadi pada bulan Februari. Hal ini dikarenakan persebaran yang kurang merata dari setiap spesies. Sedangkan keseragaman tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari pada semua stasiun, sehingga menunjukkan bahwa tidak adanya spesies yang mendominasi dan persebaran setiap spesies merata. Michael (1984), 0< E < 0,4

menunjukkan keseragaman rendah, 0,4< E <0,6 menunjukkan keseragaman sedang dan E >0,6 menunjukkan keseragaman tinggi, artinya penyebaran individu tersebut mendekati merata atau tidak ada spesies yang mendominasi.

Nilai indeks dominasi menunjukkan bahwa tidak ada terjadi dominasi yang besar, karena nilai dominasi tertinggi adalah sebesar 0,620 pada bulan Februari di stasiun 1. Pada bulan Januari nilai dominasi sangat rendah yaitu sebesar 0,018 artinya penyebaran sangat merata begitu juga pada bulan Maret dengan nilai terndah 0,096 pada stasiun 3. Odum (1971), nilai dominasi 1 menunjukkan dominasi oleh satu jenis spesies sangat tinggi (hanya terdapat satu jenis pada satu stasiun), indeks 0 menunjukkan bahwa diantara jenis-jenis yang ditemukan tidak ada yang dominasi.

Berdasarkan hasil penelitian komposisi plankton dari bulan Januari sampai Maret selalu berubah-ubah. Di bulan Januari komposisi dari genus Choldatella cukup tinggi, pada bulan Februari terjadi dominasi yang sangat besar dari genus Scenedesmus sehingga menyebabkan nilai dominasi meningkat. Pada bulan Maret kelimpahan Scenedesmus menurun, dan Ankistrodesmus kelimpahannya meningkat sedangkan Chodatella kelimpahannya menurun tetapi tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan siklus hidrologi danau yang menyebabkan pertukaran air setiap 19 hari sekali, sehingga komposisi dari plankton berubah. Wijaya dan Hariyati (2009), Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan selalu berubah seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya terutama perubahan arus.

Dari hasil penelitian kemiripan habitat antar stasiun diukur berdasarkan faktor fisika kimia perairan. Didapat nilai yang sangat tinggi dari hasil penelitian

yaitu dengan nilai diatas 90% antara stasiun 1 dengan stasiun lainnya. Kecuali antar stasiun 1 dengan stasiun 2 nilai indeks similaritas Canberra sebesar 87,243%, dengan nilai ini juga bisa dikatakan antara stasiun 1 dengan stasiun 2 mirip. Nilai pada stasiun ini lebih kecil dibandingkan stasiun lainnya dikarenakan dikedua stasiun ini terdapat outlet sehingga pencampuran air berbeda antara stasiun 1 dan stasiun 2. Grafik dendogram Ic dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik Indeks Similaritas Canberra Beradasarkan Kesamaan Sifat Fisika Kimia Perairan.

Berdasarkan hasil penelitian indeks matrik Canberra tertinggi terjadi pada stasiun 1 dengan stasiun 4 dengan nilai 56,794% dan terndah pada stasiun 2 dengan stasiun 3. Tetapi nilai yang didapat tidak jauh berbeda karena kisaran nilai indeks matrik Canberra pada Danau Pondok Lapan sebesar 40,361% - 56,794%. Berarti antara stasiun yang satu dengan stasiun lainya memiliki kemiripan hanya sekitar 50%, sehingga jika melakukan penelitian selanjutnya tidak bisa mengurangi stasiun yang ada. Grafik Koefisien Matrik Canberra pada Gambar 9.

Gambar 9. Grafik Koefisien Matrik Canberra Berdasarkan Kesamaan Individu (Plankton).

Dari hasil penelitian koefisien saprobik yang didapat adalah sebesar 1,158. Nilai ini menunjukkan bahwa fase saprobik adalah β Meso/Oligosaprobik. (Dresscher dan Van Der Mark, 1976 diacu Soewignyo dkk., 1986) perairan danau Pondok Lapan mengalami pencemaran ringan. Bahan pencemar yang masuk kedalam perairan adalah bahan organik dan anorganik. Danau Pondok Lapan memang masih terlihat alami, aktivitas masyarakat yang ada disana hanya perkebunan dan pemancingan. Limbah perkebunan yang masuk ke danau sangat kecil.

Fase saprobik yang didapat pada penelitian ini adalah

β Meso/Oligosaprobik. Dalam hal ini diketahui perairan lokasi penelitian memiliki tingkat pencemaran bahan organik dan anorganik ringan. Bahan pencemar organik

didalamnya sudah mengalami penguraian. Wijaya dan Riche (2009), kategori β- Mesosaprobik memiliki oksigen terlarut (DO) yang tinggi, bakteri lebih kecil daripada α- Mesosaprobik dan pada kondisi ini ammonia (NH3)telah menghasilkan produk akhir

terjadi penguraian, oksigen terlarut (DO) tinggi dan jumlah bakteri sangat rendah. Sehingga berdasarkan kategori saprobiknya perairan Danau Pondok Lapan ini termasuk kedalam kategori danau yang bagus.

Berdasarkan hasil penelitian, pada lokasi penelitian nilai dari parameter lingkungan yaitu nitrat rata-rata adalah 1 mg/L. Untuk nilai fosfat menunjukkan rendah, yaitu sebesar 0,032 mg/L. Sehingga pertumbuhan fitoplankton pada lokasi penelitian tergolong belum cukup optimum. Astuti dkk., (2009), konsentrasi nitrat dan fosfat termasuk rendah di bawah baku mutu air untuk kegiatan perikanan. Untuk pertumbuhan optimal fitoplankton memerlukan kandungan nitrat pada kisaran 0,9-0,35 mg/L dan ortofosfat sebesar 0,09-1,8 mg/L.

Dari Gambar 10 diketahui hubungan antara kelimpahan dengan faktor fisika dan kimia terjadi keterkaitan. Kelimpahan sangat berhubungan dengan pospat karena berada pada kuadrant yang sama begitu juga dengan suhu dan pH. Sedangkan untuk DO dan BOD tetap ada hubungan tetapi tidak begitu besar. Pada Tabel 9 seluruh parameter yang diukur berkorelasi positif dengan nilai kelimpahan. Berarti semua parameter memiliki hubungan. Jika terdapat nilai negatif berarti tidak ada hubungan antara kelimpahan dengan parameter tersebut. Ismunarti (2013), jika tidak adanya hubungan antara kelimpahan dengan parameter lingkungan lainnya kemungkinan diakibatkan oleh adanya beberapa genus saja di beberapa stasiun. Selain itu juga dikarenakan tidak adanya perbedaan parameter tersebut di stasiun penelitian.

Gambar 10. Variabel Axes PCA Kelimpahan Kecerahan Suhu pH DO BOD Pospat -1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1 -1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1 F 2 ( 2 2 .3 2 % ) F1 (52.58 %)

Dokumen terkait