• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Hasil Penelitian

4) Tipe SPK

Kalimat pada contoh (24) adalah kalimat berpola SPPel utuh atau tanpa adanya pelesapan unsur maupun penambahan unsur. Fungsi S dalam contoh tersebut berkategori frasa nomina dan fungsi P pada kata adalah berkategori verba sedangkan pelengkap, berkategori frasa nomina. Hal ini seperti apa yang telah dipaparkan oleh Sugono (2009: 114). Namun, tidak fungsi P berkategori verba semitransitif ataupun intransitif karena sebenarnya verba pengisi fungsi P itu terbatas.

Contoh (25) adalah kalimat berpola SPPel dengan adanya penambahan unsur dan tidak ada pelesapan unsur. Penambahan unsur pada kalimat tersebut berupa unsur keterangan (K) berupa klausa kecuali fitur Wi-Fi dengan kata

‘kecuali’ berperan sebagai keterangan perkecualian (lihat Chaer, 2009: 25) yang sebenarnya fungsi K hanya merupakan tambahan. Jadi, meskipun ada penambahan unsur, kalimat pada contoh (25) di atas tetap berpola SPPel.

4) Tipe SPK

Kalimat berpola SPK dalam BPT sangat bervariasi. Selain terdapat pelesapan atau penambahan unsur, sebagian besar pola SPK, susunan fungsinya terbalik atau inversi, yaitu fungsi predikat mendahului fungsi subjek. Sehingga, kategori pengisi fungsi verba atau frasa verba mendahului nomina atau frasa nomina. Di bawah ini adalah beberapa contoh kalimat berpola SPK.

(26) a. Integrasikan / email / dari username FB yang dimiliki user di BlackBerry Web Client (www.indosat.blackberry.com) atau menu Email.

F: P / S / K

 

(Indosat 1, data ke 115)

b. Email / Anda integrasikan / dari username FB yang dimiliki User di BlackBerry Web Client (www.indosat.blackberry.com) atau menu Email.

F: S / P / K

(Indosat 1, data ke 115)

(27) a. Features BIS / Ø / sama seperti di atas.

F: S / Ø / K

(Indosat 1, data ke 22)

b. Features BIS / berisi / sama seperti di atas.

F: S / P / K

(Indosat 1,data ke 22)

(28) a. Setting / Ø / di handset BlackBerry / sebanyak maksimal 2 email saja.

F: P / Ø / K / K

(Indosat 1, data ke 116)

b. Setting / email / di handset BlackBerry / sebanyak maksimal 2 email saja

F: P / S / K / [K]

(Indosat 1, data ke 116)

Kalimat pada contoh (26a) merupakan kalimat berpola SPK yang susunan fungsinya terbalik atau inversi. Telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa kalimat inversi merupakan kalimat yang fungsi predikatnya mendahului fungsi S dan sebagian besar kalimat dengan pola PSK terdapat pada jenis kalimat imperatif. Jika susunan fungsinya terbalik, maka susunan kategorinya pun

 

terbalik. Dapat diketahui pada contoh (26a) adalah kalimat imperatif atau perintah, itulah sebabnya pola kalimat tersebut bukanlah SPK melainkan PSK.

Namun demikian kalimat pada contoh (26a) tetaplah kalimat berpola SPK karena jika contoh (26a) fungsi S diletakkan mendahului fungsi P maka kalimat yang terbentuk seperti pada contoh (26b) yaitu Email Anda integrasikan dari username FB yang dimiliki user di BlackBerry Web Client (www.indosat.blackberry.com) . Kata ‘Anda’ yang semula dilesapkan, terlihat setelah unsur subjek diletakkan di awal. Sehingga, yang pada mulanya kategori pengisi kata ‘Anda’ adalah nomina, namun dikarenakan kata ‘Anda’ bergabung dengan kata ‘integrasikan’ maka kategorinya menjadi frasa verba (FV).

Pola kalimat SPK dengan pelesapan fungsi P dapat dilihat pula pada contoh (27a) yaitu pada kalimat features BIS sama seperti di atas. Mulanya, sebelum contoh (27a) muncul, terdapat kalimat yang memaparkan isi dari paket BIS dengan pengisi fungsi P berupa kata ‘berisi’ yakni pada kalimat Paket BIS berisi features email (max 10 account personel email), chatting (YM, ICQ, Gtalk, MSN, AOL), browsing, social networking (facebook, myspace, etc), dan banyak aplikasi lainnya. Jadi, untuk menghemat dalam penggunaan kata-kata maka pihak Indosat membuat kalimat yang lebih singkat tanpa banyaknya kata-kata yang berderet. Oleh karena itu, pada kalimat di atas pelesapan unsur berupa fungsi predikat dengan pengisi fungsi predikat adalah kata ‘berisi’ yang berkategori verba, sehingga jika kalimat ditulis secara utuh maka akan terlihat pada contoh (27b) yaitu features BIS berisi sama seperti di atas.

 

Pada contoh (28a) terdapat wujud pelesapan dan penambahan unsur.

Pelesapan unsur berupa fungsi S. Pengisi fungsi S adalah kata ‘email’ yang berkategori nomina (N). Kalimat sebelumnya dalam BPT juga merupakan kalimat perintah akan tetapi fungsi S dan pengisi fungsi S dimunculkan yakni berupa kata

‘email’. Berbeda halnya dengan kalimat lanjutannya (contoh (28a)) yang melesapkan fungsi subjek dan pengisi fungsi subjek. Adapun kata yang dilesapkan pada contoh (28a) berupa kata ‘email’ yang berasal dari kalimat contoh (26), yaitu Integrasikan email daru username FB yang dimiliki user di BlacBerry Web Client (www.indosat.blacberry.com). Sehingga, dapat diketahui secara langsung bahwa unsur yang dilesapkan berupa unsur S dan pengisi fungsi S pada contoh (28a) berupa kata ‘email’ yang berkategori nomina. Maka, kalimat yang terbentuk adalah setting email di handset BlackBerry sebanyak maksimal 2 email saja. (lihat contoh (28b).

5) Tipe SP (P: Verba)

Sebagian besar pola-pola kalimat dalam BPT dimana fungsi pengisi P merupakan kata atau frasa yang berkategori V maupun FV. Namun, kalimat berpola SP hanya ditemui empat kalimat dalam BPT. Dibawah ini merupaka contoh kalimat berpola SP dengan pengisi fungsi P berupa V.

(29) a. Manfaatkan /poin Anda F: P / S

(Telkomsel 1, data ke 9) b. Poin Anda / manfaatkan

 

F: S / P

(Telkomsel 1, data ke 9) (30) Syarat dan Ketentuan / berlaku.

F: S / P

(Telkomsel 2, data ke 169)

(31) Fitur browsing, email, googlemap dan semua fitur turunan lain yang mempergunakan konektivitas network GPRS/EDGE/3G / tidak bisa digunakan.

F: S / P

(Indosat 1, data ke 90)

Pola pada contoh (29a) adalah contoh-contoh kalimat berpola SP namun jenis kalimat tersebut adalah inversi, sehingga susunan fungsinya menjadi PS. Jika urutan fungsi kedua contoh tersebut di balik, yakni fungsi subjek berupa frasa poin Anda mendahului fungsi predikat yang berupa kata manfaatkan, maka pola contoh kalimat di atas menjadi SP atau poin Anda manfaatkan (lihat contoh 29b).

Kalimat pada contoh (30) dan (31) merupakan kalimat yang berpola utuh dengan susunan fungsi S-P. Keduanya tidak memiliki pelesapan maupun penambahan unsur atau bahkan urutan fungsi yang terbalik seperti yang terjadi pada contoh (29).

b. Pola pada Kalimat Majemuk

1) Tipe SP+SPK, SP+PK, SP+SPPK, SPK+SPOK

Pada kalimat dalam BPT, pola SP+SPK awalnya berpola PS+PSK Pola PS+PSK merupakan pola kalimat inversi yang biasanya kalimat pada jenis ini

 

mengandung makna perintah atau imperatif. Sebenarnya, jika dibalik maka pola kalimat majemuk tersebut akan menjadi SP+SPK. Perhatikan contoh berikut.

(32) a. Ikuti / undian / dan / menangkan / hadiah pilihan / dengan me- menukarkan poin Anda.

F: P / S / knj / P / S / K (Telkomsel 1, data ke 3)

b. Undian / Anda ikuti / dan / hadiah pilihan / Anda menangkan / dengan menukarkan poin Anda.

F: S / P / knj / S / P / K (Telkomsel 1, data ke 3)

Contoh (32a) di atas, merupakan struktur kalimat perintah dengan pola PS+PSK dan berkategori V-N-knj-V-FN-Fprep. Pada dasarnya struktur tersebut bisa menjadi SP+SPK yang diikuti pula oleh perubahan kategori.(lihat contoh (32b). Setelah dibalik menjadi suatu kalimat deklaratif, terlihat kata Anda dalam kalimat. Kalimat perintah berpola PS yang berkategori V-N, jika susunannya dirubah menjadi kalimat deklaratif, yakni menjadi SP dan berkategori N/FN-FV maka, muncul kata Anda setelah kata undian.

Sama halnya dengan pola SP+SPK, dalam BPT, pola SP+PK, SP+SPPK mulanya adalah kalimat berpola masing-masing PS+PK, KP+SP dan PS+SPPK.

Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa setiap kalimat berpola inversi merupakan kalimat perintah dan setiap kalimat perintah dalam BPT jika dirubah menjadi kalimat deklaratif atau hanya sebagai informasi, maka kalimat yang semula berpola PS menjadi SP. Begitu pula yang terjadi pada pola kalimat PS+PK, KP+SP menjadi SP+PK dan PS+SPPK menjadi SP+SPPK. Begitu pun kalimat

 

yang berpola SPK+SPOK. Kalimat pada BPT yang pada awalnya berpola PSK+SPOK menjadi SPK+SPOK.

2) Tipe SP+P

Pola SP+P pada kalimat dalam BPT, merupakan kalimat tidak lengkap karena ada pelesapan unsur berupa unsur P. Kalimat majemuk bertingkat yang memiliki pola SP+P hanya ada satu kalimat saja dalam BPT. Perhatikan contoh berikut.

(33) a. Warna hadiah mobil / Ø / sesuai / persediaan.

F: S / Ø / P

(Telkomsel 1, data ke 141)

b. Warna hadiah mobil / tersedia / sesuai / persediaan.

F: S / P / P

(Telkomsel 1, data ke 141)

Terdapat unsur yang dilesapkan pada contoh (33a) di atas yakni unsur predikat dengan pengisi fungsi predikat berupa kata tersedia. Sehingga dapat dikatakan pula bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat tidak lengkap. Jadi, jika kalimat pada contoh (33a) ditulis lengkap maka terlihat seperti pada contoh (33b) yaitu warna hadiah mobil tersedia sesuai persediaan.