• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan disajikan menjadi empat kelompok, yaitu pertumbuhan vegetatif tanaman dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5, hasil panen, kandungan gizi tanaman setelah panen, total unsur tanaman setelah panen dan korelasi antar parameter.

Pertumbuhan vegetatif tanaman dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5

H

asil analisis perhitungan statistika terhadap tinggi tanaman dan jumlah

daun, macam pupuk berpengaruh nyata terhadap semua parameter untuk pertumbuhan vegetatif baik tinggi tanaman maupun jumlah daun mulai dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5, sedang konsentrasi pupuk dan waktu siram ada yang tidak berpengaruh nyata. Parameter yang diamati pada pertumbuhan ini disajikan pada Tabel 4 dan Lampiran 6-11.

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Ragam pada Parameter Pertumbuhan Pakchoy (Brassica rapa L.)

Peubah Minggu Pupuk Konsentrasi Waktu siram Interaksi

pupuk Tinggi tanaman 1 * tn tn tn 2 * * tn ** 3 * * tn tn 4 * * tn tn 5 * * ** tn Jumlah daun 1 * tn tn tn tanaman 2 * tn tn tn 3 * tn tn tn 4 * * tn ** 5 * * tn **

Keterangan : * = berbeda nyata pada taraf uji 0.05

** = berbeda sangat nyata pada taraf uji 0.01

Berdasarkan Tabel 4, pengaruh pupuk nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun dari mulai ditanam sampai waktu panen. Untuk pengaruh konsentrasi pupuk pada parameter tinggi tanaman pada minggu ke-1 tidak berpengaruh nyata dan setelah minggu ke-2 sampai minggu ke-5 berpengaruh nyata , sedangkan untuk parameter jumlah daun tanaman baru setelah minggu ke-4 dan ke-5 berpengaruh nyata. Untuk interaksi antara pupuk dengan konsentrasi pupuk serta waktu siram tidak berpengaruh nyata dalam penelitian ini kecuali minggu ke-2 pada parameter tinggi tanaman dan minggu ke-4 dan mingggu ke-5 untuk parameter jumlah daun. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 6-11.

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Analisis Ragam Ragam Interaksi 3 Macam Faktor pada Parameter Tinggi Tanama n dan Jumlah Daun Pakchoy (Brassica

rapa L.)

Parameter Interaksi

1 2 3 4 5

Tinggi Tanaman P*A ** * tn * tn

P*T tn tn tn tn tn

A*T ** * * * **

Jumlah Daun P*A * tn tn tn tn

Tanaman P*T tn tn tn * tn

A*T tn tn tn ** tn

Minggu Setelah Tanam

Keterangan : * = berbeda nyata pada taraf uji 0.05

** = berbeda sangat nyata pada taraf uji 0.01

tn = tidak berbeda nyata

Berdasarkan Tabel 5, interaksi antara pupuk dengan konsentrasi pupuk untuk parameter jumlah daun tidak berpengaruh nyata kecuali pada minggu ke-1, sedang pada parameter tinggi tanaman pada minggu ke-1 berpengaruh sangat nyata minggu ke-2 dan ke-4 berpengaruh nyata, sedang minggu ke-3 dan ke-5 tidak berpengaruh.

Interaksi pupuk dengan waktu siram untuk parameter tinggi tanaman tidak berpengaruh nyata, sedang untuk parameter jumlah daun hanya pada minggu ke-4 sangat yang berpengaruh nyata.

Gambar 4. Tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.) setelah panen dengan memakai pupuk PK + ALTI (minggu ke-5)

Gambar 5. Tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.) setelah panen dengan memakai pupuk Superbionik (minggu ke-5)

P1A1T1 P1A2T1 P1A2T1 P2A2T1 P2A2T1 P2A1T1 P2A1T2 P1A1T1

Gambar 6. Tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.) setelah panen dengan memakai pupuk AB Mix (minggu ke-5)

Hasil Panen

Tanaman pakchoy dipanen pada minggu ke-5 dan seluruh bagian tanaman adalah merupakan hasil yang akan dipanen. Hasil pengamatan merupakan 4 sampel untuk masing- masing perlakuan (12 perlakuan) dan disajikan pada Tabel 6 meliputi panjang akar, diameter batang, indeks luas daun, berat basah tanaman, berat basah akar tanaman, berat kering akar tanaman, berat kering batang tanaman.

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisis Ragam pada Parameter Hasil Panen

Peubah Pupuk Konsentrasi Waktu siram Interaksi

pupuk

Panjang Akar * tn tn tn

Diameter Batang * * tn tn

Indeks Luas Daun * * tn **

Berat Basah Tanaman * * ** **

Berat Basah Akar Tanaman * tn tn tn

Berat Kering Akar Tanaman * tn tn tn

Berat Kering Batang Tanaman * * tn tn

Keterangan : * = berbeda nyata pada taraf uji 0.05

** = berbeda sangat nyata pada taraf uji 0.01

tn = tidak berbeda nyata

P3A1T1

P3A1T1

P3A2T1

Berdasarkan Tabel 6, pengaruh pupuk nyata terhadap semua parameter yang diukur setelah panen. Untuk pengaruh konsentrasi pupuk pada parameter panjang akar, berat basah akar tanaman, berat kering akar tanaman tidak berpengaruh nyata, sedangkan untuk waktu tidak berpengaruh nyata kecuali untuk parameter berat basah akar tanaman berpengaruh sangat nyata. Untuk interaksi antara pupuk dengan konsentrasi pupuk serta waktu siram tidak berpengaruh nyata dalam penelitian ini kecuali untuk parameter indeks luas daun dan berat basah tanaman berpengaruh sangat nyata. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 12-26.

Nilai substitusi antara pupuk PK + ALTI terhadap pupuk Superbionik, pupuk PK + ALTI terhadap pupuk AB Mix, serta pupuk Superbionik terhadap AB Mix dapat dilihat pada Lampiran 35.

Nilai substitusi pada parameter panjang akar, diameter batang, indeks luas daun, berat basah tanaman, berat basah akar tanaman, berat kering akar tanaman, berat kering batang tanaman antara PK + ALTI terhadap Superbionik, PK + ALTI untuk semua perlakuan umumnya lebih tinggi dari Superbionik dan AB Mix. Sedangkan substitusi antara Superbionik terhadap AB Mix, Superbionik mempunyai nilai negatif untuk semua parameter. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12-26, Gambar 4-6, 49-55.

Kandungan gizi tanaman setelah panen

Kandungan gizi yang diamati dalam penelitian ini dianalisis oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik

Pertanian (2004) antara lain yaitu protein, lemak, karbohidrat, klorofil, serat kasar, kadar air, kadar abu.

Tabel 7. Karakteristik Kandungan Gizi Tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.) Setelah Panen dengan 3 macam pupuk, 2 konsentrasi pupuk dan 2 waktu siram

Perlakuan

Protein Lemak Karbohidrat Serat Kadar Kadar

(g) (g) (g) Kasar Air Abu

A B (%) (%) (%) P1A1T1 1,072 0.162 1,395 0.837 0.380 0.895 92,913 1,164 P1A1T2 1,387 0.221 1,625 0.596 0.294 0.886 92,201 1,319 P1A2T1 2,646 0.193 1,422 1,527 0.611 1,209 89,878 1,576 P1A2T2 2,026 0.197 0.769 1,613 0.650 0.885 91,824 1,376 P2A1T1 2,918 0.146 0.461 0.782 0.448 0.630 93,293 1,160 P2A1T2 3,813 0.175 0.466 0.740 0.420 0.622 93,383 1,067 P2A2T1 4,255 0.220 0.914 0.112 0.052 0.634 91,454 1,173 P2A2T2 4,631 0.257 0.923 0.052 0.123 0.592 90,947 1,387 P3A1T1 2,162 0.096 0.397 1,315 0.611 0.667 94,120 1,160 P3A1T2 1,937 0.109 0.533 1,037 0.506 0.624 93,667 1,208 P3A2T1 2,001 0.100 0.379 1,218 0.518 0.636 94,376 1,186 P3A2T2 3,059 0.101 0.812 1,414 0.581 1,015 91,102 1,790

Parameter Kandungan Gizi Klorofil

(mg/l)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf sama dalam satu kolom, tidak berbeda nyata dengan uji DMRT (p=5%).

= Tertinggi, = Terendah

Berdasarkan Tabel 7, untuk kandungan protein, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai Superbionik, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (4.631 g) dan terendah (1.072 g) dengan perlakuan PK + ALTI, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan lemak, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan

memakai Superbionik, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (0.257 g) dan terendah (0.096 g) dengan perlakuan AB Mix , konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan karbohidrat, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai Superbionik, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 me nit

(0.923 g) dan terendah (0.379 g) dengan perlakuan AB Mix, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan klorofil A dan B, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai PK + ALTI, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (1.613 dan 0.650) dan terendah (0.052) untuk klorofil A dengan perlakuan AB Mix , konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit serta untuk klorofil B (0.052) dengan perlakuan AB Mix, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit .

Untuk kandungan serat kasar, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai PK + ALTI, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit (1.209 %) dan terendah (0.622 %) dengan perlakuan Superbionik, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 10 menit.

Untuk kandungan kadar air, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai AB Mix, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit (94.376 %) dan terendah (89.878 %) dengan perlakuan PK + ALTI, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan kadar abu, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai AB Mix, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (1.790 %) dan terendah (1.160 %) dengan perlakuan AB Mix, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 5 menit.

Nilai substitusi antara PK + ALTI terhadap Superbionik, PK + ALTI terhadap AB Mix, serta Superbionik terhadap AB Mix dapat dilihat pada Lampiran 35.

Nilai substitusi pada parameter protein Superbionik lebih tinggi nilainya daripada AB Mix, parameter lemak nilai substitusi antara PK + ALTI terhadap AB Mix semua bernilai positif. Untuk parameter karbohidrat, klorofil, serat kasar, kadar air dan kadar abu pada umumnya PK + ALTI bernilai positif terhadap AB Mix. Sedangkan substitusi antara Superbionik terhadap AB Mix mempunyai nilai negatif untuk semua parameter. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27-33, 56-63.

Total unsur tanaman setelah panen

Kandungan total unsur yang diamati dalam penelitian ini dianalisis oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (2004) antara lain yaitu unsur Nitrogen (N), Posfor (P), Potassium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Natrium (Na), Mangan (Mn), Cuprun (Cu), Seng (Zn).

Tabel 8. Karakteristik Kandungan Total Unsur Tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.) Setelah Panen dengan 3 macam pupuk, 2 konsentrasi pupuk dan 2 waktu siram

Perlakuan N P K Ca Mg Fe Na Mn Cu Zn (%) (%) (%) (%) (%) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) P1A1T1 0.172 0.068 0.325 0.142 0.035 24.414 0.008 22.731 1.667 16.706 P1A1T2 0.222 0.073 0.376 0.164 0.039 26.624 0.008 26.488 1.898 22.982 P1A2T1 0.423 0.087 0.459 0.320 0.049 23.775 0.009 44.562 1.098 29.556 P1A2T2 0.325 0.071 0.413 0.216 0.039 320.074 0.002 38.566 1.317 25.187 P2A1T1 0.467 0.062 0.462 0.168 0.025 378.082 0.003 30.792 3.616 31.800 P2A1T2 0.450 0.009 0.395 0.074 0.025 167.100 0.005 27.465 2.828 27.119 P2A2T1 0.681 0.015 0.291 0.059 0.031 26.766 0.005 32.250 4.833 18.315 P2A2T2 0.741 0.023 0.266 0.073 0.037 19.847 0.002 37.578 5.357 19.886 P3A1T1 0.346 0.054 0.510 0.342 0.032 244.928 0.002 51.775 1.179 15.752 P3A1T2 0.310 0.052 0.459 0.366 0.032 73.383 0.001 51.379 1.249 22.562 P3A2T1 0.320 0.043 0.465 0.404 0.031 19.375 0.001 52.705 1.368 25.914 P3A2T2 0.489 0.078 0.654 0.537 0.050 36.229 0.002 89.544 3.189 52.442

Parameter Kandungan Total Unsur (satuan)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf sama dalam satu kolom, tidak berbeda nyata dengan uji DMRT (p=5%).

Berdasarkan Tabel 8, untuk kandungan unsur N, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai Superbionik, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (0.741 %) dan terendah (0.172 %) dengan perlakuan PK + ALTI, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan unsur P, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan

memakai PK + ALTI, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit (0.087 %) dan terendah (0.009 %) dengan perlakuan Superbionik, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 10 menit.

Untuk kandungan unsur K, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai AB Mix, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (0.654 %) dan terendah (0.291 %) dengan perlakuan Superbionik, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan unsur Ca, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai AB Mix, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (0.537 %) dan terendah (0.059 %) dengan perlakuan Superbionik, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan unsur Mg, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai AB Mix , konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (0.050 % ) dan terendah (0.025 %) dengan perlakuan Superbionik, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan unsur Fe, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan

memakai Superbionik, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 5 menit (0.087 ppm) dan terendah (0.009 ppm) dengan perlakuan Superbionik, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 10 menit.

Untuk kandungan unsur Na, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai PK + ALTI, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit (0.009 ppm) dan terendah (0.009 ppm) dengan perlakuan AB Mix, konsentrasi pupuk 1.25 EC dan 2.50 EC, waktu siram 5 menit dan 10 menit (0.001ppm).

Untuk kandungan unsur Mn, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai Superbionik, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (89.544 ppm) dan terendah (22.731 ppm) dengan perlakuan PK + ALTI, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan unsur Cu, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai Superbionik, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (5.537 ppm) dan terendah (1.098 ppm) dengan perlakuan PK + ALTI, konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 5 menit.

Untuk kandungan unsur Zn, tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan memakai AB Mix , konsentrasi pupuk 2.50 EC, waktu siram 10 menit (52.442 ppm) dan terendah (16.706 ppm) dengan perlakuan PK + ALTI, konsentrasi pupuk 1.25 EC, waktu siram 5 menit. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 34, 64-72.

Nilai rata-rata parameter dengan perlakuan PK + ALTI sebagian besar mempunyai nilai tertinggi dibanding perlakuan Superbionik dan AB Mix (Lampiran 77).

Korelasi antar parameter

Korelasi antar parameter tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, diameter batang, indeks luas daun, berat basah, berat basah akar, berat kering akar, berat kering batang, protein, lemak, karbohidrat, klorofil, serat kasar, kandungan air, kandungan abu, total unsur N merupakan korelasi dengan arah positif sedangkan Mg dan Zn mempunyai nilai korelasi dengan arah negatif.. Hubungan korelasi ini disajikan pada Tabel 9 dan lebih rinci disajikan pada Lampiran 78.

Berdasarkan Tabel 9 serat kasar mempunyai korelasi yang sangat tinggi terhadap tinggi tanaman (89 %), diameter batang (85 %), indeks luas daun (83 %), berat basah (89 %), berat basah akar (91 %), berat kering batang (91 %), protein (92 %), lemak (99 %), klorofil (98 %), kandungan air (98 %), kandungan abu (97 %), dan N (97 %). Nilai korelasi mempunyai arah positif dengan kisaran tertinggi dan terendah 66 % - 99 %.

Sedangkan kandungan total unsur Mg mempunyai nilai korelasi negatif tertinggi terhadap parameter tinggi tanaman (-90 %), indeks luas daun (-94 %), berat basah (-90 %), berat kering batang (-90 %). Nilai korelasi mempunyai arah negatif dengan kisaran tertinggi dan terendah - 63% - 66 %.

Unsur Zn mempunyai nilai korelasi negatif tertinggi terhadap parameter panjang akar (-90 %). Nilai korelasi mempunyai arah negatif dengan kisaran tertinggi dan terendah – 2 % - 88 %.

PEMBAHASAN

Pertumbuhan vegetatif tanaman dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5

Dari hasil pengamatan untuk parameter tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman yang diamati minggu ke-1 sampai minggu ke-5 nilai tertinggi ditunjukkan oleh pemakaian PK + ALTI kecuali untuk tinggi tanaman pada minggu ke-5 (Gambar 4-6 dan Lampiran 6,10). Hal ini berkaitan erat dengan kandungan unsur yang ada pada pupuk yang dipergunakan (Lampiran 1).

Apabila dilihat perkembangan tanaman yang ditanam dengan memakai PK + ALTI pada perlakuan A1T1 dan A1T2 maka pada minggu ke-4 sudah layak untuk dipanen dari segi tinggi tanaman dan jumlah daun (Lampiran 6.10,73-75). Hal ini akan menyebabkan hemat waktu, biaya dan tenaga sekitar 20 %. Srivastava dan Gupta (1996) menyatakan bahwa Mn berperan dalam proses

pembentukan O2 yaitu sebagai biokatalisator dalam fotosintesis. Kandungan

unsur Mn yang dikandung oleh PK + ALTI cukup tinggi dibanding AB Mix (Lampiran 1) sehingga hal ini berpengaruh besar dalam pertumbuhan vegetatif tanaman Pakchoy.

Menurut Salisbury dan Ross (1995) tumbuhan yang terlalu banyak mendapatkan nitrogen biasanya mempunyai daun berwarna hijau tua dan lebat, dengan sistem akar yang kerdil sehingga nisbah tajuk akarnya tinggi. Hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat dilihat pada Lampiran 1 jumlah kandungan nitrogen pada PK + ALTI cukup tinggi, yang cukup tinggi dan akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun (Lampiran 6-11).

Untuk faktor ketersediaan air, suhu, intensitas cahaya dan kelembaban dianggap tidak berpengaruh pada masing- masing pupuk karena perlakuannya dan kondisi diusahakan sama.

Ketersediaan K di dalam tanaman memiliki kemampuan untuk mengurangi laju transpirasi, sehingga kehilangan air dari dalam tanaman dapat diperkecil. Menurut Mengel dan Kirby (1979) menyatakan bahwa tanaman yang mendapat suplai K dalam jumlah cukup akan lebih tahan terhadap kondisi kekurangan air. Jadi walaupun suhu di lokasi penelitian cukup tinggi sehingga transpirasi tinggi tapi dapat diimbangi dengan jumlah K yang mencukupi yaitu untuk PK + ALTI, Superbionik dan AB Mix.

Lebih lanjut Subiyanto (2000) menyatakan bahwa beberapa konsentrasi yang sesuai untuk proses penyerapan ini ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kondisi lingkungan (temperatur, kelembaban intensitas cahaya), sifat tanaman itu sendiri, serta fase pertumbuhan tanaman. Dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman beberapa ahli mengelompokkan besarnya konsentrasi larutan menjadi tiga, yaitu fase pertumbuhan, fase pembuahan dan fase pematangan buah, dimana semakin bertambah fase pertumbuhan, konsentrasi larutan nutrisi yang diberikan semakin meningkat. Dari Lampiran 6-8 terlihat nilai tertinggi untuk pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun ditunjukan oleh pemakaian PK + ALTI dengan konsentrasi 1.25 EC, waktu siram 5 menit. Chuan (1994) menyatakan kisaran nilai EC optimum untuk untuk pakchoy adalah 1.5 – 2.0.

Ketersediaan air yang cukup sangat diperlukan pada sistem hidroponik ini sehingga untuk waktu siram setiap 10 menit umumnya menunjukan nilai pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun yang tertinggi.

Hasil Panen

Seluruh bagian tanaman adalah merupakan hasil utama yang akan dipanen yaitu dipanen pada akhir minggu ke-5 setelah tanam. Bagian yang di panen tersebut adalah berupa panjang akar, diameter batang, indeks luas daun berat basah tanaman, berat basah akar tanaman, berat kering akar tanaman dan berat kering batang tanaman.

Berdasarkan hasil analisis ragam faktor pupuk untuk semua parameter mempunyai pengaruh yang nyata (Lampiran 12-26).

Nilai substitusi untuk panjang akar, diameter batang, indeks luas daun berat basah tanaman, berat basah akar tanaman, berat kering akar tanaman dan berat kering batang tanaman pada pemakaian PK + ALTI dibandingkan AB Mix sebagian bernilai negatif dan Superbionik dibandingkan AB Mix mempunyai nilai substitusi negatif (Lampiran 35).

Akar tanaman dapat menyerap nutrisi melalui prinsip tekanan osmosa, dan ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam akar dengan di luar akar (larutan nutrisi). Abe (1995) menyatakan material organik kadang-kadang menyebabkan suatu supresi menyangkut pertumbuhan dari tanaman padi di semaian bibit tidak lama sesudah ditransplantasi. Material organik menginfeksi sebagian dari pemanjangan nodul akar yang muncul terutama pada fase reproduksi dari pertumbuhan padi. Karena tinggi konsentrasi

pupuk dan lama waktu siram akar mendapatkan nutrisi yang cukup banyak sehingga menyebabkan akar menjadi panjang (Gambar 6).

Menurut Limbongan dan Monde (1999) pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun perumpun. Lebih lanjut dijelaskan pupuk kandang menurunkan berat isi, meningkatkan ruang pori total, pori aerasi, pori air tersedia, meningkatkan kejenuhan basa, dan P tersedia serta menurunkan kejenuhan Al. Kelarutan pupuk dan tingginya konsentrasi merupakan salah satu faktor untuk mempertinggi indeks luas daun.

Sumarni dan Rosliani (2001) dalam penelitiannya menyatakan tanaman untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangannya harus melakukan fotosintesis dan respirasi sel. Dalam hal ini peran daun sangat penting karena tempat berlangsungnya fotosintesis. Diasumsikan makin besar luas daun maka makin tinggi fotosintat atau karbohidrat yang dihasilkan. Fotosintat itu digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, antara lain pertambahan ukuran panjang/tinggi tanaman, pembentukan cabang dan daun baru, yang diekspresikan dalam bobot kering tanaman. Semakin tinggi fotosintat yang dihasilkan diasumsikan semakin tinggi fotosintat yang ditranslokasikan dari organ sumber (daun) ke organ penerima (buah). Karena itu dengan luas daun yang memadai makin tinggi bobot kering tanamannya, dan hasil buah tentu akan makin tinggi pula.

Tingginya nilai indeks luas daun dan secara langsung akan mengakibatkan tingginya berat basah dari jumlah keseluruhan daun. Tingginya berat basah akar dan berat kering akar merupakan akibat tersedianya unsur yang tinggi dalam pupuk yang digunakan (Lampiran 1a). Menurut Resh (1983) dan

Chuan (1994) tingginya kandungan unsur Ca akan mempercepat pertumbuhan akar serta mempermudah penyerapan K oleh tanaman serta kandungan P yang tinggi mendorong pertumbuhan bunga, buah serta akar yang sehat dan kandungan S yang tinggi meningkatkan kerja P.

Kandungan gizi tanaman setelah panen

Nilai substitusi untuk kandungan protein, lemak dan karbohidrat merupakan nilai tertinggi yang ditunjukkan oleh perlakuan Superbionik sehingga mempunyai nilai substitusi positif terhadap AB Mix. Pemakaian PK + ALTI dibanding AB Mix juga mempunyai nilai positif yang cukup besar seperti tercantum pada Lampiran 35.

Hal ini disebabkan sangat tingginya kandungan unsur yang ada pada Superbionik (Lampiran 1a) ya itu unsur N, P, K, S, Ca yang merupakan unsur makro. Seperti yang dikemukakan oleh Handayanto dan Ismunandar (1999) bahwa banyak kendala untuk pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal apabila kandungan bahan organik rendah, masam, kahat unsur P, N, Ca, Mg, K, Mo, Zn dan Cu, kandungan Al dan Mn yang tinggi, kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa rendah, serta rentan terhadap erosi. Harris (1994) juga menyatakan N adalah komponen penting dari semua protein dimana dapat dijumpai di klorofil dan sitoplasma.

Kandungan kadar air dan kadar abu Superbionik mempunyai nilai yang lebih kecil dari AB Mix sedangkan kolrofil dan serat kasar mempunyai nilai lebih kecil dari PK + ALTI. Hal ini disebabkan tidak stabilnya suhu, pH dan EC dari

Morgan (1999) menyatakan pH dari larutan hidroponik adalah penting, karena merupakan kontrol untuk ketersediaan dari nutrisi garam-garam mineral. Untuk produksi sayuran hidroponik, pH berkisar antara 5.6 – 6.0 adalah dapat diterima. Defisiensi nutrisi dapat terjadi pada tingkatan di atas atau di bawah cakupan yang bisa diterima, garam atau unsur- unsur tertentu hanya tersedia untuk tumbuhan di dalam suatu cakupan pH tertentu. Suatu nilai pH harus dipilih mana yang menyediakan kondisi-kondisi pengambilan terbaik untuk pertumbuhan. Nilai pH antara 5.8 dan 6.5 untuk kebanyakan tumbuhan, bagaimanapun, tumbuhan dapat bertahan mencakup pH 5 - 7.5. Di bawah pH 5 ada suatu bahaya merusak dan membinasakan jaringan akar dari tumbuhan. Di atas pH 7.5 sebagian dari nutrisi bisa dipercepat ke luar dari larutan dan menjadi tak tersedia kepada tanaman itu. Fe, Mn dan Zn menjadi kurang tersedia seperti pH dari 6.5 - 7.5 atau 8.0.

Kandungan unsur Ca yang terdapat pada PK + ALTI sangat besar (1200.73 ppm). Menurut Sutiyoso (2003) unsur Ca dalam jumlah cukup banyak menyebabkan tanaman terasa manis begitu juga kandungan unsur S (196.64 ppm) membuat tanaman akan lebih renyah apabila dimakan. Hal ini merupakan nilai positif bagi tanaman sayur sehingga sayuran pakchoy dengan memakai PK + ALTI layak untuk dikomsumsi dan menyehatkan tubuh manusia.

Pada Lampiran 79 diperlihatkan perbandingan kandungan gizi tanaman pakchoy masing- masing perlakuan terhadap tanaman pakchoy ya ng diteliti oleh FAO (Tabel 1). Untuk kandungan protein, serat, unsur P, Fe, K dan Ca jauh lebih tinggi dari FAO. Hal ini disebabkan tingginya kandungan unsur yang terdapat dalam pupuk baik PK + ALTI, Superbionik maupun AB Mix.

Total unsur tanaman setelah panen

Nilai substitusi untuk total unsur tanaman setelah panen mempunyai nilai substitusi positif dan negatif antara ketiga macam pupuk (Lampiran 35). Dari ketiga macam pupuk yang digunakan menghasilkan tanaman yang mengandung kandungan unsur yang berbeda-beda. Adapun unsur yang di ukur dalam hal ini adalah N, P, K, Ca, Mg, Fe, Na, Mn, Cu, dan Zn. Untuk kandungan unsur masing- masing tanaman dengan perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Lampiran 34.

Pada Gambar 7 ditunjukkan rerata kandungan unsur Nitrogen antara ketiga macam pupuk dengan waktu siram 10 menit.

Gambar 7. Rerata total unsur N tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.) setelah panen dengan waktu siram 10 menit.

Pada EC 1.80, Superbionik menunjukkan nilai 58 % Total Unsur N, AB Mix (38 % Total Unsur N) dan PK + ALTI (26 % Total Unsur N). Pada konsentrasi tersebut berarti bahwa substitusi PK + ALTI terhadap AB Mix adalah - 31 % dan Superbionik terhadap AB Mix adalah + 52 %. Jadi pemakaian Superbionik lebih efektif dari AB Mix sebesar 52 %. Hal ini disebabkan kandungan hara mineral N yang tinggi dalam Superbionik yaitu 62468.21 ppm (Lampiran 1) maka kandungan N dalam tanaman juga tinggi. Sedangkan PK + ALTI mempunyai nilai substitusi negatif sebesar 31 % terhadap AB Mix.

Dokumen terkait