BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
1. Uji Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2016) data statistik deskriptif ini bertujuan untuk menampilkan informasi-informasi yang relevan yang terkandung dalam data tersebut. Deskripsi variabel yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi data berupa rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum yang dilakukan pada variabel
corporate social responsibility, konvergensi IFRS, kepemilikan saham
publik, regulasi pemerintah dan ukuran perusahaan. Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Sumber : data diolah SPSS versi 22
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan hasil mengenai analisis statistik sebagai berikut:
1. Konvergensi IFRS
Berdasar hasil uji statistik deskriptif di atas dapat diketahui bahwa konvergensi IFRS memiliki nilai minimum sebesar 13,00 yang terdapat pada perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2018. Konvergensi IFRS memiliki nilai maksimum sebesar 43,00 yang terdapat pada perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) konvergensi IFRS pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018 adalah sebesar 28,6607. Sedangkan nilai
standar deviasinya sebesar 6,40533. Nilai rata-rata menunjukan lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukan bahwa kualitas data dari variabel konvergensi IFRS dalam penelitian ini baik.
2. Kepemilikan Saham Publik
Berdasar hasil uji statistik deskriptif di atas dapat diketahui bahwa kepemilikan saham publik memiliki nilai minimum sebesar 1,50 yang terdapat pada perusahaan Sekar Bumi Tbk pada tahun 2017. Kepemilikan saham publik memiliki nilai maksimum sebesar 88,31 yang terdapat pada perusahaan Inti Agri Resources Tbk pada tahun 2016. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan saham publik pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018 adalah sebesar 31,3409. Sedangkan nilai standar deviasinya sebesar 21,48095. Nilai rata-rata menunjukan lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukan bahwa kualitas data dari variabel kepemilikan saham publik dalam penelitian ini baik.
3. Regulasi Pemerintah
Berdasar hasil uji statistik deskriptif di atas dapat diketahui bahwa regulasi pemerintah memiliki nilai minimum sebesar 6,40 yang terdapat pada perusahaan Bumi Teknokultura Unggul Tbk pada tahun 2015. Regulasi pemerintah memiliki nilai maksimum sebesar 12,40 yang terdapat oleh perusahaan Indofood Sukses
Makmur Tbk pada tahun 2016. Nilai rata-rata (mean) regulasi pemerintah pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018 adalah sebesar 10,5923. Sedangkan nilai standar deviasinya sebesar 1,26536. Nilai rata-rata menunjukan lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukan bahwa kualitas data dari variabel regulasi pemerintah dalam penelitian ini baik.
4. Ukuran Perusahaan
Berdasar hasil uji statistik deskriptif di atas dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan, memiliki nilai minimum sebesar 11,47 yang terdapat pada perusahaan Inti Agri Resources Tbk pada tahun 2018. Ukuran perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 13,98 yang terdapat pada perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) ukuran perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018 adalah sebesar 12,4880. Sedangkan nilai standar deviasinya sebesar 0,65997. Nilai rata-rata menunjukan lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukan bahwa kualitas data dari variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini baik.
5. Corporate Social Responsibility
Berdasar hasil uji statistik deskriptif di atas dapat diketahui bahwa corporate social responsibility, memiliki nilai minimum sebesar 0,16 yang terdapat pada perusahaan Prasida Aneka Niaga
Tbk pada tahun 2016. Corporate social responsibility memiliki nilai maksimum sebesar 0,59 yang terdapat pada perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2017. Nilai rata-rata (mean) corporate social responsibility pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018 adalah sebesar 0,3486. Sedangkan nilai standar deviasinya sebesar 0,09941. Nilai rata-rata menunjukan lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukan bahwa kualitas data dari variabel
corporate social responsibility dalam penelitian ini baik.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel penganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji yang dipakai adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Sebagai dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikan ˃ 0,05 berarti data residual berdistribusi normal, sedangkan nilai signifikan < 0,05 berati data residual berdistribusi tidak normal. Berikut hasil uji normalitas :
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
Sumber : data diolah SPPS versi 22
Berdasarkan hasil output pengelolaan data uji normalitas dengan menggunakan rumus kolmogorov-smirnov sebagai mana tertera pada tabel 4.2, maka dapat diperoleh nilai Asymp sig sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016) uji multikolonieritas ini pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolonieritas dapat dilihat dari perhitungan nilai tolerance serta Varian Inflation
Factor (VIF). Suatu model regresi dikatakan tidak memiliki
kecenderungan adanya gejala multikolonieritas adalah apabila memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : data diolah SPSS versi 22
Dari tabel di atas, hasil uji multikolinieritas terlihat bahwa nilai tolerance variabel konvergensi IFRS (X1) sebesar 0,518, kepemilikan saham publik (X2) sebesar 0,874, regulasi pemerintah (X3) sebesar 0,450 dan ukuran perusahaan (X4) sebesar 0,302. Nilai VIF variabel konvergensi IFRS (X1) sebesar 1,929, kepemilikan saham publik (X2) sebesar 1,144, regulasi pemerintah (X3) sebesar 2,224 dan ukuran perusahaan (X4) sebesar 3,312. Semua variabel independen dalam penelitian ini mempunyai nilai
Tolerance di atas 0,10 dan jumlah nilai VIF kurang dari 10, hal ini
dapat disimpulkan bahwa regresi terbebas dari asumsi multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Berdasarkan uji autokorelasi yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22 menghasilkan output sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : data diolah SPSS versi 22
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai
Durbin-Watson adalah sebesar 1,760 sedangkan dari tabel Durbin-Durbin-Watson
dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 56, serta k = 4 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dl sebesar 1,4201 dan du sebesar 1,7246. Karena nilai Durbin – Watson terletak antara du < dw < 4-du (1,7246 < 1,760 < 2,2754). Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif.
d. Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan uji heterokedastisitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22 menghasilkan output sebagai berikut:
Sumber : data diolah SPSS versi 22 Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedasitas
Model regresi yang baik adalah yang homoskodestisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas dilakukan dengan menggunakan analisin grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Berdasarkan hasil gambar
scatterplot dengan jelas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya asumsi heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Linier Berganda
Berdasarkan analisis regresi linier berganda yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22 menghasilkan output sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.913 .249 -3.664 .001 Konvergensi IFRS .000 .002 -.019 -.130 .897 Kepemilikan Saham .040 .001 .010 .091 .928 Regulasi Pemerintah -.002 .012 -.025 -.161 .873 Ukuran Perusahaan .103 .029 .686 3.565 .001
Sumber : data diolah SPSS versi 22
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda didapat persamaan Y = – 0,913 + 0,000𝑋1 + 0,040𝑋2 – 0,002𝑋3 + 0,103𝑋4 + 𝑒 diambil suatu kesimpulan bahwa:
a. Dari hasil persamaan diperoleh nilai konstanta sebesar – 0,913, artinya apabila variabel independen konvergensi IFRS, kepemilikan saham publik, regulasi pemerintah dan ukuran perusahaan bernilai 0 maka nilai variabel dependen – 0,913. b. Koefisien regresi konvergensi IFRS sebesar 0,000 menyatakan
bahwa setiap penambahan satu satuan konvergensi IFRS tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility.
c. Koefisien regresi kepemilikan saham publik sebesar 0,040 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan kepemilikan saham publik akan meningkatkan corporate social responsibility sebesar 0,040.
d. Koefisien regresi variabel regulasi pemerintah sebesar – 0,002 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan dari variabel regulasi pemerintah akan menurunkan corporate social
responsibility sebesar 0,002.
e. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan sebesar 0,103 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan dari variabel ukuran perusahaan akan meningkatkan corporate social
responsibility sebesar 0,103.
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Berdasarkan analisis regresi linier sederhana yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22 menghasilkan output sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Signifikansi Parsial Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.913 .249 -3.664 .001 Konvergensi IFRS .000 .002 -.019 -.130 .897 Kepemilikan Saham .040 .001 .010 .091 .928 Regulasi Pemerintah -.002 .012 -.025 -.161 .873 Ukuran Perusahaan .103 .029 .686 3.565 .001
Sumber : data diolah SPSS versi 22
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang ditunjukan pada tabel di atas maka diperoleh interpretasi sebagai berikut :
1. Hasil pengujian terhadap konvergensi IFRS memiliki nilai signifikansi 0,897 ˃ 0,025, maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak. Ini berarti variabel konvergensi IFRS tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Dengan demikian H1 yang menyatakan bahwa konvergensi IFRS berpengaruh negatif terhadap corporate social responsibility ditolak.
2. Hasil pengujian terhadap kepemilikan saham publik memiliki nilai signifikansi 0,928 > 0,025, maka dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak. Ini berarti variabel kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Dengan demikian H2 yang menyatakan bahwa
kepemilikan saham publik berpengaruh negatif terhadap
corporate social responsibility ditolak.
3. Hasil pengujian terhadap regulasi pemerintah memiliki nilai signifikansi 0,873 > 0,025, maka dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak. Ini berarti variabel regulasi pemerintah tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Dengan demikian H3 yang menyatakan bahwa regulasi pemerintah berpengaruh negatif terhadap corporate social responsibility ditolak.
4. Hasil pengujian terhadap ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,001 < 0,025, maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima. Nilai B ukuran perusahaan sebesar 0,103 menunjukkan pengaruh positif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif variabel ukuran perusahaan terhadap corporate social responsibility. Dengan demikian H4 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility diterima.
c. Koefisien Determinasi
Berdasarkan analisis koefisien determinasi yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22 menghasilkan output sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Sumber : data diolah SPSS versi 22
Dari hasil perhitungan pada tabel, dapat diketahui nilai Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,269. Nilai tersebut mengandung arti bahwa total variasi corporate social responsibility yang disebabkan oleh konvergensi IFRS, kepemilikan saham publik, regulasi pemerintah dan ukuran perusahaan secara bersama-sama adalah 26,9% dan sisanya sebesar 73,1% disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti pertumbuhan penjualan dan capital intensity.