• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Dari Pembentukan Karakter Religius di Ma’had Nurul Huda Kanigoro Blitar Blitar

TATA TERTIB UMUM

C. Hasil Dari Pembentukan Karakter Religius di Ma’had Nurul Huda Kanigoro Blitar Blitar

pendampingan terhadap santri. Mengandalkan komitmen dan budaya yang hal ini di taunagkan dalam tata tertib untuk melakukan berbagai upaya yang secara sitematis berupa pembiasaan, keteladanan seta internalisasi nilai yang disebut dengan Instructive Sequental Strategy. selain itu juga mementingkan pada aspek pemahaman dan kesadaran yang bermula pada diri pelaku yang di sebut dengan Constuctive Sequental Strategy. melalui proses penciptaan suasana religius, internalisasi nilai, pembiasaan hal-hal yang baik, penerapan reward dan punistment, pengadaan jadwal kegiatan jadwal piket dan presensi kegiatan

C. Hasil Dari Pembentukan Karakter Religius di Ma’had Nurul Huda Kanigoro Blitar

Dalam penerapan strategi menciptakan budaya religius ini memiliki dampak terhadap santri ma’had Nurul Huda Kanigoro Blitar. Dari data yang di peroleh dapat di ketahui bahwa strategi yang di lakukan mampu merubah sedikit demi sedikit tingkah laku yang di miliki jiwa santri. Selain itu, adanya perubahan sikap dan perilaku yang di tunjukkan oleh santri melalui keseharian mereka. Terlihat dari perubahan kedisiplinan dan sopan santun. Dengan adanya kegiatan kegiatan yang ada di ma’had yang secara terus menerus dilakukan, yang selanjutnya menjadi kebiasaan yang dilakukan santri dimanapun mereka berada. Penelitian ini membuktikan bahwa orang tua mengatakan bahwa anaknya setelah tinggal di

108

ma’had tingkah laku mereka mulai berubah, rajin sholat 5 waktu di rumah, bersikap sopan kepada orang tua dan mulai belajar berbahasa kromo. Sesuai yang di sampaikan oleh Asmaun sahlan, bahwa budaya religius dapat meningkatkan prestasi belajar siswa baik akademik maupun non akademik serta bentuk akhlak mulia.141

Peraturan peraturan yang di miliki oleh ma’had nurul huda mampu merubah perilaku yang dimiliki oleh santri perubahan perilaku yang di tunjukkan oleh santri selalu mengalami perkembangan setiap waktu. Seperti yang dinyatakan WHO dalam buku Notoadmojo bahwa perubahanperilaku di paksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang di harapkan. Cara ini dapat di tempuh misalnya dengan adanya peraturan yang harus di patuhi oleh sasaran.142

Santri ma’had memang membutuhkan sosok yang mampu di jadikan teladan serta sosok yang di segani. Maka dari itu ketua ma’had nurul huda selalu memposisikan dirinya sebagai teladan bagi mereka. Para santri pun mampu menjadikan beliau sebagai teladan. Teladan inilah yang mampu menjadikan para santri seseorang yang mudah di arahkan, selain itu, karena kebiasaan-kebiasaan dan hal-hal baik yang selalu di tekankan di ma’had Nurul Huda Kanigoro Blitar tanpa ada perintah pun mereka sudah mampu menjalankan sendiri dengan baik dan sudah menjadi kebiasaan yang menjadi kesadaran diri mereka diri mereka masing-masing.

Perubahan yang di alami oleh santri berupa perubahan sikap dan perilaku. Perubahan sikap ini menunjukkan bahwa santri sudah mampu mengekspresikan nilai yang mereka dapatkan Selma ini di ma’had Nurul Huda Kanigoro Blitar. Internalisasi nilai yang dilakukan oleh ma’had dapat di tunjukkan melalui sikap santri. Sebagaimana menurut Kats, bahwa sikap yang ada pada diri seseorang menunjukkan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan individu untuk mengekspresikan dirinya dengan individu

141 Ibid, hlm. 155

109

mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan system nilai yang ada di dalam dirinya.143

Dengan penerapan strategi yang dimiliki oleh ma’had Nurul Huda Kanigoro Blitar menimbulkan dampak terhadap para santri. Penciptaan budaya religius di ma’had terhadap santri adalah adanya perubahan sikap dan perilaku yang di tunjukkan oleh santri melaluikeseharian mereka. Dalam hal perubahan perilaku itu terlihat dari perubahan kedisiplinan dan sopan santun. Perubahan tersebut berupa bertambahnya tingkat kedisiplinan dan sopan santun baik dirumah, di ma’had maupun di lingkungan masyarakat. Di siplin wkatu di tunjukkan dengan bangun oagi tepat waktu, melakukan kegiatan ma’had dengan baik. Sopan santundi tunjukkan dengan berbicara menggunakan Bahasa jawa kromo inggil kepada orang yang lebih tua, yakni giri dan orang tua, berbicara dengan baik kepada temannya dan bersalaman setiap bertemu dengan guru ataupun orang yang lebih tua.

Dalam hal perubahan sikap santri ditunjukkan dengan bersedia memperhatikan dan mendengarkan setiap apa yang di berikan oleh pengasuh. Dalam hal ini santri manut yang berarti mereka benar-benar memperhatikan apa yang di arahkan oleh pengasuh maupun ketua ma’had. Mereka juga saling mengingatkan kepada sesama teman mereka ketika sudah tiba waktunya melaksanakan kegiatan.

110 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pemaparan data dan analisis di atas maka dapat di simpulkan bahwa :

1. Model dari penciptaan budaya relgius terhadap tingkah laku santri adalah adanya perubahan sikap dan perilaku yang di tunjukkan oleh santri yang berupa control diri, rendah hati, mencintai kebaikan, empati, penghargaan diri ketulusan hati dan patuh pada pengasuh.

2. Macam macam wujud budaya religius di ma’had Nurul Huda Kanigoro Blitar Dapat di kelompokkan menjadi aspek keagamaan dan sosial. Aspek keagamaan di antaranya diniyah yasinan tahlil istigosahpuasa sunnahqiyamul lail sholat berjamaah aspek sosaial meliputi kedisiplinan kebersihan Bahasa krama dan salaman

3. Strategi yang di gunakan oleh ma’had nurul huda kanigoro yaitu Instructive Sequential Strategy yang berupa kebijakan dan di tuangkan dalam bentuk tatatertib untuk melakukan berbagai upaya yang secara sistematis berupa pembiasaan, keteladanan serta internalisasi nilai yang kontinyu dan konsisten menggunakan strategi constructive sequential strategy dalam aspek ini lebih mementingkan aspek pemahaman yang bermula dari perilaku melalui pembiasaan.

B. Saran

1. Untuk santri ma’had nurul huda supaya menaati peraturan dan mengikuti kegiatan ma’had dengan baik. Kegiatan yang ada di ma’had benar benar bisa menjadi bekl kita hidup bermasyarakat selanjutnya. Santri harus bisa menjaga sikap dan perilaku di manapun berada.

111

2. Untuk ma;had menambah kegiatan yang mampu menambah produktivitas santri baik seperti wirausaha dan skil tertentu yang dapat menunjang kualitas yang ada dalam diri santri

3. Untuk pengasuh agar lebih memberikanpengawasan terhadap santri dalam melakukan kegiatan dan menjaga keaktifan santri dan juga terus memotivasi serta menginovasi kegiatan yang ada di ma’had.

112