• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Deskripsi data penelitian yang mencakup mean, standar deviasi, nilai maksimal dan minimal ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel IV

Deskripsi Data Skor Skala Sikap Konsumtif

Variabel N Min Max

Mean Empiris

SD Empiris skor skala sikap konsumtif 60 60 148 104.03 16.070

Skala sikap konsumtif memiliki 52 aitem yang setiap aitemnya diberi nilai 1, 2, 3, dan 4. Berdasarkan nilai tersebut diperoleh skor minimal sebesar 52 (1×52) dan skor maksimal sebesar 208 (4×52). Skor mean teoritisnya diperoleh 130 (52+208/2). Berdasarkan skor tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nilai mean empiris lebih kecil daripada nilai mean teoritis (104,03<130). Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki tingkat sikap konsumtif yang rendah.

Deskripsi data frekuensi menonton sinetron pada remaja putri dapat dilihat pada tabel V berikut ini:

Tabel V

Deskripsi Data Frekuensi Menonton Sinetron

Frekuensi Persentase

Persentase Komulatif kurang dari 1 jam 12 20 20

1-3 jam 18 30 50 4-6 jam 12 20 70 7-9 jam 6 10 80 10-12 jam 2 3.3 83.3 13-15 jam 6 10 93.3 16-18 jam 1 1.7 95

lebih dari 21 jam 3 5 100

Total 60 100

Tabel V menunjukkan bahwa sebagian besar subjek yaitu sebanyak 30% menonton sinetron selama 1-3 jam per minggunya, sedangkan 12 orang subjek (20%) menonton sinetron selama 4-6 jam per minggu dan 12 orang (20%) lagi menonton kurang dari 1 jam per minggunya. Jumlah subjek yang persentasenya paling sedikit yaitu 1,7% menonton sinetron selama 16-18 jam per minggu. Subjek yang frekuensi menonton sinetronnya paling tinggi yaitu

lebih dari 21 jam perminggu sebanyak 3 orang atau 5% dari keseluruhan subjek.

Deskripsi jenis dan lokasi sekolah dan universitas tempat subjek menuntut ilmu dapat disaksikan pada tabel VI berikut ini:

Tabel VI

Deskripsi Sekolah Subjek

Sekolah Frekuensi Subjek Persentase Persentase Komulatif Akper Bethesda 2 3.3 3.3 SMA Muhamadiyah Yk 3 5 8.3

SMA Swasta Bantul 1 1.7 10

SMA Swasta Yk 2 3.3 13.3 SMAN Bantul 1 1.7 15 SMAN Sleman 3 5 20 SMAN Yk 23 38.3 58.3 SMKN Yk 1 1.7 60 USD 24 40 100 Total 60 100

Subjek yang berasal dari Universitas Sanata Dharma berjumlah 24 orang atau 40% dari keseluruhan subjek, kemudian 23 orang atau 38,3% subjek bersekolah diberbagai SMA Negeri yang berada di kota Yogyakarta. Sisanya yaitu sebanyak 5% bersekolah di beberapa SMA Negeri yang berlokasi di Sleman dan 5% lagi bersekolah di SMA Muhamadiyah yang terletak di kota Yogyakarta. Subjek-subjek lain yaitu sebanyak 2 orang (3,3%) bersekolah di Akper Bethesda dan di sebuah SMA Swasta di kota Yogyakarta, sedangkan sisanya bersekolah di SMA Negeri dan swasta yang berlokasi di Bantul serta di sebuah SMK Negeri di Yogyakarta.

2. Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terhadap data pada penelitian ini terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Hasil pengujian asumsi akan menjadi dasar untuk memutuskan apakah pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik (Purwanto 2008). Pelaksanaan kedua uji tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 15.0 for Windows.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode analisis Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel VII Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic df Sig. jumlah jam menonton

sinetron per minggu .225 60 .000 skor skala sikap

konsumtif .134 60 .009

Nilai signifikansi untuk jumlah jam menonton sinetron per minggu sebesar 0,000 dan untuk skor skala sikap konsumtif sebesar 0,009. Keduanya bernilai lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Menurut Purwanto (2008) bila pengujian asumsi atas data sampel tidak dapat dipenuhi maka pengolahan data tidak menggunakan statistika parametrik tapi menggunakan statistika nonparametrik, oleh karena itu pengujian hipotesis

nantinya akan dilakukan dengan menggunakan metode statistika nonparametrik.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear atau tidak. Hasil pengujian linearitas pada penelitian ini dapat disimak pada tabel VIII berikut ini:

Tabel VIII Hasil Uji Linearitas

Sum of Squares df Mean Square F Sig. skor skala sikap konsumtif * jumlah jam menonton sinetron per minggu Between Groups (Combined) 4107.350 7 586.764 2.742 .017 Linearity 1339.865 1 1339.865 6.261 .016 Deviation from Linearity 2767.485 6 461.247 2.155 .062 Within Groups 11128.583 52 214.011 Total 15235.933 59

Nilai signifikansi linearity sebesar 0,016, karena nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 (0,016<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel sikap konsumtif dan frekuensi menonton sinetron terdapat hubungan yang linear.

3. Uji Hipotesis

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya pengujian hipotesis pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan statistika nonparametrik. Hal ini disebabkan uji normalitas data menghasilkan kesimpulan bahwa data tidak berdistribusi normal, padahal syarat menggunakan statistika parametrik adalah datanya berdistribusi normal, oleh karena itu penelitian ini menggunakan statistika nonparametrik. Menurut Singgih (2005) hal ini adalah kelebihan statistika nonparametrik yaitu bisa digunakan pada data yang tidak bisa diproses dengan prosedur parametrik.

Penggunaan statistika nonparametrik dalam penelitian korelasi dapat dilakukan menggunakan beberapa cara: koefisien kontingensi, koefisien korelasi rank spearman, atau koefisien korelasi rank Kendall (Siegel, dalam Purwanto, 2008). Penelitian ini akan menggunakan uji hipotesis dengan koefisien korelasi Spearman. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel IX berikut:

Tabel IX Hasil Uji Hipotesis

jumlah jam menonton sinetron per minggu skor skala sikap konsumtif Spearman's rho

jumlah jam menonton sinetron per minggu

Correlation Coefficient

1.000 .354(**)

Sig. (2-tailed) . .006

N 60 60

skor skala sikap konsumtif

Correlation Coefficient

.354(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .006 .

Pada tabel IX terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,354 dengan signifikansi 0,006. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil daripada 0,05 (0,006<0,05) yang berarti hipotesis penelitian ini diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kedua variabel, atau dengan kata lain ada hubungan antara frekuensi menonton sinetron dengan sikap konsumtif. Koefisien korelasi hasil uji hipotesis bernilai positif. Hal ini berarti hubungan diantara kedua variabel, yaitu variabel frekuensi menonton sinetron dan variabel sikap konsumtif memiliki hubungan yang positif. Semakin tinggi frekuensi menonton sinetron maka sikap konsumtif juga akan semakin tinggi dan sebaliknya.

Koefisien korelasi sebesar 0,354 berada diantara 0,2 – 0,4, menurut Young (dalam Trihendradi, 2008) berarti juga menunjukkan derajat hubungan yang rendah. Koefisien determinasi (r2) diperoleh dengan mengkuadratkan nilai r yang menghasilkan skor sebesar 0,125 (0,354²). Koefisien determinasi ini menunjukkan besarnya sumbangan yang diberikan variabel bebas terhadap variabel tergantung, maka dapat disimpulkan bahwa frekuensi menonton sinetron memberikan sumbangan sebesar 0,125 atau 12,5% terhadap sikap konsumtif remaja putri.

Dokumen terkait