• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa SD (Sekolah Dasar) untuk membuktikan hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan bentuk desain Factorial Design sehingga menggunakan satu kelompok untuk diteliti yakini kelompok siswa. Variabel independen adalah persepsi, variabel dependen adalah sikap siswa, dan variabel moderator adalah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian, yakni satu bagian untuk mengukur persepsi siswa dan satu bagian yang lain untuk mengukur sikap siswa. Instrumen yang digunakan untuk pretest dan posttest merupakan instrumen yang sama dan diujikan pada satu kelompok penelitian, yakni kelompok siswa.

Hasil penelitian yang akan dibahas lebih lanjut mengenai deskripsi data dan dipaparkan lebih lengkap mengenai pretest dan posttest kelompok siswa pada persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Data yang diperoleh oleh peneliti berupa data kuantitatif dan disertai data kualitatif sebagai elemen

tambahan untuk lebih mengetahui pengaruh tindakan. Data kuantitatif yang diperoleh adalah hasil pretest dan posttest pada kelompok siswa menggunakan kuesioner tertutup. Data yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk mengukur persepsi siswa dan sikap siswa pada kelompok siswa dianalisis dengan menggunakan program komputer yang bernama SPSS Versi 16.0 dengan tingkat kepercayaan 95%.

4.2.1 Uji Asumsi

4.2.1.1 Uji Normalitas Persepsi Siswa Sebelum Pretest dan Setelah Posttest Terhadap Model Pembelajaran PPR

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui peningkatan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Uji normalitas data menggunakan data nonparametri, yaitu One Kologorov-Simirnov Test dengan program komputer SPSS 16 For Windows. Uji normalitas bertujuan untuk menentukan jenis analisis statistik yang digunkan dalam anlisis data.

1. Jika nilai signifikasi atau harga sig (2-tailed)> 0,05, data distribusi dikatakan normal.

2. Jika nilai signifikasi atau harga sig (2-tailed)< 0,05, data distribusi dikatakan tidak normal.

Hasil uji normalitas data pretest persepsi, pretest sikap, posttest persepsi, dan posttest sikap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 19 Uji Normalitas Persepsi

No Aspek Hasil Signifikasi Keterangan

1 Rerata skor pretest persepsi 0,219 Data Normal 2 Rerata skor posttest persepsi 0,798 Data Normal 3 Rerata selisih pretest dan

posttest kelompok siswa 0.994 Data Normal

Dari hasil analisis statistik dari tabel 19 aspek skor pretest persepsi memiliki (sig.2-tailed ) 0,219 atau lebih besar dari 0,05 dikatakan data normal. aspek skor posttest persepsi memiliki (sig.2-tailed ) 0,789 atau lebih besar dari 0,05 dikatakan data normal. Rerata selisih pretest dan posttest memiliki (sig.2-tailed ) 0,994 atau lebih besar dari 0,05 dikatakan data normal.

Berdasarkan uji normalitas tersebut yang sudah dilakukan diperoleh hasil bahwa skor pada aspek pretest dan posttest tersebut terdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test.

Analisis data pada persepsi siswa menggunakan analisis data statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samplesss T-Test atau Paired Samples T-Test atau Paired Samples T-Test dengan menggunakan tiga langkah berikut : 1) Uji homogenitas, yaitu digunakan untuk menguji dan memastikan bahwa data yang diperoleh memiliki varians data yang sama atau tidak. 2) Uji Linear,

yaitu digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus. 3) Uji hipotestis koleratif (hubungan), untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif). 4) Uji perbedaan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). 5) Uji kenaikan skor pretest dan posttest, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang yang signifikan dari pretest ke postest pada kelompok siswa.

4.2.4.1 Uji Normalitas Data Sikap pada Mata Pelajaran PKn

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui peningkatan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Uji normalitas data menggunakan data nonparametri, yaitu One Kologorov-Simirnov Test dengan program komputer SPSS 16 For Windows. Uji normalitas bertujuan untuk menentukan jenis analisis statistik yang digunakan dalam anlisis data. 1. Jika nilai signifikasi atau harga sig (2-tailed)> 0,05, data distribusi

dikatakan normal.

2. Jika nilai signifikasi atau harga sig (2-tailed)< 0,05, data distribusi dikatakan tidak normal.

Hasil uji normalitas data, pretest sikap, dan posttest sikap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 20 Uji Normalitas Sikap

No Aspek Hasil Signifikasi Keterangan

1 Rerata skor pretest sikap 0,855 Data Normal

2 Rerata skor posttest sikap 0,433 Data Normal 3 Rerata selisih pretest dan

posttest 0,851 Data Normal

Dari hasil analisis statistik dari tabel 20, aspek skor pretest sikap memiliki (sig.2-tailed ) 0,855 atau lebih besar dari 0,05 dikatakan data normal. Aspek skor posttest persepsi memiliki (sig.2-tailed ) 0,433 atau lebih besar dari 0,05 dikatakan data normal. Rerata selisih pretest dan posttest memiliki (sig.2-tailed ) 0,851 atau lebih besar dari 0,05 dikatakan data normal. Berdasarkan uji normalitas tersebut yang sudah dilakukan diperoleh hasil bahwa skor pada aspek pretest dan posttest tersebut terdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test.

Analisis data pada sikap siswa menggunakan analisis data statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples T-Test atau Paired Samples T-Test atau dengan menggunakan tiga langkah berikut : 1) Uji homogenitas, yaitu digunakan untuk menguji dan memastikan bahwa data yang diperoleh memiliki varians data yang sama atau tidak. 2) Uji Linear,

yaitu digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus. 3) Uji hipotestis koleratif (hubungan), untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). 4) Uji perbedaan sikap siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). 5) Uji kenaikan skor pretest dan posttest, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang yang signifikant dari pretest ke postest pada kelompok siswa.

4.2.1.3 Uji Homogenitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PPR

Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data pretest dan postest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis mengenai data memiliki varians yang sama atau tidak dengan menggunakan data dari kelompok siswa persepsi siswa. Sebelum melakukan uji Independent Samples T-Test, dilakukan terlebih dahulu uji

Suatu data dapat diakatakan memiliki homogenitas apabila varians harga signifikansi pada Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012: 49).

Tabel 21 Hasil Uji Homogenitas Pretest Terhadap Persepsi Siswa

Hasil pretest Levene’s Test Nilai sig.

(2-tailed) Keterangan Hasil Uji Persepsi

siswa 0.031 0,862 Homogen

Berdasarkan uji Levene’s Test pada data pretest yang telah dilakukan kepada kelompok siswa persepsi siswa diperoleh besar nilai F = 0,031 dengan signifkansi sebesar 0.862 (atau p > 0,05) berarti ada perbedaan varians homogen yang signifikan antara hasil data persepsi siswa pada kelompok siswa dengan demikian berarti data tersebut memiliki varians yang sama sehingga untuk analisis selanjutnya dapat menggunakan independent sapmle t-test.

4.2.1.4 Uji Homogenitas Terhadap Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn

Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data pretest dan postest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis mengenai data memiliki varians yang sama atau tidak dengan menggunakan data dari kelompok siswa persepsi siswa. Sebelum melakukan uji Independent Samples T-Test, dilakukan terlebih dahulu uji

Levene’s Test untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu data dapat diakatakn memiliki homogenitas apabila varians harga signifikansi pada Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012: 49).

Tabel 22 Hasil Uji Homogenitas Sikap

No. Aspek Nilai Levene

Statistic

Sig.

(2-tailed) Keterangan 1 Data pretest kelompok

siswa 3.237 0.079 Homogen

Berdasarkan uji Levene’s Test pada data pretest yang telah dilakukan kepada kelompok siswa persepsi siswa diperoleh besar nilai F = 3.237 dengan signifkansi sebesar 0.079 (atau p > 0,05) berarti ada perbedaan varians homogen yang signifikan antara hasil data sikap siswa pada kelompok siswa dengan demikian berarti data tersebut memiliki varian yang sama sehingga untuk analisis selanjutnya dapat menggunakan independent sample t-test.

4.2.1.5 Uji Linieritas

Uji lineritas bertujuan untuk mengetahui hubungan kedua varibel antara persepsi siswa terhadap model pembelajaran Pardigma Pedagogi Reflektif dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn apakah signifikasi atau tidak. Dalam pengujian test for linierty pada SPSS 16 for

Windows nilai signifikasi kurang atau lebih kecil dari α = 0,05. Hasil linieritas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 23 Uji Lineritas

Uji Lineritas Sig. (2tailed)

Hubungan persepsi siswa dan sikap

siswa siswa pada mata pelajaran PKn. 0,001

Dari tabel 23 dapat dilihat pada kolom linearity, dimana signifikasinya adalah 0,001. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap model pembelajaran Pardigma Pedagogi Reflektif dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn memiiki hubungan linier karena 0,001 < 0,05.

Berikut ini adalah grafik scatterplot hasil uji linearitas persepsi siswa terhadap model pembalajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn:

Hasil dari gambar grafik 1 menunjukkan bahwa data-data yang menyatakan hubungan antara persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn cenderung berkumpul pada garis lurus. Hal ini semakin menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini memiliki hubungan yang positif.

4.2.2 Uji Hipotestis

4.2.2.1 Uji Hipotestis Korelatif (Hubungan)

Berdasarkan pengujian prasyarat data diketahui bahwa data hubugan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn adalah normal. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji correlation behaviour menggunakan SPSS versi 16 for Windows. Hasil ini diperoleh dari posttest karena sudah diberikan treatmen model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif.

Hipotestis dalam penelitian ini adalah:

H0: Tidak ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

Ha: Ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

Tabel 24 Uji Korelasi

No Aspek Mean Std. Deviation Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan 1 Selisih persepsi siswa 3,83 0,583 0,458 0,001 Ada hubungan 2 Selisih sikap siswa 3,73 0,870 0,458 0,001 Ada hubungan

Dari tabel 24 menunjukan bahwa koefisien korelasi persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn adalah 0,458. Hasil pengujian korelasi diperoleh rhitung lebih besar dibandingkan rtabel yaitu 0,458 > 0,3348 dengan taraf signifikasi 0,001 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan tentang persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

4.2.3 Analisis Tambahan

4.2.3.1 Uji Selisih Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Uji selisih perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Hasil analisis yang dilakukan nantinya akan menjadi tolak ukur untuk dapat menarik kesimpulan apakah hipotestis yang sudah dibuat oleh peneliti diterima atau ditolak. Hasil yang didapatkan dari hasil pengurang pretest dan posttest diolah menggunakan SPSS Versi 16.0 dengan tingkat kepercayaan 95% secara prinsip dirumuskan (O2-O1) yaitu dengan mengurangkan skor posttest-pretest pada kelompok siswa. Kriteria yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan adalah apabila harga sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest pada kelompok siswa. Sebaliknya apabila harga sig < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest - posttest pada kelompok siswa. Untuk melihat apakah ada perbedaan selisih skor pretest dan posttest atau tidak maka analisis statistik yang digunakan yaitu statistik parametrik independent samples t-test.

Sebelum dilakukan analisis ini diperlukan dilakukan uji homogenitas mengenai persepsi siswa dengan Levene’s test.

Tabel 25 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Selisih Skor Posttest ke Pretest Levene’s test T Df Mean Differ ence Std. Error Differ ence Sig. (2- tailed) Keterangan F Sig Kelompok Siswa 0.031 0.862 -3.004 44 -0.476 0.158 0.004 Ada perbedaan

Hasil analisis Levene’s test menunjukkan harga F = 0.031 dan harga sig. 0,004 (p >0,05) dengan demikian ada perbedaan varian dengan kata lain memiliki varian yang sama. Sehingga bisa digunakan independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Pada kelas siswa data pretest diperoleh nilai Std. Deviation= 0.504 Std Eror Mean= 0.105 M= 3.59 dibandingkan dengan kelompok siswa data posttest dengan nilai Std. Deviation= 0.568 Std Eror Mean= 0.158 M= 4.07. Harga sig. (2-tailed) yaitu 0,004 kurang dari 0,05 atau (p< 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hasil diatas membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan postest pada kelompok siswa siswa. Dengan arti lain ada perbedaan siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Berikut ini adalah gambar siswa persepsi siswa.

Diagram batang berikut akan memperlihatkan skor pretets yang menunjukan persepsi siswa menggunakan model konvensional dengan skor posttest yang menunjukan persepsi siswa menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif

Grafik 2 Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest

Dari grafik 2 menunjukan adanya perbedaan dari skor pretets persepsi 3,59 ke posttest persepsi 4,07. Dengan kata lain terdapat perbedaan dari persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

4.2.3.2 Uji Selisih Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Uji selisih perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan

3.59

4.07

model pembelajaran yang konvensional dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Hasil analisis yang dilakukan nantinya akan menjadi tolak ukur untuk dapat menarik kesimpulan apakah hipotestis yang sudah dibuat oleh peneliti diterima atau ditolak. Hasil yang didapatkan dari hasil pengurang pretest dan posttest di olah menggunakan SPSS Versi 16.0 dengan tingkat kepercayaan 95% secara prinsip dirumuskan (O2-O1) yaitu dengan mengurangkan skor posttest-pretest pada kelompok siswa. Kriteria yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan adalah apabila harga sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest pada kelompok siswa. Sebaliknnya apabila harga sig < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest - posttest pada kelompok siswa. Untuk melihat apakah ada perbedaan selisih skor pretest dan posttest atau tidak maka analisis statistik yang digunakan yaitu statistik parametrik independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini diperlukan dilakukan uji homogenitas terhadap sikap siswa dengan Levene’s test.

Tabel 26 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kelompok Sikap Selisih Skor Posttest ke Pretest Levene’s test T Df Mean Differ ence Std. Error Difference Sig. (2- tailed) Keterangan F Sig Kelompok Siswa 3.32 0.079 -3.516 44 -.6956 .229 0.001 Ada Selisih

Hasil analisis Levene’s test menunjukkan harga F = 3.32 dan harga sig. 0.079 (p >0,05) dengan demikian ada perbedaan varian dengan kata lain memiliki varian yang sama. Sehingga bisa digunakan independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Pada kelas siswa data pretest diperoleh nilai Std. Deviation= 0.967 Std Eror Mean= 0.201 M= 2.86 dibandingkan dengan kelompok siswa data posttest dengan nilai Std. Deviation= 0.727 Std Eror Mean= 0.151 M= 3.56. Harga sig. (2-tailed) yaitu 0.001 kurang dari 0,05 atau (p< 0,05), sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hasil diatas membuktikan bahwa ada selisih antara selisih skor pretest dan postest pada kelompok siswa siswa. Dengan arti lain ada selisish sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Diagram batang berikut akan memperlihatkan skor pretets yang menunjukan sikap siswa menggunakan model konvensional dengan skor posttest yang menunjukan sikap siswa menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif:

Grafik 3 Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest Sikap

Dari grafik 3 menunjukan adanya perbedaan dari skor pretets sikap 2,86 ke posttest persepsi 3,56. Dengan kata lain terdapat perbedaan dari sikapsiswa terhadap pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

4.2.3.3 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif

Analisis yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan program komputer SPSS Versi 16.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila data sudah terdistribusi dengan normal menggunakan statistik paired samples t-test atau apabila data terdistribusi dengan tidak normal digunakan statistik

2.86

3.56

PRETEST POSTTEST

non parametrik Wilcoxon signedranks test. Kriteria yang digunakan oleh peneliti untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig. (2-tailed)< 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok siswa, jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok siswa. Dengan arti lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest dan sebaliknya. Menurut Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 276) untuk mengetahui ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar peningkatannya dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (O2 - O1). Apabila hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya apabila hasilnya positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh.

Hasil uji Kenaikan skor pretest dan posstest akan dibahas pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 27 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa

Hasil Uji T Df M Std. Error Mean Sig.(2-tailed) Keterangan Kelompok siswa -2.83 22 0.47619 0.16800 0,010 Ada Kenaikan

Pada kelompok siswa diperoleh t= -2.84 df= 22 M = 1.030 SE= 0.168. Perbedaan ini signifikan dengan nilai t (df = 22) t = 6.059, p = 0.010 lebih

kecil atau (p< 0,05). Dengan pengertian lain dapat dikatakan ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelas siswa persepsi siswa.

Untuk mengetahui persentase peningkatan skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagai berikut.

Kenaikan × %

Gambar 6 Rumus Persentase Kenaikan Skor Pretest Ke Posttest Persepsi

Tabel 28 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Persepsi Siswa

No. Kelompok Rerata Kenaikan

(%) Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest Posttest 1 Siswa 3,596273 4,072464 9,65% 0,010 Ada Kenaikan Dari tabel 28 dapat dilihat hasil kenaikan pretest dan posttest diketahui hasil kausalnya positif yang berarti model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ada kenaikan terhadap persepsi siswa sebesar 9,52%. Sig (2-tailed) pada kelompok siswa tersebut adalah 0,000 (atau p< 0,05) maka ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok siswa.

Dari keterangan tabel di bawah ini adalah grafik perbandingan skor pretest dan posttest persepsi siswa pada kelompok siswa.

Grafik 4 Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Persepsi Siswa

Pada grafik 4 dapat dilihat kenaikan pada kelompok siswa setelah dilakukan perlakuan oleh peneliti. Pada kelompok siswa model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) memberikan pengaruh menengah terhadap persepsi siswa itu bisa dilihat dari kenaikan yang signifikan, dengan persentase kenaikan pada kelompok siswa sebesar 9,65%.

4.2.3.4 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn

Analisis yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan program komputer SPSS Versi 16.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila data sudah terdistribusi dengan normal menggunakan statistik paired samples

t-3.59

4.07

PRETEST POSTTEST

test atau apabila data terdistribusi dengan tidak normal digunakan statistik non parametrik Wilcoxon signedranks test. Kriteria yang digunakan oleh peneliti untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig. (2-tailed)< 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok siswa, jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok siswa. Dengan arti lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest dan sebaliknnya. Menurut Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 276) untuk mengetahui ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar kenaikannya dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (O2 - O1). Apabila hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya apabila hasilnya positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh. Hasil uji kenaikan skor pretest dan posstest akan dibahas di bawah ini.

Tabel 29 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa

Hasil Uji T Df M Std. Error Mean Sig.(2-tailed) Keterangan Kelompok siswa -4.08 22 -0.806 0.19761 0,000 Ada Kenaikan Pada kelompok siswa diperoleh t= -4.08 df= 22 M = 0.806 SE= 0.197. Perbedaan ini signifikan dengan nilai t (df = 22) t = 6.499, p = 0,000 lebih kecil atau (p< 0,05). Dengan kenaikan lain dapat dikatakan ada

kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelas siswa sikap siswa.

Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagi berikut.

Kenaikan × %

Gambar 7 Rumus persentase kenaikan skor pretest ke posttest sikap

Di bawah ini akan dijelaskan hasil persentase kenaikan skor pretest ke posttest.

Tabel 30 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa

No. Kelompok Rerata Kenaikan

(%)A Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest Posttest 1 Siswa 2,86 3,56 14% 0,000 Ada Kenaikan

Dari tabel 30 dapat dilihat hasil kenaikan pretest dan posttest diketahui hasil kausalnya positif yang berarti model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ada pengaruhnya terhadap persepsi siswa sebesar 14%. Sig (2-tailed) pada kelompok siswa tersebut adalah 0,000 (atau p< 0,05) maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok siswa.

Dari keterangan tabel di bawah ini adalah grafik kenaikan skor pretest dan posttest sikap siswa pada kelompok siswa.

Dokumen terkait