• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil pemeriksaan fisik

Dalam dokumen Pedoman PKRS Rs Akademis (Halaman 44-52)

PANDUAN MANAGEMEN KONFLIK Pengertian

4. Hasil pemeriksaan fisik

Yaitu perencanaan makan, pembelian, kemampuan dan keterbatasan menyiapkan makanan, keamanan makanan.

2. Data biokimia, pemeriksaan dan tindakan medik  Data laboratorium

Yaitu elektrolit, albumin, glukosa darah, Hb dll  Pemeriksaan medik

Yaitu waktu pengosongan lambung, densitas mineral tulang, adanya foto thorax, obat yang diberikan, tindakan yang dilakukan, serta tujuan tindakan.

3. Ukuran antropometry  TB

 BB  IMT

 Perubahan Berat Badan  Pertumbuhan

 LILA

 Massa Otot

 Lingkar Perut/Pinggang

 Tebal Lemak/Skinfold Thickness

4. Hasil pemeriksaan fisik

 Kesehatan mulut : gigi, lidah, gusi  Penampilan Fisik Secara Umum  Otot dan Lemak Subkutan  Mata

 Kulit

 Kemampuan mengunyah dan menelan  Kebiasaan buang air

46 5. Riwayat Pasien

 Riwayat sosial

status ekonomi, budaya, kepercayaan, situasi rumah.  Riwayat individu

umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, kedudukan dalam keluarga.  Riwayat kesehatan

penyakit saat ini dan dulu, riwayat operasi, penyakit keluarga.

 Riwayat Pemakaian obat dan Suplemen apakah obat sesuai resep dokter/suplemen diet/herbal.

Diagnosa Gizi Tujuan

Identifikasi masalah gizi yang dapat diatasi atau diperbaiki melalui intervensi gizi oleh seorang dietisien.

Komponen Diagnosa Gizi

 (P) Problem/Masalah

Yaitu Perubahan meningkat/menurun, kekurangan/kelebihan, tidak seimbang, tidak tepat, gangguan dan kesulitan.

 (E) Etiology

Yaitu Penyebab atau factor yang berhubungan dengan penyakit.  (S) Signs/Tanda dan gejala

Yaitu bukti dari adanya masalah dari data objektif (pengukuran) dan dari data subjektif mengenai apa yang dirasakan oleh pasien.

Intervensi Gizi Tujuan

Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi dengan merencanakan dan mengimplementasikan intervensi gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien

47 Strategi Intervensi Gizi

1. Food and Nutritient Delivery

Menyediakan atau merekomendasikan makanan/gizi sesuai ketentuan, termasuk makanan, snack, makanan cair dan parenteral maupun suplemen.

2. Edukasi Gizi

Proses formal atau mengajari dan melatih pasien mengenai mengelola/memodifikasi makanan atau kebiasaan makan sehari-hari.

3. Konsultasi Gizi

Proses dukungan pada pasien untuk menetapkan prioritas, membuat tujuan, rencana kegiatan yang disetujui serta hendaknya kegiatan tersebut bisa dilaksanakan.

4. Koordinasi Pelayanan Gizi

Merujuk atau mengkonsulkan dengan institusi pemberi layanan kesehatan lainnya yang dapat mengatasi masalah gizi.

Monitoring Dan Evaluasi Gizi (Monev) Tujuan

Mengetahui seberapa jauh kemajuan serta perkembangan pada penyakit yang diderita , yaitu dilihat dari :

 Kebiasaan dan kemampuan dari lingkungan yang berpengaruhi asupan gizi.

 Asupan makanan dari semua sumber.

 Tanda dan gejala fisik dari hasil pengukuran antropometri, laboraorium dan fisik.

 Persepsi pasien mengenai intervensi gizi jelas atau tidaknya serta apakah dapat dijalankan sesuai anjuran.

48 PANDUAN PELAYANAN INFORMASI GIZI

Pelayanan gizi di RS. RS. Akademis Jaury Jusuf Putera merupakan suatu penyelenggaraan makanan kepada masyarakat RS. RS. Akademis Jaury Jusuf Putera baik pasien, karyawan maupun pengunjung café yang diawali dari perencanaan menu sampai pendistribusian makanan kepada pasien/konsumen dalam rangka pencapaian status gizi yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam keterlibatannya di TIM KRS, instalasi gizi bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai diet yang sesuai dengan kondisi penyakit pasien serta mengkomunikasikan informasi pemilihan menu maupun terpai gizi yang diindikasikan oleh dokter atau ahli gizi. Instalasi gizi juga bertanggungjawab untuk melakukan assessmen nutrisi pasien dan melaksanakan konsultasi gizi kepada pasien/klien rumah sakit.

Pelayanan informasi gizi yang tersedia bagi pasien terdiri dari sebagai berikut: 1. Panduan Assesmen nutrisi pasien (lihat pedoman assessmen nutrisi pasien)

2. Memberikan Informasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap bahwa yang penyajian makanannya adalah makanan nabati. (Lihat SPO)

3. Menawarkan Menu Makanan ke Pasien Rawat Inap bahwa ada menu pengganti apabila pasien tidak menyukai menu harian. (Lihat SPO)

4. Memberikan Konsultasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat Jalan. 5. Memberikan Pelayanan Tata Cara Berkonsultasi Gizi Kepada Pasien.

6. Formulir pemberian makanan harian 7. Materi edukasi diet:

a. Diet cair/ SONDE b. Diet Jantung c. Diet Rendah Kalori d. Diet lambung

e. Diet Rendah Protein

f. Perencanaan makan untuk ibu hamil dengan diabetes g. Diet Diabetes Melitus

h. Diet Nepfropati Diabetes i. Diet Dislipidemia

49 k. Perencanaan makanan bagi penyandang diabetes yang berpuasa di

bulan ramadhan l. Diet rendah garam m. Diet hati

n. Diet rendah purin (

50 PANDUAN PELAYANAN INFORMASI KEBIDANAN

Dalam TIM PKRS, peranan Kebidanan sangatlah penting untuk meningkatkan standar mutu pelayanan ibu dan anak di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera melalui promosi kesehatan yang mencakupi:

1. Masalah pada bayi dan solusinya 2. Insisasi Menyusui Dini (IMD)

3. Tatacara pemberian ASI yang benar) 4. Informasi rawat gabung /Rooming in

5. Pelayanan kesehatan bagi ibu dan neonatus di rumah sakit (lihat pedoman pelayanan perinatal resiko tinggi)

6. Informasi perawatan ibu dan bayi di rumah 7. Perawatan kanguru

Jadwal pemberian informasi kepada pasien dilaksanakan paling lambat 1 x 24jam atau amengikuti pedoman pelayanan kebidanan.

51 PANDUAN PELAYANAN INFORMASI FISIOTERAPI

Unit instalasi fisioterapi adalah unit pelayanan medis yang bertujuan pelayanan rehabilitasi medis yang komprehensif, berkualitas dan terjangkau (dengan cara mencegah, mengurangi impairment atau kelainan, dissability / ketidakmampuan dan handicap / ketunaan) oleh masyarakat luas sesuai dengan standar di Rumah Sakit RS. Akademis Jaury Jusuf Putera .

Adapun beberapa informasi yang diberikan bagi pasien yang mendapatkan pelayanan fisioterapi :

1. Informasi saat dilakukan assasment/pemeriksaan

Adalah informasi yang diberikan kepada pasien saat awal pasien datang konsultasi sebelum dilakukan tindakan atau treatment, dengan tujuan agar pasien mengerti dan memahami kondisi penyakit, diagnosa maupun prognosa dari penyakitnya serta tindakan apa yang diberikan untuk mengatasi keluhan keluhannya.

2. Informasi saat diberikan tindakan fisioterapi.

Adalah Informasi yang diberikan oleh fisioterapis mengenai prosedur pelaksanaan tindakan fisioterapi terhadap kondisi masing masing pasien yang meliputi:

Tujuan diberikannya treatment,persiapan sebelum treatment, selama intervensi/treatment dilaksanakan, maupun setelah treatment selesai dilaksanakan.

3. Informasi pencegahan terjadinya cidera / keluhan berulang.

Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik pencegahan terhadap cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat dapat muncul seiring dengan aktifitas yang dilakukan.

4. Informasi berupa program di rumah/diluar waktu terapi di rumah sakit/klinik. Informasi ini berupa teknik teknik latihan ataupun treatment sederhana dan mudah dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun mempercepat perbaikan kondisi mereka.

Informasi ini diberikan sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka melakukannya kapanpun dan dimanapun mereka berada.

52 INFORMASI SAAT ASSESMENT/PEMERIKSAAN

Adalah penyampaian informasi yang diperoleh terkait dengan proses pengumpulan data dari pasien yang bersangkutan dengan tujuan agar pelaksanaan asuhan fisioterapi dapat diberikan secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Adapun informasi yang diperoleh berupa : a. Anamnesa pasien secara umum,

yang meliputi : nama,tempat dan tanggal lahir,pekerjaan dan hobi,alamat, agama dan pendidikan terakhir.

b. Anamnesa khusus

Yaitu informasi berupa keluhan utama,lokasi keluhan,sifat keluhan dan berapa lama keluhan tersebut telah berlangsung.

c. Inspeksi

Pemeriksaan dengan cara melihat kondisi pasien secara keseluruhan. d. Quick Test/Test Cepat

Pemeriksaan terhadap kondisi pasien secara cepat yang mengarah langsung ke keluhan pasien.

e. Test Gerak Pasif, Aktif dan Isometric

Test yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai ada tidaknya gangguan gerak pada suatu kondisi.

f. Test Spesifik

Adalah test yang dilakukan secara khusus terkait langsung dengan kondisi pasien untuk lebih menegakkan diagnosa penyakit secara tepat.

g. Pemeriksaan Lain

Pemeriksaan yg dapat menunjang suatu diagnosa, yang dapat berupa pemeriksaan Laboratorium, Radiologi ataupun pemeriksaan terkait lainnya. h. List of Problem

Adalah informasi yang terkumpul yang berupa beberapa rincian permasalahan yang ditemukan sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut diatas.

53  Merupakan informasi mengenai problematik pasien yang disimpulkan dari

hasil

Pemeriksaan.

 Gambaran kondisi pasien setelah diberikan tindakan terkait dengan patologi dan diagnosa penyakit.

j. Rencana Tindakan/Intervensi

 Penjelasan tentang rencana tindakan dan hasil yang diharapkan terkait dengan diagnosa penyakit.

 Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan prosedur tindakan/intervensi.

k. Intervensi/Tindakan

Penerapan Tindakan fisioterapi yang telah ditentukan sesuai dengan perencanaan.

l. Evaluasi

 Informasi kepada pasien mengenai hasil dari tindakan/intervensi fisioterapi baik sebelum, selama dan setelah tindakan.

 Menginformasikan rencana tindakan/intervensi secara bertahap dan tindakan lebih lanjut

Dalam dokumen Pedoman PKRS Rs Akademis (Halaman 44-52)

Dokumen terkait