• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Halado, salah satu desa yang berada di Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Desa Halado mempunyai luas wilayah sekitar 210 hektar dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tangga 2 Kabupaten Asahan. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Asahan

c. Sebelah Barat berbatasan dengan deretan hutan perbukitan Desa Halado. d. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bulusoma

Desa ini terdiri dari tiga dusun dengan 76 Kepala Keluarga. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Desa Halado adalah 305 jiwa. Mata pencaharian pokok penduduk desa ini adalah bertani dan hasil pertanian yang utama dari desa ini adalah karet dan padi.

Kondisi alam sekitar Desa Halado yang sangat strategis sangat mendukung didirikannya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kecamatan Pintu Pohan. Dimana, selain daerah ini merupakan salah satu desa yang dilewati aliran Sungai Asahan, disekitar daerah ini juga terdapat beberapa air terjun dan bendungan air. Sumber daya inilah yang digunakan oleh PLTA tersebut. PLTA ini adalah hak milik PT.Indonesia Asahan Aluminium (PT.INALUM). Hal inilah yang menyebabkan sepanjang Desa Halado terdapat rangkaian transmisi listrik atau lazimnya disebut Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang memiliki tegangan 275 kV. SUTET ini menyalurkan tenaga listrik dari PLTA PT.INALUM di Kecamatan Pintu Pohan ke tempat peleburan aluminium PT.INALUM di Asahan. Jadi, Desa Halado merupakan salah satu desa yang dilewati transmisi SUTET dari PLTA tersebut.

Deskripsi Karakteristik Responden Kelompok Umur Responden

Pada penelitian ini umur responden merupakan salah satu karakteristik yang ditampilkan distribusinya. Di bawah ini terdapat tabel yang menggambarkan distribusi responden berdasarkan kelompok umur di Desa Halado.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa HaladoTahun 2010

No Kelompok umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

1. < 20 tahun 3 3

2. 20 – 44 tahun 74 74

3. 45 – 64 tahun 20 20

4. > 64 tahun 3 3

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas diketahui bahwa umur responden yang paling banyak adalah 20-44 tahun yaitu sebanyak 74 %, sedangkan yang paling sedikit adalah umur <20 tahun dan >64 tahun, masing-masing sebanyak 3%.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan juga merupakan karakteristik yang digambarkan peneliti. Hal ini terkait dengan tingkat pengetahuan responden yang didapat selama proses pendidikannya. Di bawah ini terdapat tabel distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa HaladoTahun 2010

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)

1. Tidak Sekolah 1 1 2. SD 21 21 3. SMP 11 11 4. SMA 60 60 5. Perguruan Tinggi 7 7 Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas diketahui bahwa pendidikan responden yang paling banyak adalah tamat SMA yaitu sebanyak 60 orang ( 60%), sedangkan

pendidikan responden yang paling sedikit adalah tidak sekolah sebanyak 1 orang (1%).

Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah hal yang penting untuk menilai pengetahuan responden. Jenis pekerjaan dapat menggambarkan bagaimana responden mendapat pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan kerjannya. Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Halado Tahun 2010

No Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

1. Tidak Bekerja 8 8 2. Petani 50 50 3. Wiraswasta 30 30 4. Pegawai Swasta 5 5 5. PNS 7 7 Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.3 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 50 orang (50%) bekerja sebagai petani, dan hanya 5 orang (5 %) yang bekerja sebagai pegawai swasta.

Hasil Analisa Data

Pengetahuan Masyarakat tentang Pengaruh SUTET terhadap Kesehatan

Hasil uji tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti dapat di lihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat

tentang Pengaruh SUTET terhadap Kesehatan di Desa Halado Tahun 2010 No Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%)

1. Baik 35 35

2. Sedang 51 51

3. Kurang 14 14

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan paling banyak berada pada kategori sedang sebanyak 51 orang (51%), diikuti dengan kategori baik sebanyak 35 orang (35%), kemudian kategori kurang sebanyak 14 orang (14%).

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban dari setiap pertanyaan mengenai pengetahuan yang ditanyakan oleh responden dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi Jawaban Responden di Desa Halado Tahun 2010

No Pertanyaan

Jawaban Responden Benar Salah

N % N %

1. Pengertian SUTET 73 73 27 27

2. Besar tegangan SUTET 54 54 46 46

3. Kegunaan SUTET 62 62 38 38

4. Tempat layak didirikannya SUTET 90 90 10 10 5. Aspek yang dinilai karena keberadaan 69 69 31 31

SUTET

6. Salah satu gangguan kesehatan yang 43 43 57 57 disebabkan oleh radiasi SUTET

7. Gejala atau tanda yang sering dialami 65 65 35 35 orang yang tinggal di sekitar SUTET

8. Masalah yang terjadi oleh karena 67 67 33 33 pengaruh radiasi SUTET

9. Bahan atap rumah atau tempat tinggal 65 65 35 35 yang berada di sekitar SUTET

10. Salah satu upaya untuk mengurangi 54 54 46 46 pengaruh radiasi SUTET

Total 100 100 100 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 4 dengan persentase sebesar 90%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah oleh responden adalah pertanyaan nomor 6 dengan persentase sebesar 57 %.

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok (umur)

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

N % N % N % N % 1. < 20 3 100 0 0 0 0 3 100 2. 21-44 31 41,9 39 52,7 4 5,4 74 100 3. 45-64 1 5 12 60 7 35 20 100 4. > 64 0 0 0 0 3 100 3 100 Total 35 35 51 51 14 14 100 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik umur adalah kelompok umur <20 tahun, yaitu sebesar 100%. Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang adalah kelompok umur <64 tahun, yaitu sebesar 100%.

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

N % N % N % N % 1. Tidak Sekolah 0 0 0 0 1 100 1 100 2. SD 1 4,8 10 47,6 10 47,6 21 100 3. SMP 0 0 10 90,9 1 9,1 11 100 4. SMA 28 46,7 30 50 2 3,3 60 100 5. Perguruan 6 85,7 1 14,3 0 0 7 100 Tingggi Total 35 35 51 35 14 14 100 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan adalah responden tamatan perguruan tinggi, yaitu sebesar 85,7%. Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang adalah responden yang tidak bersekolah, yaitu sebesar 100%.

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

N % N % N % N % 1. Tidak bekerja 4 50 3 37,5 1 12,5 8 100 2. Petani 10 20 28 56 12 24 50 100 3. Wiraswasta 12 40 17 56,7 1 3,3 30 100 4. Peg.Swasta 5 100 0 0 0 0 5 100 5. PNS 4 57,1 3 42,9 0 0 7 100 Total 35 35 51 35 14 14 100 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik jenis pekerjaan adalah responden yang bekerja sebagai pegawai swasta, yaitu sebesar 100%. Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang adalah responden yang bekerja sebagai petani, yaitu sebesar 24%.

Pembahasan

Karakteristik Responden

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor umur, tingkat pendidikan, penghasilan dan sumber informasi yang digunakannya (Notoatmodjo, 2003). Faktor-faktor tersebut merupakan karekteristik umum yang dimiliki masyarakat. Karakteristik masyarakat yang dinilai dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

Berdasarkan karakteristik kelompok umur pada tabel 5.1, dapat diketaui bahwa kelompok umur responden terbanyak adalah umur 20-44 tahun. Sedangkan berdasarkan tabel 5.6 tingkat pengetahuan yang paling baik adalah kelompok umur <20 tahun yaitu semua kelompok umur <20 tahun memiliki pengetahuan baik. Dari analisis peneliti, kelompok umur ini masih memiliki ketertarikan yang tinggi untuk mencari informasi dalam memperluas wawasannya. Disamping hal

tersebut kelompok umur tersebut sedang menjalani pendidikan sekolah, sehingga pengetahuan tentang SUTET ini pun dapat diperoleh dari pendidikan di sekolah. Jadi, pada penelitian ini, hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Hadi, et all (2008) yang menyebutkan bahwa pertambahan usia seseorang akan berhubungan dengan perkembangan kognitif, penalaran moral, perkembangan psiko seksual dan perkembangan sosial yang artinya semakin dewasa, seharusnya pengetahuan dan pengalaman semakin bertambah.

Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan pada tabel 5.2 diketahui tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 60%, sedangkan yang paling sedikit adalah tidak bersekolah yaitu hanya 1%. Sedangkan menurut tabel 5.7 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik adalah yang berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 85,7%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Dari asumsi peneliti, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin baik tingkat pengetahuannya.

Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan pada tabel 5.3 diketahui jenis pekerjaan responden yang paling banyak adalah petani yaitu 50% dari seluruh responden. Selain petani, responden juga ada yang bekerja sebagai wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan yang paling sedikit adalah pegawai swasta. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan responden bervariasi. Namun, ada juga responden yang tidak memiliki pekerjaan. Sedangkan berdasarkan tabel 5.8 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik adalah responden yang yang bekerja sebagai pegawai swasta. Dimana semua atau 100% responden pegawai swasta dalam kategori pengetahuan baik. Dari hasil analisis peneliti, hal ini dipengaruhi oleh instansi atau tempat bekerja responden pegawai swasta yang juga sebagai perusahaan yang menangani penyaluran atau transmisi listrik.

Pada penelitian, mungkin dapat terjadi bias pada tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Hal ini dapat dikarenakan jumlah responden pada tiap kategori tidak sama banyaknya.

Tingkat Pengetahuan Responden

Menurut Notoadmodjo (2003) untuk mengukur seseorang tahu tentang sesuatu, dapat menyebutkan dan menyatakan mengenai hal tersebut sedangkan tingkat memahami adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan dengan benar. Dalam hal ini pengetahuan mengenai SUTET meliputi gambaran umum SUTET, gangguan kesehatan yang ditimbulkan SUTET dan upaya pencegahan untuk mengurangi radiasi SUTET. Hal ini mencakup 10 pertanyaan yang akan ditanyakan melalui kuesioner sebagai alat ukur yang dipakai peneliti untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden.

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui responden yang mengetahui pengertian SUTET (pertanyaan 1) sebanyak 73%, besar tegangan SUTET (pertanyaan 2) sebanyak 54%, kegunaan SUTET (pertanyaan 3) sebanyak 62%, tempat layak didirikannya SUTET (pertanyaan 4) sebanyak 90%, aspek yang dinilai karena keberadaan SUTET (pertanyaan 5) sebanyak 69%, salah satu gangguan kesehatan yang disebabkan oleh radiasi SUTET (pertanyaan 6) sebanyak 43%, gejala atau tanda yang sering dialami orang yang tinggal di sekitar SUTET (pertanyaan 7) sebanyak 65%, masalah yang terjadi oleh karena pengaruh radiasi SUTET (pertanyaan 8) sebanyak 67%, bahan atap rumah atau tempat tinggal yang berada di sekitar SUTET (pertanyaan 9) sebanyak 65%, dan upaya untuk mengurangi pengaruh radiasi SUTET (pertanyaan 10) sebanyak 54%. Dari 10 pertanyaan tersebut, kebanyakan responden yang menjawab benar adalah pertanyaan 4, kemudian diikuti dengan pertanyaan 1. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan lainnya, masih banyak responden yang menjawab salah. Hal ini menunjukkkan bahwa pengetahuan masyarakan belum baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada responden-responden dalam penelitian ini, diketahui bahwa masyarakat Desa Halado sudah terpapar dengan informasi-informasi mengenai SUTET. Sebagian masyarakat mengetahui keberadaan SUTET disekitar mereka dapat menimbulkan dampak buruk. Namun, secara khusus masih banyak responden atau masyarakat tidak mengetahui dampak atau penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan oleh radiasi

SUTET. Sementara seperti yang telah dikemukan pada bab sebelumnya, banyak masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh radiasi SUTET seperti gangguan sistem darah, sistem reproduksi, sistem saraf, sistem kardiovaskular, perubahan metabolisme hormon melatonin, gangguan irama sirkadian, dan hipersensitivitas (Anies, 2006). Selain itu, dari hasil pengamatan peneliti juga, masyarakat Desa Halado tidak begitu khawatir akan keberadaan SUTET yang melintasi pemukiman mereka. Namun disisi lain, kondisi lingkungan Desa Halado yang masih ditumbuhi banyak pohon-pohon, secara tidak langsung menjadi salah satu upaya pencegahan untuk mengurangi pajanan radiasi SUTET. Hal ini berbeda dengan penelitian Anies pada bulan September 2004 yang dilakukan di enam kabupaten di Jawa Barat, Kabupaten Bandung, Sumedang, Bogor, Cianjur, Majalengka, dan Cirebon. Pada penelitian tersebut masyarakat memiliki pengetahuan cukup baik tentang pengaruh SUTET terhadap kesehatan. Bahkan, masyarakat yang bertempat tinggal di bawah SUTET di enam kabupaten tersebut melakukan berbagai bentuk aksi protes akan keberadaan SUTET yang melintasi pemukiman untuk meminta ganti rugi bagi lahan dan rumah yang dilintasi SUTET dengan alasan utama kekhawatiran akan mengganggu kesehatan.

Jadi, pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian responden telah mengetahui gambaran umum dari SUTET. Akan tetapi, pengetahuan responden tentang gangguan radiasi SUTET terhadap kesehatan dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan radiasi tersebut masih kurang baik. Hal ini sesuai dengan hasil analisis data pada tabel 5.4, yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) terhadap kesehatan di Desa Halado paling banyak berada dalam kategori sedang sebesar 51%, diikuti dengan kategori baik sebesar 35%, kemudian kategori kurang sebesar 14%.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait