BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Identifikasi Limbah B3 PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience
Limbah yang dihasilkan dari poses produksi PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience berupa limbah padat, cair dan gas.Adapun flow chart
limbah dari proses produksi terlampir (lampiran 1). Limbah yang dihasilkan adalah :
Limbah dibedakan menjadi 2 kelompok besar a) Limbah Non Kontaminan
Yang dimaksud dengan limbah non hazardous waste adalah limbah yang tidak terkontaminasi dengan bahan-bahan pembuat pestisida. Limbah non hazardous ini ada yang masih ditreatment lagi ataupun langsung dijual kepihak ketiga.
b) Limbah Kontaminan
Yang dimaksud dengan hazardous waste adalah limbah yang terkontaminasi dengan bahan-bahan pembuat pestisida dari proses produksi. Limbah yang termasuk kelompok ini yaitu bekas wadah material-material yang terkontaminasi dengan pestisida atau bekas yang dipakai untuk produk, debu dari peyaringan, limbah dari bocoran atau tumpahan dan sludge dari endapan WWPT.
commit to user
31
a) Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience merupakan hasil dari raw material, proses produksi juga packaging. Adapun daftar limbah yang dihasilkan oleh PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Limbah Padat Kontaminan
No Jenis Limbah Bentuk Limbah
Karakteristik
1 Alufoil Ex. Bongkaran
Produk
Padat toxic
2 Sak Ex. Technical Padat toxic
3 Jumbo Bag Padat toxic
4 Metal Drum Ex. Material Padat toxic
5 Pil Ex. Solfac Padat toxic
6 Plastik Ex. Technical Padat toxic
7 Ex. Label Box Padat toxic
8 Sak Ex. Material Padat toxic
9 Jerican Ex. Material Padat toxic
10 HDPE Drum Ex. Material Padat toxic
11 Paper Drum Ex. Material Padat toxic
12 Container Padat toxic
13 Sak Balon Ex. Antracol Padat toxic
14 Masker Padat toxic
15 Hands Gloves Padat toxix
16 Baterai Padat toxic, korosif 17 Drum Lem Padat toxic, korosif
18 Sapu Padat toxic
19 Baju Catle Pak Padat toxic
20 Inner Body padat toxic
21 Plastik Inner Plug Padat toxic
22 PE Bag Ex. Produk padat toxic
23 Expired Material Sesbuk toxic
24 Kaolin Serbuk toxic
25 sludge sludge toxic
commit to user b) Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan oleh PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience berasal dari proses produksi, kegiatan loundry, kegiatan di laboratorium dan juga dari kamar mandi/ toilet. Adapun daftar limbah cair yang terdapat pada PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience tersaji dalam tebel berikut :
Tabel 2. Limbah cair kontaminasi No Jenis
Bentuk
Fisik Sumber Karakteristik 1 Solvent Cair flasing ex product Flammable
2 Oil Cair proses produksi, bahan bakar
sumber tidak berbahaya
3 Expired Product Cair product toxic
4 Air
Laboratorium Cair
kegiatan
laboratorium toxic Sumber: PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience
Tabel 3. Limbah Cair Non Kontaminasi No Jenis
Bentuk
Fisik Sumber Karakteristik 1 Air Retention
Pond
Cair air hujan, air keadaan darurat
tidak berbahaya 2 Air Kamar Mandi/
Toilet
Cair Limbah Domestik tidak berbahaya Sumber: PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience
2. Pengelolaan Limbah B3 a. Reduksi
Pemilahan dilakukan di tempat terbuka atau berventilasi baik atau di ruang yang terlindung dari udara panas yang yang disediakan perusahaan (gudang penyimpanan sementara limbah B3). Pemilahan dilakukan sedekat mungkin dengan area penyimpanan, semua bahan yang akan dipilah diberi label dengan jelas dan dipisahkan sesuai
commit to user
33
dengan kategorinya. Petugas menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, sepatu bot, pakaian kerja, masker, kaca mata safety). Setelah dipilah lmbah dimasukkan ke dalam kardus dan pada bagian luar wadah ditulis secara jelas mengenai isinya dan jumlahnya. Bahan-bahan tersebut kemudian disimpan di tempat yang kering dan aman, yaitu di gudang yang terpisah antara samapah kontaminan dengan non kontaminan.
b. Pewadahan dan Pengumpulan
Pewadahan di PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience disesuaikan dengan limbah yang ada. Untuk limbah padat kontaminan ditempatakan pada jumbo bag dan untuk limbah padat non kontaminan ditempatkan pada kardus-kardus. Sedangkan untuk limbah cair ditempatkan pada drum dan juga dirigen yang diberi label identitas limbah. Untuk Pengumpulan limbah B3 di PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience adalah pegumpulan yang bersifat intern pabrik, artinya limbah B3 yang dihasilkan dari area produksi, office, logistic,
engineering dan area lainya diangkut untuk kemudian dikumpulkan ke
penampungan sementara limbah B3 yaitu pada area B3. c. Penyimpanan Sementara
1) Tata cara penyimpanan sementara PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience adalahh :
a) Solvent ( ex. Flusing product) di kumpulkan pada drum plastic berkapasitas 200 liter kemudian dikirim ke PIT B3.
commit to user
b) Drum bekas dan container yang telah dipres disusun rapi pada area tempat drum bekas untuk menunggu pengangkutan dari UD. Pandan Jaya.
c) Product expired disimpan pada metal drum berkapasitas 200
liter kemudian duisusun pada palet pada area limbah cair non kontaminan.
d) Untuk oli bekas ditempatkan pada drigen berkapasitas 20 liter kemudian disimpan pada area cair limbah kontaminan. Disimpan menunggu pengangkutan dri PT. TLI bersama limbah padat kontaminan.
e) Untuk air dari laboratorium di tambung pada bak khusus kemudian dialirkan ke WWPT.
f) Untuk limbah padat kontaminan dikumpulkan pada jumbo bag yang kemudian disimpan pada area limbah kontaminan, dan menunggu pengangkutan oleh PT. TLI.
g) Untuk karton bekas / kardus disusun kemudian ditali dengan rapi, di tumpuk pada area limbah non kontaminan dan menunggu pengangkutan dari UD. Lancar Jaya.
2) Bangunan Penyimapanan Limbah
Bangunan penyimpanan limbah sementara PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience terdapat didekat area parkir forklift dan tangki hydrant terletak di area belakang perusahaan. Bangunan penyimpanan limbah B3 dengan luas 20 m2 dan memiliki ventilasi yang cukup dan
commit to user
35
menggunakan penerangan alami buatan. Lay out area B3 terlampir( lampiran 2). Penempatan limbah disesuaikan dengan jenis masing-masing limbah yaitu limbah non kontaminan ditempatkan pada area non kontaminan, untuk limbah padat kontaminan ditempatkan pada area kontaminan sedangkan untuk limbah cair kontaminan di simpan pada drum yang ditata rapi pada area PIT. Penyimpanan limbah diarea B3 hanya sekitar 1 - 2 bulan saja kemudian diangkut oleh provider. Area B3 pada PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience belum diberi tanda yang menandakan bahwa tempat itu merupakan area penyimpanan limbah.
Sarana pendukung bangunan tempat penyimpanan limbah B3 di PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience antara lain alat pemadam kebakaran (APAR dari jenis dry powder), eye wash, fasilitas bongkar muat yang digunaka sepertiforkliftyang dirancang untuk memudahkan pemindahan limbah B3, lantai untuk kegiatan bongkar muat kuat dan kedap air serta dilengkapi dengan saluran pembuangan (selokan). d. Pelabelan dan Simbol
Sebelum di simpan di area limbah B3, limbah terlebih dahulu dikemas dengan kemasan yang sesuai dengan jenis limbah. Pelabelan limbah yang dilakukan PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience B3 yaitu:
commit to user
1) Oli bekas disimpan dalam dirigen kapasitas 20 liter dan dipasang simbol label sesuai jenis limbah (limbah kontaminasi), tanpa ada karateristik limbah.
2) Solvent disimpan dalam drum kapasitas 200 liter. Serta dipasang simbol dan label limbah cair kontaminan.
3) Limbah padat kontaminasi disimpan pada jumbo bag dan diberi label bahan campuran.
4) Limbah padat non kontaminasi disimpan pada kardus diberi label limbah non kontaminasi.
e. Pengangkutan
1) Pengangkutan Intern
a) Dokumen yang diperlukan dalam pengangkutan dari unit produksi ke tempat penampungan sementara adalah dokumen
waste transfer yang mencantumkan identifikasi jenis, jumlah dan sumber limbah B3, atau dokumen berita acara serah terima limbah.
b) Operator
Pengankutan limbah PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience menggunakan hand lift dan juga forklift. Untuk pengemudi forklift harus berpengalaman di lapangan, mempunyai kualifikasi sebagai pengemudi alat angkut yang akan dipakai, mempunyai surat ijin kerja, telah mengikuti pelatihan keselamatan kerja.
commit to user
37
2) Pengankutan dari PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience
Pada pengangkutan limbah B3 untuk diolah ke pihak
provider, PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience dengan
menggunakan truk dalam keadaan tertutup dan diberi tanda bahaya. Pengiriman limbah B3 ke PT. TLI memenuhi persyaratan yang ada dengan dilengkapi manifest.
f. Pemanfaatan
PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience dalam kegiatan produksinya menghasilkan limbah yang salah satunya merupakan sisa-sisa oli bekas dan lain-lain yang berupa drum-drum yang dalam kondisi masih bagus, kardus bekas packeging. Drum-drum tersebut bila disimpan di gudang penyimpanan akan membuat timbunan membutuhkan lahan yang luas, oleh PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience limbah yang berupa drum-drum bekas itu kemudian dimanfaatkan dengan cara, drum dicuci bersih kemudian di pres kemudian dijual ke provider. Limbah B3 yang dihasilkan dari produk rejected seperti botol yang berisi maupun cairan, isinya dikumpulkan dan disimpan di gudang B3 kemudian botol dicuci sampai bersih juga kardus bekas peceging dikumpulkan kemudian dijual ke pihak
provider.
g. Pengolahan
Pengolahan limbah cair mengikuti estate regulation dari PT. SIER Tempat penampungan limbah berbentuk cairan yang dihasilkan
commit to user
dari segala kegiatan pada PT Bayer Surabaya Plant ini terdiri dari tiga bagian yaitu B3 Pit, Waste Water Pretreatment (WWPT) dan Accumulation Tank. Ketiga tempat ini mempunyai peran masing-masing yang sesuai dengan proses pengolahannya.
1) B3 PIT
B3 Pit adalah tempat penampungan awal pada proses pengolahan limbah berbentuk cair. Limbah pada B3 Pit ini berasal dari kegiatan produksi seperti produksi liquidproduk dan sisa limbah dari area produksi, loker, toilet, kantin. Sebelum ditampung pada PIT, limbah dai produksi baik dari air ex flusing produk dan air ex
cleaningmesin di kumpulkan dahulu pada drum / ICB container.
Pada B3 Pit tidak ada perlakuan khusus yang diberikan terhadap limbah karena fungsi dari B3 Pit ini hanya sebagai tempat penampungan atau collecting seluruh limbah sebelum ditransfer ke WWPT. Proses yang dilakukan adalah monitoring dan control volume limbah yang terdapat didalam B3 Pit. Dengan dimensi fisk seperti itu maka volume limbah yang dapat ditampung berkisar 6,75 m3. Dengan volume yang itu, B3 Pit dapat menampung limbah dari 2-3 hari kegiatan pabrik. Jika kondisi dalam B3 Pit telah penuh maka limbah ditransfer ke WWPT untuk di treatment dengan membuka pompa out yang menuju ke WWPT. Kalau masih ada endapan yang tersisa, ditambahkan air kemuadian diaduk agar semua endapan tidak ada yang tertinggal didalam B3 Pit.
commit to user
39
2) Waste Water Pre Treatment
Water Treatment atau bisa juga disebut sebagai WWPT adalah bak penmapungan limbah cair dari berbagai daerah kerja di pabrik ini contohnya dari collecrting pit area limbah B-3, collecting Pit
EC/SL Plant. Air Limbah yang ditampung di WWPT berasal dari PIT, dan laboratorium. WWPT memiliki kapasitas maximal yaitu 9,375 m3. Setelah WWPT ini penuh maka segera dilakukan treatment. Jenis treatment yang dilakukan pada WWPT ini berdasrkan kenaikan pH limbah. Ketika baru pertama dipindahkan dari Pit, pH limbah akan menunjukkan angka berkisar 4-5 yang menandakan bahwa pH bersifat asam. Untuk menaikkan pH dilakukan penambahan NAOH hingga pH mencapai 12 (bersifat sangat basa). pH diukur dengan alat digital yang dipasang dekat dengan WWPT. Setelah dicapai pH 12 maka dimixer selama 5-10 menit, setelah itu diambil sample limbah lalu diserahkan ke analis untuk dianalisa apakah kandungan racun telah hilang / berkurang . Bila kandungan AI lebih dari 20ppm maka akan dilakukan tretment lagi tapi jika hasil analisa bagus, lalu limbah dialirkan ke Accumulation Tank.
3) Acumulation Tank
Accumulation Tank adalah bak penampungan air limbah yang telah diproses di WWPT untuk dilakukan aerasi hingga didapatkan kualitas air limbah yang memenuhi standart / baku mutu PT. SIER.
commit to user
Accumulation ini terdiri dari 3 bagian yang masing-masing bagian volumnya 25 m3masing-masing bagian diberi nomor 1, 2 dan 3 yang pengoprasiannya secara urut bergantian. Treatment yang dilakukan pada Acc. Tank ini dengan metode aerasi selama 24 jam, dimana udara dialirkan (melalui pipa-pipa yang terdapat lubang sebagai tempat mengalirnya udara) kedalam limbah sehingga akan terjadi penurunan pH yang semula dari ph basa yaitu 12 menjadi pH berkisar antara 6-9. Standart pH yang diberlakukan PT. SIER adalah 6-9 dan kadar COD maksimal yaitu 3000. Jika parameter yang diharuskan tidak didapatkan maka harus dilakukan treatment kembali.
Air limbah yang sudah paling lama ditampung adalah yang pertama-tama akan diproses kemudian dipompa ke saluran penampungan air limnah PT SIER. Setelah diproses, limbah di Acc. Tank akan disampling lalu diserahkan ke laboratorium untuk dianalisa kandungn COD. Bila hasilnya telah sesuai maka limbah dapat langsung dipompa keluar dengan membukavalveyang menuju ke saluran limbah PT. SIER lalu pompa dihidupkan dan air limbah akan mengalir dari Acc. Tank ke penampungan limbah PT SIER. Apabila rekomendasi yang diberikan lain maka air dari bagian Acc.Tank tersebut tidak dipompakan keluar menuju PT.SIER melainkan ditreatment kembali hingga sesuai dengan sayarat yang
commit to user
41
ditentukan oleh PT SIER. Adapun standart yang ditetapkan oleh PT. SIER terlmpir ( lampiran 3)
PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience dalam hal pengolahan limbah B3 selama ini melakukan kesepakatan dengan pihak provider
yaitu PT. TLI. Sehingga limbah B3 dari PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience harus diangkut ke pihak PT, TLI untuk diolah sesuai dengan regulasi yang berlaku.
h. Rekapitulasi Data
Rekapitulasi data terhadap dokumen-dokumen pengelolaan limbah B3 di departemen HSE meliputi sebagai berikut:
a. Jenis, jumlah dan waktu dihasilkannya limbah B3.
b. Jenis, jumlah, nama operator dan waktu penyerahan limbah B3. c. Nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman kepada
pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3. i. Reporting
Reporting dilakukan oleh departemen QHSE sebagai departemen yang berwenang dalam kegiatan pengelolaan limbah B3. Pelaporan yang dilakukan meliputi pelaporan ke pihak internal perusahaan dan perusahaan pusat. Dan juga kepada pihak eksternal, PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience telah mewajibkan perusahaan pengumpul atau pemanfaatan limbah B3 dalam hal ini PT. TLI untuk melaporkan kegiatan pengumpulan dan pemanfaatan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup, tembusan kepada Kepala Badan Pengendalian
commit to user
Dampak Lingkungan dengan tembusan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Surabaya. Catatan limbah B3 dipergunakan untuk inventarisasi jumlah limbah yang dihasilkan dan sebagai bahan evaluasi dalam rangka penetapan kebijakan dalam pengelolaan limbah B3”.Kegiatan penyerahan limbah B3 oleh PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience dan atau pengumpul dan atau pemanfaat dan atau pengolah kepada pengangkut telah disertai dengan dokumen limbah B3.