• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototipe Buku Cerita Tradisi Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan

Prototipe buku cerita dan mewarnai berjudul “Nyadran” disusun dengan mengadopsi enam tahap dari 10 langkah penelitian Sugiyono. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

4.1.1.1Potensi dan Masalah

Potensi yang peneliti soroti adalah mengenai tradisi nyadran. Tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan puasa (Harwati, 2010: 25). Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan bukti kesadaran manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi masyarakat jawa, menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal sangat dijunjung tinggi, karena itulah upacara ini memiliki tujuan untuk menghormati dan mendoakan leluhur yang telah meninggal.

Masalah yang peneliti dapatkan adalah anak-anak di daerah Kulonprogo kurang memahami tentang tradisi nydaran tersebut. Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap empat anak usia 9-11 tahun di Kulonprogo. Kemudian saat melakukan analisis kebutuhan dengan menyebar kuesioner kepada anak kelas IV di SD Jatisarono, Kulonprogo sejumlah 23 anak. Analisis kebutuhan dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner. Pembagian lembar kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak usia 9-10 tahun memahami tradisi nyadran dan apakah anak-anak membutuhkan sebuah buku cerita tentang tradisi nyadran dalam meningkatkan pengembangan karakter bangsa. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang memiliki tanggungjawab untuk melestarikan tradisi bangsa salah satunya tradisi nyadran. Hal ini mendorong peneliti sebagai calon guru SD untuk membuat buku cerita tentang tradisi nydaran dengan tujuan menanamkan pendidikan karakter sejak dini dengan memahami tradisi nyadran.

4.1.1.2Pengumpulan Data

Peneliti mendapatkan data dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan data awal mengenai pemahaman anak. Berikut ini adalah hasil dari wawancara yang peneliti lakukan.

Hasil dari wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada empat orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, tiga anak pertama yang diwawancarai peneliti tidak tahu sama sekali mengenai upacara nyadran. Sedangkan satu anak lainnya hanya mengetahui upacara nyadran adalah acara untuk membersihkan makam. Peneliti memperkuat data dengan mewawancari dua

orang dewasa, dan hasilnya mereka cukup mengetahui mengenai tradisi nyadran. Namun, hanya sekitar pengertian dan tujuan. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap keempat anak dan dua orang dewasa tersebut di dapatkan data bahwa anak-anak kurang mengetahui arti dan tujuan tradisi nyadran. Para orang tua kurang menanamkan pemahaman akan tradisi-tradisi Jawa yang kita miliki khususnya tradisi nyadran terhadap anak sejak dini.

Pemerolehan data ke dua, peneliti menyebarkan kuesioner pada 23 anak kelas 4 di SD N Jatisarono pada tanggal 26 November 2015. Data yang peneliti dapatkan adalah: (1) 78% anak tidak mengetahui bahwa upacara tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah atau menjelang bulan puasa. (2) 39% anak tidak mengetahui bahwa setelah acara besik selesai, dilanjutkan dengan acara menabur bunga dan berdoa di makam yang sudah dibersihkan. (3) 43% anak tidak mengetahui bahwa acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan. Bakdan yaitu acara menjalin persaudaraan yang dilakukan anak muda kepada orang tua. (4) Kemudian 87% anak memilih buku tentang tadisi upacara nyadran sebaiknya berupa buku cerita bergambar. Berikut hasil data kuesioner pra penelitian untuk anak yang disajikan dalam bentuk tabel 10.

Tabel 10. Data Presentase Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak

No. Pernyataan

Jawaban

Probandus Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1. Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah atau menjelang bulan puasa.

2. Nyadran merupakan kegiatan ziarah ke makam para sanak saudara dan mendoakan mereka.

18 5 78% 22% 3. Tujuan dari tradisi upacara nyadran

yaitu untuk mendoakan kakek, nenek, dan saudara yang telah meninggal. Tidak hanya itu, tujuan lainnya adalah menjalin persaudaraan yang baik dengan teman-teman dan keluarga yang masih hidup

21 2 91% 9%

4. Tradisi Upacara nyadran

mengingatkan kita untuk bersyukur atas hidup yang diberikan Tuhan dan juga supaya kita berfikir untuk

menyehatkan jiwa dan kesadaran kita.

15 8 65% 35%

5. Tradisi Upacara nyadran diawali dengan acara besik, yaitu kegiatan membersihkan makam dengan sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain secara bersama-sama/gotong royong.

17 6 74% 26%

6. Setelah acara besik selesai,

dilanjutkan dengan acara menabur bunga dan berdoa di makam yang sudah dibersihkan.

14 9 61% 39%

7. Setelah selesai menabur bunga dan berdoa, dilanjutkan dengan acara Kendurenan. Kendurenan adalah acara bertukar makanan yang dibawa dari rumah masing-masing dan berdoa secara bersama-sama.

19 4 83% 17%

8. Acara terakhir dalam upacara Nyadran adalah Bakdan. Bakdan yaitu acara menjalin persaudaraan yang dilakukan anak muda kepada orang tua.

13 10 57% 43%

9. Saya perlu buku yang berisi penjelasan

tentang Tradisi Upacara nyadran. 23 0 100% 0% 10. Buku tentang Tadisi Upacara

nyadran sebaiknya berupa buku cerita bergambar.

20 3 87% 13%

Peneliti memilih aitem nomor 1, 6, 8, dan 9 untuk menunjukkan bahwa penelitian ini relevan untuk diteliti. Data tersebut menjadi acuan bagi peneliti

untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam menyusun buku cerita d tentang tradisi nyadran. Peneliti mengharapkan Buku cerita nyadran dapat membantu anak-anak di Yogyakarta khususnya Kulonprogo supaya menyadari pentingnya melestarikan nyadran sedini mungkin.

4.1.1.3Desain Produk

Peneliti menyusun prototipe buku cerita dimulai pada sketsa awal dengan judul nyadran. Langkah awal yang peneliti lakukan adalah membuat cerita singkat dengan memperhatikan bahasa yang akan mudah dipahami oleh anak. Setelah cerita sudah jadi, peneliti mulai membuat sketsa awal gambar yang akan digunakan sebagai ilustrasi isi cerita. Gambar tersebut berjumlah tujuh gambar dalam ukuran A5.

GAMBAR SKETSA

Gambar (3) Gambar (4) Gambar 1. Sketsa Awal

Sketsa yang sudah jadi peneliti ubah total dikarenakan tokoh utama tidak menggambarkan secara akurat “anak jawa”. Peneliti membuat tiga tokoh baru dalam format JPG dengan berbagai penambahan warna dengan aplikasi Corel Draw.

Halaman 2 Halaman 3

Halaman 4 Halaman 5

Halaman 8 Halaman 9

Halaman 10

Gambar 2. Urutan isi prototipe buku cerita tradisi nyadran

Setelah sketsa sudah dimodifikasi, peneliti menyusun buku cerita yang terdiri dari cover buku, kata pengantar, delapan kumpulan gambar kegiatan tradisi nyadran beserta ceritanya, dan daftar pustaka. Pada cover buku memuat gambar ketiga tokoh utama yang ada dalam cerita. Halaman selanjutnya yaitu kata pengantar mengenai tradisi nyadran. Halaman selanjutnya berisi penjelasan sepuluh gambar serta cerita tentang tradisi nyadran dengan tiga orang tokoh yaitu Lisa, Tono, dan Mbah Marto. Gambar 1 memuat tokoh utama dalam cerita yang bernama Lisa, Lisa sedang bersiap untuk pergi memancing. Gambar 2 memuat Lisa bertemu dengan Tono dan pergi mincing bersama. Gambar 3 memuat gambar

Kekecewaan Lisa dan Tono yang tidak mendapatkan ikan. Gambar 4 memuat gambar pertemuan Lisa dan Tono dengan Mbah Marto serta terkuaknya alas an tidak didapatnya ikan di sungai. Gambar 5 memuat gambar Mbah Marto menceritakan tradisi nyadran dan mengajak mereka berdua untuk ikut serta. Gambar 6 memuat Tono dan Lisa ikut tata cara awal dalam upacara nyadran yang dinamakan Besik. Gambar 7 memuat Lisa dan Tono berdoa di makam dan menaburkan bunga. Gambar 8 memuat Mbah Marto mengingatkan Lisa untuk esok hari mengikuti acara selanjutnya yaitu Kendurenan. Gambar 9 memuat Lisa dan Tono mengikuti acara Kendurenan bersama seluruh warga desa di area makam. Gambar 10 memuat Lisa dan Tono bersilahturahmi kepada Mbah Marto. Setelah berisi sepuluh gambar, peneliti memberikan daftar pustaka sebagai sumber yang digunakan peneliti dalam menyusun buku cerita tersebut.

4.1.1.4Validasi desain

Validasi desain dilakukan satu kali oleh seorang ahli pskologi FKIP jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma. Hasil validasi prototipe produk dari validator adalah sangat tidak layak. Berdasarkan berbagai catatan (terlampir) yang diberikan oleh dosen ahli (validator). Peneliti harus merombak total produk yang sudah di buat sesuai dengan berbagai kritik dan saran yang diberikan oleh dosen ahli. Setelah direvisi dan diajukan kembali, prototype mendapatkan nilai 88,5 yang berarti prototype layak digunakan. Peneliti juga mengajukan validasi oleh seorang ahli sejarah jurusan sejarah murni di Universitas Sanata Dharma dan prototipe mendapatkan nilai 94 yang berarti prototype sangat layak digunakan.

Perhitungan kelayakan kelayakan prototype:

Nilai kelayakan prototype = 31 / 35 x 100 = 88,5

Tabel 11. Hasil validasi prototipe ahli psikologi

No Item yang dinilai

Skor

Saran 1 2 4 5

1. Bahasa

c. Bahasa sesuai dengan kaidah

penulisan yang baik dan benar. Perhatikan penulisan

yang tepat d. Susunan kalimat dapat dipahami

oleh anak-anak.

2. Format penulisan

c. Sesuai dengan kaidah penulisan buku cerita.

d. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori kebudayaan Jawa yaitu nyadran yang

diintegrasikan dengan pendidikan karakter kebangsaan.

3. Isi

d. Memuat cerita tentang salah satu tradisi Jawa.

e. Memuat nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita tentang tradisi nyadran

Tambahkan deskripsi

makanannya f. Memuat gambar-gambar yang

berkaitan dengan alur cerita tentang tradisi nyadran

Total Skor 31

Perhitungan kelayakan kelayakan prototype:

Nilai kelayakan prototype = 33 / 35 x 100 = 94

Tabel 12. Hasil validasi prototipe ahli sejarah

No Item yang dinilai

Skor

Saran 1 2 4 5

1. Bahasa

e. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.

f. Susunan kalimat dapat dipahami oleh anak-anak.

2. Format penulisan

e. Sesuai dengan kaidah penulisan buku cerita.

f. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori kebudayaan Jawa yaitu nyadran yang

diintegrasikan dengan pendidikan karakter kebangsaan.

3. Isi

g. Memuat cerita tentang salah satu tradisi Jawa.

h. Memuat nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita tentang tradisi nyadran

i. Memuat gambar-gambar yang berkaitan dengan alur cerita tentang tradisi nyadran

Total Skor 33

4.1.1.5Revisi Desain

Peneliti melakukan revisi desain pertama, yaitu: pertama, membuat cerita ulang mengenai tradisi nyadran. Kedua, peneliti bekerja sama dengan seorang guru seni untuk membuat gambar ilustrasi cerita. Ketiga, peneliti memperbaiki berbagai kalimat sesuai dengan EYD dan menambahkan deskripsi makanan. Berikut adalah revisi yang telah peneliti lakukan.

Halaman 1 Halaman 2

Halaman 5 Halaman 6 Halaman 7 Halaman 8

Halaman 9 Halaman 10

Halaman 13 Halaman 14

Halaman 15 Cover Gambar 3. Revisi Tahap Satu

Peneliti melakukan revisi desain tahap dua, yaitu: Peneliti memperbaiki berbagai kalimat sesuai dengan EYD dan menambahkan deskripsi makanan. Berikut adalah revisi yang telah peneliti lakukan.

4.1.1.6Uji Coba

Uji coba produk peneliti pada tanggal 5 Febuari 2016 di SD N Jatisarono, Kulonprogo, Yogyakarta. Peneliti memilih uji coba produk di SD N Jatisarono karena peneliti ingin mendapatkan data yang akurat mengenai pemahaman anak mengenai nyadran. Peneliti sebelumnya juga melakukan uji kuesioner di SD ini dan dengan kelas yang sama pula yaitu kelas 4. Karena itulah keakuratan dapat dilihat dari sebelum membaca buku dan sesudah membaca buku mengenai tradisi nyadran ini. Uji coba produk dikemas dalam acara yang santai dengan menyelipkan games untuk lebih mengenal dan mencairkan suasana.

4.1.1.6.1 Uji Coba Produk tanggal 5 Febuari 2016 di SD N Jatisarono, Kulonprogo, Yogyakarta.

Buku cerita peneliti uji coba pada siswa kelas 4 di SD N Jatisarono pada tanggal 5 Febuari 2016. Peneliti memulai uji coba pukul 09.00-11.00 sesuai dengan kesempatan yang diberikan oleh pihak sekolah. Acara diawali dengan memperkanalkan identitas peneliti. Namun, ternyata siswa masih mengingat peneliti karena sebelumnya sudah pernah datang untuk menyebar kuesioner. Perkenalan dilakukan dengan singkat, kemudian peneliti melakukan sedikit games yaitu senam otak dengan meggunakan jadr kelingking dan ibu jari pada tangan kanan dan kiri. Acara dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa secara berpasang-pasngan dan peneliti membagikan prototype buku yang berjudul nyadran pada setiap pasangan. Peneliti memberikankesempatan untuk membaca dan memahami cerita dalam prototype buku cerita nyadran sekitar 20 menit. Selesai membaca peneliti membagikan lembar refleksi untuk diisi sesuai dengan

pemahaman siswa setelah membaca buku cerita nyadran. Selama siswa mengerjakan refleksi peneliti membagikan pensil warna kepada setiap pasangan. Setelah selesai peneliti memberikan instruksi untuk menggambarkan pemahaman anak dalm bentuk berupa gambar. Acara terakhir yaitu peneliti membagikan kenang-kenangan kepada seluruh siswa yang berjumlah 23 anak.

Gambar 5. Kegiatan uji coba produk di SD N Jatisarono, Kulonprogo, Yogyakarta.

4.1.1.6.2 Deskripsi Kualitas Prototipe Buku Buku Cerita dan Mewarnai Tradisi Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter

Kebangsaan

Peneliti membagikan lembar refleksi kepada anak berusia 9-11 tahun. Lembar refleksi telah diisi dan dikembalikan oleh seluruh siswa kelas 4 di SD N Jatisarono, Kulonprogo, Yogyakarta. Lembar refleksi yang dikerjakan siswa dan yang dikembalikan berjumlah sama yaitu 23 lembar. Berikut merupakan tabel analisis instrumen tentang pemahaman anak tentang tradisi nyadran melalui buku cerita.

Tabel 13. Hasil Rekapitulasi Refleksi Anak Pernyataan

Jawaban

Probandus Persentase Ya Tidak Ya Tidak Setelah membaca buku nyadran, saya

memahami:

1. Tujuan nyadran untuk

menghormati leluhur dan saudara yang sudah meninggal.

23 0 100% 0%

2. Tradisi nyadran dapat menjadi ajakan untuk mendoakan arwah leluhur, supaya diampuni segala dosanya.

22 1 96% 4%

3. Perlunya peran seluruh masyarakat untuk bersama-sama membersihkan area makam

22 1 96% 4%

4. Seluruh masyarakat bergotong royong untuk membersihkan area makam

22 1 96% 4%

5. Masyarakat berdoa disamping makam dan menaburkan bunga di makam

22 1 96% 4%

6. Berdoa bersama sebelum menyantap

makanan dalam upacara kendurenan 23 0 100% 0% 7. Seluruh masyarakat berkumpul untuk

menyantap bersama makanan yang telah dibawa dari rumah masing-masing

23 0 100% 0%

8. Acara selanjutnya adalah

silahturahmi yang dilakukan anak muda kepada orang yang lebih tua

23 0 100% 0%

9. Buku cerita nyadran membantu saya mengenal arti dari tradisi nyadran.

23 0 100% 0%

10. Buku cerita nyadran mendorong saya

untuk menghormati tradisi nyadran. 23 0 100% 0%

Dilihat dari tabel hasil analisis, peneliti mendapatkan data bahwa: (1) 100% anak memahami tujuan nyadran untuk menghormati leluhur dan saudara yang sudah meninggal, (2) 96% anak mengetahui adanya kegiatan yang dilakukan masyarakat yaitu berdoa disamping makam dan menaburkan bunga di makam, (3) 100% anak mengetahui acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan,

yaitu silahturahmi yang dilakukan anak muda kepada orang yang lebih tua dan (3) 100% anak menyatakan bahwa buku cerita nyadran membantu saya mengenal arti dari tradisi nyadran. Berdasarkan hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa prototipe yang dibuat telah layak digunakan.

Dokumen terkait