• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan mulai 26 September - 20 November 2012. Penyajian analisa data dalam penelititan ini meliputi gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr.Djoelham Binjai yaitu pengetahuan ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr.Djoelham Binjai, sikap ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr.Djoelham Binjai dan tindakan ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr.Djoelham Binjai.

5.1.1. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini seluruh responden adalah ibu nifas yang menyusui di RSU dr. Djoelham Binjai. Dekskriptif karakteristik responden terdiri dari umur, pendididkan, pekerjaan, suku, persalinan dan lama persalinan. Yang dapat dilihat dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja RSU dr. Djoelham Binjai (n=50). No Variabel n % 1 Umur <30 tahun 24 48.0 30-35 tahun 24 48.0 > 35 tahun 2 4.0 2 Pendidikan SD 7 14.0 SMP 6 12.0 SMA 27 54.0 Diploma/S1 10 20.0 3 Pekerjaan IRT 33 66.0 Peg.swasta 10 20.0 PNS 7 14.0 4 Suku Jawa 29 58.0 Batak 9 18.0 Karo 6 12.0 30

Padang 6 12.0 5 Persalinan

Spontan 43 86.0

SC 7 14.0

6 Lama Persalinan (kala 1&2)

1 jam 17 34.0

2 jam 33 66.0

Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa, mayoritas responden memiliki umur dibawah 30 tahun dan antara 30-35 tahun yakni sebanyak 24 orang (45,3%). Mayoritas responden memiliki pendidikan SMA yakni sebanyak 27 orang (54%), Mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai IRT yakni sebanyak 33 orang (66%), mayoritas responden memiliki suku Jawa yakni sebanyak 29 orang (58%), mayoritas responden menjalani persalinan spontan yakni sebanyak 43 orang (86%) dan mayoritas responden memiliki jarak persalinan 2 jam yakni sebanyak 33 orang (66%)

5.1.3. Perilaku Responden

Perilaku responden yang diselidiki dalam penelitian ini adalah meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pemberian ASI di RSU dr. Djoelham Binjai dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut :

5.1.3.1. Pengetahuan responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012

Tabel 5.1. Pengetahuan responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 (n=50).

No Karakteristik Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)

1 Baik 27 54.0

2 Cukup 14 28.0

3 Kurang 9 18.0

Total 50 100,00

Sumber : Hasil Penelitian tahun 2012 (data diolah)

Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 27 orang (54%) memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI, 14 orang (28%) memiliki pengetahuan cukup dan 9 orang (18%) memiliki pengetahuan kurang tentang pemberian ASI. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI yakni sebanyak 27 orang (54%).

5.1.3.2. Sikap Responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012

Tabel 5.2.Sikap Responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 (n=50).

No Karakteristik Sikap Frekuensi Persentase(%)

1 Baik 28 56.0

2 Cukup 12 24.0

3 Kurang 10 20.0

Total 50 100,00

Sumber : Hasil Penelitian tahun 2012 (data diolah)

Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 28 orang (56%) memiliki sikap yang baik tentang pemberian ASI , 12 orang (24%) memiliki sikap cukup dan 10 orang (18%) memiliki sikap kurang tentang pemberian ASI. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki sikap yang baik tentang pemberian ASI yakni sebanyak 28 orang (56%).

5.1.3.3.Tindakan responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012

Tabel 5.3 Tindakan Responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 (n=50).

No Karakteristik Tindakan Frekuensi Persentase(%)

1 Baik 23 46.0

2 Cukup 20 40.0

3 Kurang 7 14.0

Total 50 100,00

Sumber : Hasil Penelitian tahun 2012 (data diolah)

Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 23 orang (46%) memiliki tindakan yang baik tentang pemberian ASI , 20 orang (20%) memiliki tindakan cukup dan 7 orang (14%) memiliki tindakan kurang tentang pemberian ASI. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki tindakan yang baik tentang pemberian ASI yakni sebanyak 23 orang (46%).

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam pemberian ASI didapatkan bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 27 orang (54%) , pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (28%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang (18%). Pernyataan ini didukung oleh Notoatmojo (1998) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah faktor internal meliputi pendidikan, persepsi, motivasi, dan pengalaman dan faktor ekternal meliputi lingkungan informasi, sosial dan budaya. Sedangkan Hurlock (2002) mengatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka diharapkan pengetahuan dan keterampilan akan semakin baik. Hidayat (2005) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki. Dari hasil penelitian ini diketahui ada 23 orang (56%) yang berpengetahuan cukup dan kurang, hal ini mungkin dilatarbelakangi oleh masih banyaknya responden yang hanya berpendidikan SMA (27 orang) dan bahkan terdapat yang berpendidikan SMP (6 orang) dan SD (7 orang). Hal ini dapat menyebabkan kurangnya informasi ibu tentang pemberian ASI pada bayi, pekerjaan ibu yang mayoritas hanya sebagai ibu rumah tangga. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan pengetahuan para ibu mengenai pemberian ASI maka diperlukan peran aktif dari staf perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada para ibu tentang pemberian ASI. Herawani (2001) menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. pendidikan kesehatan ini akan membantu meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI.

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap yang baik terhadap suatu objek baru akan muncul ketika seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang objek tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa terdapat 28 orang (56%) responden yang memiliki sikap baik dan terdapat 22 orang (44%) yang memiliki sikap yang cukup dan kurang. Hal ini dilatar belakangi karena kurangnya pengetahuan ibu yang dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa terdapat 27 orang (56%) yang berpengetahuan baik dan 23 orang (46%) yang berpengetahuan cukup dan kurang. Dari hasil tersebut dapat kita lihat bahwa sikap seseorang harus

didukung dengan pengetahuan yang baik. Sehingga untuk meningkatkan sikap seseorang harus ada kemauan dan perubahan sikap yang dapat menunjang sikap individu. Purwanto (1998) juga menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah pertama faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan . Kedua adalah faktor ekstern yang merupakan faktor dari luar manusia.

Menurut Sekartini (2008) menyatakan tindakan seseorang dalam mengambil keputusan untuk memutuskan suatu tindakan itu dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Dari hasil penelitian bahwa 23 orang (46%) yang memiliki tindakan baik, dan 27 0rang (54%) responden yang memiliki tindakan yang cukup dan kurang dalam pemberian ASI pada bayi. Mayoritas responden melakukan tindakan kurang baik mungkin disebabkan sebagian responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sehingga pengetahuan dan sikap responden berpengaruh terhadap tindakan yang mereka lakukan dalam pemberian ASI.

Penelitian Mira (2008) melaporkan bahwa gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang pentingnya budaya penggunaan ASI bagi ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Sekejati didapatkan bahwa dari 175 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup 96%, sikap cukup 86%, perilaku kurang 71%. Mira juga menyatakan bahwa dalam pemberian ASI ekslusif ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor psikologis, sosial, budaya, pekerjaan, kesehatan ibu, gaya hidup dan mudahnya mendapatkan susu formula. Walaupun demikian menurut penelitian keberhasilan pemberian ASI ekslusif diwilayah kerja

Dokumen terkait