BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
1. Kategori Data Penelitian
Pembagian kategori sampel yang digunakan peneliti berdasarkan kategori model distribusi normal dengan kategori jenjang (ordinal). Azwar (2012) menyatakan Kategori jenjang (ordinal) merupakan kategorisasi yang menempatkan individu kedalam kelompok yang posisinya berjenjang menurut pada suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Selanjutnya, Azwar (2012) menjelaskan cara pengkategorian ini akan diperoleh dengan membuat kategori skor subjek berdasarkan besarnya satuan deviasi standar populasi. Karena kategori ini bersifat relatif, maka luasnya interval yang mencakup setiap kategori yang diinginkannya akan ditetapkan berdasarkan subjek selama berada pada batas wajar. Hasil dan deskripsi penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai batasan didalam pengkategorian pada sampel penelitian yang terdiri pada tiga kategori yaitu sedang, rendah dan tinggi.
a. Skala Efikasi Diri
Analisis data deskriptif dilakukan untuk melihat hasil deskripsi dan hipotesis (yang kemungkinan terjadi) dan data empiris (data berdasarkan kenyataan dilapangan) dari variabel efikasi diri . deskripsi data hasil penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian Efikasi Diri
Variabel Data Hipotetik Data Empirik
Xmaks Xmin Mean SD Xmaks Xmin Mean SD
Efikasi Diri 100 25 62,5 12,5 98 54 74,8 8,32
Keterangan Rumus Skor Hipotetik:
1. Skor minimal (Xmin) adalah hasil perkalian jumlah butir skala dengan nilai terendah dari pembobotan pilihan jawaban.
2. Skor maksismal (Xmaks) adalah hasil perkalian jumlah butir skala dengan nilai tertinggi dari pembobotan pilihan jawaban
3. Mean (M) dengan rumus µ= (skor maks+skor min) 2
4. Standar deviasi (SD) dengan rumus s = (skor maks – skor min) 6
Berdasarkan hasil statistik data penelitian pada tabel (4,2) diatas, hasil analisis deskripsi secara hipotetik menununjukkan jawaban minimal pada penelitian adalah 25, maksimal 100, dan mean 62,5, dan standar deviasinya 12,5. Sementara data empirik menunjukkan bahwa jawaban minimal pada penelitian ini adalah 54, maksimal 98, mean 74,8, dengan standar deviasi sebesar 8,32. Deskripsi data pada penelitian tersebut dapat dijadikan menjadi tiga kategori yaitu: rendah, sedang, dan tinggi.
Rendah = X < (x – 1,0 SD)
Sedang = (x – 1,0 SD) ≤ (x + 1,0.SD) (x + 1,0.SD) Tinggi = (x + 1,0 Sd) ≤ X
Keterangan :
x = mean empiric pada skala SD = Standar Deviasi
n = Jumlah Subjek
X = rentang butir pertanyaan
Berdasarkan rumus kategorisasi ordinal yang digunakan, maka hasil yang didapat dari hasil kategorisasi skala efikasi diri adalah sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.3:
51
Tabel 4.3 Kategori Efikasi Diri pada Mahasiswa Gayo Lues
Ketegori Interval Frekuensi (n) Presentase (%)
Rendah X < ( 74,8 – 8,32) 29 17%
Sedang ( 74,8 – 8,32) < X ( 74,8+8,32) 121 68%
Tinggi ( 74,8+8,32)< X 27 15%
Jumlah 177 100%%%
Berdasarkan tabel (4.3) di atas, dapat dilihat dan disimpulkan bahwa sebagian besar subjek memiliki tingkat efikasi diri dengan kategori tinggi yaitu sebanyak 27 subjek (15%). Kategori sedang sebayak 121 subjek dengan persentase (68%) dan kategori rendah sebanyak 29 subjek (17%), artinya efikasi diri pada Mahasiswa Gayo Lues di Banda Aceh mayoritas tergolong kedalam kategori sedang .
b. Skala Prokrastinasi Akademik
Analisis data deskriptif dilakukan untuk melihat hasil deskripsi dan hipotetik (yang kemungkinan terjadi) dan data empiris (data berdasarkan kenyataan dilapangan) dari variabel Prokrastinasi Akademik. deskripsi data hasil penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Data Penelitian Prokrastinasi Akademik
Variabel Data Hipotetik Data Empirik
Xmaks Xmin Mean Sd Xmaks Xmin Mean SD
Prokrastinasi Akademik
120 30 75 15 101 49 69,5 7,85
Keterangan Rumus Skor Hipotetik:
1. Skor minimal (Xmin) adalah hasil perkalian jumlah butir skala dengan nilai terendah dari pembobotan pilihan jawaban.
2. Skor maksismal (Xmaks) adalah hasil perkalian jumlah butir skala dengan nilai tertinggi dari pembobotan pilihan jawaban
4. Standar deviasi (SD) dengan rumus s = (skor maks – skor min) 6
Berdasarkan hasil statistik data penelitian pada tabel (4,4) diatas, hasil analisis deskripsi secara hipotetik menununjukkan jawaban minimal pada penelitian adalah 30, maksimal 120, dan mean 75, dan standar deviasinya 15. Sementara data empirik menunjukkan bahwa jawaban minimal pada penelitian ini adalah 54, maksimal 101, mean 49, dengan standar deviasi sebesar 7,85. Deskripsi data pada penelitian tersebut dapat dijadikan menjadi tiga kategori yaitu: rendah, sedang, dan tinggi.
Rendah = X < (x – 1,0 SD)
Sedang = (x – 1,0 SD) ≤ (x + 1,0.SD) (x + 1,0.SD) Tinggi = (x + 1,0 Sd) ≤ X
Keterangan :
x = mean empirik pada skala SD = Standar Deviasi
n = Jumlah Subjek
X = rentang butir pertanyaan
Berdasarkan rumus kategorisasi ordinal yang digunakan, maka hasil yang didapat dari hasil kategorisasi skala efikasi diri adalah sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.5:
Tabel 4.5 Kategori Prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Gayo Lues
Ketegori Interval Frekuensi (n) Presentase (%)
Rendah X < ( 69,5 – 7,85) 22 12%
Sedang (69,5 – 7,85) < X ( 69,5+7,85) 134 76%
Tinggi ( 69,5+7,85)< X 21 12%
Jumlah 177 100%%%
53
Berdasarkan tabel (4.5) di atas, dapat dilihat dan disimpulkan bahwa sebagian besar subjek memiliki tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa angkatan 2015, 2016, 2017, dan 2018 dengan kategori tinggi yaitu sebanyak 21 subjek (12%). Kategori sedang sebayak 134 subjek dengan persentase (76%) dan kategori rendah sebanyak 21 subjek (12%), artinya prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Gayo Lues di Banda Aceh mayoritas tergolong kedalam kategori sedang .
2. Uji Analisis
Langkah pertama untuk menganalisis data penelitian yaitu dengan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas kedua variabel menggunakan SPSS, jika nilai p> 0,05, maka penyebaran data akan tergolong normal (Azwar, 2012) hasil uji normalitas pada kedua variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6 Uji Normalitas
Variabel KoefesienK-S Z Ρ Interpretasi
Efikasi Diri Prokrastinasi Akademik 0,079 0,086 0,220 0,143 Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Data yang ada pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa variabel efikasi diri berdistribusi normal dengan memperoleh nilai Z= 0,079 dan nilai p= 0,220. Sedangkan pada variabel prokrastinasi akademik diperoleh nilai K-S Z= 0,086 dan nilai p=0,143 (p > 0,05). Karena kedua variabel diatas berdistribusi normal,
maka hasil yang didapat pada penelitian ini dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.
b. Uji Linieritas
Uji asumsi linieritas pada kedua variabel (efikasi diri dengan prokrastinasi akademik) menggunakan SPSS, dan jika nilai p> (0,05) berarti kedua variabel (efikasi diri dengan prokrastinasi akademik) bersifat linear satu sama lainnya (Azwar, 2012). Jadi, hasil asumsi linearitas pada kedua variabel ini adalah:
Tabel 4.7 Uji Linearitas
Variabel F Deviation from Linearity
Nilai p
Efikasi Diri dengan Prokrastinasi
Akademik 1,201 0,222
Data pada tabel 4.7 diatas, F Deviation from Linearity kedua variabel (efikasi diri dengan prokrastinasi akademik) dengan nilai Fhitung= 1,202 menunjukkan bahwa signifikasi linearitas antara variabel Efikasi diri dengan variabel prokrastinasi akademik sebasar 0,222 (p>0,05). Maka, berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua variabel (efikasi diri dengan prokrastinasi akademik) terdapat hubungan yang linear.
3. Uji Hipotesis
Setelah uji prasayarat terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan analisis korelasi Pearson karena kedua variabel penelitian berdistribusi normal dan terdapat hubungan yang linear. Metode ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik
55
pada mahasiswa Gayo Lues di Banda Aceh. Hasil analisis pada uji hipotesis ini dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah, sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Data Penelitian
Variabel,
Pearson Corralation
Product Moment,
P Interpretasi
Efikasi Diri dengan Prokrastinasi Akademik
-0,493 0,000 Berkolerasi
Hasil pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa koefesien korelasi sebesar rhitung=-0,493 yang menunjukkan adanya korelasi dengan hasil negatif yang signifikan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Gayo Lues. Hasil tersebut dapat di artikan bahwa apabila efikasi diri mahasiswa tinggi maka akan diikuti dengan meningkatnya prokrastinasi akademik mahasiswa. Sebaliknya apabila efikasi diri mahasiwa rendah, maka akan memicu meningkatnya prokrastinasi akademik.
Hasil analisis pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menununjukkan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima karena adanya hubungan negatif antara kedua variabel yaitu efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Gayo Lues di Banda Aceh.
Hasil pada penelitian ini menunjukkan sumbangan efektif dari kedua variabel yang dapat dilihat dari analisis measures of asocation. Hasil analisis tersebut menunjukkan nilai RSquere ( R2)= 0,243 yang artinya terdapat hubungan efikasi diri dengan prokrastinasi akademik, sedangkan prokrastinasi akademik juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.