Pencapaian kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut didapatkan dari hasil posttest peserta didik kelompok
82
tinggi, sedang, dan rendah.. Pelaksanaan posttest dilakukan setelah diterapkannya proses pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing. Berdasarkan analisis data kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut peserta didik pada materi hidrolisis, memperoleh hasil pretest (Tabel 4.9) dengan persen skor rata-rata keseluruhan berkategori sangat kurang berubah menjadi kategori cukup dengan persen skor rata-rata keseluruhan hasil posttest (Tabel 4.10). Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci pada setiap sub indikatornya.
a. Sub Indikator Bentuk Definisi (klasifikasi)
Berdasarkan hasil analisis data, kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut pada sub indikator membuat bentuk definisi (klarifikasi) diukur melalui soal tes uraian pada butir soal nomor 1, 2, 4, 5, dan 10 bagian b. Berdasarkan data hasil posttest kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut peserta didik pada sub indikator membuat bentuk definisi dengan cara klasifikasi pada kelompok kognitif tinggi, sedang dan rendah, didapatkan grafik seperti gambar 4.4 sebagai berikut:
83
Gambar 4.4 Grafik Persentase Skor Peserta Didik pada Sub Indikator Membuat Bentuk Definisi (Klasifikasi) Hasil Posttest
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dijelaskan bahwa Pencapaian sub indikator bentuk definisi (klasifikasi) dari hasil posttest, sub indikator membuat bentuk definisi (klarifikasi) pada peserta didik kelompok tinggi, sedang dan rendah, berturut-turut masing-masing memperoleh skor rata-rata sebesar 93%, 83%, dan 68%. Adapun hasil posttest secara keseluruhan memperoleh persen skor rata-rata dengan kategori baik (Tabel 4.10). Seperti halnya pada pretest, kemampuan peserta didik dalam membuat “bentuk definisi (klasifikasi)” dapat dilihat ketika peserta didik menjawab soal posttest pada soal nomor 2 mengenai sifat senyawa garam dan jenis hidrolisis.
Jawaban peserta didik kelompok tinggi dengan kode PD3 pada kategori sangat baik yaitu,”(a) Ca(NO3)2 bersifat netral, sehingga tidak terhidrolisis karena tersusun dari asam dan basa kuat, (b) senyawa NH4NO3 mengalami hidrolisis parsial atau
Kelompok Tinggi Kelompok Sedang Kelompok rendah Rata-rata 93 83 68 81
84
sebagian, dan bersifat asam, (c) KCN mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa”. Sedangkan jawaban peserta didik kelompok sedang pada kode PD2 dengan kategori sangat baik yaitu, “(a) Ca(NO3)2 sifatnya netral, jadi tidak mengalami hidrolisis, (b) senyawa NH4NO3 bersifat asam, dan hidrolisis sebagian, (c) larutan KCN mengalami hidrolisis sebagian, dan sifatnya basa, menghasilkan OH- “. Adapun jawaban peserta didik kelompok rendah dengan kode PD18 pada kategori cukup yaitu, “(a) Ca(NO3)2 bersifat netral, (b) NH4NO3 larutan bersifat basa, karena mengalami hidrolisis sebagian, (c) KCN, sifat larutan adalah basa, sehingga terhidrolisis sebagian”. Jawaban selengkapnya terdapat pada lampiran.
Jawaban-jawaban yang telah dikemukakan peserta didik tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan dalam membuat bentuk definisi dengan cara klasifikasi peserta didik mengalami perkembangan setelah dilakukannya pembelajaran materi hidrolisis dengan inkuiri terbimbing. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik pada konsep hidrolisis semakin baik dibanding pada saat pretest. Peserta didik dengan kode PD3 dan kode PD2, dapat mengklasifikasikan sifat dan jenis garam yang ada pada ketiga senyawa (Ca(NO3)2, NH4NO3 dan KCN) dengan tepat. Namun pada peserta didik dengan kode PD18, masih terdapat kekeliruan dalam mengklasifikasikan sifat senyawa garam dan masih kurang lengkap dalam mengklasifikasikan jenis garam yang terhidrolisis.
85
Berdasarkan analisis terhadap berbagai jawaban peserta didik di atas, pada saat posttest menunjukkan bahwa peserta didik telah dapat membuat bentuk definisi dengan cara mengklasifikasikan sifat dan jenis senyawa garam. Pencapaian kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut pada sub indikator membuat bentuk definisi dengan cara kelsifikasi yang dimiliki peserta didik berada pada kategori baik dengan persen skor rata-rata pada saat posttest sebesar 81%.
b. Sub Indikator Strategi definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut
Pencapaian kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut pada sub indikator “strategi definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut” peserta didik pada posttest, diukur sama halnya dengan pada saat pretest, yaitu melalui soal tes uraian pada butir soal nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9 dan 10 bagian a. Berdasarkan data hasil posttest kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut peserta didik pada sub indikator strategi definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut pada kelompok kognitif tinggi, sedang dan rendah, didapatkan grafik seperti gambar 4.5 sebagai berikut:
86
Gambar 4.5 Grafik Persentase Skor Peserta Didik pada Sub Indikator Strategi Definisi Hasil Posttest
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dijelaskan bahwa hasil posttest kemampuan pada sub indikator strategi definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah, berturut-turut memperoleh persen skor rata-rata sebesar 79%, 61% dan 43%. Secara keseluruhan sub cukup (Tabel 4.10). Adapun kemampuan pada sub indikator ini dapat dilihat pada salah satu contoh jawaban posttest peserta didik kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah pada soal nomor 1 mengenai penjelasan lebih lanjut terkait alasan mengenai sifat garam CH3COONa dan jenis hidrolisis yang dialami garam tersebut.
Jawaban peserta didik dengan kode PD26 pada kelompok tinggi dengan berkategori baik yaitu, “garam NaCH3COO akan mengalami hidrolisis sebagian yaitu ion CH3COO- yang berasal dari asam lemah CH3COOH, sedangkan ion Na+ tidak terhidrolisis karena
Kelompok Tinggi Kelompok Sedang Kelompok rendah Rata-rata 79 61 43 60
87
berasal dari basa kuat NaOH. Sifat garam NaCH3COO adalah basa karena tersusun dari asam lemah CH3COOH akan menghasilkan ion OH- dan basa kuat NaOH”. Sedangkan jawaban peserta didik dengan kode PD31 pada kelompok sedang dengan kategori cukup yaitu, ”hidrolisis parsial, dan bersifat basa karena berasal dari basa kuat dan asam lemah sehingga tidak dapat terhidrolisis”. Adapun jawaban peserta didik dengan kode PD25 pada kelompok rendah dengan kategori kurang yaitu,”hidrolisis sebagaian dan sifat garam tersebut adalah asam”.
Jawaban-jawaban yang telah dikemukakan peserta didik tersebut, dapat diketahui bahwa pada saat posttest kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut pada sub indikator strategi definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut, peserta didik dengan kode PD26 telah dapat menjelaskan alasan dengan tepat dan lengkap mengenai jenis hidrolisis yang terjadi dan sifat dari garam CH3COONa. Namun pada peserta didik dengan kode PD31 pada kategori cukup, penjelasan mengenai jawaban tersebut masih kurang tepat, sementara jawaban peserta didik dengan kode PD25 kategori kurang, belum terdapat penjelasan yang menguatkan jawabannya tersebut.
Berdasarkan analisis terhadap berbagai jawaban peserta didik di atas, menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut pada sub indikator strategi definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut yang dimiliki peserta didik berada pada kategori cukup. Hasil posttest
88
menunjukkan, pada sub indikator strategi definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut pada materi hidrolisis secara keseluruhan berada pada kategori cukup denga persen skor rata-rata sebesar 60%
Adapun kemampuan pada sub indikator strategi definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut pada setiap kelompok peserta didik berada pada kategori yang bervariasi. Pada peserta didik kelompok tinggi berada pada kategori baik, kelompok sedang pada kategori cukup dan kelompok rendah berada pada kategori kurang (Tabel 4.12). Hal ini menandakan bahwa masih rendahnya pemahaman peserta didik kelompok rendah terhadap konsep hidrolisis, sehingga dalam memberikan penjelasan lebih lanjut peserta didik masih mengalami kesulitan. c. Sub Indikator Mengkonstruksi Argumen
Pencapain sub indikator mengkonstruksi argumen pada saat posttest diukur menggunakan soal uraian seperti halnya pada saat pretest, yaitu pada butir soal nomor 3, 6 dan 10 bagian a. Berdasarkan data hasil posttest kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut peserta didik pada sub indikator mengkonstruksi argumen pada kelompok kognitif tinggi, sedang dan rendah, didapatkan grafik seperti gambar 4.6 sebagai berikut:
89
Gambar 4.6 Grafik Persentase Skor Peserta Didik pada Sub Indikator Mengkonstruksi Argumen Hasil Posttest
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dijelaskan bahwa hasil posttest kemampuan mengkonstruksi argumen peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah, berturut-turut memperoleh persen skor rata-rata sebesar 75%, 57% dan 43%. Secara keseluruhan sub indikator ini memperoleh persen skor rata-rata dengan kategori cukup (Tabel 4.10). Adapun kemampuan mengkonstruksi argumen dapat dilihat dari salah satu contoh soal dan jawaban peserta didik pada soal posttest nomor 3 mengenai sifat asam basa suatu garam dan kaitannya dengan konsep asam basa Arhenius.
Jawaban peserta didik dengan kode PD13 pada kelompok tinggi dengan kategori sangat baik yaitu, “garam dapat bersifat asam, basa atau netral dikarenakan ada pengaruh dari komposisi pembentukan garam tersebut. Dalam konsep asam basa ada kecenderungan melepas H+ atau OH- bila bereaksi dengan air atau
Kelompok Tinggi Kelompok Sedang Kelompok rendah Rata-rata 75 57 43 56,88
90
juga tingkat konsentrasi zat tersebut dapat mempengaruhi”. Sedangkan jawaban peserta didik dengan kode PD22 pada kelompok sedang dengan kategori baik yaitu, “apabila larutan bersifat asam, dalam larutan asam lebih kuat dari pada basa. Apabila basa lebih kuat dari asam maka bersifat basa dan bersifat netral apabila asam dan basa sama-sama kuat. Komponen yang mempengaruhi H+ dan OH-.” Adapun jawaban posttest peserta didik dengan kode PD27 pada kelompok rendah dengan ketegori kurang yaitu, “karena memiliki sifat dan larutan yang berbeda, komponen yang mempengaruhinya adalah senyawanya”.
Jawaban-jawaban yang telah dikemukakan pada saat posttest, menunjukkan jawaban peserta didik yang sudah berkembang lebih baik dibandingkan pada saat pretest. Peserta didik dengan kode PD13 dan PD22 sudah dapat mengkonstruksi argumen yang diperlukan untuk menjawab soal tersebut dengan mengkaitkannya pada konsep asam basa Arhenius, yaitu teori asam basa yang menerangkan bahwa garam yang bersifat dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H3O+ atau H+ (bersifat asam). Sedangkan senyawa basa jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH- (bersiafat asam). Sehingga komponen yang mempengaruhi sifat garam tersebut adalah kation atau anion yang berasal dari asam lemah dan basa lemah yang akan menghasilkan ion H3O+ atau H+ dan OH- jika bereaksi dengan air. Namun jawaban pada peserta didik dengan kode PD27 masih belum menyinggung pada teori asam basa Arhenius. Hal ini menandakan bahwa
91
kemampuan dalam mengkonstruksi argumen terkait konsep hidrolisis masih belum baik.
Berdasarkan jawaban-jawaban peserta didik yang telah dianalisis dari hasil posttest, dapat diketahui bahwa peserta didik pada kelompok tinggi, sedang dan rendah memiliki kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut yang bervariasi (Lampiran 19). Ada yang sudah dalam kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang setelah mengikuti pembelajaran inkuiri terbimbing. Sehingga proses pembelajaran inkuiri terbimbing dapat melatih kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut peserta didik pada saat mengerjakan soal posttest. Hal ini terlihat dari perbedaan hasil Pretest dan Posttest, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7 Grafik Persentase Skor Peserta Didik Berdasarkan Hasil Pretest dan Hasil Posttest
Hasil Pretest Hasil Posttest Rata-Rata
Hasil Pretest Rata-Rata Hasil Posttest 35,42 82,3 26,25 63,75 23,56 67 26,04 51,3 kelompok tinggi kelompok sedang kelompok rendah
92
Berdasarkan gambar 4.7 di atas, menunjukan bahwa persen skor rata-rata kemampuan memberikan penejelasan lebih lanjut peserta didik meningkat dari hasil pretest dengan kategeri sangat kurang menjadi kategori cukup pada saat posttest. Adapun pada peserta didik kelompok kognitif tinggi memperolah persen skor rata-rata dengan kategori kurang menjadi baik. Sedangkan pada kelompok sedang dan rendah memperolah persen skor rata-rata dengan kategori sangat kurang, masing-masing menjadi cukup dan kurang (Tabel 4.9 dan 4.10). Namun, jika dilihat secara individu masih terdapat peserta didik yang berakategori kurang pada saat posttest (Lampiran 19). Hal ini mengakibatkan hasil belajar peserta didik masih rendah, namun apabila dilihat secara umum, selain kurangnya kemampuan kemampuan dalam memberikan penjelasan lebih lanjut yang dimiliki oleh peserta didik, rendahnya hasil belajar peserta didik dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah peserta didik tidak mempelajari kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya. Kedua, dikarenakan terjadinya lupa. Ketiga, dikarenakan banyaknya materi-materi yang “menekan” ingatan mereka, sehingga memori lama tergantikan dengan memori yang baru. Oleh karena itu, masih terdapat hasil tes peserta didik (posttest) yang masih rendah. Selain itu, disebabkan pula oleh beberapa faktor lainnya. Diantaranya kurangnya jam pelajaran untuk menjelaskan materi hidrolisis, sehingga indikator pembelajaran belum tercapai dengan maksimal. Padahal materi hidrolisis berisi
93
konsep-konsep yang tidak sedikit. Pada akhirnya dengan waktu yang tersedia peserta didik harus dapat memahami dari setiap materi yang disampaikan. Akibatnya beberapa peserta didik dapat menyerap materi seutuhnya dan peserta didik yang lain hanya dapat menyerap materi sebagian saja. Sehingga beberapa peserta didik dalam mengembangkan kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut berada pada kategori yang berbeda-beda yaitu kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang bahkan sangat kurang.
Berdasarkan analisis terhadap hasil pretest, proses pembelajaran inkuiri terbimbing, dan hasil posttest yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut peserta didik kelas XI IPA MA Al Asror memiliki persen skor rata-rata sebesar 63,75%. Dengan demikian kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut peserta didik tergolong ke dalam kategori cukup.