• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas

Dalam dokumen T1 802010057 Full text (Halaman 23-33)

Uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Dari penelitian ini menunjukkan hasil bahwa kedua variabel berdistribusi dengan normal, yaitu variabel motivasi olahraga dengan K-S Z 0,860 yang memiliki signifikansi 0,451 (p>0,05), dan variabel performance dengan K-S Z 0,771 yang memiliki signifikansi 0,592 (p > 0,05).

Uji Linearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antara variabel motivasi olahraga dengan performance maka peneliti melakukan uji linearitas (p<0,05). Dari hubungan tersebut kedua variabel motivasi dengan

performance tidak memiliki hubungan yang bersifat linear, yaitu uji linearitas antara motivasi olahraga terhadap performance (F = 0.032) yang memiliki signifikansi sebesar 0,859 (p > 0,05).

Analisis Data Deskriptif

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji linearitas. Peneliti menguji statistik deskriptif setiap variabel. Untuk mengetahui tinggi rendah nilai sampel, maka dilakukan kategorisasi terhadap skala yang dipakai dalam penelitian ini.

15 Tabel 1

Kategorisasi Skor Skala Motivasi Olahraga

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Presentase Mean SD

Sangat Tinggi 82 > 125 69 79,7% Tinggi 63 ≤ X < 82 10 12,6% Sedang 44 ≤ X < 63 97,32 10,87 Rendah 25 ≤ X < 44 Sangat Rendah X <25 Keterangan : x : skor subjek

Berdasarkan hasil kategori yang telah dilakukan, diketahui terdapat69 pemain (79,7%) menyatakan bahwa motivasi olahraga dalam kriteria sangat tinggi dan 10 pemain (12,6%) menyatakan bahwa motivasi olahraga dalam kriteria tinggi. Rata-rata dari skor motivasi olahraga sebesar 97,32 dengan SD 10,87. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata subjek memiliki motivasi olahraga yang masuk dalam kategori sangat tinggi.

16 Tabel 2

Kategori Skor Skala Penilaian Performance

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Presentase Mean SD

Sangat Tinggi 38,5 ≥ 49 6 7,5% Tinggi 28 ≤ X < 38,5 44 55,6% Sedang 17,5 ≤ X < 28 29 36,7% 24,83 4,98 Rendah 7 ≤ X < 17,5 Sangat Rendah X< 7 Keterangan : x : skor subjek

Berdasarkan hasil kategori yang telah dilakukan, diketahui terdapat 6 pemain (7,5%) menyatakan bahwa performance pemain dalam kriteria sangat tinggi, 44 pemain (55,6%) menyatakan bahwa performance dalam kriteria tinggi. Dan 29 pemain (36,7%) menyatakan bahwa performance dalam kriteria sedang. Rata-rata dari skor performance sebesar 24,83 dengan SD 4,89. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata subjek memiliki performance yang masuk dalam kategori tinggi.

17

Uji Korelasi

Setelah dilakukannya uji asumsi, peneliti melakukan uji korelasi dari masing-masing variabel penelitian. Pengujian ini bertujuan untuk melihat hubungan masing-masing variabel dalam penelitian dengan menggunakan Spearman correlation. Mengapa menggunakan Spearman correlation karena hasil dari uji asumsi menunjukkan bahwa ke dua alat ukur memiliki normalitas yang sesuai namun tidak linearitas. Besarnya hubungan antara variabel performance dengan motivasi olahraga sebesar r = -0,50 dengan sig = 0,662 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel negatif dan tidak signifikan artinya jika jumlah motivasi meningkat maka performance tidak meningkat juga.

Correlations

motivasi performance

Spearman's rho motivasi Correlation Coefficient 1.000 -.050

Sig. (2-tailed) . .662

N 78 78

performance Correlation Coefficient -.050 1.000

Sig. (2-tailed) .662 .

N 78 78

Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian dan dari hasil uji korelasi penelitianini di dapatkan bahwa hubungan antara motivasi olahraga dengan

18

performanceadalah tidak ada korelasi negatif yang signifikan, karena r = -0,50 dengan sig = 0,662 (p < 0,05). Hasil ini tampaknya menunjukkan bahwa motivasi olahraga saja tidak cukup dalam memunculkan adanya

performancepada individutetapi ada juga hal lain.

Tujuan awal dari dilaksanakannya penelitian ini adalah meneliti apakah motivasi olahragadapat memunculkanperformance pada pemain basket di Salatiga.Peneliti sebelumnya mengatakan bahwa adanya hubungan antara motivasi dengan performance pada atlet (Gillet,Vallerand &Rosnet, 2009).

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa variabel internal dan eksternal memberi efek pada performance pemain. Menurut Husdarta (2011) aspek psikologis yang menunjang performance adalah motivasi yang tinggi, aspirasi yang kuat, dan kematangan kepribadian. Sedangkan aspek yang mengganggu performance adalah ketegangan dan kecemasan, motivasi rendah, absesi, gangguan emosional, dan keraguan atau takut. Jelas bahwa pada penelitian sebelumnya banyakyang mendukung bahwa motivasi merupakan faktor munculnya performance.

Namun menurut penelitian sebelumnya yakni Ericsson, Krampe, dan Romer (1993) bakat yang diimbangi dengan latihan dapat menghasilkan

performance yang baik. Hal ini di dukung juga olehWolstencroft (2002) bahwabakat merupakan salah satu faktor munculnya performanceselain motivasi. Dalam penelitiannya di Skotlandia semua atlet-atlet yang memiliki bakat di latih lebih keras agar dapat mencapai performance yang di inginkan selain itu dalam penelitiannya disebutkan pentingnya dukungan teman

19 sebaya atau teman se tim serta pentingnya dukungan sosial. Begitu pula menurut Bush dan Salmela (2001) bahwa motivasi bukanlah satu-satunya yang menyebabkan performance pemain menjadi lebih baik, tetapi ada hal-hal yang lebih utama dibandingkan dengan motivasi itu sendiri, seperti latihan yang keras, dukungan keluarga, pelatih dan guru yang kompeten dan fisik yang memadai.

Bakat juga membutuhkan komitmen yang kuat pada olahraga maupun dunia seni yang akan berdampak pada performance. Keputusan dalam membuat komitmen untuk mengikuti suatu aktifitas berhubungan dengan tingkat kemampuan dan karakteristik motivasi pada diri individu. Jika seorang individu memiliki komitmen yang kuat pada kegiatan yang individu tersebut ikuti maka individu tersebut akan termotivasi agar lebih giat berlatih sehingga kemampuan dalam diri individu tersebut meningkat (Patrick, Ryan, Liro, Fredricks, Hruda, dan Eccles(1999)). Banyak juga penelitian yang mendukung bukan hanya bakat yang menjadi salah satu faktor muculnya performance namun ada juga latihan. Bahkan banyak orang sudah mengetahui bahwa latihan merupakan salah satu cara untuk membantu mengembangkan kemampuan individu agar tampil lebih baik. Seperti dalam penelitian Plucker (2010) bahwa bakat saja tanpa latihan adalah tugas yang sangat berat. Karena bakat harus diiringi dengan latihan agar mencapai performance yang diinginkan. Ericsson (1993) mengatakan bahwa untuk menjadi pemenang dibutuhkan 10 tahun atau 10.000 jam latihan. Oleh sebab itu motivasi saja belum cukup untuk meningkatkan

20 terwujud dalam tindakan sehingga jika individu ingin performanceberhasil maka diperlukan bakat serta latihan yang keras yang nyata. Misalnya saja pada pemain basket yang ingin menguasai berbagai teknik tetapi tidak pernah hadir untuk mengikuti latihan dan tidak memiliki bakat, atau pemain ini hanya menonton video tentang teknik bermain basket atau melihat temannya bermain basket dan tidak pernah mempraktekannya maka

performance yang baik itu tidak akan muncul hanya karena keinginan atau dorongan tetapi memang harus diikuti dengan bakat dan komitmen sehingga menghasillkan performance yang baik.

Menurut Elferink-Gemser & Visscher (2012) regulasi diri juga berpengaruh pada performance pemain. Dalam masa menuju kedewasan seseorang akan banyak belajar dan berlatih tentang sesuatu yang ingin di tekuninya sehingga diharapkan setiap tahunnya individu dapat meningkatkan performance. Individu dalam “waktu” nya tidak hanya

berkembang dalam hal fisik saja tetapi juga dalam kognitif, emosional dan sosial. Dalam prosesnya seseorang akan mengalami anthropometry (tinggi badan, berat badan, dan presentase lemak tubuh), karakteristik fisiologikal (sistem energi aerobik dan anaerobik), keterampilan teknis (seperti drible,

shooting, passing jika dalam olahraga basket), keterampilan taktis (keterampilan kognitif untuk membuat keputusan yang tepat di saat yang tepat), keterampilan psikologis (seperti bagaimana mengelola emosi di bawah tekanan saat bertanding). Dalam masa perkembangan individu tidak terlepas dari lingkungan yang mempengaruhi karakteristik individu terutama dalam tahap belajar dan latihan. Dalam lingkungan ini individu dapat

21 berlatih dan mengembangkan bakat yang dimiliki, pengembangan bakat ini adalah interaksi antara individu dengan lingkungan yang berarti orang tua dan pelatih atau guru sangat berperan. Orang tua dan guru atau pelatih harus sadar akan apa yang mampu di lakukan oleh seorang anak dan apa yang ingin di pelajari atau apa yang membuat anak tertarik. Dengan begitu seorang anak dapat meraih kesuksesan dalam performance nya. Untuk mencapai performance yang sempurna membutuhkan waktu yang sangat panjang. Ketika mereka menghadapi pertandingan dan apa pun hasilnya mereka tetap menganggap itu sebagai kesempatan untuk belajar dari pengalaman, dengan begitu mereka tahu dimana kesalahan mereka dan memperbaiki kesalahan mereka jika kalah dan jika menang mereka dapat mempertahankan dan meningkatkan pola permainan mereka. Menurut Elferink-Gemser (2013) inti dari semua proses untuk mencapai

performanceyaitu proses kedewasaan, belajar dan latihan.

Hal ini membuktikan bahwa antara bakat, motivasi olahraga, komitmen yang kuat, serta regulasi diri yang baik dapat meningkatkan kemampuan dan mencapai performance yang diinginkan. Dengan begitu motivasi yang tinggi namun tidak memiliki bakat, komitmen yang buruk, dan regulasi diri yang buruk maka belum tentu memiliki performance yang baik. Tetapi jika di iringi dengan bakat, komitmen, regulasi diri serta motivasi yang tinggi maka akan menghasilkan performance yang baik.Hal ini berlaku untuk seluruh jenis cabang olahraga dan dalam dunia seni.

22

Kesimpulan, Kelemahan Penelitian dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi olahragaterhadapperformance tidak ada korelasi negatif signifikan. Bukan berarti motivasi tidak memiliki pengaruh bagi performancepemain, hanya saja motivasi olahraga bukan merupakan faktor utama untuk performance. Karena ada faktor lain yang mempengaruhi performance juga seperti bakat, dukungan dari orang-orang di lingkungan pemain, komitmen, dan regulasi diri. Namun jika seseorang memiliki bakat dan tidak memiliki motivasi olahraga maka performance yang diinginkan belum tentu mucul. Jadi antara motivasi olahraga dengan bakat dan faktor lain harus seimbang sehingga

performance yang diinginkan muncul.

Kelemahan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yaitu kurangnya subjek yang sesuai dengan kriteria, subjektifitas yang tinggi dari pelatih sehingga belum tentu pemain yang di nilai tersebut memiliki performance

yang buruk. Karena ada banyak faktor juga yang mempengaruhi

performance yang buruk seperti kelelahan pada pemain karena padatnya aktifitas dan masalah yang dialami individu.

23

Saran

Penelitian Selanjutnya

Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengambil subjek dengan membedakan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, antar tim nasional atau budaya.

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil atlet nasional agar mempermudah dalam pengambilan data performance. Karena jika mengambil atlet nasional biasanya sudah ada statistik performance

untuk setiap pemain yang sudah dinilai oleh pelatih atau asisten pelatih.

Pelatih

Pelatih diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kekurangan-kekuranganperformance pemain di lapangan selanjutnya memperbaiki cara melatih secara berkelanjutan agar pemain dapat memiliki

performance yang baik.

Pemain Basket

Pemain diharapkan lebih memiliki komitmen agar dapat menumbuhkan bakat sehingga mampu untuk menunjukkan performance

yang baik di lapangan. Dan pemain juga diharapkan untuk meningkatkan kemampuan dan menerima teknik-teknik bermain basket dari pelatih serta belajar dari senior dalam tim. Karena dengan begitu pemain dapat mencapai tujuan bersama dalam tim.

24

Dalam dokumen T1 802010057 Full text (Halaman 23-33)

Dokumen terkait