• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baik Sedang

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Persamaan Regresi

a) Hubungan antara kapasitas vital paru dengan kemampuan bermain bola basket dapat dilihat dari persamaan berikut ini:

Y= 118,517 + 0.017 x.

Arti dari persamaan tersebut adalah peningkatan nilai Y dipengaruhi jika nilai x meningkat atau semakin besar nilai x akan semakin besar pula peningkatan nilai Y.

b) Hubungan antara kelincahan dengan kemampuan bermain bola basket dapat dilihat dari persamaan berikut ini:

Y = 153,88 – 0,45 x.

Arti dari persamaan di atas adalah peningkatan nilai Y dipengaruhi jika nilai x turun atau semakin kecil nilai x akan semakin meningkat nilai Y.

c) Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara kapasitas vital paru (x1), kelincahan (x2) dengan kemampuan bermain bola basket (Y) dapat dilihat dari persamaan berikut ini:

Y = 107,972 + 0,023x1 – 0,215 x2

Arti dari persamaan di atas adalah semakin besarnya nilai x1 dan semakin kecilnya nilai x2 akan meningkatkan nilai Y.

a) Keeratan hubungan antara x1 dengan Y (R x1.y) sebesar 0,662. t hitung yang diperoleh sebesar 4,238 dan t tabel untuk α 5% dengan derajat bebas (db) = 23 diperoleh 2,069. Karena t hitung > t tabel = 4,238 > 2,069 berarti ada hubungan antara x1 dengan Y secara signifikan.

b) Keeratan hubungan antara x2 dengan Y (R x2.y) sebesar -0,601. t hitung yang diperoleh sebesar -3,609 dan t tabel untuk α 5% dengan derajat bebas (db) = 23 diperoleh 2,069. Karena t hitung > t tabel = -3,609 > 2,069 berarti ada hubungan antara x2 dengan Y secara signifikan.

c) Keeratan hubungan antara x1, x2 dengan Y (Rγ.12) sebesar 0,633. F hitung yang diperoleh sebesar 7,353 dan F tabel untuk dk pembilang =2 dan dk penyebut 22, maka didapat untuk α 5% diperoleh 3,44. Karena F hitung > F tabel = 7,353 > 3,44 berarti ada hubungan antara x1, x2 dengan Y secara signifikan.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Kapasitas vital paru Pemain Bola Basket SMA Negeri 2 Tegal

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, pemain bola basket SMA Negeri 2 Tegal Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan jumlah 25 pemain, mempunyai kapasitas vital paru sangat jelek. Dari analisis deskriptif diperoleh 80% (20 pemain) memiliki kapasitas vital paru jelek sekali dan 20% (5 pemain) memiliki kapasitas vital paru jelek. Kondisi semacam ini menggambarkan secara keseluruhan bahwa rata-rata kapasitas vital paru pemain bola basket SMA Negeri 2 Tegal Tahun Pelajaran 2008/2009 sangat memprihatinkan dan perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh pemain maupun pelatih.

Kapasitas vital paru yang kurang, dapat diperkirakan ketahanan pemain dalam bermain bola basket tidak dapat bertahan lama. Ketahanan pemain dapat dilaksanakan apabila sumber energi dan O2 yang diperlukan oleh tubuh dapat tercukupi. Tercukupinya O2 oleh tubuh berarti tercukupinya proses metabolisme dalam tubuh yang pada akhirnya dapat mencukupi kebutuhan energi saat bermain bola basket. Dengan kondisi kapasitas vital paru yang kurang sekali, pemain bola basket SMA Negeri 2 Tegal hendaknya terus berlatih sesuai dengan program yang direncanakan oleh pelatih basket, baik latihan fisik maupun teknik. Latihan yang teratur, terencana dan terprogram serta sesuai dengan kemampuan yang berlangsung lama, akan meningkatkan kapasitas vital paru.

4.3.2 Kelincahan Pemain Bola Basket SMA Negeri 2 Tegal

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, pemain bola basket SMA Negeri 2 Tegal Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan jumlah pemain 25 pemain, mempunyai kelincahan yang kurang dengan rata-rata kelincahan sebesar 22,4 detik.. Dari analisis diperoleh 16% (4 pemain) memiliki kelincahan baik,24% (6 pemain) memiliki kelincahan sedang, 44% (11 pemain) memiliki kelincahan jelek, dan 16% (4 pemain) memiliki kelincahan jelek sekali.

Kelincahan yang baik diprediksikan mampu meningkatkan kemampuan bermain bola basket di lapangan. Hal ini dikarenakan kelincahan sangat berguna ketika melakukan serangan ke daerah pertahanan lawan, pemain dapat mengoceh lawan dan ketika diserang pemain mampu bergerak dengan cepat dari satu sisi ke sisi lain tanpa memerlukan waktu yang lama.

Berdasarkan hasil penelitian yang selanjutnya telah dianalisis dengan regresi korelasi berganda, hubungan antara kapasitas vital paru (x1), kelincahan (x2) terhadap kemampuan bermain bola basket (Y) ditunjukkan dengan persamaan 107,972 + 0,023x1 – 0,215 x2, persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan kapasitas vital paru, semakin cepatnya kelincahan pemain, maka kemampuan bermain bola basket akan meningkat pula.

Keeratan hubungan antar variabel (R γ.12) sebesar 0,633 dengan F hitung yang diperoleh sebesar 7,353 dan F tabel untuk dk pembilang =2 dan dk penyebut 22, maka didapat untuk α 5% diperoleh 3,44. Karena F hitung > F tabel = 7,353 > 3,44 berarti ada hubungan antara x1, x2 dengan Y secara signifikan.

Hubungan kapasitas vital paru (x1) dengan kemampuan bermain bola basket (Y) ditunjukkan dengan persamaan Y= 118,517 + 0.017 x, persamaaan tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan kapasitas vital paru akan meningkatkan kemampuan bermain bola basket. Keeratan hubungan antara x1 dengan Y (R x1.y) sebesar 0,662. t hitung yang diperoleh sebesar 4,238 dan t tabel untuk α 5% dengan derajat bebas (db) = 23 diperoleh 2,069. Karena t hitung > t tabel = 4,238 > 2,069 berarti ada hubungan antara x1 dengan Y secara signifikan.

Hubungan kelincahan (x2) dengan kemampuan bermain bola basket (Y) ditunjukkan dengan persamaan Y = 153,88 – 0,45 x, persamaaan tersebut menunjukkan bahwa semakin cepat kelincahan suatu pemain maka diprediksikan akan meningkatkan kemampuan bermain bola basketnya. Keeratan hubungan antara x2 dengan Y (R x2.y) sebesar -0,601 dengan t hitung yang diperoleh sebesar -3,609 dan t tabel untuk α 5% dengan derajat bebas (db) = 23 diperoleh 2,069.

Karena t hitung > t tabel = -3,609 > 2,069 berarti ada hubungan antara x2 dengan Y secara signifikan.

Dengan kapasitas vital paru yang besar, kelincahan yang baik, secara bersama-sama dalam permainan bola basket, pemain akan lebih mudah mengikuti latihan-latihan teknik, latihan-latihan peningkatan kondisi fisik yang diberikan pelatih. Selanjutnya, hal yang paling penting adalah menjaga kondisi paru-paru dengan cara menjaga kesehatan secara keseluruhan dan menjaga diri dari gangguan-gangguan yang dapat merusak organ paru, karena dengan paru yang sehat, besar, O2 yang dihirup dari atmosfer semakin besar pula, yang artinya semakin banyak oksigen yang dihirup semakin banyak pula oksigen yang diedarkan keseluruh tubuh sehingga semakin lama pula pemain berada di lapangan ketika bermain bola basket.

Kemudian kondisi fisik berupa kelincahan juga perlu dijaga, karena dalam permainan bola basket kelincahan sangat diperlukan. Latihan yang dilakukan antara lain; shutle run, lari zig-zag, lari boomerang, dan variasi-variasi latihan yang mampu meningkatkan kemampuan kelincahan pemain. Kemudian latihan-latihan yang dapat meningkatkan kekuatan otot, baik otot tungkai maupun otot lengan.

Dalam penelitian ini, tentunya bagi peneliti yang masih dalam taraf belajar, tidak terlepas dari berbagai macam hambatan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Hambatan dalam penelitian ini misalnya pada sampel penelitian. Rata-rata sampel menggunakan sepatu yang dipakai dalam keseharian pada saat bersekolah. Menurut peneliti, sepatu yang digunakan sampel

dapat mengurangi kelincahan, karena rata-rata sampel terpeleset saat merubah arah. Hambatan lain yang muncul adalah kurang seriusnya sampel saat pengambilan data. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan dan pengalaman sampel mengenai bentuk-bentuk tes kesehatan fisik dan organ tubuh manusia, sehingga sampel yang baru pertama mengikuti tes tidak dapat maksimal melaksanakan tes. Untuk mengantisipasi kendala semacam ini, peneliti memberikan penjelasan yang cukup kepada sampel tentang maksud dan tujuan tes diadakan. Penjelasan tentang tes yang disampaikan sebelum diadakan pengambilan data. Hambatan selanjutnya adalah dari tim peneliti yang mengambil data, yaitu kurang akuratnya hasil kelincahan sampel. Kurangnya kemampuan dalam penggunaan stop watch dimungkinkan dapat mempengaruhi waktu tempuh kelincahan sampel, misalnya kurang tepatnya menekan tombol saat start atau memasuki garis finish. Langkah antisipasi peneliti dalam menghadapi kendala ini yaitu memberikan penjelasan kepada pengambil data, sehingga dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan pada saat pengambilan data.

BAB V

Dokumen terkait