• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

2. Hasil Penelitian

Dari observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap ketiga

responden diperoleh hasil yang berkaitan dengan penerimaan sosial.

a. Bentuk-bentuk penerimaan dan penolakan masyarakat Gedongkuning RT 07

RW 08 terhadap mantan pengguna penyalahgunaan NARKOBA.

Didalam bentuk-bentuk penerimaan dan penolan masyarakat Gedongkuning

RT 07 RW 08 terdapat suatu bentuk pengetahuan mengenai pengertian

NARKOBA, pengertian mantan pengguna NARKOBA, pengertian

rehabilitasi NARKOBA dan melibatkan mantan pengguna NARKOBA dalam

berbagai macam kegiatan.

Ketiga responden memiliki pendapat yang hampir sama mengenai

pengetahuan NARKOBA. Pengetahuan NARKOBA ditunjukkan itu

sendiri diartikan sebagai obat-obatan yang terlarang, obat keras, dan

barang berbahaya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara

dengan ketiga responden.

“NARKOBA itu ya cuma obat-obatan terlarang, bisa merusak syaraf.

Seperti daun ganja contohnya”. (I.a.TS/003-005).

“NARKOBA itu sejenis obat keras yang dapat merusak otak. Obat

berbahaya lah, haram. Mungkin kayak shabu, ganja, puttaw, sama pil-pil atau miras gitu”. (I.a.RO/003-006).

“NARKOBA itu bagi saya barang yang enak tapi berbahaya. Contohnya seperti shabu, ganja, puttaw, dan lain-lain”. (I.a.DE/002 -003).

Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa menurut

pendapat dari ketiga responden itu sendiri mengenai NARKOBA,

yakni obat-obatan terlarang, bisa merusak syaraf, sejenis obat keras,

dapat merusak otak, barang enak dan berbahaya. Selain itu, ketiga

responden juga memberikan contoh dari NARKOBA, yakni shabu,

puttaw, pil-pil, miras, dan daun ganja.

Ketiga responden memiliki pendapat masing-masing mengenai mantan

pengguna NARKOBA. Hal tersebut dapat dilihat dari ungkapan

responden dalam wawancara sebagai berikut:

“Mantan pengguna itu ya orang yang dulunya suka mengkonsumsi NARKOBA dan sekarang tidak menggunakan NARKOBA”. (I.a.1.TS/008-010).

“Orang yang habis kena kasus NARKOBA mbak, dalam artian orang itu sudah lepas pas dari NARKOBA dan tidak menggunakan lagi”. (I.a.1.RO/008-010).

Ungkapan tersebut juga dipaparkan oleh responden ketiga yakni

residen itu sendiri, sebagai berikut:

“Hahaha.. Ya kayak saya ini mbak. Orang yang dulunya makai NARKOBA dan sekarang sudah enggak makai lagi, sudah stop”. (I.a.1.DE/008-010).

Dari hasil yang telah diungkapkan oleh ketiga responden, mantan

pengguna NARKOBA merupakan seseorang yang dulunya suka

mengkonsumsi obat-obat NARKOBA dan sekarang sudah tidak

Selain itu, ketiga responden juga memiliki pendapat yang

berbeda-beda mengenai pengetahuan rehabilitasi NARKOBA. Hal tersebut

dapat dilihat dari ungkapan responden dalam wawancara sebagai

berikut:

“Rehabilitasi NARKOBA itu setahu saya ya tempat untuk orang yang sedang menjalani rehabilitasi. Biar cepat sembuh, nggak kecanduan lagi mbak terus juga supaya perilakunya bisa berubah lebih baik. Itu saja sih mbak yang saya tahu. Sejauh yang saya tahu itu ada

bimbingan rohani, bimbingan keagamaan gitu mbak”. (

I.a.2.TS/013-020).

“Rehabilitasi itu tempat untuk memulihkan kembali orang-orang yang kena NARKOBA. Memulihkan itu biar orang-orangnya bisa sembuh lagi mbak. Paling buat kerajinan, disuruh bersih-bersih ruangan, dikasih obat biar sembuh, sama dikasih nasehat kali mbak”. (I.a.2.RO/016-021).

Ungkapan tersebut juga dipaparkan oleh responden ketiga yakni

residen itu sendiri, sebagai berikut:

“Rehabilitasi tempat untuk memulihkan mantan pengguna NARKOBA supaya bisa sembuh dan berperilakuan lebih baik lagi mbak”. (I.a.2.DE/013-015).

Dari hasil wawancara tersebut ketiga responden memaparkan

pengetahuan mengenai rehabilitasi NARKOBA yaitu sebagai tempat

pemulihan seorang mantan pengguna supaya memiliki perilaku yang

lebih baik lagi.

Dua responden memiliki pendapat yang sedikit berbeda mengenai

melibatkan mantan pengguna NARKOBA dalam berbagai macam

kegiatan. Hal tersebut dapat dilihat dari ungkapan responden dalam

wawancara sebagai berikut:

“Oiya, jelas melibatkan mbak. Kami itu se RT ini tidak pernah

membeda-bedakan orang yang waras atau tidak waras seperti mantan pengguna. Ketua RT mengajak untuk gabung dengan muda mudi disini. Tiap mereka (mantan pengguna) keluar dari rumah cuma sekedar jalan gitu, terus nanti warga mengajak gabung, bareng-bareng ikut kegiatan”.(I.a.3.TS/025-032).

“Iya kayaknya mbak, saya nggak mau tau soal itu. Cuek aja mbak, masa bodoh tu lho mbak. Cueknya itu saya langsung menjauhi berita dan orangnya itu mbak. Ya kalau pas ada kegiatan mereka ikut, saya nggak mau deket-deket mbak, ndak mau ngajak omong, nyebelahi

gitu”. (I.a.3.RO/025-031).

Ungkapan tersebut juga dipaparkan oleh responden ketiga yakni

residen itu sendiri, sebagai berikut:

“Sering mbak. Saya selalu dilibatkan dalam kegiatan di RT ini. Apapun itu jika saya diundang saya pasti ikut mbak”. (I.a.3.DE/019-021).

Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa menurut

pendapat dari ketiga responden itu mengenai keterlibatan residen

didalam masyarakat bahwa masyarakat selalu melibatkan dan

mengajak gabung residen dalam kegiatan.

Hal itu juga diperkuat dengan adanya laporan observasi pertama

mengenai bentuk-bentuk penerimaan sosial masyarakat Gedongkuning

08.00-12.00 WIB di Gedongkuning RT 03 RT 08 adalah sebagai

berikut:

DE (residen) mengikuti kerja bakti dan diundang oleh satu orang warga, suami dari TS (masyarakat) mendekati DE dengan cara mengajak ngobrol sedangkan suami dan RO (masyarakat) menjauhi DE saat kerja bakti.

Hal itu juga semakin diperkuat pada hasil observasi yang kedua pada

hari Sabtu tanggal 19 Januari 2019 pukul 10.00-12.00 WIB adalah

sebagai berikut:

DE antusias dalam membantu dalam acara pernikahan tetangga,

TS sesekali menyapa DE yang sedang mengangkat-angkat kursi, RO tidak pernah keluar dari rumah warga dan terus didalam rumah warga itu.

Gambar 4.1. Bagan Bentuk Penerimaan Sosial Bentuk-bentuk penerimaan sosial Pengetahuan Melibatkan kegiatan NARKOBA Mantan Pengguna Rehabilitasi NARKOBA

b. Alasan masyarakat Gedongkuning RT 07 RW 08 saat menerima mantan

pengguna NARKOBA pasca rehabilitasi.

Didalam alasan masyarakat dibagi menjadi dua yaitu alasan mau menerima

mantan pengguna NARKOBA atau alasan tidak mau menerima mantan

pengguna NARKOBA.

Ketiga masyarakat Gedongkuning RT 07 RW 08 memiliki alasan yang

berbeda dalam menerima kembalinya mantan pengguna NARKOBA.

Ungkapan tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara. Kutipan hasil

wawancara kedua responden sebagai berikut:

“Alasannya ya karena adanya rasa kemanusiaan. Kita kan sebagai manusia tidak boleh membeda-bedakan, biarpun masa lalunya orang itu buruk. Mereka juga mudah bersosialisasi serta ramah meskipun

dulunya mantan pengguna”.(II.a.TS/040-044).

“Wah, enggak sama sekali. Saya benci sama orang yang seperti itu. Mereka udah buat dosa besar, udah tahu itu barang haram kok ya masih didekati kan nggak waras mbak orang kayak gitu. Larangan Allah saja mereka berani melanggar, gimana saya nggak benci dengan

orang yang seperti itu”. (II.a.RO/037-043).

Ungkapan tersebut juga dipaparkan oleh residen itu sendiri, sebagai

berikut:

“Ya, ada yang menerima saya ada yang enggak mbak. Orang tu macem-macem mbak. Banyak yang menerima mbak. Lainnya cuma 2 atau 3 orang kalau nggak salah yang nggak mau nerima saya”. (II.a.DE/034-038).

Dari hasil wawancara, dapat dipahami bahwa ketiga responden

yang pertama menerima kembalinya mantan pengguna NARKOBA

karena adanya rasa kemanusiaan, pada responden yang kedua tidak

menerima kembalinya mantan pengguna NARKOBA karena mereka

sudah membuat dosa besar, dan pada responden ketiga menjelaskan

bahwa warga sekitar banyak yang menerima keberadaannya.

Gambar. 4.2 Bagan Alasan Masyarakat Dalam Menerima atau Menolak Residen

c. Proses atau pola penerimaan sosial masyarakat Gedongkuning RT 07 RW 08

terhadap mantan pengguna NARKOBA pasca rehabilitasi.

Didalam proses atau pola penerimaan sosial masyarakat Gedongkuning terdapat

langkah-langkah yaitu: penyampaian melalui RT saat mantan pengguna

NARKOBA akan kembali dan usaha dari masyarakat Gedongkuning saat

melibatkan mantan pengguna NARKOBA.

Dalam proses atau pola penerimaan terdapat langkah pertama dari warga dalam

menerima kedatangan seorang mantan pengguna NARKOBA. Hal tersebut dapat

dilihat dari jawaban ketiga responden: Alasan

masyarakat dan resdien

Mau menerima residen kembali Tidak mau menerima

residen kembali

Rasa kemanusiaan

Sudah berbuat dosa besar

“Nggak ada mbak, paling cuma penyampaian biasa aja. Besok mas ini pulang dari RT gitu mbak. Saat arisan ibu-ibu atau bapak-bapak gitu”. (III.a.TS/52-55).

“Ada mbak, dari ketua RT nyampaikan kalau mas ini pulang, nggak mesti disampaikan sih mbak. Kadang ya langsung aja mereka pulang terus masuk rumah, udah gitu”. (III.a.RO/51-54).

Hal tersebut juga diungkapkan dari residen itu sendiri sebagai berikut: “Nggak tahu saya mbak, kayaknya nggak ada. Saya pulang ya langsung pulang aja, masuk rumah gitu dan tetangga-tetangga samping depan juga biasa saja”.(III.a.DE/42-45).

Dari hasil diatas mengenai langkah pertama masyarakat saat menerima

kembalinya mantan pengguna NARKOBA, masyarakat memiliki

prosedur saat menerima kembalinya mantan pengguna NARKOBA.

Prosedur tersebut dapat dilihat dari bagaimana ketua RT menyampaikan

ke warga bahwa mantan pengguna NARKOBA akan pulang ke rumah.

Ketiga responden memiliki pendapat yang sama dalam proses atau pola

penerimaan mantan pengguna NARKOBA. Hal ini dapat ditemukan

kutipan wawancara tersebut, jika dilihat dari usaha masyarakat dalam

menerima mantan pengguna NARKOBA:

“Paling pas mereka pulang ke rumah diajak kerja bakti gitu mbak,

terus disapa kalau lagi papasan sama warga”.(III.a.1.TS/052-054).

“Nggak ada mbak, paling kalau dia udah pulang ke rumahnya lagi ya

cuma disuruh ikut kegiatan aja sih.Ya pulang langsung masuk rumah, terus besoknya kalau ada kegiatan, dia dipanggil warga untuk ikut

Ungkapan tersebut juga dipaparkan oleh responden ketiga yakni

residen itu sendiri, sebagai berikut:

“Saat mereka tahu saya sudah pulang, ya saya suka diundang warga ikut kegiatan di kampung mbak. Kadang ngundangnya pakai kertas

undangan kadang juga ya langsung ngampiri ke

rumah”.(III.a.1.DE/049-053).

Berdasarkan hasil dari wawancara tersebut, terungkap pola penerimaan

masyarakat yakni selalu melibatkan mantan pengguna NARKOBA

dalam berbagai kegiatan di masyarakat.

Gambar 4.3 Bagan Pola Proses Penerimaan Proses atau pola penerimaan Langkah pertama dari warga

Usaha dari warga terhadap mantan pengguna NARKOBA Penyampaian dari ketua RT ke warga Mengundang residen dalam berbagai macam kegiatan

Dokumen terkait