• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Tempat dan Waktu penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SD Karitas Ngaglik pada tanggal 2 Juni 2012. Kelas yang digunakan yakni 2 kelas yaitu kelas VA dan VB. H.Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data-data. Seluruh data-data dalam penelitian ini diperoleh dari SD Karitas Ngaglik. Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan dua metode pengumpul data yaitu angket dan dokumentasi.

1. Angket / Kuisioner

Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya (Masidjo,2010:70). Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan menggunakan satu buah angket yaitu angket tentang minat belajar. Angket tersebut diberikan kepada siswa untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa

dan tentunya untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan dengan penelitian ( Riduwan,2008: 58).

Data nilai prestasi belajar diperoleh menggunakan metode dokumentasi dengan melihat dari rapor semester genap siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012. (lampiran 10 ada dihalaman 136)

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi serial. Data dalam penelitian ini akan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu minat belajar tinggi, minat belajar sedang, minat belajar rendah. Data tersebut berupa skala ordinal. Data itu akan dikorelasikan dengan data prestasi belajar. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai rata-rata lima mata pelajaran inti di sekolah dasar (Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan) pada nilai rapor siswa.

Langkah-langkah untuk mencari korelasi serial dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Mendaftar nilai tiap kelompok

Berdasarkan skor minat yang telah diperoleh siswa, maka siswa dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu kelompok dengan minat belajar tinggi, kelompok dengan minat belajar sedang, dan kelompok dengan minat belajar rendah. Rentang pengelompokkan skor dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.9 Pengelompokkan skor angket minat belajar

Kelompok Siswa Interval Skor

Kelompok MinatRendah (R) 44 – 88

Kelompok Minat Sedang (S) 89 – 133

Kelompok Minat Tinggi (T) 134 – 176

2. Menghitung banyaknya subyek dalam setiap kelompok ( nk ) Dalam penelitian ini terdapat tiga nk yakni nk kelompok tinggi, nk kelompok sedang dan nk kelompok rendah.

3. Menentukan proporsi individu dalam setiap kelompok Rumusnya adalah sebagai berikut :

P = Keterangan : P = Proporsi

N = Banyaknya subyek seluruhnya

4. Menghitung nilai rata-rata (Mean) tiap kelompok

Rumus yang digunakan untuk memperoleh rata-rata (mean) tiap kelompok adalah sebagai berikut ( Masidjo,2010:123) :

M =

Keterangan :

M : Mean

ΣX : Jumlah semua skor

nk : Jumlah subyek dalam kelompok

5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih tinggi dan ordinat yang lebih rendah. Tabel ordinat dapat dilihat pada lampiran 15 Halaman 160.

6. Membuat Tabel kerja

Dengan membuat tabel kerja diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam menghitung rumus korelasi serial.

7. Menghitung Standar deviasi total

Standar deviasi total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Masidjo,2010:127) :

Sdtot = Keterangan :

SD tot : Standar Deviasi Total

N : Jumlah Siswa

Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung korelasi serial. Rumus yang akan digunakan untuk menghitung korelasi serial adalah sebagai berikut : rser =

Keterangan :

rser : Koefisien korelasi serial 0r : Ordinat yang lebih rendah 0t : Ordinat yang lebih tinggi

M : Mean

SD tot : Standar Deviasi Total

P : Proporsi individu dalam golongan

Berdasarkan perhitungan korelasi serial menggunakan rumus di atas maka diperoleh tingkat hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

Menurut Sugiyono pedoman yang akan digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap kuat lemahnya hubungan tersebut dapat digunakan pedoman di bawah ini .

Tabel 3.10 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

±0,00 -±0.199 Sangat Rendah

±0,20 -±0,399 Rendah

±0,40 -±0,599 Sedang

±0,80 -±1,000 Sangat Kuat

Setelah mengetahui rser, maka langkah selanjutnya adalah

menghitung t hitung. Rumus t hitung digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan yang berarti pada taraf nyata tertentu, artinya adanya hubungan minat dengan prestasi belajar bukan karena faktor kebetulan. Rumusnya adalah sebagai berikut :

t =

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar dengan prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut :

KP = rser² x 100 % Keterangan :

KP : Koefisien Penentu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini jumlah siswa yang mengikuti penelitian sebanyak 40 siswa yaitu kelas VA dan VB.Seluruh siswa mengikuti penelitian dengan sungguh-sungguh. Situasi sewaktu penelitian dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 166.

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui angket yang diisi oleh siswa dan nilai rapor siswa. Pengumpulan data di SD Karitas Ngaglik dilaksanakan pada bulan Juni. Hasil penelitian yang telah diperoleh akan dijabarkan pada bagian di bawah ini guna untuk menjawab rumusan masalah pada bab I. Berikut ini jawaban dari rumusan masalah berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

1. Minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan angket. Angket tersebut diisi oleh siswa berdasarkan kondisi sebenarnya dari masing masin siswa tersebut. Dari angket yang telah diisi oleh siswa tersebut maka peneliti memperoleh sejumlah skor. Skor tersebut dapat disebut sebagai skor minat belajar. Skor hasil angket penelitian dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 138.

Skor minat belajar yang sudah diperoleh tersebut akan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah.

Berikut ini dapat dilihat pembagian kategori berdasarkan nilai angket minat belajar yang telah diperoleh.

Tabel 4.1 Klasifikasi skor pola minat belajar

No Skor Minat Belajar Kategori

1 44-88 Rendah

2 89-133 Sedang

3 134-176 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.1 di atas maka dapat dibuat tabel beserta kualifikasinya yang menunjukkan skor minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik. Dibawah ini adalah tabel skor minat belajar siswa kelasV SD Karitas Ngaglik beserta kualifikasinya.

Tabel 4.2 Data skor minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

NO Kode siswa TOTAL Kualifikasi

1 A38 73 Rendah 2 A40 76 Rendah 3 A34 77 Rendah 4 A26 79 Rendah 5 A3 80 Rendah 6 A4 82 Rendah 7 A30 82 Rendah 8 A1 83 Rendah 9 A8 84 Rendah 10 A15 85 Rendah 11 A10 98 Sedang 12 A21 108 Sedang 13 A31 109 Sedang 14 A28 119 Sedang 15 A35 119 Sedang 16 A6 126 Sedang 17 A12 128 Sedang

18 A24 134 Tinggi 19 A33 138 Tinggi 20 A29 139 Tinggi 21 A23 140 Tinggi 22 A19 142 Tinggi 23 A9 144 Tinggi 24 A11 144 Tinggi 25 A27 144 Tinggi 26 A37 144 Tinggi 27 A17 145 Tinggi 28 A39 145 Tinggi 29 A14 146 Tinggi 30 A18 147 Tinggi 31 A16 150 Tinggi 32 A20 151 Tinggi 33 A36 151 Tinggi 34 A7 152 Tinggi 35 A32 152 Tinggi 36 A22 154 Tinggi 37 A13 158 Tinggi 38 A25 159 Tinggi 39 A5 162 Tinggi 40 A2 168 Tinggi

Dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas, terdapat tiga kelompok siswa yang mempunyai minat belajar rendah, sedang, dan tinggi. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ketiga kategori tersebut.

a. Minat belajar rendah (44-88)

Untuk mencari besarnya presentase siswa dengan minat belajar rendah dapat digunakan rumus dibawah ini :

% =

Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat dihitung besarnya presentase siswa yang memiliki minat belajar rendah sebagai berikut:

Diketahui:

Jumlah siswa kelompok minat belajar rendah = 10

Jumlah siswa seluruhnya = 40

Ditanyakan:

Presentase siswa kelompok minat belajar rendah? Jawab:

% = %=

%= 0,25 x 100% %= 25%

Jadi, siswa dengan minat belajar rendah sebanyak 25% ( 10 siswa) b. Minat belajar sedang (89-133)

Berdasarkan tabel 4.2 , maka dapat ditentukan besar presentase siswa yang memiliki minat belajar sedang sebagai berikut: Diketahui:

Jumlah siswa kelompok minat belajar sedang = 7

Jumlah siswa seluruhnya = 40

Ditanyakan:

Persentase siswa kelompok minat belajar sedang? Jawab:

% = % =

%= 0,175 x 100% %= 17,5%

Jadi, siswa dengan minat belajar sedang sebanyak 17,5% ( 7 siswa) c. Minat belajar tinggi (134-176)

Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat ditentukan besar persentase sisa yang memiliki minat belajar tinggi sebagai berikut:

Diketahui:

Jumlah siswa kelompok minat belajar tinggi = 23

Jumlah siswa seluruhnya = 40

Ditanyakan:

Persentase siswa kelompok minat belajar tinggi? Jawab:

% = % =

% = 0,575 x 100% % = 57,5 %

Jadi, siswa dengan minat belajar tinggi sebanyak 57,5% ( 23 siswa)

Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah dilakukan di atas maka dapat dilihat bahwa minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik cenderung berada pada tingkat tinggi yaitu dengan persentase sebesar 57,5% ; tingkat sedang memiliki

persentase sebesar 17,5 % ; dan tingkat rendah dengan persentase sebesar 25%.

Dibawah ini disajikan oleh peneliti mengenai minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik dalam bentuk diagram lingkaran.

Diagram 4.1 Persentase minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

2. Prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

Teknik pengumpulan data prestasi belajar dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Dokumentasi tersebut dilakukan dengan melihat nilai rapor siswa kelas V SD Karitas Ngaglik semester genap. Nilai yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai lima mata pelajaran inti. Kemudian nilai lima mata pelajaran inti tersebut dicari nilai rata-ratanya dan nilai rata-rata itulah yang disebut prestasi belajar setiap siswa.

57,50% 17,50% 25%

MINAT BELAJAR

TINGGI SEDANG RENDAH

Nilai prestasi belajar yang telah diperoleh tersebut kemudian dibagi kedalam tiga kategori. Hal tersebut dimaksudkan agar nilai yang diperoleh siswa masuk ke dalam kelompok secara lebih obyektif dan teliti.

Untuk memperoleh interval yang digunakan untuk menentukan kategori prestasi belajar, maka peneliti mencari selisih antara nilai prestasi yang paling tinggi dan nilai yang paling rendah. Setelah itu selisih nilai tersebut dibagi tiga. Hal itu dikarenakan nilai prestasi belajar akan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah. Adapun proses perhitungannya sebagai berikut :

Nilai prestasi belajar siswa tertinggi = 85 Nilai prestasi belajar siswa terendah = 65

Selisih prestasi belajar siswa tertinggi dengan prestasi belajar siswa terendah

= 85 – 65 = 20

Interval prestasi belajar = 20 : 3 = 6,6 ( dibulatkan menjadi 7 )

Berdasarkan pada hasil perhitungan interval di atas maka diperoleh untuk setiap kategori adalah 7. Dibawah ini merupakan tabel pembagian kelompok prestasi belajar siswa sesuai dengan interval yang sudah diperoleh:

Tabel 4.3 Klasifikasi prestasi belajar siswa

No Prestasi Belajar Kategori

1 65 - 72 Rendah

2 73 - 80 Sedang

3 81 – 88 Tinggi

Berdasarkan tabel klasifikasi prestasi belajar diatas, maka dapat dibuat tabel prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik beserta kualifikasi atau kategorinya seperti berikut ini:

Tabel 4.4 Data prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

N0 Kode

siswa Nama B.Indo Mtk IPA IPS Pkn Total Rata-rata Kualifikasi 1 A38 2406 70 43 72 70 70 325 65 Rendah 2 A1 2309 70 50 75 70 70 335 67 Rendah 3 A6 2226 70 50 75 70 75 340 68 Rendah 4 A8 2228 70 50 78 70 70 338 68 Rendah 5 A15 2237 70 50 75 70 74 339 68 Rendah 6 A21 2245 68 65 68 70 70 341 68 Rendah 7 A30 2254 76 60 68 67 70 341 68 Rendah 8 A40 2408 70 57 75 70 70 342 68 Rendah 9 A4 2222 70 54 75 70 78 347 69 Rendah 10 A10 2231 70 55 75 70 77 347 69 Rendah 11 A26 2250 73 60 72 70 70 345 69 Rendah 12 A34 2308 72 52 75 70 77 346 69 Rendah 13 A3 2221 70 67 68 70 70 345 69 Sedang 14 A9 2230 76 70 75 71 72 364 73 Sedang 15 A28 2252 76 64 78 70 79 367 73 Sedang 16 A31 2255 83 66 75 70 73 367 73 Sedang 17 A27 2251 75 73 78 70 75 371 74 Sedang 18 A33 2306 75 66 75 77 78 371 74 Sedang 19 A12 2234 72 75 83 70 75 375 75 Sedang

20 A19 2242 75 70 80 70 80 375 75 Sedang 21 A35 2309 75 80 81 70 73 379 76 Sedang 22 A5 2225 80 80 83 86 82 411 82 Tinggi 23 A16 2239 80 80 80 85 84 409 82 Tinggi 24 A18 2241 80 84 80 86 80 410 82 Tinggi 25 A7 2227 85 86 80 81 83 415 83 Tinggi 26 A14 2236 85 82 83 83 81 414 83 Tinggi 27 A25 2249 86 78 87 80 84 415 83 Tinggi 28 A2 2220 85 85 84 87 79 420 84 Tinggi 29 A13 2235 85 85 82 85 81 418 84 Tinggi 30 A22 2246 86 84 82 83 83 418 84 Tinggi 31 A32 2257 85 83 80 86 85 419 84 Tinggi 32 A36 2348 80 87 85 86 83 421 84 Tinggi 33 A39 2407 83 80 85 86 87 421 84 Tinggi 34 A11 2233 89 90 81 83 82 425 85 Tinggi 35 A17 2240 92 84 94 75 80 425 85 Tinggi 36 A20 2243 87 90 90 73 85 425 85 Tinggi 37 A23 2247 85 85 84 89 80 423 85 Tinggi 38 A24 2248 86 82 85 82 89 424 85 Tinggi 39 A29 2253 87 85 85 80 86 423 85 Tinggi 40 A37 2349 82 85 85 85 87 424 85 Tinggi

Dari tabel di atas telah diketahui banyaknya siswa yang masuk dalam kategori prestasi belajar rendah, sedang, dan tinggi. Berikut ini akan diberikan penjelasan mengenai ketiga kategori kelompok prestasi belajar berdasarkan tabel 4.4 di atas yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

a. Prestasi belajar rendah (65 – 72)

Untuk mencari besarnya presentase siswa dengan prestasi belajar rendah dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, maka dapat ditentukan besarnya presentase siswa yang memiliki prestasi belajar rendah sebagai berikut:

Diketahui:

Jumlah siswa kelompok prestasi belajar rendah = 12

Jumlah siswa seluruhnya = 40

Ditanyakan:

Persentase siswa kelompok prestasi belajar rendah? Jawab:

% =

%=

%= 0,3 x 100% %= 30 %

Jadi, siswa dengan prestasi belajar rendah sebanyak 30% ( 12 siswa) b. Prestasi belajar sedang ( 73-80)

Untuk mencari besarnya presentase siswa dengan prestasi belajar sedang dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, maka dapat ditentukan besarnya presentase siswa yang memiliki prestasi belajar sedang sebagai berikut:

Diketahui:

Jumlah siswa kelompok prestasi belajar sedang = 9

Jumlah siswa seluruhnya = 40

Ditanyakan:

Persentase siswa kelompok prestasi belajar sedang? Jawab:

% =

%=

%= 0,225 x 100% %= 22,5%

Jadi, siswa dengan prestasi belajar sedang sebanyak 22,5% ( 9 siswa) c. Prestasi belajar tinggi (81-88)

Untuk mencari besarnya presentase siswa dengan prestasi belajar tinggi dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, maka dapat ditentukan besarnya presentase siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi sebagai berikut: Diketahui:

Jumlah siswa kelompok prestasi belajar tinggi = 19

Jumlah siswa seluruhnya = 40

Ditanyakan:

Persentase siswa kelompok prestasi belajar tinggi? Jawab:

% =

%=

%= 0,475 x 100%

%= 47,5%

Jadi, siswa dengan prestasi belajar tinggi sebanyak 47,5% ( 19 siswa). Dibawah ini disajikan oleh peneliti mengenai prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik dalam bentuk diagram lingkaran.

Diagram4.2 Persentase prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

3. Hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

a. Hipotesis

Peneliti mengemukakan dua jenis hipotesa yaitu sebagai berikut: 1) Hipotesis nol (Ho)

Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012.

2) Hipotesis statistik (Ha)

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012.

b. Hasil pengujian hipotesis

47,50% 22,50% 30%

PRESTASI BELAJAR

TINGGI SEDANG RENDAH

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis nol untuk mengetahui seberapa besar hubungan minat dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik. Dalam pengujian hipotesis, hipotesis yang telah dikemukakan dapat diterima atau ditolak. Ketentuan dalam pengujian hipotesis nol adalah sebagai berikut: 1) Ho diterima apabila rhitung< rtabel

2) Ho ditolak apabila rhitung> rtabel

Untuk menolak hipotesis nol tersebut, maka rhitung harus lebih besar dari rtabel dalam taraf signifikansi 1%. Akan tetapi jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka hipotesis nol diterima. rtabel merupakan nilai yang sudah ditetapkan dengan memperhatikan N. Besarnya rtabel

dapat dilihat pada nilai-nilai r Product Moment dari Pearson (lihat lampiran 14 halaman 159).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus korelasi serial untuk mencari besarnya rhitung atau rser. Berikut ini langkah-langkah proses perhitunganya :

1) Tabel skor minat belajar siswa dan prestasi belajar

Pada langkah yang pertama ini, siswa dikelompokkan pada klasifikasi minat belajar berdasarkan skor yang telah diperoleh. Selain skor minat belajar disajikan pula nilai prestasi belajar siswa sehingga dapat dilihat perbandingannya. Tabel skor minat belajar siswa dan prestasi belajar dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 4.5 Skor minat belajar siswa dan prestasi belajar siswa

NO Kode

siswa Total Klasifikasi

Prestasi

belajar (X) Kualifikasi

1 A38 73 Rendah 65 4225 Rendah

2 A40 76 Rendah 68 4679 Rendah

3 A34 77 Rendah 72 5242 Rendah

4 A26 79 Rendah 76 5837 Sedang

5 A3 80 Rendah 76 5715 Sedang

6 A4 82 Rendah 69 4816 Rendah

7 A30 82 Rendah 75 5595 Sedang

8 A1 83 Rendah 67 4489 Rendah

9 A8 84 Rendah 68 4570 Rendah

10 A15 85 Rendah 68 4597 Rendah

Prestasi belajar kelompok

minat belajar rendah 704 49765

11 A10 98 Sedang 67 4489 Rendah

12 A21 108 Sedang 74 5506 Sedang

13 A31 109 Sedang 83 6823 Tinggi

14 A28 119 Sedang 73 5388 Sedang

15 A35 119 Sedang 82 6724 Tinggi

16 A6 126 Sedang 68 4624 Rendah

17 A12 128 Sedang 73 5329 Sedang

Prestasi belajar kelompok

minat belajar sedang 520 38882

18 A24 134 Tinggi 83 6856 Tinggi

19 A33 138 Tinggi 83 6823 Tinggi

20 A29 139 Tinggi 85 7157 Tinggi

21 A23 140 Tinggi 83 6956 Tinggi

22 A19 142 Tinggi 75 5625 Sedang

23 A9 144 Tinggi 73 5300 Sedang

24 A11 144 Tinggi 83 6922 Tinggi

25 A27 144 Tinggi 84 7123 Tinggi

26 A37 144 Tinggi 84 7123 Tinggi

27 A17 145 Tinggi 86 7430 Tinggi

28 A39 145 Tinggi 84 7090 Tinggi

29 A14 146 Tinggi 83 6856 Tinggi

30 A18 147 Tinggi 82 6724 Tinggi

31 A16 150 Tinggi 82 6691 Tinggi

32 A20 151 Tinggi 85 7225 Tinggi

34 A7 152 Tinggi 83 6889 Tinggi

35 A32 152 Tinggi 84 7022 Tinggi

36 A22 154 Tinggi 84 6989 Tinggi

37 A13 158 Tinggi 84 6989 Tinggi

38 A25 159 Tinggi 83 6889 Tinggi

39 A5 162 Tinggi 82 6757 Tinggi

40 A2 168 Tinggi 84 7056 Tinggi

Prestasi belajar kelompok

minat belajar tinggi 1903 157582

Total X=3127 x²=246229

2) Rumus Korelasi Serial

Keterangan:

rser : Koefisien korelasi Serial 0r : Ordinat yang lebih rendah

0t : Ordinat yang lebih tinggi

M : Mean

Sdtot : Standar Deviasi Total

P : Proporsi individu dalam golongan rser =

3) Banyaknya subyek tiap kelompok

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka diperoleh data subyek tiap kelompok sebagai berikut :

Tabel 4.6 Subyek tiap kelompok

Kelompok No. urut siswa nk

Rendah 1-10 10

Sedang 11-17 7

Tinggi 18-40 23

Jumlah 40

4) Proporsi individu dalam setiap kelompok

Proporsi adalah besarnya bagian dalam tiap kelompok. Proporsi individu dalam setiap kelompok dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan : p = Proporsi

nk = Banyaknya subyek dalam kelompok N = Banyaknya subyek seluruhnya

Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh data untuk proporsi individu dalam setiap kelompok sebagai berikut :

Tabel 4.7 Proporsi individu dalam setiap kelompok Kelompok Proporsi Rendah p = = = 0,25 Sedang p = = = 0,175 Tinggi p = = = 0,575 Jumlah 1,000

5) Nilai rata-rata (Mean) dari masing-masing kelompok

Nilai rata-rata (mean) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : M = Mean

∑X = Jumlah semua skor prestasi belajar tiap kelompok

nk = Jumlah subyek dalam kelompok

Berdasarkan rumus diatas, maka diperoleh nilai rata-rata (mean) dari masing-masing kelompok sebagai berikut :

Tabel 4.8 Nilai rata-rata (mean) dari setiap kelompok Kelompok minat Mean (rata-rata) r

Rendah M = = = 70,40

Sedang M = = 74,29

Tinggi M = = = 82,74

6) Menentukan ordinat

Dalam menentukan ordinat, yang dijadikan acuan adalah nilai P yaitu pada kategori nilai rendah dan tinggi. Kemudian ordinat tersebut ditentukan dengan melihat tabel ordinat pada lampiran 15 halaman 160

Tabel 4.9 Besar ordinat

P Ordinat

Rendah (0,25) 0,31778

7) Tabel kerja

Setelah melewati beberapa tahapan perhitungan di atas, maka tahap selanjutnya adalah tabel kerja. Tabel kerja dibuat untuk memudahkan dalam perhitungan selanjutnya. Tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Tabel Kerja

Kelompok nk P Ordinat (o) (Or - Ot) (Or -Ot)2 (Or -Ot)2 / P M (Or -Ot)2 x M 0 Rendah 10 0,250 -0,31778 0,10098 0,4039 70,40 -22,372 Sedang 7 0,175 0,31778 -0,07409 0,00549 0,0314 74,29 -5,504 Tinggi 23 0,575 0,39187 0,39187 0,15356 0,2671 82,74 32,423 0 Jumlah 40 1,0 0,7024 4,547

8) Standar deviasi total

Rumus yang digunakan unuk menghitung standar deviasi total adalah sebagai berikut :

SDtot = Keterangan :

SDtot = Standar deviasi total

N = Jumlah siswa seluruhnya

Dengan rumus standar deviasi total di atas, maka diperoleh hasil standar deviasi total dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Diketahui :

N = 40

∑X = 3127

∑X² = 246229

Ditanyakan :

Standar Deviasi Total (SDtot)? Jawab : SDtot = = = = = 0,025 x 266,51642 = 6,66 9) Korelasi serial

Korelasi serial dihitung dengan menggunakan rumus yang telah disebutkan di atas. Perhitungannya adalah sebagai berikut : Diketahui :

SDtot = 6,66

∑[ = 0,7024

Ditanyakan :

Korelasi serial (rser) ? Jawab : rser = = = = 0,971581196 = 0,972

Setelah menghitung korelasi serial berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh hasil korelasi serialnya (rser) yaitu sebesar 0,972 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Ada hubungan yang positif antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan koefisien sebesar 0,972. Berdasarkan tabel kriteria menurut Sugiyono (2010 : 183) yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, maka koefisien korelasi tersebut berada pada tingkat korelasi sangat kuat (0,80 – 1,000)

b) Hubungan minat belajar dan prestasi belajar siswa adalah positif nampak dari hasil korelasi serial yang positif. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin kuat minat belajar yang dimiliki siswa, maka prestasi belajar siswa juga semakin tinggi dan selebihnya semakin rendah minat maka semakin rendah pula minat belajar, hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan angket yang telah disebarkan pada siswa kelas V SD karitas Ngaglik.

c) Koefisien korelasi serial sebesar 0,972 dapat menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal tersebut dapat diketahui pada taraf signifikan 1% dengan N = 40, diperoleh koefisien

korelasi rtabel = 0,403 ( lihat pada lampiran ). Oleh karena itu,

hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik adalah positif dan signifikan pada taraf 1%.

d) Dari data di atas dapat dilakukan uji hipotesis nol sebagai berikut :

i.rhitung = 0,972 ii.rtabel = 0,403

Berdasarkan besarnya rhitung dan rtabel yang telah diketahui di atas, maka dapat diketahui bahwa rhitung > rtabel yaitu 0,986 > 0,403 maka dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian, hipotesis yang diajukan yaitu ada

hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

Tahun Pelajaran 2011/2012 diterima.

10) Uji signifikansi

t =

=

=

= 24,9

Dengan adanya hubungan signifikansi terdapat hubungan minat belajar dengan prestasi belajar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan uji signifikansi 24,9 maka hubungan tersebut signifikan. Hal tersebut dapat diketahui pada taraf signifikan 1% dengan menggunakan derajat bebas n-2 yaitu 38, maka diperoleh

koefisien sebesar ttabel 2,71156 jadi 24,9 ˃ 2,71156.

4. Sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik.

rser = 0,972 Ditanyakan :

Besarnya sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik?

Jawab :

KP = rser ²x 100% = 0,944 x 100% = 94,4%

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa minat belajar memberikan sumbangan sebesar 94,4% terhadap prestasi belajar siswa. Minat belajar cukup memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa. Masih terdapat 5,6% faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan demikian minat belajar juga dapat memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar siswa.

Dokumen terkait