• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2012 di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi. Peneliti mendapatkan responden primigravida trimester ketiga sejumlah 40 responden, 10 responden dieksklusi oleh hasil L-MMPI yang skor kuesionernya lebih dari sama dengan 10 dan mendapatkan responden multigravida trimester ketiga sejumlah 45 responden, 15 di eksklusi oleh hasil L-MMPI yang skor kuesionernya lebih dari sama dengan 10. Jadi sesuai dengan rencana terkumpul responden primigravida dan multigravida kehamilan trimester ketiga masing-masing 30 responden Rule of thumb (Murti, 2003)

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kehamilan

Jenis Kehamilan Responden

terkumpul Responden eksklusi Responden sisa Primigravida 40 10 30 Multigravida 45 15 30 85 25 60

Sumber : Data primer, 2012

Dari tabel dapat diketahui jumlah responden pada primigravida terkumpul 40 responden yang kemudian di eksklusi 10 responden dan menjadi 30 responden. Sedangkan pada multigravida terkumpul 45 responden yang kemudian di eksklusi 15 responden dan menjadi 30 responden.

commit to user

Tabel 2. Distribusi Usia Wanita Hamil Primigravida dan Multigravida

Usia Primigravida Multigravida Total

20 – 25 11 13 24

26 – 30 13 10 23

> 31 6 7 13

30 30 60

Sumber : Data primer, 2012

Dari tabel 4.2 dapat diketahui jumlah terbesar terdapat pada kelompok usia 20 – 25 tahun sebanyak 24 responden dan terkecil terdapat pada kelompok usia > 31 tahun sebanyak 13 ibu hamil.

B. Analisis

Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji t-independent yang merupakan uji parametrik dengan program SPSS 17.00 for Windows. Uji ini digunakan bila skor kedua kelompok tidak berhubungan satu dengan yang lain. Adapun syarat uji t-independent adalah data berskala numerik, terdistribusi secara normal, dan variansi kedua kelompok dapat sama atau berbeda (untuk 2 kelompok). Untuk mengetahui bahwa data terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Suatu data dikatakan mempunyai sebaran normal jika didapatkan nilai p > 0,05 pada tiap-tiap kelompok tersebut. Uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap sebaran data dapat dilakukan dengan cara deskriptif ataupun analitik. Cara analitik memiliki tingkat objektivitas dan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan deskriptif, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (Dahlan, 2005).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 3. Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov Smirnov Test

S

Sumber : Data primer, 2012

Tabel di atas menunjukkan sebaran data yang diuji normalitas datanya dengan Kolmogorov Smirnov Test, dengan ketentuan bila signifikansi hitung > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal, demikian sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Nilai (p) untuk nilai kecemasan pada primigravida adalah 0,200 (p > 0,05), dan pada multigravida adalah 0,013 (p < 0.05) maka sebaran data kelompok multigravida tersebut tidak normal. Oleh karena itu, data harus dinormalkan terlebih dahulu melalui proses transformasi. Setelah ditransformasi sebaran data tetap tidak normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini tidak dapat menggunakan uji parametrik t-independent melainkan menggunakan uji alternatifnya yaitu uji non-parametrik Mann-Whitney.

Data Nilai p Keterangan

Primigravida Multigravida

0,200 0,013

Distribusi normal Distribusi tidak normal

commit to user Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas

Data

Uji Homogenitas Levene’s Test

Keterangan F P Primigravida dan Multigravida 2,332 0,132 Data homogen

Sumber: Data primer 2012

Hasil uji homogenitas dengan Levene’s Test dengan ketentuan bila signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut diasumsikan homogen, demikian sebaliknya bila signifikansi < 0,05 data diasumsikan tidak homogen atau mempunyai perbedaan varians.

Berdasarkan uji tersebut dapat diketahui bahwa F=2,332 (p= 0,132). Oleh karena p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians antara skor kecemasan antara primigravida dan multigravida. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor kecemasan primigravida dan multigravida.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gambar. 1 Boxlots Skor TMAS

Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa rerata skor TMAS Primigravida adalah 20,1000 ± 1,30811, sedangkan rerata skor TMAS Multigravida 24,2000 ± 1,02318.

Tabel 5. Hasil UjiMann-Whitney

Data Mean Skor TMAS STD Analisis Uji Mann-Whitney Primigravida 20,1000 1,30811 p = 0,015 Multigravida 24,2000 1,02318

Sumber: Data primer 2012

Tabel di atas menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan rerata skor kecemasan yang jelas dari pasien primigravida dan multigravida. Hasil uji Mann-Whitney p =

commit to user

0,015 (p < 0,05). Pada primigravida skor TMAS 20,1000 sedangkan pada

multigravida 24,2000. Jadi dapat disimpulkan, terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata nilai kecemasan primigravida dan multigravida pada trimester ketiga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB V PEMBAHASAN

Dari hasil analisis, diketahui bahwa berdasarkan pembagian kelompok usia, jumlah terbesar ibu hamil trimester ketiga terdapat pada kelompok usia 20-25 tahun sebanyak 24 orang, adapun kelompok usia 26-30 tahun sebanyak 23 orang dan kelompok usia >31 tahun sebanyak 13 orang. Ibu hamil multigravida mempunyai nilai kecemasan yang lebih tinggi daripada ibu hamil primigravida yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata 20,10 sedangkan pada ibu hamil multigravida nilai rata-ratanya 24,20. Perbedaan tersebut signifikan (p = 0,015). Jadi, hasil analisis statistik tersebut menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga.

Adanya perbedaan ini mungkin disebabkan oleh karena multigravida sedang mengalami sesuatu yang tidak nyaman, pengalaman saat melahirkan yang kadang membuatnya menjadikan ketidaknyamanan fisik, merasakan kurang cukup tidur pada waktu malam saat istirahat, merasa cemas akan kesejahteraan atau kondisi janin yang dikandungnya, juga takut akan persalinan nanti.

Kecemasan pada saat terakhir kehamilan (trimester ketiga), khususnya pada primigravida adalah kapan persalinan akan dimulai, bagaimana mengetahui persalinan sudah dimulai, rasa sakitnya seperti apa, berapa lama berlangsungnya. Orang tua juga mencemaskan apakah kelahiran akan dimulai pada saat yang tidak menguntungkan, apakah dirinya akan terlalu terlambat tiba di rumah sakit atau memanggil bidan, khayalan melahirkan anak dalam perjalanan atau di rumah

commit to user

tanpa bantuan orang yang ahli juga sangat menggelisahkan. Meskipun demikian sebenarnya masih ada waktu beberapa jam antara permulaan persalinan dan fase pertama persalinan, jadi ada waktu yang cukup untuk menghubungi tempat yang benar atau meminta bantuan yang diperlukan. Pada persalinan berikutnya

mungkin ada rasa khawatir dengan pengalaman sebelumnya untuk

mempersiapkan proses persalinan itu.

Perawatan antenatal yang teratur dapat menurunkan secara mendasar mortalitas dan morbiditas ibu dan anak, perawatan antenatal yang memadai juga dapat mengurangi risiko dalam persalinan nantinya. Risiko yang sering dijumpai yaitu partus yang lama, perpanjangan dari kelahiran bayi, hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu : power, passage, passenger, psikis, penolong.

Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar-tidaknya proses kelahiran. Dukungan yang penuh dari anggota keluarga penting artinya bagi seorang ibu bersalin terutama dukungan dari suami, sehingga memberikan support moral terhadap ibu. Walaupun demikian, faktor psikis selama ini belum mendapatkan perhatian oleh penolong persalinan, para dokter dan bidan hampir-hampir tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan kondisi psikis ibu hamil tersebut, sebab para dokter dan bidan biasanya disibukkan oleh faktor-faktor jasmaniah. Pada umumnya dokter dan bidan menganggap tugasnya telah selesai apabila bayinya sudah lahir dengan selamat dan ibunya tidak menunjukkan gejala atau tanda patologis (Pitt, 1996).

Wanita yang hamil mengalami perubahan biologis, fisiologis, dan psikologis yang nyata. Perilaku terhadap kehamilan mencerminkan perasaan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mendalam tentang reproduksi, waktu kehamilan, kehamilan direncanakan, kehamilan diinginkan, kualitas hubungan dengan suami, menikah, usianya, riwayatnya, rasa identitasnya dan reaksi menjadi calon ibu (Kaplan dan Sadock, 2005).

Penelitian ini juga mempunyai beberapa faktor risiko misalnya terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan kecemasan berlebihan pada pasien primigravida dan multigravida, suami yang tidak bertanggung jawab atas kehamilan pasien, bisa juga janin yang dikandung bukan benih dari pasangan pasien tersebut. Beberapa faktor ini bisa terjadi pada pasien primigravida ataupun multigravida.

Penelitian ini juga mempunyai keterbatasan antara lain : penelitian ini dilaksanakan di pedesaan, peneliti tidak mengetahui secara pasti kehidupan sehari-hari pasien primigravida dan multigravida, ada-tidaknya konflik dalam rumah tangga, serta ada tidaknya gangguan psikologis pada pasien.

commit to user

40 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait