• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengupasan Kelapa

Sebelum melakukan proses pengupasan sabut kelapa, terlebih dahulu dipilih buah kelapa yang akan dikupas dengan menyamakan ukuran fisik kelapa. Untuk mendapatkan keseragaman bahan, maka kelapa yang akan dijadikan bahan untuk penelitian yaitu kelapa yang memiliki ukuran panjang 24 cm – 26 cm dan diameter 19 cm – 21 cm. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, karena variasi bentuk dan ukuran kelapa akan sangat mempengaruhi parameter penelitian. Selain variasi bentuk dan ukuran buah, kematangan buah juga perlu diseragamkan. Dan kelapa yang digunakan pada penelitian ini adalah kelapa jenis hibrida dan telah matang.

Setelah kelapa dipersiapkan maka dilanjutkan pengupasan kelapa dengan menggunakan alat pengupas sabut kelapa mekanis yang dilengkapi dengan tiga variasi mata pisau pengupas yang berbeda, yaitu: mata pisau pengupas bentuk segitiga, mata pisau pengupas bentuk kerucut, dan mata pisau pengupas bentuk paku. Ketiga jenis mata pisau tersebut digunakan secara bergantian. Mata pisau pengupas tersebut dipasang di atas permukaan sepasang roller pengupas pada alat pengupas sabut kelapa tersebut dengan arah yang sejajar dengan roller pengupas dan setiap roller terdapat empat baris mata pisau.

Proses pengupasan kelapa dimulai dengan menghidupkan motor bensin pada alat yang akan memutar sepasang roller yang dilengkapi mata pisau pengupas. Kemudian kelapa diletakkan di atas roller pengupas satu per satu hingga terkupas dengan bersih. Kelapa yang telah terkupas dipindahkan ke tempat yang telah disediakan. Pada saat peletakan kelapa di atas roller pengupas,

22

operator perlu melakukan penekanan di awal agar pisau dapat menancap sempurna ke dalam sabut kelapa dan kelapa perlu diputar untuk mempercepat proses pengupasan dan mengurangi kerusakan hasil. Oleh karena itu pada saat proses pengupasan dibutuhkan seorang operator yang mampu dalam mengoperasikan alat tersebut.

Variasi perlakuan penelitian dengan menggunakan mata pisau yang berbeda tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh mata pisau pengupas terhadap parameter penelitian. Pengupasan sabut kelapa dilakukan dengan tiga jenis mata pisau yang berbeda secara bergantian, yaitu:

- Mata pisau pengupas berbentuk segitiga. Mata pisau ini terbuat dari bahan besi plat dengan tebal 0,5 cm, tinggi 2 cm, dan panjang 64 cm.

Gambar1. Mata Pisau Pengupas Bentuk Segitiga

- Mata pisau pengupas benrbentuk kerucut. Mata pisau ini terbuat dari bahan besi cor dengan tebal 0,9 cm, tinggi 2 cm dan panjang 64 cm.

Gambar 2. Mata Pisau Pengupas Bentuk Kerucut

- Mata Pisau Pengupas Berbentuk Paku. Mata Pisau ini terbuat dari paku 3 inch, tinggi 2 cm, dan panjang 64 cm.

Gambar 3. Mata Pisau Pengupas Bentuk Paku

Dari hasil penelitian pengujian variasi bentuk mata pisau pengupas dapat dilihat pengaruh variasi bentuk mata pisau pengupas terhadap kapasitas efektif alat, persentase buah tidak terkupas, dan kebutuhan bahan bakar pada Tabel 1.

24

Tabel 1. Pengaruh variasi bentuk mata pisau terhadap parameter penelitian Bentuk Mata

Pisau Pengupas

Kapasitas Efektif Alat (buah/jam)

Persentase Buah Tidak Terkupas (%) Kebutuhan Bahan Bakar (liter/jam) Segitiga 231,24 6,67 2,37 Kerucut 301,97 13,33 2,62 Paku 192,48 13,33 1,85

Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa kapasitas efektif alat tertinggi terdapat pada mata pisau pengupas bentuk kerucut yaitu 301,97 buah/jamsedangkan yang terendah terdapat pada mata pisau pengupas bentuk paku 192,48 buah/jam, persentase buah tidak terkupas tertinggi terdapat pada mata pisau pengupas bentuk kerucut dan paku yaitu sebesar 13,33 % sedangkan yang terendah terdapat pada mata pisau pengupas bentuk segitiga 6,67 %, dan kebutuhan bahan bakar yang tertinggi terdapat pada mata pisau pengupas bentuk kerucut yaitu sebesar 2,62 liter/jam sedangkan yang terendah terdapat pada mata pisau pengupas bentuk segitiga dan paku yaitu sebesar 1,85 liter/jam.

Kapasitas Efektif Alat (buah/jam)

Kapasitas efektif suatu alat menunjukkan produktifitasalat selama pengoperasian tiap satuan waktu. Dalam hal ini kapasitas efektif alat diperoleh dengan membagi jumlah total bahan yang dikupas pada tiap perlakuan terhadap waktu yang dibutuhkan selama proses pengoperasian alat.Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefinisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversi menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/ mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/ kW, Kg.jam/ kW, Lt.jam/ kW.

Hubungan variasi bentuk mata pisau dengan kapasitas efektif alat dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan Bentuk Mata Pisau terhadap Kapasitas Efektif Alat Gambar 4 menunjukkan bahwa mata pisau pengupas bentuk kerucut memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan jenis mata pisau pengupas bentuk segitiga dan bentuk paku. Jenis mata pisau bentuk kerucut mendapatkan kapasitas efektif alat sebesar 301,97 buah/jam, sedangkan mata pisau pengupas bentuk segitiga dan mata pisau bentuk paku masing-masing mendapatkan kapasitas efektif alat sebesar 231,24 buah/jam dan 192,48 buah/jam. Mata pisau pengupas bentuk kerucut lebih baik dari kedua mata pisau lainnya. Hal ini dikarenakan mata pisau pengupas bentuk kerucut memiliki permukaan yang lebih tajam dan diameter yang lebih lebar sehingga membuat mata pisau ini memiliki tenaga yang lebih besar pada saat melakukan penekanan ke permukaan kelapa dan pengupasan sabut kelapa pun semakin cepat.Menurut Pratomo dan Irwanto (1983), menyatakan bahwa mata pisau berfungsi untuk mencacah bahan menjadi potongan-potongan kecil. Pemotongan yang baik harus

231.24 301.97 192.48 -50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00

Segitiga Kerucut Paku

K a pa si ta s E fe k ti f A la t (bua h/ ja m )

Variasi Bentuk Mata Pisau

Segitiga

Kerucut

26

menggunakan mata pisau yang tajam. Hal ini dapat mempercepat pemotongan bahan dan membutuhkan tenaga yang lebih kecil. Desain rangkaian mata pisau memungkinkan mesin mampu mengolah jenis bahan yang lunak maupun bahan yang keras. Pada mesin konvensional, yang memiliki rangkaian paralel, biasanyasering macet jika bahan dimasukkan sekaligus. Rangkaian mata pisau terbuat dari baja tahan aus yang kokoh. Desain rangkaian pisau sengaja dibuat sejajar secara spiral dan tidak paralel, agar cakupan gerakannya lebih luas dan daya potongnya lebih kuat.

Dari daftar sidik ragam pada Lampiran 3 dapat diketahui bahwa variasi bentuk mata pisau pengupas memberikan pengaruh nyata terhadap kapasitas efektif alat. Hasil pengujian dengan duncan’s multiple range test (DMRT)

menunjukkan pengaruh variasi bentuk mata pisau untuk kapasitas efektif alat untuk tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Uji DMRTefek utama pengaruh variasi bentuk mata pisau terhadap kapasitas efektif alat

Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01 - N3 192,48 a A 2 63,5572 96,2543 N1 231,24 a A 3 29,2069 101,2140 N2 301,97 b B

Keterangan: Notasi yang berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1%

Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan N3 yakni variasi mata pisau paku pada taraf 5% menunjukkan berbeda nyata dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% terhadap rataan 192,48, perlakuan N1 yakni variasi mata pisau segitiga pada taraf 5% menunjukkan berbeda nyata dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% terhadap rataan 231,24, dan perlakuan N2 yakni variasi mata pisau kerucut pada

taraf 5% menunjukkan berbeda nyata dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% terhadap rataan 192,48.Hal ini berarti perlakuan N2 memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap perlakuan N3 dan perlakuan N1. Sementara antara perlakuan N3 dan perlakuan N1 memberikan pengaruh yang tidak nyata.

Persentase Bahan yang Tidak Terkupas (%)

Persentase bahan yang tidak terkupas dan bahan pecah diperoleh dengan membandingkan antara bahan yang tidak terkupas dengan jumlah bahan awal kelapa yang dinyatakan dalam persen. Bahan yang tidak terkupas dapat dikarenakan bahan tersebut pecah pada saat pengupasan ataupun melebihi batas waktu yang telah ditetapkan yaitu 21 detik.

Hubungan antara variasi bentuk mata pisau dengan persentase bahan yang tidak terkupas dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan variasi bentuk mata pisau pengupas terhadap persentase bahan yang tidak terkupas.

Gambar 5 menunjukkan bahwa mata pisau pengupas bentuk kerucut dan paku memberikan kerusakan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan mata pisau pengupas bentuk segitiga. Jenis mata pisau pengupas bentuk kerucut dan

6,67 13,33 13,33 0 2 4 6 8 10 12 14

Segitiga Kerucut Paku

P e rse nt a se Bua h Ti da k Te rk upa s ( %)

Variasi Bentuk Mata Pisau

Segitiga

Kerucut

28

paku sama-sama mendapatkan persentase kerusakan hasil sebesar 13,33 % sedangkan jenis mata pisau pengupas bentuk segitiga yang mendapatkan persentase kerusakan hasil sebesar 6,67 %. Hal ini dikarenakan mata pisau pengupas bentuk kerucut dan paku memiliki permukaan yang lebih tajam dibandingkan dengan mata pisau pengupas bentuk segitiga. Sehingga pada saat pengupasan mata pisau tersebut dapat merobek batok kelapa dan akan membuat kelapa tersebut lebih mudah pecah pada saat proses pengupasan.

Dari daftar sidik ragam pada Lampiran 4 dapat diketahui bahwa variasi bentuk mata pisau pengupas memberikan pengaruh tidak nyata terhadap persentase bahan yang tidak terkupas. Sehingga pengujian denganmenggunakan analisa duncan’s multiple range test (DMRT)tidak perlu dilanjutkan.

Kebutuhan Bahan Bakar (liter/jam)

Kebutuhan bahan bakar dihitung dengan cara membagikan banyaknya bahan bakar yang terpakai dengan waktu yang dibutuhkan untuk pengupasan.Pengukuran kebutuhan bahan bakar dihitung pada setiap pengupasan dengan bentuk mata pisau yang berbeda dimana tangki bahan bakar selalu dimulai dari kondisi terisi penuh.

Hubungan antara variasi bentuk mata pisau dengan kebutuhan bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 6. Hubungan variasi bentuk mata pisau pengupas terhadap kebutuhan bahan bakar.

Gambar 6 menunjukkan bahwa mata pisau pengupas bentuk kerucut membutuhkan bahan bakar yang lebih tinggi yaitu 2,62 liter/jam dibandingkan dengan mata pisau pengupas bentuk segitiga dan paku yang masing-masing berurutan membutuhkan bahan bakar sebanyak 2,37 liter/jam dan 1,85 liter/jam. Hal ini dikarenakan mata pisau bentuk kerucut membutuhkan tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan kedua mata pisau pengupas lainnya. Sehingga motor bensin pada alat tersebut menggunakan lebih banyak bahan bakar untuk proses pengupasannya. Kebutuhan bahan bakar juga berbanding lurus terhadap kapasitas efektif alat. Semakin besar kapasitas efektif alat maka semakin besar pula kebutuhan bahan bakar dan sebaliknya, semakin kecil kapasitas efektif alat maka semakin kecil pula kebutuhan bahan bakar.

Dari daftar sidik ragam pada Lampiran 5 dapat diketahui bahwa variasi bentuk mata pisau pengupas memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kebutuhan bahan bakar. Sehingga pengujian denganmenggunakan analisa

duncan’s multiple range test (DMRT)tidak perlu dilanjutkan. 2.22 2,37 2.19 2.05 2.1 2.15 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4

Segitiga Kerucut Paku

K e but uha n Ba ha n Ba k a r (l it e r/ ja m )

Variasi Bentuk Mata Pisau

Segitiga

Kerucut

Dokumen terkait