BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan hasil uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas, hasil utama penelitian pengaruh persepsi terhadap resiko pembelian PC pada proses pengambilan keputusan membeli konsumen, kategorisasi data penelitian dan pembahasan.
1. Hasil uji asumsi
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisa regresi, namun sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan statistika parametrik, maka dilakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linieritas (Hadi, 2000). Uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebar secara normal dan uji linieritas untuk mengetahui linier atau tidak hubungan antar kedua variabel.
a. Uji normalitas
Hasil uji normalitas dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 9. Berikut ini:
Tabel 9. Normalitas sebaran variabel proses pengambilan keputusan membeli dan persepsi terhadap resiko
Variabel Z p Keterangan
Proses pengambilan keputusan membeli
1.157 .137 Normal
Persepsi terhadap resiko 1.044 .225 Normal
Kaidah normal yang digunakan untuk uji normalitas adalah jika p≥0,05 maka data penelitian terdistribusi normal, sebaliknya jika nilai p≤0,05 maka data penelitian tidak terdistribusi normal.
Hasil uji normalitas variabel proses pengambilan keputusan membeli diperoleh nilai Z=1,157 dan p=0,137. Hasil menunjukkan bahwa nilai p (0,137) > (0,05) maka data dari variabel proses pengambilan keputusan membeli terdistribusi secara normal.
Hasil uji normalitas variabel persepsi terhadap resiko diperoleh nilai Z=1,044 dan p=0,225. Hasil menunjukkan bahwa nilai p (0,225) > (0,05) maka data dari variabel persepsi terhadap resiko terdistribusi secara normal.
Selain dengan analisis statistik, untuk mengetahui apakah data penelitian telah terdistribusi normal juga dapat diketahui melalui analisis grafik. Hasil uji normalitas dalam penelitian bisa dilihat pada gambar 1. berikut ini:
Gambar 1. Grafik Normalitas
Gambar 1. menunjukkan grafik normalitas variabel proses pengambilan keputusan membeli dan persepsi terhadap resiko
b. Uji Linieritas
Berdasarkan hasil uji linearitas antara persepsi terhadap resiko dengan proses pengambilan keputusan membeli yaitu menggunakan uji Anova diperoleh F = 0,066 dan p>0,05 (p = 0,798), maka dapat disimpulkan bahwa variabel proses pengambilan keputusan membeli memiliki hubungan yang tidak linear dengan
variabel persepsi terhadap resiko. Dari hasil yang diperoleh ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi tidak linier, sehingga untuk menguji persamaan regresi harus digunakan analisis regresi non linier model parabola kuadratik (Sudjana, 2001).
Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 10. berikut:
Tabel 10. Hasil pengujian linieritas
Variabel F P Keterangan Proses pengambilan keputusan membeli dan persepsi terhadap resiko 0,066 0,798 Tidak linier
Selain dengan bantuan metode statistik uji Anova, hasil uji linieritas juga dapat diketahui melalui scatter plot. Hasil analisa grafik dapat dilihat pada gambar 2. berikut ini:
Gambar 2. Grafik Linieritas Antara Persepsi terhadap Resiko dan Proses Pengambilan Keputusan Membeli
2. Hasil Utama Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan pengolahan data mengenai pengaruh persepsi terhadap resiko pembelian PC pada proses pengambilan keputusan membeli konsumen yang diperoleh dengan teknik analisa regresi dengan bantuan program komputer SPSS 16.0. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,170 dengan p(0,116). Hipotesis nol dalam penelitian ini yaitu tidak ada pengaruh persepsi terhadap resiko pembelian PC pada proses pengambilan keputusan membeli konsumen. Kriteria penolakan Ho, jika p< (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan uji satu sisi, didapat nilai p(0,116), karena p(0,116)> (0,05) maka Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh persepsi terhadap resiko pembelian PC pada proses pengambilan keputusan membeli konsumen.
Hasil analisa regresi pada tabel 11. didapat nilai koefisien determinan (R2) sebesar 2,9%. Hal ini menunjukkan pengaruh persepsi terhadap resiko pembelian PC pada proses pengambilan membeli konsumen adalah sebesar 2,9%. Artinya persepsi terhadap resiko pembelian PC memberikan sumbangan efektif sebesar 2,9% dalam proses pengambilan keputusan membeli konsumen.
Tabel 11. Hasil ringkasan analisa regresi
Variabel R R2 F P Keterangan Proses pengambilan keputusan
membeli konsumen dan persepsi terhadap resiko pembelian PC
Taksiran untuk regresi nonlinier model parabola kuadratik mempunyai persamaan umum : Y = a + bX + cX2 (Sudjana, 2002). Berdasarkan data penelitian, diperoleh nilai koefisien a = 141,423, b = -2,267, dan c = 0,022. Sehingga, bentuk persamaan umum regresi parabola kuadratik dalam penelitian ini adalah Y = 141,423 – 2,267X + 0,022X2.
3. Kategorisasi data penelitian
a. Kategorisasi Skor Penelitian Proses Pengambilan Keputusan Membeli
Kategorisasi skor proses pengambilan keputusan subjek penelitian dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean empirik dan mean hipotetik (Azwar, 2000). Skala proses pengambilan keputusan membeli terdiri dari 40 aitem dengan 4 pilihan jawaban yang nilainya bergerak dari 0 sampai 3. Dari skala proses pengambilan keputusan membeli diperoleh mean hipotetik sebesar 60 dengan standar deviasi sebesar 20. Sementara mean empirik yang diperoleh adalah 84,59 dengan standar deviasi 11,021. Perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat dari tabel 12.
Tabel 12. Perbandingan mean empirik dan mean teoritik proses pengambilan keputusan membeli
Empirik Hipotetik Min Max Mean
sampel
SD Min Max Mean populasi
SD 57 114 84,59 11,021 0 120 60 20
Jika dilihat perbandingan antara rata-rata empirik dengan rata-rata hipotetik, maka diperoleh rata-rata empirik lebih besar daripada rata-rata hipotetik dengan selisih
24,59. Hasil ini menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan membeli subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata proses pengambilan keputusan membeli pada populasi umumnya. Hal ini menggambarkan bahwa sebahagian besar dari subjek penelitian tergolong ke dalam tipe pengambilan keputusan diperluas.
Pengkategorian pengambilan keputusan membeli berdasarkan model distribusi normal yakni dengan membagi distribusi normal atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar. Untuk menggolongkan subjek kedalam 3 kategori diagnosis tipe pengambilan keputusan, maka keenam satuan deviasi standar itu dibagi ke dalam 3 bagian menjadi:
X < ( – 1.0 ) Rendah ( – 1.0 ) ≤ X < ( + 1.0 ) Sedang
( + 1.0 ) ≤ X Tinggi
Skala proses pengambilan keputusan membeli yang terdiri atas 40 aitem dengan 4 pilihan jawaban yang bergerak dari 0 sampai 3 diperoleh rentang minimum-maksimumnya adalah 40 x 0 = 0 sampai dengan 40 x 3 = 120, sehingga luas jarak sebarannya adalah 120 – 0 = 120. Dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai = 120 / 6 = 20 dan mean hipotetiknya adalah = 60. Dari perhitungan di atas, dapat dibuat kategorisasi proses pengambilan keputusan membeli seperti pada tabel 13. berikut:
Tabel 13. Kategorisasi Proses Pengambilan Keputusan Membeli Rentang Nilai Kategori Pengambilan
Keputusan Membeli
Jumlah ( N ) Persentase (%)
x< 40 Terbatas 0 0 %
40 ≤ x< 80 Antara 55 36,67 % 80 ≤ x Diperluas 95 63,33 %
Jumlah 150 100 %
Dari tabel 13. di atas dapat dilihat bahwa subjek yang termasuk tipe pengambilan keputusan diperluas sebanyak 95 orang (63,33 %), subjek yang termasuk tipe pengambilan keputusan antara sebanyak 55 orang (36,67 %) dan tidak ada subjek yang termasuk kedalam tipe pengambilan keputusan terbatas (0 %).
b. Kategorisasi Skor Persepsi terhadap Resiko
Skala persepsi konsumen terhadap resiko terdiri dari 34 aitem dengan 4 pilihan jawaban yang nilainya bergerak dari 0 sampai 3. Dari skala persepsi terhadap resiko diperoleh mean hipotetik sebesar 51 dengan standar deviasi sebesar 17. Sementara mean empirik yang diperoleh adalah 51,09 dengan standar deviasi 7,061. Perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat dari tabel 14.
Tabel 14. Perbandingan mean empirik dan mean hipotetik persepsi konsumen terhadap resiko
Empirik Hipotetik Min Max Mean
sampel
SD Min Max Mean populasi
SD 28 73 51,09 7,061 0 102 51 17
Jika dilihat perbandingan antara rata-rata empirik dengan rata-rata hipotetik, maka diperoleh rata-rata empirik lebih besar daripada rata-rata hipotetik dengan selisih 0,09. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi terhadap resiko pembelian PC subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata persepsi terhadap resiko pembelian PC
pada populasi umumnya. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar dari subjek penelitian memiliki persepsi resiko sedang.
Skala persepsi terhadap resiko yang terdiri atas 34 aitem dengan 4 pilihan jawaban yang bergerak dari 0 sampai 3 diperoleh rentang minimum-maksimumnya adalah 34 x 0 = 0 sampai dengan 34 x 3 = 102, sehingga luas jarak sebarannya adalah 102 – 0 = 102. Dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai = 102 / 6 = 17 dan mean hipotetiknya adalah = 51. Dari perhitungan diatas, dapat dibuat kategorisasi persepsi terhadap resiko seperti pada tabel 15. berikut.
Tabel 15. Kategorisasi persepsi terhadap resiko Rentang Nilai Kategori persepsi
resiko Jumlah ( N ) Persentase (%) x< 34 Rendah 2 1,33 % 34 ≤ x< 68 Sedang 148 98,67 % 68 ≤ x Tinggi 0 0 % Jumlah 150 100 %
Dari tabel 15. di atas dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki persepsi terhadap resiko rendah sebanyak 2 orang (1,33 %), subjek yang memiliki persepsi terhadap resiko yang sedang sebanyak 148 orang (98,67%) dan tidak ada subjek yang memiliki persepsi terhadap resiko yang tinggi (0 %).
Setelah mengetahui pengkategorisasian kedua variabel penelitian, hasilnya dapat dimasukkan kedalam tabel penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategori yang ditunjukkan pada tabel 16.
Tabel 16. Matriks kategorisasi variabel persepsi terhadap resiko dan proses pengambilan keputusan membeli
Rendah Sedang Tinggi PPKM Terbatas 0 0 % 0 0 % 0 0 % Antara 0 0 % 55 36,67 % 0 0 % Diperluas 2 1,33 % 93 62 % 0 0 % Jumlah 150(100%)
Keterangan: PPKM = Proses Pengambilan Keputusan Membeli PKR = Persepsi terhadap Resiko
Tabel 16. berdasarkan data empirik diketahui bahwa hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar terlihat pada PKR pada kategori sedang dengan PPKM pada kategori diperluas yaitu 62%. Kedua diduduki oleh PKR kategori sedang dengan PPKM kategori antara yaitu 36,67%. Ketiga diduduki oleh PKR kategori rendah dengan PPKM kategori diperluas yaitu 1,33%. Sisanya tidak ada yang termasuk ke dalam kategori tersebut.