• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsumsi Pakan (Hijauan + Blok Multinutrisi)

Konsumsi pakan adalah kemampuan untuk menghabiskan sejumlah pakan yang diberikan. Berikut rataan konsumsi pakan dari masing-masing rusa sambar dari tiap periode selama penelitian.

Tabel 6. Rataan konsumsi pakan (hijauan + blok multinutrisi) (dalam bahan kering) rusa sambar dari tiap periode (g/ekor/hari).

R1 R2 R3 Total B1 2047.05 (P0) 2397.57 (P1) 2414.38 (P2) 6859.00 B2 2419.67 (P2) 2054.90 (P0) 2418.33 (P1) 6892.90 B3 2417.29 (P1) 2427.00 (P2) 2075.86 (P0) 6920.14 Total 6884.00 6879.48 6908.57 20672.05 Ket : B = Baris R = Rusa sambar

Dari Tabel 6 diperoleh rataan konsumsi tertinggi pada periode pertama (B1) adalah pada rusa sambar ketiga (R3) dengan perlakuan P2 sebesar 2414.38 g/ekor/hari dan rataan konsumsi pakan terendah pada rusa sambar pertama (R1) dengan perlakuan P0 sebesar 2047.05 g/ekor/hari. Pada periode kedua (B2) rataan konsumsi pakan tertinggi terdapat pada rusa sambar pertama (R1) dengan perlakuan (P2) sebesar 2419.67 g/ekor/hari dan rataan konsumsi pakan terendah pada rusa sambar pertama (R2) dengan perlakuan P0 sebesar 2054.90 g/ekor/hari. Pada periode ketiga (B3) rataan konsumsi pakan tertinggi terdapat pada rusa sambar kedua (R2) dengan perlakuan (P2) sebesar 2427.00 g/ekor/hari dan rataan konsumsi pakan terendah pada rusa sambar pertama (R3) dengan perlakuan P0 sebesar 2075.86 g/ekor/hari.

Untuk melihat rataan dari masing-masing perlakuan terhadap konsumsi pakan rusa sambar dapat dilihat dari Tabel dwikasta (Tabel 7) berikut :

Tabel 7. Rataan konsumsi pakan (hijauan + blok multinutrisi) (dalam bahan kering) rusa sambar selama penelitian (g/ekor/hari).

Perlakuan R1 R2 R3 Total Rataan

P0 2047.05 2054.90 2075.86 6177.81 2059.27

P1 2178.52 2178.52 2179.57 6536.62 2178.87

P2 2174.33 2181.67 2182.19 6538.19 2179.40

Total 6399.90 6415.10 6437.62 19252.62

Rataan 2133.30 2138.37 2145.87 2139.18

Dari Tabel 7 diperoleh rataan konsumsi pakan (dalam bahan kering) rusa sambar selama penelitian adalah 2139.18 g/ekor/hari. Dengan rataan tertinggi pada perlakuan P2 sebesar 2179.40 g/ekor/hari dan rataan konsumsi pakan terkecil pada perlakuan P0 sebesar 2059.27 g/ekor/hari. Untuk lebih jelas melihat kenaikan antar perlakuan disajikan pada Grafik 2.

Gambar 2. Konsumsi pakan (rumput + blok multinutrisi) rusa sambar selama penelitian.

44

Untuk mengetahui pengaruh pemberian blok multinutrisi terhadap konsumsi pakan (rumput + blok multinutrisi) rusa sambar dapat dilakukan analisis keragaman konsumsi pakan seperti tertera pada Tabel 8.

Tabel 8. Analisis keragaman konsumsi pakan (hijauan + blok multinut risi) (dalam ibahan kering) rusa sambar (g/ekor/hari).

SK DB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1% Baris 2 625.54 312.77 73.29* 19 99 Kolom 2 163.42 81.71 19.15tn 19 99 Perlakuan 2 254223.31 127111.65 29783.70** 19 99 Galat 2 8.54 4.27 Total 8 255020.80 Keterangan : KK = 0.09% * = Berbeda Nyata ** = Sangat Berbeda Nyata

Berdasarkan analisis keragaman konsumsi pakan (hijauan + blok multinutrisi) (dalam bahan kering) rusa sambar diketahui bahwa pemberian blok multinutrisi memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata (P<0.01) terhadap konsumsi pakan rusa sambar. Baris (waktu) memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsumsi pakan (P<0.05). Kolom (rusa) tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap konsumsi pakan rusa sambar.

Pada Tabel 8 didapat hasil yang sangat berbeda nyata pada perlakuan maka untuk melihat perbedaan dari masing-masing perlakuan tersebut dapat dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 1% (0.01).

Tabel 9. Uji beda nyata terkecil suplementasi blok multinutrisi pada pakan terhadap konsumsi pakan (hijauan + blok multinutrisi) rusa sambar. Perlakuan Rataan (g/ekor/hari) Notasi (BNT0.01)

P0 2059.27 A

P1 2178.87 B

P2 2179.40 B

Dari uji BNT0.01 diperoleh bahwa perlakuan P1 dan P2 tidak berbeda nyata satu sama lain. Tetapi, perlakuan P0 sangat berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P2. Hal ini dikarenakan palatabilitas yang dihasilkan pada pakan P2 sangat baik. Dan dari grafik juga dapat dilihat bahwa penambahan blok multinutrisi dalam pakan dapat meningkatkan konsumsi pakan rusa sambar.

Dalam formulasi, penggunaan bahan-bahan seperti tepung ikan, molasses, urea, garam, dedak, ultra mineral, bungkil inti sawit, ampas tahu dan bungkil kelapa memberikan kandungan nutrisi yang lengkap. Kesemua bahan-bahan ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak (rusa sambar) yang meningkatkan palatabilitas pakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hamdan (2005) yang menyatakan bahwa blok multinutrisi (BM) atau urea mineral molases blok (UMMB) adalah pakan tambahan (imbuhan), yang menyediakan nutrisi penting bagi ternak seperti protein, energi dan mineral yang biasanya sangat kurang pada sumber hijauan dan limbah pertanian. UMMB diberikan dalam bentuk padat, keras, kompak, tapi bisa larut dalam air.

Perlakuan P1 (hijauan + blok multinur isi A) dan P2 (hijauan + blok multinurisi B) memperlihatkan tingkat konsumsi pakan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan P0 (hijauan tanpa suplementasi blok multinutrisi).

46

Perbedaan ini dapat disebabkan dari kandungan gizi yang lebih lengkap pada pakan perlakuan P1 dan P2. Kandungan nutrisi hijauan yang kurang kompleks yang dikonsumsi oleh ternak (rusa sambar) dapat tercukupi/terpenuhi dari blok multinutrisi yang dikonsumsi oleh ternak tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Parakkasi (1995) yang menyatakan bahwa tingkat perbedaan konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor ternak (bobot badan, umur, tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan palatabilitas). Dan makanan yang berkualitas baik tingkat konsumsinya lebih tinggi dibandingkan dengan makanan berkualitas rendah, sehingga kualitas pakan yang relatif sama maka tingkat

konsumsinya juga tidak berbeda. Hal ini juga diutarakan oleh Tomazweska et al. (1993) yang menyatakan bahwa kualitas pakan berpengaruh

terhadap konsumsi akhirnya bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan.

Konsumsi Pakan (Hijauan)

Untuk melihat rataan konsumsi hijauan (dalam bahan kering) rusa sambar dari setiap periode dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan konsumsi hijauan (dalam bahan kering) rusa sambar dari tiap periode (g/ekor/hari). R1 R2 R3 Total B1 2047.05 (P0) 2178.52 (P1) 2182.19 (P2) 6407.76 B2 2174.33 (P2) 2054.90 (P0) 2179.57 (P1) 6408.8 B3 2178.52 (P1) 2181.67 (P2) 2075.86 (P0) 6436.05 Total 6399.9 6415.09 6437.62 19252.6 Ket : B = Baris R = Rusa sambar

Dari Tabel 10 diperoleh rataan konsumsi hijauan tertinggi pada periode pertama (B1) adalah pada rusa sambar ketiga (R3) dengan perlakuan P2 sebesar

pertama (R1) dengan perlakuan P0 sebesar 2047.05 g/ekor/hari. Pada periode kedua (B2) rataan konsumsi hijauan tertinggi terdapat pada rusa sambar ketiga (R3) dengan perlakuan (P1) sebesar 2179.57 g/ekor/hari dan rataan konsumsi hijauan terendah pada rusa sambar pertama (R2) dengan perlakuan P0 sebesar 2054.90 g/ekor/hari. Pada periode ketiga (B3) rataan konsumsi hijauan tertinggi terdapat pada rusa sambar kedua (R2) dengan perlakuan (P2) sebesar 2181.67 g/ekor/hari dan rataan konsumsi hijauan terendah pada rusa sambar pertama (R3) dengan perlakuan P0 sebesar 2075.86 g/ekor/hari.

Untuk melihat rataan dari masing-masing perlakuan terhadap konsumsi hijauan rusa sambar dapat dilihat dari Tabel dwikasta (Tabel 11) berikut :

Tabel 11. iRataan konsumsi pakan (hijauan) (dalam bahan kering) rusa sambar selama penelitian (g/ekor/hari).

Perlakuan R1 R2 R3 Total Rataan

P0 2047.05 2054.90 2075.86 6177.81 2059.27

P1 2178.52 2178.52 2179.57 6536.61 2178.87

P2 2174.33 2181.67 2182.19 6538.19 2179.40

Total 6399.90 6415.09 6437.62 19252.61

Rataan 2133.30 2138.36 2145.87 2139.18

Dari Tabel 11 diperoleh rataan konsumsi pakan (hijauan) rusa sambar selama penelitian adalah 2139.18 g/ekor/hari. Dengan rataan tertinggi pada perlakuan P2 sebesar 2179.40 g/ekor/hari dan rataan konsumsi pakan terkecil pada perlakuan P0 sebesar 2059.27 g/ekor/hari. Untuk lebih jelas melihat kenaikan antar perlakuan disajikan pada Grafik 3.

48

Gambar 3. Grafik konsumsi pakan (hijauan) (dalam bahan kering) rusa sambar iiselama penelitian.

Untuk mengetahui signifikansi pemberian antara ketiga perlakuan terhadap konsumsi pakan (hijauan) dalam bahan kering, maka dilakukan uji keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini :

Tabel 12. Analisis keragaman konsumsi pakan (hijauan) dalam bahan kering selama penelitian i(g/ekor/hari).

SK DB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1% Baris 2 171.55 85.78 2.40tn 19 99 Kolom 2 240.13 120.06 3.37tn 19 99 Perlakuan 2 28734.85 14367.43 402.72** 19 99 Galat 2 71.35 35.68 Total 8 29217.88 Keterangan : KK = 0.28%

tn = Tidak Berbeda Nyata ** = Sangat Berbeda Nyata

Dari hasil analisis keragaman konsumsi pakan (hijauan) pada Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa Fhitung baris (waktu) dan Fhitung kolom (rusa sambar) lebih kecil dari Ftabel pada taraf 0,05, sedangkan Fhitung perlakuan lebih besar dari

yang sangat nyata terhadap konsumsi pakan (hijauan). Untuk itu dapat dilakukan uji beda nyata terkecil pada 1% (0.01) yang tertera pada Tabel 13.

Tabel 13. Uji beda nyata terkecil suplementasi blok multinutrisi dalam pakaniterhadap konsumsi pakan (hijauan) rusa sambar.

Perlakuan Rataan Notasi (BNT0.01)

P0 2059.27 A

P1 2178.87 B

P2 2179.40 B

Dari uji BNT0.01 didapat bahwa perlakuan P1 dan P2 tidak berbeda nyata satu sama lain, tetapi perlakuan P0 sangatberbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P2. Hal ini dikarenakan palatabilitas yang dihasilkan pada pakan perlakuan P1 dan P2 sangat baik. Dari grafik dapat dilihat juga bahwa peningkatkan konsumsi pakan (hijauan) dikarenakan penambahan blok multinutrisi pada pakan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa penambahan blok multinutrisi dalam pakan memberikan respon yang lebih baik kualitasnya dibandingkan tanpa penambahan blok multinutrisi pada pakan perlakuan terhadap konsumsi hijauan (dalam bahan kering). Perbedaan tingkat konsumsi hijauan ini dapat terjadi karena pemberian blok multinutrisi pada pakan perlakuan dapat meningkatkan palatabilitas rusa sambar terhadap hijauan yang diberikan dari setiap perlakuan dengan jenis yang sama sehingga mencukupi sebagian kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan rusa sambar.

Menurut Davendra dan Burns (1970), adanya keragaman yang besar dalam konsumsi bahan kering rumput disebabkan oleh beda kualitas, daya cerna dan spesies tanaman. Perbedaan yang terjadi pada tingkat konsumsi hijauan (dalam bahan kering) dapat juga disebabkan oleh palatabilitas hijauan maupun

50

palatabilitas blok multinutrisi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Parakkasi (1995) yang menyatakan bahwa yang utama dalam penentuan tingkat konsumsi adalah keseimbangan zat makanan dan juga makna palatabilitasnya.

Dari hasil penelitian diperoleh rataan konsumsi hijauan (dalam bahan kering) rusa sambar sebesar 713.06 g/ekor/hari. Hal ini sesuai dengan penelitian Mukhtar (1996) yang menyatakan bahwa konsumsi bahan kering hijauan pada rusa yang dipelihara di kandang terbuka adalah 1.570 g/2 ekor/hari, lebih besar dibandingkan dengan yang dipelihara di kandang panggung, yaitu 1.440 g/2 ekor/hari. Perbedaan jumlah konsumsi tersebut dimungkinkan untuk mengganti energi yang dikeluarkan oleh rusa yang dipelihara di kandang terbuka. Pergerakan rusa yang dipelihara di kandang model panggung relatif terbatas sehingga pakan yang dikonsumsi lebih sedikit dibandingkan dengan rusa yang dipelihara di kandang terbuka.

Konsumsi Blok Multinutrisi

Untuk melihat rataan konsumsi blok multinutrisi (dalam bahan kering) rusa sambar dari setiap periode dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rataan konsumsi blok multinutrisi (dalam bahan kering) rusa sambar setiap periode (g/ekor/hari).

R1 R2 R3 Total B1 0 (P0) 219.05 (P1) 232.19 (P2) 451.24 B2 245.33 (P2) 0 (P0) 238.76 (P1) 484.09 B3 238.76 (P1) 245.33 (P2) 0 (P0) 484.09 Total 484.09 464.38 470.95 1419.42 Ket : B = Baris R = Rusa sambar

sebesar 232.19 g/ekor/hari dan rataan konsumsi blok multinutrisi terendah pada rusa sambar pertama (R1) dengan perlakuan P0 sebesar 0.00 g/ekor/hari. Pada periode kedua (B2) rataan konsumsi blok multinut risi tertinggi terdapat pada rusa sambar pertama (R1) dengan perlakuan P2 sebesar 245.33 g/ekor/hari dan rataan konsumsi blok multinutrisi terendah pada rusa sambar kedua (R2) dengan perlakuan P0 sebesar 0.00 g/ekor/hari. Pada periode ketiga (B3) rataan konsumsi blok multinutrisi tertinggi terdapat pada rusa sambar kedua (R2) dengan perlakuan (P2) sebesar 245.33 g/ekor/hari dan rataan konsumsi blok multinutrisi terendah pada rusa sambar ketiga (R3) dengan perlakuan P0 sebesar 0.00 g/ekor/hari.

Untuk melihat rataan dari masing-masing perlakuan terhadap konsumsi blok multinutrisi rusa sambar dapat dilihat dari Tabel dwikasta (Tabel 15) berikut :

Tabel 15. Rataan konsumsi blok multinutrisi (dalam bahan kering) rusa sambar iselama penelitian (g/ekor/hari).

Perlakuan R1 R2 R3 Total Rataan

P0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

P1 238.76 219.05 238.76 696.57 232.19

P2 245.33 245.33 232.19 722.85 240.95

Total 484.09 464.38 470.95 1419.42

Rataan 161.36 154.79 156.98 157.71

Dari Tabel 15 diperoleh rataan konsumsi blok multinutrisi rusa sambar selama penelitian adalah 157.71 g/ekor/hari. Dengan rataan tertinggi pada perlakuan P2 sebesar 240.95 g/ekor/hari dan rataan konsumsi blok multinutrisi terkecil pada perlakuan P0 sebesar 0 g/ekor/hari (tanpa pemberian blok multinutrisi pada pakan). Untuk lebih jelas melihat kenaikan antar perlakuan disajikan pada Grafik 4.

52

Gambar 4. iGrafik konsumsi blok multinutrisi (dalam bahan kering) rusa sambar iiselama penelitian.

Untuk mengetahui signifikansi pemberian antara ketiga perlakuan terhadap konsumsi blok multinutrisi dalam bahan kering, maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini :

Tabel 16. Analisis keragaman konsumsi blok multinutrisi dalam bahan kering selama penelitian i(g/ekor/hari).

SK dB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1% Baris 2 239.805 119.90 3.57tn 19 99 Kolom 2 67.15 33.57 1.00tn 19 99 Perlakuan 2 112045.84 56022.92 1668.00** 19 99 Galat 2 67.15 33.57 Total 8 112419.93 Keterangan : KK = 3.67%

tn = Tidak Berbeda Nyata ** = Sangat Berbeda Nyata

Dari hasil analisis keragaman konsumsi blok multinutrisi pada Tabel 16 menunjukkan bahwa Fhitung baris (waktu) dan Fhitung kolom (rusa sambar) lebih kecil dari Ftabel pada taraf 0.05, sedangkan Fhitung perlakuan lebih besar dari Ftabel pada taraf 0.05 dan 0.01. Hal ini berarti perlakuan memberikan pengaruh yang

sangat berbeda nyata terhadap konsumsi blok multinutrisi. Untuk itu dapat dilakukan uji beda nyata terkecil pada 1% (0.01) yang tertera pada Tabel 17.

Tabel 17. Uji beda nyata terkecil suplementasi blok multinutrisi dalam pakan terhadap konsumsi blok multinutrisi rusa sambar.

Perlakuan Rataan Notasi (BNT0.01)

P0 0.00 A

P1 232.19 B

P2 240.95 B

Dari BNT0.01 pada Tabel 17 didapat bahwa perlakuan P0 (perlakuan tanpa pemberian blok multinutrisi pada pakan) sangat berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P2 (perlakuan dengan pemberian blok multinutrisi pada pakan). Perlakuan P1 dan P2 tidak berbeda nyata satu sama lain. Hasil yang tidak berbeda nyata tersebut dapat dikatakan bahwa kedua macam blok multinutrisi yang dipakai tidak berbeda pada konsumsi blok multinutrisi (dalam bahan kering) disebabkan karena susunan blok multinutrisi kedua perlakuan tersebut mempunyai kandungan nutrisi dari bahan penyusun yang relatif sama (seperti kandungan tepung ikan, dedak padi, urea, bungkil kelapa, ampas tahu, ultra mineral dan garam dapur) dan rusa sambar yang digunakan homogen baik dari bobot badan maupun umurnya. Menurut Parakkasi (1995) bahwa tingkat perbedaan konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor ternak (bobot badan, umur, tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan palatabilitas). Dan makanan yang berkualitas baik tingkat konsumsinya lebih tinggi dibandingkan dengan makanan berkualitas rendah, sehingga kualitas pakan yang relatif sama maka tingkat konsumsinya juga tidak berbeda. Hal ini juga diutarakan oleh Tomazweska et al. (1995) yang

54

menyatakan bahwa kualitas pakan berpengaruh terhadap konsumsi akhirnya bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan.

Dari formulasi blok multinutrisi yang dibuat, ampas tahu merupakan salah satu bahan penyusun yang digunakan. Penggunaan ampas tahu dalam formulasi memberikan pengaruh terhadap tingkat palatabilitas rusa sambar terhadap konsumsi blok multinutrisi. Rusa sambar yang sudah terbiasa mengkonsumsi ampas tahu di penangkaran rusa di Universitas Sumatera Utara menjadi faktor utama penggunaan ampas tahu dalam formulasi blok multinutrisi. Dengan kata lain, ampas tahu memiliki nilai palatabilitas terhadap konsumsi pakan rusa sambar. Dari hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pengunaan ampas tahu dalam formulasi blok multinutrisi dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat palatabilitas blok multinutrisi yang diberikan kepada rusa sambar. Hal ini juga didukung dengan pernyataan Parakkasi (1995) yang menyatakan bahwa tingkat perbedaan konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor ternak (bobot badan, umur, tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan palatabilitas).

Pertambahan Bobot Badan

Pertumbuhan adalah hasil interaksi antara hereditas dan lingkungan. Sumbangan genetik terhadap pertumbuhan adalah 30% sedangkan sumbangan lingkungan sekitar 70%. Dalam hal ini lebih dominan kepada pakan ternak tersebut (Sembiring, 2000).

Pertambahan bobot badan ini didapat dari bobot hidup minggu ke-n dikurang bobot hidup minggu sebelumnya (n-1). Rataan pertambahan bobot badan rusa sambar dari setiap periode ditunjukan pada Tabel 18.

Tabel 18. Rataan pertambahan bobot badan rusa sambar dari tiap periode (g/ekor/hari). R1 R2 R3 Total B1 190.48 (P0) 471.43 (P1) 476.19 (P2) 1138.10 B2 428.57 (P2) 238.10 (P0) 333.33 (P1) 1000.00 B3 333.33 (P1) 428.57 (P2) 209.52 (P0) 971.43 Total 952.38 1138.10 1019.05 3109.52 Ket : B = Baris R = Rusa sambar

Dari Tabel 18 diperoleh rataan pertambahan bobot badan tertinggi pada periode pertama (B1) adalah pada rusa sambar ketiga (R3) dengan perlakuan P2 sebesar 476.19 g/ekor/hari dan rataan pertambahan bobot badan terendah pada rusa sambar pertama (R1) dengan perlakuan P0 sebesar 190.48 g/ekor/hari. Pada periode kedua (B2) rataan pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada rusa sambar pertama (R1) dengan perlakuan P2 sebesar 428.57 g/ekor/hari dan rataan pertambahan bobot badan terendah pada rusa sambar kedua (R2) dengan perlakuan P0 sebesar 238.10 g/ekor/hari. Pada periode ketiga (B3) rataan pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada rusa sambar kedua (R2) dengan perlakuan (P2) sebesar 428.57 g/ekor/hari dan rataan pertambahan bobot badan terendah pada rusa sambar ketiga (R3) dengan perlakuan P0 sebesar 209.52 g/ekor/hari.

56

Untuk melihat rataan dari masing-masing perlakuan terhadap pertambahan bobot badan rusa sambar dapat dilihat dari Tabel dwikasta (Tabel 19) berikut : Tabel 19. Rataan pertambahan bobot badan rusa sambar (g/ekor/hari).

Perlakuan R1 R2 R3 Total Rataan

P0 190.48 238.10 209.52 638.10 212.70

P1 333.33 471.43 333.33 1138.10 379.37

P2 428.57 428.57 476.19 1333.33 444.44

Total 952.38 1138.10 1019.05 3109.52

Rataan 317.46 379.37 339.68 345.50

Dari Tabel 19 diperoleh rataan pertambahan bobot badan perlakuan adalah 345.50 g/ekor/hari. Dengan rataan tertinggi pada perlakuan P2 sebesar 444.44 g/ekor/hari dan rataan pertambahan bobot badan terendah pada perlakuan P0 sebesar 212.70 g/ekor/hari. Dapat hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa konsumsi pakan dengan kandungan nutrisi yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan rusa sambar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharno dan Nazaruddin (1994), menyatakan bahwa pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh tipe ternak, suhu lingkungan, jenis ternak dan gizi yang ada dalam pakan.

Untuk lebih jelas melihat kenaikan bobot badan antar perlakuan disajikan pada Grafik 5.

Gambar 5. Grafik pertambahan bobot badan rusa sambar selama penelitian.

Untuk mengetahui pengaruh pemberian blok multinutrisi terhadap pertambahan bobot badan rusa sambar dapat dilakukan analisis keragaman pertambahan bobot badan seperti tertera pada Tabel 20.

Tabel 20. Analisis keragaman pertambahan bobot badan rusa sambar (g/ekor/hari). SK DB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1% Baris 2 5296.04 2648.02 1.27tn 19 99 Kolom 2 5900.73 2950.37 1.41tn 19 99 Perlakuan 2 85719.32 42859.66 20.52* 19 99 Galat 2 4177.37 2088.69 Total 8 101093.47 Keterangan : KK = 13.22%

tn = Tidak Berbeda Nyata * = Berbeda Nyata

58

Berdasarkan analisis keragaman pertambahan bobot badan rusa sambar pada Tabel 20 diketahui bahwa pemberian blok mineral memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan rusa sambar (P<0.05). Baris (waktu) dan kolom (rusa) memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan rusa sambar (P>0.05).

Dari analisis keragaman pertambahan bobot badan rusa sambar dapat dilihat bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan rusa sambar. Untuk melihat perbedaan dari masing-masing perlakuan maka dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5% (0.05) yang tertera pada Tabel 21.

Tabel 21. Uji beda nyata terkecil suplementasi blok multinutrisi dalam pakan terhadap pertambahan bobot badan rusa sambar.

Perlakuan Rataan (g/ekor/hari) Notasi (BNT0.05)

P0 212.70 A

P1 379.37 B

P2 444.44 C

Dari uji BNT0.01 pada Tabel 21 diatas diperoleh bahwa perlakuan P0, P1 dan P2 tidak berbeda nyata satu sama lain.. Rataan tertinggi pada perlakuan P2 yaitu sebesar 444.44 g/ekor/hari. Dimana rataan tertinggi konsumsi pakan juga pada perlakuan P2 yaitu sebesar 2179.40 g/ekor/hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartadisastra (1997) menyatakan bahwa bobot tubuh ternak senantiasa berbanding lurus dengan konsumsi pakan, makin tinggi bobot tubuhnya, makin tinggi pula tingkat konsumsinya terhadap pakan. Bobot tubuh ternak dapat

Kandungan gizi yang lebih kompleks pada pakan perlakuan P1 memberikan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan pakan perlakuan P0 dan P1. Penambahan blok multinutrisi pada pakan perlakuan P1 dan P2 mencukupi kebutuhan nutrisi ternak dari kandungan nutrisi yang relatif kurang yang terkandung di dalam hijauan. Ditambah lagi hijauan di daerah tropik kandungan nutrisinya relatif kurang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Parakkasi (1995) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan mineral, mungkin dapat diusahakan bila ruminan bersangkutan dapat mengkonsumsi hijauan yang cukup. Hijauan tropis umumnya mengandung (relatif) kurang mineral (terutama di musim kemarau) maka umumnya ruminan di daerah tropis cenderung defisiensi mineral. Hal ini didukung juga oleh Soeparno dan Davies (1987) yang menyatakan bahwa jenis, kandungan gizi dan konsumsi pakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan.

Laju pertumbuhan seekor ternak dikendalikan oleh banyaknya konsumsi pakan dan terutama energi yang diperoleh. Energi merupakan perintis pada produksi ternak dan hal tersebut terjadi secara alami. Variasi energi yang disuplai pada ternak akan digambarkan pada laju pertumbuhan (McDonald et al., 1995).

Untuk mendapatkan pertambahan bobot badan maksimal maka sangat perlu diperhatikan kualitas dan kuantitas pakan. Pakan tersebut harus mengandung zat makanan dalam keadaan cukup dan seimbang sehingga dapat menunjang pertumbuhan maksimal (Yamin, 2002).

60

Konversi Pakan

Konversi pakan adalah banyak pakan yang dikonsumsi ternak untuk menaikan persatuan bobot badan. Konversi pakan didapat dari pembagian antara konsumsi dengan pertambahan bobot badan. Rataan konversi pakan dari setipa periode dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Rataan konversi pakan rusa sambar dari setiap periode (g/ekor/hari).

R1 R2 R3 Total B1 10.75 (P0) 5.09 (P1) 5.07 (P2) 20.90 B2 5.65 (P2) 8.63 (P0) 7.26 (P1) 21.53 B3 7.25 (P1) 5.66 (P2) 9.91 (P0) 22.82 Total 23.64 19.38 22.23 65.26 Ket : B = Baris R = Rusa sambar

Dari Tabel 22 diperoleh rataan konversi pakan tertinggi pada periode pertama (B1) adalah pada rusa sambar pertama (R1) dengan perlakuan P0 sebesar 10.75 dan rataan konversi pakan terendah pada rusa sambar ketiga (R3) dengan perlakuan P2 sebesar 5.07. Pada periode kedua (B2) rataan konversi pakan tertinggi terdapat pada rusa sambar kedua (R2) dengan perlakuan P0 sebesar 8.63 dan rataan konversi pakan terendah pada rusa sambar pertama (R1) dengan perlakuan P2 sebesar 5.65. Pada periode ketiga (B3) rataan konversi pakan tertinggi terdapat pada rusa sambar ketiga (R3) dengan perlakuan P0 sebesar 9.91 dan rataan konversi pakan terendah pada rusa sambar kedua (R2) dengan perlakuan P2 sebesar 5.66.

Untuk melihat rataan dari masing-masing perlakuan terhadap konversi pakan rusa sambar dapat dilihat dari Tabel dwikasta (Tabel 23) berikut :

Tabel 23. Rataan konversi pakan rusa sambar selama penelitian.

Perlakuan R1 R2 R3 Total Rataan

P0 10.75 8.63 9.91 29.28 9.76

P1 7.25 5.09 7.26 19.59 6.55

P2 5.65 5.66 5.07 16.38 5.48

Total 23.64 19.38 22.23 65.26

Rataan 7.88 6.46 7.41 7.25

Dari Tabel 23 diperoleh rataan konversi pakan rusa sambar selama penelitian sebesar 7.25. dengan rataan konversi pakan rusa sambar terbesar terdapat pada perlakuan P0 sebesar 9.76 dan rataan konversi pakan rusa sambar terkecil terdapat pada perlakuan P2 sebesar 5.48. Untuk lebih jelas melihat kenaikan antar perlakuan disajikan pada Grafik 6.

62

Untuk mengetahui pengaruh pemberian blok multinutrisi terhadap konversi pakan rusa sambar dapat dilakukan analisis keragaman pertambahan bobot badan seperti tertera pada Tabel 24.

Tabel 24. Analisis keragaman konversi pakan rusa rusa sambar.

SK dB JK KT Fhitung Ftabel 5% 1% Baris 2 0.64 0.32 0.35 19 99 Kolom 2 3.15 1.57 1.71 19 99 Perlakuan 2 30.09 15.05 16.31 19 99 Galat 2 1.85 0.92 Total 8 35.72 Keterangan : KK = 13.25%

tn = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan analisis keragaman konversi pakan rusa rusa sambar pada Tabel 24 diketahui bahwa pemberian blok mineral memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap konversi pakan rusa sambar (P>0.05). Baris (waktu), kolom (rusa) dan perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap konversi pakan rusa sambar (P>0.05).

Konversi yang tidak berbeda nyata disebabkan juga adanya pertambahan bobot badan yang baik dan konsumsi pakan yang baik pula. Seperti pada perlakuan P0, tingkat konsumsi pakan dengan rataan yang terendah sejalan dengan pertambahan bobot badan yang terendah pula. Sebaliknya, rataan konsumsi tertinggi seperti pada perlakuan P2 sejalan pertambahan bobot badan yang tertinggi pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Martawidjaja et al. (1999) yang menyatakan bahwa konversi pakan khususnya pada ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan, besarnya pertambahan bobot badan dan nilai

kecernaan. Dengan memberikan kualitas pakan yang baik, ternak akan tumbuh lebih cepat dan lebih baik konversi pakannya.

Faktor yang mempengaruhi konversi pakan yaitu lingkungan (suhu, penyakit, pakan dan minuman), kemampuan genetik, nilai gizi dan tingkat energi pakan. Konversi pakan diukur dari jumlah bahan kering yang dikonsumsi dibagi dengan unit pertambahan bobot badan persatuan waktu. Konversi pakan khususnya pada ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan, pertambahan bobot badan dan nilai kecernaan (Martawidjaya et al., 1999).

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Dari hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dalam Tabel 25 berikut :

Tabel 25. Rekapitulasi hasil penelitian pemberian blok multinutrisi terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan rusa

Dokumen terkait