• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini dilaksanakan di SMP Islam Sudirman Ambrawa yang beralamat di Jl. Gatot Subroto Kupang Lor Ambarawa, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang 50612, dikelas VIII E yang berjumlah 43 siswa. Penelitian dilaksanakan pada bulan april dengan menggunakan pembagian siklus 1 dan 2. Hasil penelitian tindakan kelas ini terdiri dari hasil tes dan non tes. Pada tes berupa hasil belajar mata pelajaran IPS Ekonomi dengan menggunakan metode belajar kooperatif tipe Two Stay Two Stray, sedangkan non tes berupa aktivitas dan respon siswa selama proses pembelajaran.

4.1.1 Kondisi Awal Siswa

Kondisi awal siswa adalah kondisi awal dimana siswa belum menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Kondisi awal diambil dari data hasil tes ulangan harian terakhir pada mata pelajaran IPS Ekonomi yang dilakukan oleh guru pengampu pelajaran. Hasil tes ulangan harian ini dibutuhkan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Hasil tes tersebut juga digunakan sebagai peneliti sebagai acuan refleksi awal untuk menentukan perencanaan tindakan kelas.

Sebelum dilaksanakan penelitian kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, yaitu siswa langsung mendengarkan penjelasan atau informasi dari guru. Hasil tes ulangan sebelum menggunakan metode belajar kooperatif tipe Two Stay Two Stray menujukan bahwa siswa yang belum tuntas atau memiliki nilai kurang dari 62 yang merupakan batas KKM adalah sejumlah 20 siswa, sedangkan yang sudah memenuhi batas tuntas adalah sejumlah 23 siswa, dengan prosentase kelulusan hanya 53,48%. Hal ini menujukkan bahwa hampir setengan dari siswa kelas VIII E belum dapat mencapai hasil yang memuaskan.

Refleksi sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari hasil pengamatan dikelas yang menunjukkan bahwa belum seluruh siswa dikelas dapat fokus terhadap materi pelajaran. Kebayakan siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran tanpa mengetahui inti dari pelajaran tersebut. Siswa juga masih belum berani bertanya kepada guru tentang materi pelajaran. Aktivitas yang sering dilakukan siswa hanya ramai, bicara dengan teman, dan sebagian hanya diam saja. Penyebab dari keadaan tersebut adalah proses pembelajaran yang monoton dan menjenuhkan. Dengan keadaan yang demikian perlu diadakan tindakan sebagai upanya untuk mengontrol dan meningkatkan aktivitas siswa sehingga siswa dapat lebih fokus pada materi pelajaran.

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengganti metode ceramah dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Dengan mengunakan metode yang didasarkan pada kerjasama kelompok, diharapkan dapat mengalihkan aktivitas siswa yang suka bicara atau ramai masuk dalam tugas kelompok diskusi. Siswa dapat menyalurkan pendapat dan mengembangkan materi sesuai dangan kemampuannya. Dengan upaya tersebut diharapkan siswa dapat lebih fokus terhadap materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

4.1.2 Hasil siklus 1 a. Perencanaan

Perencanaan meliputi kegiatan mengidentifikasi permasalahan dan merumuskannya yang kemudian memilih meteri. Berdasarkan analisis terhadap masalah yang ditemukan kemudian ditentukan kegiatan yang digunakan yaitu melalui pemanfaatan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada pokok bahasan ketenagakerjaan. Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah salah satu hal yang paling penting dalam proses perencanaan sebagai landasan rancangan pengajaran. Setelah itu perlu membuat Lembar Diskusi Siswa (LDS) untuk sebagai media belajar. Untuk mengetahui keaktifan siswa perlu juga dibuat lebar pengamatan aktivitas siswa. Dalam akhir siklus pengajar atau guru mengadakan tes siklus 1 untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa. Setelah proses pembelajaran selesai guru mengevaluasi jalannya proses pembelajaran dan memberi tugas rumah.

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksannan adalah tahap dimana dilaksanakannya proses pembelajaran. Dalam hal ini adalah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Tahap pelaksanaan ini dilaksanakan berdasarka RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dibuat dalam tahap perencanaan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Dalam awal kegiatan yang harus dilakukan adalah guru harus mengondisikan siswa dengan mengapsen siswa, menyuruh siswa untuk menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan IPS Ekonomi. Hal ini bertujuan agar guru dapat mengetahui kehadiran siswa dan kesiapan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberitahukan tentang model pembelajaran yang akan digunakan, yaitu dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Guru juga memberikan penjalasan singkat yang berisi gambaran tentang bagaimana jalannya proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Setelah menerangkan tentang model pembelajaran dan memberikan gambaran jalannya proses pembeajaran yang akan dilaksanakan, guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan dipelajari. Penjelasan ini berupa penjelasan secara garis besar atau berupa ulasan singkat pokok-pokok materi. Penjelasan secara singkat

menggunakan metode konvensional atau ceramah agar siswa dapat dengan cepat memahami materi secara garis besarnya. Inti dari metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah kerja sama dalam kelompok atau belajar kelompok, jadi siswa harus dibagi dalam beberapa kelompok belajar. Guru membentuk kelompok belajar yang beranggotakan 4 (empat) siswa pada setiap kelompoknya, kelomok dibuat heterogen yaitu dalam kelompok terdapat siswa yang berkemampuan rendah sedang dan tinggi. Jumlah siswa kelas VIII E adalah 43 anak, jadi dalam pembagian kelompok akan terdapat kelompok siswa yang hanya berjumlah 3 anak.

Setelah pembagian kelompok selesai, guru menginstruksikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Guru memberikan petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru membagikan LDS kepada masing-masing kelompok belajar sebagai bahan diskusi siswa. Guru juga menjelaskan petunjuk/cara mengerjakan LDS dalam kelompok. Selama waktu yang telah ditentukan siswa diperbolehkan berdiskusi menjawab soal yang ada dalam LDS dengan kelompoknya masing-masing.

Setelah waktu berdiskusi yang telah di tentukan selesai, setiap kelompok menunjuk dua anggota kelompoknya sebagai anggota tamu dan dua anggota sebagai anggota tetap. Anggota tamu bertugas sebagai tamu kekelompok lain dan bertanya kepada kelompok yang didatangi. Sedangkan anggota tetap bertugas menjawab atau menjelaskan hasil diskusinya kepada anggota tamu kelompok lain. Setelah melaksanakan tugas sebagai anggota tamu dan anggota tetap, maka masing-masing anggota kembali kekelompok awal untuk kembali berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah proses diskusi perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.

Dalam bagian akhir dari pelaksanaan pembelajaran guru mengajak siswa bersama-sama untuk memahami dan menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Guru memberikan motivasi dan tugas rumah kepada siswa. Siswa juga diberitahukan bahwa dalam pertemuan selanjutnya akan diadakan tes siklus 1. Selama proses pembelajaran guru mengawasi kinerja siswa dan memberi pengarahan atau bentuan kepada siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan. Selain itu juga terdapat observer yang bertugas mengawasi dan menilai keaktivan siswa dalam mengerjakan LDS dan proses permbelajaran, sebagai observer adalah wali kelas VIII E yang juga guru pengampu mata pelajaran IPS.

c. Penilaian hasil observasi

Penilaian hasil observasi adalah hasil pencapaian dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray siklus 1. Penilaian ini diambil dari nilai aktivitas siswa dan hasil tes siklus 1. Dalam penilaian aktivitas siswa didapat siswa kurang aktif sebanyak 10 siswa, aktif sebanyak 30 siswa dan siswa sangat aktif sebanyak 3 siswa.

Keterangan Tidak Aktif

Kurang Aktif

Aktif Sangat Aktif

Siklus 1 0 10 30 3

Tabel 4.1 Ativitas siswa siklus 1

Gambar 4.1 Grafik aktivitas siswa siklus 1

Penilaian hasil tes siklus 1 dapat dilihat dari hasil ketuntasan nilai siswa sebagai berikut: siswa yang tuntas sejumlah 27 siswa sedangkan yang belum tuntas sebanyak 16 siswa. Nilai rata-rata siswa adalah 66,62 dengan prosentase kelulusan sebesar 62,79%.

Chart Title

tikdak aktif kurang aktif aktif sangat aktif

Nilai tertinggi 85

Nilai terendah 30

Nilai rata-rata kelas 66,62

Banyak siswa yang tuntas belajar 27 Banyak siswa yang belum tuntas 16

Ketuntasan klasikal 62,79%

Tabel 4.2 Hasil tes siklus 1

Gambar 4.2 Grafik hasil tes siklus 1

Dalam penilaian ini peneliti juga menyebarkan angket respon siswa yang diisi setelah siswa mengerjakan soal tes siklus 1. Hasil dari angket ini adalah 5 anak menyatakan netral, 32 anak menyatakan respon positif dan 6 anak menyatakan respon sangat positif.

d. Refleksi

Siklus 1 merupakan awal dari penerapan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Suasana dalam siklus ini belum sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Masih ada banyak siswa yang kurang fokus selama jalanya proses pembelajaran. Dibawah ini merupakan paparan kelebihan dan kekurangan dalam

Chart Title 1 2 3 4 5 6 7

proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam siklus 1.

1. Kelemahan

a) Banyak siswa yang belum fokus terhadap pembelajaran b) Siswa kurang kreatif dalam bertanya dan menyampaikan

pendapatnya

c) Masih banyak siswa yang masih bingung selama jalanya proses pembelajaran

d) Masih terdapat anggota kelompok yang mengerjakan LDS secara individual, sehingga masih terdapat anggota kelompok yang belum memahami materi dalam proses pembelajaran tersebut.

e) Kurangnya pengaturan waktu dikarenakan masih penyesuaian dengan metode baru yang digunakan.

2. Kelebihan

a) Siswa dapat mendengarkan dan memcatat materi secara langsung dalam diskusi.

b) Siswa dapat melaksanakan perintah/tugas yang diberikan oleh guru.

c) Guru dapat memberi penguatan meteri terhadap siswa atau kelompok yang kurang memahami materi.

d) Proses belajar dapat lebih hidup. e) Siswa dapat lebih aktif dalam belajar.

f) Guru memberikan dorongan kepada siswa agar dapat berinteraksi dengan teman dan sumber belajar/buku pelajaran, hal ini dikarenakan kondisi siswa yang sebagian berkemampuan sedang kebawah membuat siswa kesulitan mengikuti jalanya proses pembelajaran secara maksimal. Dari hasil tersebut maka didapat permasalahan sebagai berikut: siswa yang masih kurang fokus dalam proses pembelajaran, siswa kurang aktif dalam bertanya dam menyampaikan hasil diskusinya dan masih terdapat siswa yang bekerja secara individual atau anggota kelompoknya tidak mau mengerjakan soal LDS sehingga terpaksa mengerjakan secara individu. Jumlah siswa yang belum tuntas masih cukup banyak dengan ditunjukkan prosentase nilai sebesar 62,79%.

Dengan demikian proses pembelajaran dapat diperbaiki dalam siklus 2, yang diharapkan dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, meningkatkan interaksi siswa, siswa lebih bisa fokus dengan materi, siswa dapat bekerja secara kelompok dengan baik. Sehingga dengan perbaikan tersebut maka tujuannya adalah dapat meningkatkan prosentase ketuntasan belajar dan hasil belajar siswa.

4.1.3 Hasil siklus 2 a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan siklus 2 terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan guru pengampu mata pelajaran IPS dan membuat perencanaan pelaksanaan siklus 2. Perencanaan dalam siklus 2 didasarkan dari refleksi siklus 1. Dengan kondisi siswa yang siswa yang masih kurang fokus dalam proses pembelajaran, siswa kurang aktif dalam bertanya dan menyampaikan hasil diskusinya dan masih terdapat siswa yang bekerja secara individual atau anggota kelompoknya tidak mau mengerjakan soal LDS sehingga terpaksa mengerjakan secara individu, beberapa hal tersebut akan diperbaiki dalam siklus 2 yang merupakan perbaikan dari siklus 1. Perbaikan dilakukan dengan pemberian motivasi, perhatian bagi siswa yang kurang, pengelolaan kelas dan waktu secara optimal.

Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah hal yang sangat penting dalam tahap perencanaan siklus 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat dalam siklus 2 merupakan rencana perbaikan pembelajaran dari siklus 1, dengan menekankan materi yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan akhir dari siklus 2 juga diadakan evaluasi dan tes siklus 2 untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siklus 1.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 sebenarnya tidak jauh beda dengan pelaksanaan siklus 1. Pembelajaran dalam siklus 2 ini masih menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, tetapi dalam siklus 2 tindakan pelaksanaan lebih dikembangkan dan disempurnakan untuk memperbaiki hasil dari siklus 1. Sehigga pencapaian siklus 2 diharapkan lebih baik dan lebih meningkat dibandingkan dengan siklus 1.

Pada awal pertemuan siklus 2, seperti biasa guru mengabsen siswa dan mengondisikan siswa dengan menyuruh siswa mempersiapkan buku pelajaran. Perbedaan dengan siklus 2 dalam kegiatan awal ini siswa langsung dikondisikan berkelompok dengan kelompok belajar atau kelompok kerja yang sama seperti siklus 1. Setelah melakukan presensi guru memberitahukan kepada siswa kelompok-kelompok pada siklus 1 sudah dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil pencapaian tersebut guru memberikan motivasi agar siswa dapat lebih baik dalam bekerjasama dan mengerjakan LDS.

Pembelajaran diawali oleh seorang guru dengan mengadakan tanya jawab kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran pada siklus 1. Guru juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan kemampuan siswa dalam mengingat materi, kemampuan bertanya dan menjawab

pertanyaan. Selanjutnya guru mulai menyampaikan tujuan pembelajaran dan menerangkan materi pelajaran dengan materi pokok yang sama yaitu ketenagakerjaan dengan lebih menekankan materi-materi yang belum dipahami oleh siswa. Selain itu guru juga menekankan bagaimana jalanya proses pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, bahwa yang terpenting adalah kerjasama dan kekompakan kelompok untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan penekanan ini diharapkan siswa dapat lebih serius dan fokos terhadap materi dan tugasnya dalam kelompok.

Guru membagikan Lembar Diskusi Siswa (LDS) siklus 2 kepada masing-masing kelompok dan menginstruksikan kepada siswa untuk melaksanakan tugas kelompok dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 2 ini terlihat proses pembelajaran lebih hidup dibandingkan dengan siklus 1. Siswa dapat lebih aktif dan berpartisipasi dalam kelompoknya, meski masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar. Menanggapi hal tersebut guru memberi bantuan kepada siswa yang membutuhkan bantuan dan menaruh perhatian lebih kepada kelompok atau siswa yang mengalami kendala selama proses diskusi berlangsung. Kinerja guru dalam siklus 2 ini dirasa lebih tenang dan santai, ini dikarenakan siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan metode baru dan dapat lebih berperan aktif dalam kelompoknya.

Setelah waktu berdiskusi dengan kelompok selesai, maka seperti pada siklus 1 masing-masing kelompok membagi kelompoknya menjadi dua yaitu anggota tetap dan anggota tamu. Tugas dari anggota tetap dan anggota masih sama seperti siklus sebelumnya. Anggota tetap bertujuan memaparkan hasil diskusinya dan menjawab pertanyaan anggota tamu dari kelompok lain, sedangkan anggota tamu bertugas menulis hasil pemaparan dan jawaban yang diberikan oleh anggota tetap kelompok lain. Setelah waktu yang ditentukaan untuk bertamu dan menerangkan hasil diskusinya selesai, semua anggota kelompok tamu kembali kedalam kelompnya masing-masing. Anggota tamu menerangkan hasil yang diperoleh dari kelompok lain, sehingga kelompoknya dapat berdiskusi kembali menyempurnakan hasil diskusi mereka.

Proses diskusi diakhiri dengan pemaparan hasil diskusi perwakilan oleh beberapa kelompok, dan selama pemaparan tersebut ada proses tanya jawab oleh siswa. Siswa yang maju menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuannya dengan pertanyaan yang belum bisa dijawab akan dijawab oleh guru. Setelah selesai pemaparan hasil diskusi, guru menerangkan jawaban dari hasil diskusi siswa yang telah dikerjakan oleh masing-masing kelompok belajar siswa. Guru memandu dan mendampingi siswa untuk dapat manarik kesimpulan secara bersama-sama. Dengan maksud siswa dapat lebih mengerti dan faham dengan materi yang baru dipelajari.

Diakhir pertemuan guru memberi penugasan kepada siswa dan membertitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes siklus 2.

Tes siklus 2 diadakan dalam pertemuan terakhir dari penelitian ini. Tes berlangsung selama satu jam pelajaran, sedangkan pada jam kedua guru mengevaluasi jalannya proses pembelajaran dan memberikan angket respon siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus 2 dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Selama berjalanya proses pembelajaran siklus 2, terdapat observer yaitu wali kelas VIII E yang juga guru pengampu mata pelajaran IPS ekonomi. Observer bertugas sebagai pengamat aktivitas siswa dalam kegiatan atau selama jalanya proses pembelajaran siklus 2.

c. Penilaian hasil observasi

Penilaian hasil observasi siklus 2 diambil berdasarkan hasil penilaian aktivitas siswa, tes siklus 2 dan respon siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajara kooperatif Tipe Two Stay Two Stray. Hasil penilaian yang diambil dari aktivitas siswa salama poses pembelajaran dapat diketahui bahwa siswa yang tidak akti dan kurang aktif sebayak 0, siswa aktif sebanyak 30, dan siswa yang sangat aktif sebanyak 13. Peningkatan ini ditunjukakan dalam tabel dan grafik sebagai berikut:

Keterangan Tidak Aktif

Kurang Aktif

Aktif Sangat Aktif

Siklus 2 0 0 30 13

Tabel 4.3 Aktivitas siswa siklus 2

Gambar 4.3 Grafik aktivitas siswa siklus 2

Pada penilaian hasil tes siklus 2 dapat dilihat dari hasil ketuntasan nilai siswa sebagai berikut: siswa yang tuntas sejumlah 40 siswa sedangkan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa. Nilai rata-rata siswa adalah 77,09 dengan prosentase kelulusan sebesar 93.02%.

Nilai tertinggi 95

Nilai terendah 55

Nilai rata-rata kelas 77,09

Banyak siswa yang tuntas belajar 40 Banyak siswa yang belum tuntas 3

Ketuntasan klasikal 93,02%

Tabel 4.4 Hasil tes siklus 2 Chart Title

tidak aktif kurang aktif aktif sangat aktif

Gambar 4.4 Grafik hasil tes siklus 2

Dalam penilaian ini peneliti menyebarkan angket respon siswa yang diisi setelah siswa mengerjakan soal tes siklus 2. Hasil dari angket ini adalah anak dengan respon netral sejumlah 1, siswa dengan respon positif sebanyak 27 dan siswa dengan respon sangat positif sejumlah 15.

d. Refleksi

Refleksi penerapan metode pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah gambaran atau pandangan dari jalanya proses pembelajaran pada siklus 2. Dalam siklus ini terlihat adanya peningkatan yang terjadi dibandingkan dengan siklus 1. Peningkatan yang terjadi dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Meningkatnya tingkat percaya diri siswa dalam berinteraksi dengan temannya.

2. Siswa lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi. Chart Title 1 2 3 4 5 6 7 8

3. Terlihat proses pembelajaran lebih hidup, aktif dan lebih semangat.

4. Siswa dapat lebih fokus dalam memperhatikan dan bekerjasama dalam kelompok.

5. Siswa lebih mementingkan kerjasama kelompok daripada kerja individu.

6. Guru sudah mampu mengondisikan kelas dengan pemanfaatan yaktu yang efektif selama proses pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan lancar.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap jalanya proses pembelajaran maka dapat dikatakan hasil belajar pada siklus 2 meningkat. Siswa dapat mengikuti jalanya proses diskusi dengan tertip dan baik juga penuh semangat, prestasi siswa lebih jauh meningkat daripada siklus sebelumnya, terdapat perubahan sikap ragu-ragu menjadi lebih berani mengungkapkan pendapat, berani memaparkan jawabanya mengenai meteri dan siswa dapat bekerjasama dengan baik. Dalam proses pembelajaran siklus 2 hasil belajar aktivitas dan respon siswa sudah meningkat secara baik. Oleh karena itu siklus dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat dihentikan.

4.2 Pembahasan

Sesuai dengan pendapat Slavin dalam Anni (2007:2) bahwa Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah lakunya. Hal inilah yang menjadi dasar landasan pemikiran peneliti untuk dapat mewujudkan perubahan dalam pembelajaran kali ini.

Berdasarkan pada hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Metode awal sebelum dilaksanakan penelitian adalah dengan metode ceramah yang hanya terfokus pada informasi yang diberikan guru kepada siswa. Siswa juga kurang bisa ikut aktif dalam pembelajaran. Kondisi awal dengan menggunakan metode ceramah siswa yang nilainya kurang dari 62 yang merupakan batas KKM adalah sejumlah 20 siswa, sedangkan yang sudah memenuhi batas tuntas adalah sejumlah 23 siswa, dengan prosentase kelulusan hanya 53,48%. Dengan kondisi tersebut memang benar kalau harus diadakan perubahan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil diatas maka perlu diadakan tindakan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran yang diadakan dalam kelas tersebut. Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan penggunaan metode pembelajaran kooperatif adalah solusi yang dirasa tepat dalam usaha meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Peneliti beranggapan bahwa dengan pembelajaran kooperatif yang mengedepankan kerjasama

kelompok, dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap materi serta meningkatkan hasil belajarnya. Anggapan ini sesuai dengan Sanjaya (2008: 244) yang menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Kerja sama dalam kelompok inilah yang menjadi ciri khas pembelajaran kooperatif.

Dalam metode pembelajaran koopertatif terdapat berbagai macam tipe model pembelajaran, antara lain tipe Jigsaw, Numbered Heads Together, GI, TSTS dan lain-lain. Penggunaan atau pemilihan tipe-tipe tersebut dapat didasarkan pada kondisi kelas dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran juga berpengaruh dalam pemilihan tipe pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang ada dalam kelas

Dokumen terkait