• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Model pengujian regresi linier berganda merupakan model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Dalam penelitian ini analisis regresi berganda bertujuan untuk melihat pengaruh antara DPK, CAR dan NPF terhadap alokasi pembiayaan UMKM Bank Umum Syariah. Adapun hasil yang digunakan dari uji regresi liniear berganda pada variabel-variabel dalam penelitian ini dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Ringkasan Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Variabel Prediksi Koefisien thitung Signifikansi Kesimpulan

(Constant) 3,918 11,145 0,000

UMKM

DPK Positif 0,679 21,506 0,000 Diterima

CAR Positif -0,005 -1,351 0,186 Ditolak

NPF Negatif -0,017 -2,832 0,008 Diterima

Fhitung = 871,962 Signifikansi = 0,000 Adjusted R2 = 0,987

Sumber: Data sekunder yang diolah oleh SPSS 23, 2018.

Hasil persamaan regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.5. berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian ini maka persamaan model regresi yang diperoleh adalah:

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + e...

Y = α + β1DPK + β2CAR 3NPF +e...

UMKM = 3,918 + 0,679DPK – 0,005CAR – 0,017NPF

Persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta 3,918 menyatakan bahwa jika variabel DPK, CAR dan NPF dianggap konstan, maka rata-rata alokasi pembiayaan UMKM adalah sebesar 3,918. Sementara itu, persamaan regresi tersebut mempunyai makna beberapa hal dibawah in: a. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa DPK berpengaruh terhadap

UMKM dikarenakan nilai signifikansi DPK sebesar 0,000 lebih kecil

dibanding nilai α = 0,05 dan koefisien DPK 0,679. menggambarkan bahwa DPK mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap alokasi pembiayaan UMKM. Artinya, setiap kenaikan 1 point DPK, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan meningkatkan pembiayaan sebesar 67,9%.

b. Koefisien regresi pada variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) (X2) sebesar -0,005 dengan signifikansi 0,186 lebih besar dari α = 0,05

menggambarkan bahwa CAR mempunyai hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap alokasi pembiayaan UMKM. Artinya, setiap kenaikan 1 point CAR dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan menurunkan pembiayaan UMKM sebesar 0,5%. c. Koefisien regresi pada variabel Non Performing Financing (NPF)

(X3) Sebesar -0,017 dengan signifikansi 0,008 lebih kecil dari α =

yang negatif signifikan terhadap alokasi pembiayaan UMKM. Artinya, setiap kenaikan 1 point NPF dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan menurunkan alokasi pembiayaan UMKM 0,17%.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi dari variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati angka satu berarti variabel-variabel independen memberikn hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.149

Model koefisien determinasi memiliki kelemahan yakni bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.150dalam penelitian ini menggunakan Adjusted R2 untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik.

Berdasarkan hasil perhitungan uji koefisien determinasi atau Adjusted R2 diperoleh nilai sebesar 0,987 atau 98,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 98,7% variasi UMKM dapat dijelaskan oleh variabel DPK, CAR dan NPF. Sedangkan sisanya (100% - 98,7% = 1,3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model.

149

Imam Ghozali, op.cit. h, 97.

150 Ibid.

3. Uji Hipotesis

a. Uji F (Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen. Berdasarkan uji ANOVA atau uji F yang dilakukan pada variabel DPK, CAR dan NPF terhadap pembiayaan UMKM, didapat nilai Fhitung sebesar 871,962 dan nilai Ftabel sebesar 2,90 (dF1 = k - 1, 4 -1 = 3) sedang (dF2 = n – k, 36 – 4 = 32) dengan signifikansi 0,000.

Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 itu artinya nilai signifikansi uji F

jauh lebih kecil dari α = 5%, maka model regresi dapat digunakan

untuk meprediksi pembiayaan UMKM, atau dengan kata lain bahwa DPK, CAR dan NPF secara bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap alokasi pembiayaan UMKM.

b. Uji t (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya digunakan untk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dapat mempengaruhi variasi variabel dependen. Dalam penelitan ini uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yang dalam penelitian ini adalah pengaruh DPK, CAR dan NPF terhadap alokasi pembiayaan UMKM.

Ketentuan yang digunakan dalam uji statistik t adalah jika nilai signifikansi < dari α = 0,05 (5%), maka H0 ditolak dengen demikian Ha diterima pun sebaliknya juka nilai signifikansi > dari α = 0,05

(5%), maka Ha ditolak dengan demikian H0 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial apabila sign. < α = 0,05 (5%). Berikut hasil uji t pada variabel-variabel independen terhadap variabel dependen:

a. Pengujian Dana Pihak Ketiga (DPK)

Hasil Uji t pada tabel 4.5 di atas untuk variabel DPK terhadap alokasi pembiayaan UMKM, menunjukkan bahwa DPK berpangaruh terhadap alokasi pembiayaan UMKM. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu 0,000. Sedangkan nilai koefisien regresi DPK benilai positif 0,679. Maka dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama dari variabel DPK yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi pembiayaan UMKM diterima.

b. Pengujian Capital Adequacy Ratio (CAR)

Hasil uji t pada tabel 4.5 untuk variabel CAR terhadap alokasi pembiayaan UMKM, menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan UMKM. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 yaitu sebesar 0,186. Sedangkan nilai koefisien dari CAR yakni sebesar -0,005, maka

dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua dari variabel CAR yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikansi terhadap alokasi pembiayan UMKM ditolak.

c. Pengujian Non Performing Financing (NPF)

Hasil uji t pada tabel 4.5 untuk variabel NPF terhadap pembiayaan UMKM, menunjukkan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 yakni sebesar 0,008 sedangkan nilai koefisien dari NPF bernilai negatif yakni sebesar -0,017. Maka dikatakan bahwa hipotesis ketiga dari variabel NPF yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi pembiayaan UMKM diterima.

Dokumen terkait