• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Perusahaan

PERUMNAS adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.

Perusahaan didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974, diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1988, dan disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2004 tanggal 10 Mei 2004. Sejak didirikan tahun 1974, Perumnas selalu tampil dan berperan sebagai pioneer dalam penyediaan perumahan dan permukiman bagai masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

2. Deskripsi Data

Sesuai dengan analisis yang peneliti gunakan, maka data yang diperlukan ialah berupa laporan keuangan Perum Perumnas Regional I Medan. Laporan keuangan yang peneliti gunakan ialah laporan keuangan dalam kurun waktu 5 tahun yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Kemudian data laporan keuangan tersebut dianalisis dengan menggunakan Total asset turn over, Fixed asset turn over, Inventory tun over, Working capital turn over dan Receivable turn over yang ditinjau dari rasio aktivitas untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan karena dengan kinerja keuangan yang baik maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan dan untuk membuat keberlangsungan hidup perusahaan.

a. Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO)

Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua total aktiva yang dimiliki perusahaan dan mendapatkan pendapatan yang diperoleh dari setiap rupiah.

Adapun perhitungan Perputaran total aktiva (Total asset turn over) yang dimiliki perusahaan ialah sebagai berikut :

Total asset turn over (2013) = . . .

. . . = 0,34

Total asset turn over (2014) = . . .

. . . = 0,13

Total asset turn over (2015) = . . .

. . . = 0,48

Total asset turn over (2016) = . . .

. . . = 0,37

Total asset turn over (2017) = . . .

. . . = 0,47

Tabel IV.1 Perhitungan Total Asset Turn Over

Nilai Total Asset Turn Over Perum Perumnas Regional I Medan

NO TAHUN SALE TOTAL ASSET TOTAL ASSET

TURNOVER 1 2013 76.776.020.000 228.334.763.988 0,34 2 2014 29.821.568.832 228.629.848.148 0,13 3 2015 93.195.840.875 195.670.047.457 0,48 4 2016 74.754.538.000 204.117.907.164 0,37 5 2017 211.670.819.680 453.228.544.019 0,47 RATA-RATA 97.243.757.477 221.172.640.722 0,36 Perputaran total aktiva =

Dari tabel IV.1 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 dapat terlihat nilai Total Asset Turn over adalah sebesar 0,34 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 76.776.020.000 terhadap total aktiva sebesar Rp. 254.334.763.988, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan total aktiva adalah sebesar 0,34 kali atau setiap 1 rupiah total aktiva mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,34 rupiah.

Pada tahun 2014 dapat terlihat bahwa nilai Total Asset Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 0,13 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 29.821.568.832 terhadap total aktiva sebesar Rp. 228.629.848.148, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan total aktiva adalah sebesar 0,13 kali atau setiap 1 rupiah total aktiva mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,13 rupiah.

Pada tahun 2015 dapat terlihat bahwa nilai Total Asset Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 0,48 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 93.195.840.875 terhadap total aktiva sebesar Rp. 195.670.047.457, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan total aktiva adalah sebesar 0,48 kali atau setiap 1 rupiah total aktiva mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,48 rupiah.

Pada tahun 2016 dapat terlihat bahwa nilai Total Asset Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 0,37 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 74.754.538.000 terhadap total

aktiva sebesar Rp. 204.117.907.164, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan total aktiva adalah sebesar 0,37 kali atau setiap 1 rupiah total aktiva mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,37 rupiah.

Pada tahun 2017 dapat terlihat bahwa nilai Total Asset Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 0,47 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 211.670.819.680 terhadap total aktiva sebesar Rp. 453.228.544.019, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan total aktiva adalah sebesar 0,47 kali atau setiap 1 rupiah total aktiva mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,47 rupiah.

b. Perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO)

Fixed Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan memberikan informasi-informasi mengenai aktiva tetap perusahaan yang dapat mengukur berapa kali dana yang ditanamkan yaitu dengan membandingkan penjualan dengan total aset tetap.

Adapun perhitungan Perputaran aset tetap (Fixed asset turn over) yang dimiliki perusahaan ialah sebagai berikut :

Fixed asset turn over (2013) = . . .

. . . = 38,20

Fixed asset turn over (2014) = . . .

. . . = 14,71

Fixed asset turn over (2015) = . . .

. . . = 77,60

Perputaran aset tetap =

Fixed asset turn over (2016) = . . .

. . . = 48,67

Fixed asset turn over (2017) = . . .

. . . = 27,18

Tabel 1V.2. Perhitungan Fixed Asset Turn Over Nilai Fixed Asset Turn Over Perum Perumnas Regional I Medan

NO TAHUN SALE FIXED

ASSET FIXED ASSET TURNOVER 1 2013 76.776.020.000 2.010.006.555 38,20 2 2014 29.821.568.832 2.027.776.575 14,71 3 2015 93.195.840.875 1.201.033.897 77,60 4 2016 74.754.538.000 1.536.024.934 48,67 5 2017 211.670.819.680 7.787.679.063 27,18 RATA-RATA 97.243.757.477 2.912.504.205 41,27

Dari tabel IV.2 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 dapat terlihat nilai Fixed Asset Turn over adalah sebesar 38,20 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 76.776.020.000 terhadap aset tetap sebesar Rp. 2.010.006.555, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan aset tetap adalah sebesar 38,20 kali atau setiap 1 rupiah aset tetap mampu menghasilkan penjualan sebesar 38,20 rupiah.

Pada tahun 2014 dapat terlihat bahwa nilai Fixed Asset Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 14,71 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 29.821.568.832 terhadap aset tetap sebesar Rp. 2.027.776.575, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan aset tetap adalah sebesar 14,71 kali atau setiap 1 rupiah aset tetap mampu menghasilkan penjualan sebesar 14,71 rupiah.

Pada tahun 2015 dapat terlihat bahwa nilai Fixed Asset Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 77,60 kali, hal ini

dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 93.195.840.875 terhadap aset tetap sebesar Rp. 1.201.033.897, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan aset tetap adalah sebesar 77,60 kali atau setiap 1 rupiah aset tetap mampu menghasilkan penjualan sebesar 77,60 rupiah.

Pada tahun 2016 dapat terlihat bahwa nilai Fixed Asset Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 48,67 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 74.754.538.000 terhadap aset tetap sebesar Rp. 1.536.024.934, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan aset tetap adalah sebesar 48,67 kali atau setiap 1 rupiah aset tetap mampu menghasilkan penjualan sebesar 48,67 rupiah.

Pada tahun 2017 dapat terlihat bahwa nilai Fixed Asset Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 27,18 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 211.670.819.680 terhadap aset tetap sebesar Rp. 7.787.679.063, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan aset tetap adalah sebesar 27,18 kali atau setiap 1 rupiah aset tetap mampu menghasilkan penjualan sebesar 27,18 rupiah.

c. Perhitungan Inventory Turn Over (ITO)

Inventory Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran persediaan menunjukkan bahwa

modal kerja yang tertanam dalam persediaan barang dagang semakin kecil dan hal ini berarti semakin baik bagi perusahaan.

Adapun perhitungan Perputaran persediaan (Inventory turn over) yang dimiliki perusahaan ialah sebagai berikut :

Inventory turn over (2013) = . . .

. . . = 1,87

Inventory turn over (2014) = . . .

. . . = 0,73

Inventory turn over (2015) = . . .

. . . = 4,05

Inventory turn over (2016) = . . .

. . . = 5,77

Inventory turn over (2017) = . . .

. . . = 8,09

Tabel 1V.3. Perhitungan Inventory Turn Over Nilai Inventory Turn Over Perum Perumnas Regional I Medan

NO TAHUN SALE INVENTORY INVENTORY

TURNOVER 1 2013 76.776.020.000 41.100.885.838 1,87 2 2014 29.821.568.832 41.070.425.838 0,73 3 2015 93.195.840.875 23.039.761.081 4,05 4 2016 74.754.538.000 12.960.202.334 5,77 5 2017 211.670.819.680 26.156.888.824 8,09 RATA-RATA 97.243.757.477 28.865.632.783 4,10

Dari tabel IV.3 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 dapat terlihat nilai Inventory Turn over adalah sebesar 1,87 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 76.776.020.000 terhadap persediaan sebesar Rp. 41.100.885.838, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

Perputaran persediaan =

penjualan dengan memanfaatkan persediaan adalah sebesar 1,87 kali atau setiap 1 rupiah persediaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 1,87 rupiah.

Pada tahun 2014 dapat terlihat bahwa nilai Inventory Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 0,73 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 29.821.568.832 terhadap persediaan sebesar Rp. 41.070.425.838, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan persediaan adalah sebesar 0,73 kali atau setiap 1 rupiah persediaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,73 rupiah.

Pada tahun 2015 dapat terlihat bahwa nilai Inventory Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 4,05 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 93.195.840.875 terhadap persediaan sebesar Rp. 23.039.761.081, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan persediaan adalah sebesar 4,05 kali atau setiap 1 rupiah persediaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 4,05 rupiah.

Pada tahun 2016 dapat terlihat bahwa nilai Inventory Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 5,77 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 74.754.538.000 terhadap persediaan sebesar Rp. 12.960.202.334, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan persediaan adalah sebesar 5,77 kali atau setiap 1 rupiah persediaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 5,77 rupiah.

Pada tahun 2017 dapat terlihat bahwa nilai Inventory Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 8,09 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 211.670.819.680 terhadap persediaan sebesar Rp. 26.156.888.824, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan persediaan adalah sebesar 8,09 kali atau setiap 1 rupiah persediaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 8,09 rupiah.

d. Perhitungan Working Capital Turn Over (WCTO)

Working Capital Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja terhadap penjualan selama suatu periode yaitu dengan membandingkan penjualan dengan modal kerja.

Adapun perhitungan Perputaran modal kerja (Working capital turn over) yang dimiliki perusahaan ialah sebagai berikut :

Working capital turn over (2013) = . . .

. . . = 0,72

Working capital turn over (2014) = . . .

. . . = 0,28

Working capital turn over (2015) = . . .

. . . = 0,67

Working capital turn over (2016) = . . .

. . . = 0,58

Working capital turn over (2017) = . . .

. . . = 0,81

Perputaran modal kerja =

Tabel 1V.4. Perhitungan Working Capital Turn Over Nilai Working Capital Turn Over Perum Perumnas Regional I Medan

NO TAHUN SALE WORKING

CAPITAL WORKING CAPITAL TURN OVER 1 2013 76.776.020.000 107.062.811.143 0,72 2 2014 29.821.568.832 106.068.745.283 0,28 3 2015 93.195.840.875 139.220.563.688 0,67 4 2016 74.754.538.000 127.907.901.345 0,58 5 2017 211.670.819.680 260.716.974.626 0,81 RATA-RATA 97.243.757.477 148.195.399.217 0,61

Dari tabel IV.4 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 dapat terlihat nilai Working Capital Tur nover adalah sebesar 0,72 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 76.776.020.000 terhadap modal kerja sebesar Rp. 107.062.811.143, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan modal kerja adalah sebesar 0,72 kali atau sgetiap 1 rupiah modal kerja mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,72 rupiah.

Pada tahun 2014 dapat terlihat bahwa nilai Working Capital Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 0,28 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 29.821.568.832 terhadap modal kerja sebesar Rp. 106.068.745.283, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan modal kerja adalah sebesar 0,28 kali atau setiap 1 rupiah modal kerja mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,28 rupiah.

Pada tahun 2015 dapat terlihat bahwa nilai Working Capital Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 0,67 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 93.195.840.875

terhadap modal kerja sebesar Rp. 139.220.563.688, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan modal kerja adalah sebesar 0,67 kali atau setiap 1 rupiah modal kerja mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,67 rupiah.

Pada tahun 2016 dapat terlihat bahwa nilai Working Capital Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 0,58 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 74.754.538.000 terhadap modal kerja sebesar Rp. 127.907.901.345, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan modal kerja adalah sebesar 0,58 kali atau setiap 1 rupiah modal kerja mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,58 rupiah.

Pada tahun 2017 dapat terlihat bahwa nilai Working Capital Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 0,81 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 211.670.819.680 terhadap modal kerja sebesar Rp. 260.716.974.626, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan modal kerja adalah sebesar 0,81 kali atau setiap 1 rupiah modal kerja mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,81 rupiah.

e. Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Receivable Turn Overmerupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau kemampuan perusahaan dalam menangani penjualan terhadap piutang rata-rata yaitu dengan membandingkan penjualan dengan piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio perputaran piutang ini maka semakin baik bagi perusahaan. Namun sebaliknya

jika rasio perputaran piutang semakin rendah maka akan ada lebih dari investasi dalam piutang.

Adapun perhitungan Perputaran Piutang (Receivable turn over) yang dimiliki perusahaan ialah sebagai berikut :

Receivable turn over (2013) = . . .

. . . = 0,71

Receivable turn over (2014) = . . .

. . . = 0,27

Receivable turn over (2015) = . . .

. . . = 1,10

Receivable turn over (2016) = . . .

. . . = 0,55

Receivable turn over (2017) = . . .

. . . = 0,61

Tabel 1V.5. Perhitungan Receivable Turn Over Nilai Receivable Turn Over Perum Perumnas Regional I Medan

NO TAHUN SALE AVERAGE

RECEIVABLES RECEIVABLE TURN OVER 1 2013 76.776.020.000 108.716.091.331 0,71 2 2014 29.821.568.832 109.026.339.331 0,27 3 2015 93.195.840.875 84.517.784.347 1,10 4 2016 74.754.538.000 135.901.594.091 0,55 5 2017 211.670.819.680 345.535.876.820 0,61 RATA-RATA 97.243.757.477 156.739.537.184 0,65

Dari tabel IV.5 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 dapat terlihat nilai Receivable Turn over adalah sebesar 0,71 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 76.776.020.000 terhadap piutang rata-rata sebesar Rp. 108.716.091.331, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan piutang rata-rata adalah sebesar

Perputaran piutang =

0,71 kali atau setiap 1 rupiah piutang rata-rata mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,71 rupiah.

Pada tahun 2014 dapat terlihat bahwa nilai Receivable Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 0,27 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 29.821.568.832 terhadap piutang rata-rata sebesar Rp. 109.026.339.331, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan piutang rata-rata adalah sebesar 0,28 kali atau setiap 1 rupiah piutang rata-rata mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,28 rupiah.

Pada tahun 2015 dapat terlihat bahwa nilai Receivable Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 1,10 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 93.195.840.875 terhadap piutang rata-rata sebesar Rp. 84.517.784.347, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan piutang rata-rata adalah sebesar 1,10 kali atau setiap 1 rupiah piutang rata-rata-rata-rata mampu menghasilkan penjualan sebesar 1,10 rupiah.

Pada tahun 2016 dapat terlihat bahwa nilai Receivable Turn Over mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 0,55 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 74.754.538.000 terhadap piutang rata-rata sebesar Rp. 135.901.594.091, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan piutang rata-rata adalah sebesar 0,55 kali atau setiap 1 rupiah piutang rata-rata mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,55 rupiah.

Pada tahun 2017 dapat terlihat bahwa nilai Receivable Turn Over mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 0,61 kali, hal ini dijelaskan oleh perbandingan antara penjualan sebesar Rp. 211.670.819.680 terhadap piutang rata-rata sebesar Rp. 345.535.876.820, artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan piutang rata-rata adalah sebesar 0,61 kali atau setiap 1 rupiah piutang rata-rata-rata-rata mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,61 rupiah.

Dokumen terkait