• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2011/2012."

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK

TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Tri Widiastuti Universitas Sanata Dharma

2013

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana minat belajar siswa, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Minat belajar sebagai variabel bebas dan variabel prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Karitas Ngaglik. Subyek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 40 siswa. Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan utuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.

Hasil penelitian sebagai berikut : (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 25%, siswa dengan minat belajar sedang sebesar 17,5%, serta siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 57,5% ; (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 30%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 22,5%, serta siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 47,5% ; (3) minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa,dengan nilai r = 0,972 dan signifikan pada taraf 1% ; (4) minat belajar memberikan sumbangan sebesar 94,4% dengan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar kelas V SD Karitas Ngaglik. Dengan demikian berarti minat belajar juga mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar dan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap prestasi belajar. Minat belajar siswa perlu ditumbuhkan dan dikembangkan supaya prestasi belajar yang diperoleh mendapat nilai yang maksimal.

(2)

ix ABSTRACT

THE CORELATION BETWEEN THE LEARNING MOTIVATION AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL KARITAS NGAGLIK, IN THE

ACADEMIC YEAR OF 2011/2012

Tri Widiastuti Sanata Dharma University

2013

The research was a correlative study and aimed to know : (1) how students motivation in learning is, (2) how students learning is, (3) whether there is a correlation between learning motivation and learning achievement, (4) now students learning motivation contribute to their learning achievement. There were two variables in the research : the learning motivation as the independent variables and the learning achievement as the dependent variables.

The research was conducted in the Elementary School Karitas Ngaglik and the subjects of the research were 40 fifth grade students. The data was collected using questionnaires and documentation. The questionnaires were used to measure students learning motivation, while the documentation was used to know the students learning achievement. Documentation was conducted by recording the student mark from their rapport. The data was analyzed the technique of serial correlation.

The result showed that : (1) 25% of students had low learning motivation, 17,5% of the students had medium learning motivation and 57,5% of the student had high learning motivation, (2) 30% of the students had low learning achievement, 22,5% of the students had medium learning achievement and 47,5% of the students had high learning achievement, (3) learning motivation had a positive and sigificant correlation with achievement, achievement with a value of r = 0,972 and significant at 1% level; (4) students learning motivation give significant contribution of 94,4% to students learning.

Based on the result it could be concluded that learning motivation of the fifth grade students of Public Elementary School Karitas Ngaglik had a positive correlation their leraning achievement. Thus learning motivation also affected learning achievements and had significant contribution to the achievement of learning. Children learning motivation should be fostered and developed so that their achievement in learning can be optimized.

(3)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

TRI WIDIASTUTI

NIM. 081134142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

TRI WIDIASTUTI

NIM. 081134142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

1.

Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan menuntunku, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

2.

Bapak, Ibuku tercinta yang dengan tulus memberikan doa, dukungan, dan kasih

sayangnya kepadaku serta mendorong studiku.

3.

Kedua kakakku dan kedua adikku yang sangat aku sayangi, mas agus, mas adi,

dek widi dan dek hari makasih buat dukungan, semangat dan support kalian.

(8)

v MOTTO

 Jadikanlah diam anda untuk berpikir dan jadikanlah pembicaraan anda bermanfaat bagi orang lain.(Thomas Hardy)

“apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu

akan menerimanya”. ( Matius 21:22)

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK

TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Tri Widiastuti Universitas Sanata Dharma

2013

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana minat belajar siswa, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Minat belajar sebagai variabel bebas dan variabel prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Karitas Ngaglik. Subyek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 40 siswa. Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan utuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.

Hasil penelitian sebagai berikut : (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 25%, siswa dengan minat belajar sedang sebesar 17,5%, serta siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 57,5% ; (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 30%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 22,5%, serta siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 47,5% ; (3) minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa,dengan nilai r = 0,972 dan signifikan pada taraf 1% ; (4) minat belajar memberikan sumbangan sebesar 94,4% dengan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar kelas V SD Karitas Ngaglik. Dengan demikian berarti minat belajar juga mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar dan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap prestasi belajar. Minat belajar siswa perlu ditumbuhkan dan dikembangkan supaya prestasi belajar yang diperoleh mendapat nilai yang maksimal.

(12)

ix ABSTRACT

THE CORELATION BETWEEN THE LEARNING MOTIVATION AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL KARITAS NGAGLIK, IN THE

ACADEMIC YEAR OF 2011/2012

Tri Widiastuti Sanata Dharma University

2013

The research was a correlative study and aimed to know : (1) how students motivation in learning is, (2) how students learning is, (3) whether there is a correlation between learning motivation and learning achievement, (4) now students learning motivation contribute to their learning achievement. There were two variables in the research : the learning motivation as the independent variables and the learning achievement as the dependent variables.

The research was conducted in the Elementary School Karitas Ngaglik and the subjects of the research were 40 fifth grade students. The data was collected using questionnaires and documentation. The questionnaires were used to measure students learning motivation, while the documentation was used to know the students learning achievement. Documentation was conducted by recording the student mark from their rapport. The data was analyzed the technique of serial correlation.

The result showed that : (1) 25% of students had low learning motivation, 17,5% of the students had medium learning motivation and 57,5% of the student had high learning motivation, (2) 30% of the students had low learning achievement, 22,5% of the students had medium learning achievement and 47,5% of the students had high learning achievement, (3) learning motivation had a positive and sigificant correlation with achievement, achievement with a value of r = 0,972 and significant at 1% level; (4) students learning motivation give significant contribution of 94,4% to students learning.

Based on the result it could be concluded that learning motivation of the fifth grade students of Public Elementary School Karitas Ngaglik had a positive correlation their leraning achievement. Thus learning motivation also affected learning achievements and had significant contribution to the achievement of learning. Children learning motivation should be fostered and developed so that their achievement in learning can be optimized.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kupanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sd Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik atas bantuan, perhatian, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan ijin penelitian dan memberikan bimbingan, memberikan masukan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Drs. J. Sumedi. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D Selaku Dosen Penguji yang telah bersedia memberikan waktu untuk mengkritisi skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan dukungan kepada penulis. 7. Aluysius Riwi Widakdo, S.Pd Selaku kepala sekolah SD Karitas Ngaglik

(14)
(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Batasan Istilah ...4

D. Tujuan Penelitian ...4

(16)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Minat belajar ...7

B. Prestasi belajar ...23

C. Penelitian yang relevan ...37

D. Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar ...38

E. Hipotesis ...39

BAB III METODE PENELITIAN...40

A. Jenis Penelitian ...40

B. Variabel Penelitian ...40

C. Definisi Operasional Variabel ...41

D. Tempat Penelitian ...41

E. Populasi Penelitian ...43

F. Instrumen Penelitian / Alat Ukur ...43

1. Alat Pengumpul data ...43

2. Uji Coba Instrumen ...50

3. Tempat dan Waktu Uji Coba ...50

G. Teknik Pengumpulan Data ...57

H. Teknik Analisis Data ...58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...63

A. Hasil Penelitian ...63

1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...63

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...68

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...75

4. Sumbangan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...86

(17)

xiv

BAB V PENUTUP ...91

A. Kesimpulan ...91

B. Saran ...92

DAFTAR PUSTAKA ...94

LAMPIRAN ...97

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ...42

Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...43

Tabel 3.3 Indikator Minat Belajar Siswa ...45

Tabel 3.4 Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar Siswa ...49

Tabel 3.5 Kisi-kisi item untuk mencari validitas item ...51

Tabel 3.6 Tabel 3.7 Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur ...54

Tabel 3.7 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba ...56

Tabel 3.8 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas penelitian ...57

Tabel3.9 Pengelompokan skor angket minat belajar ...59

Tabel 3.10 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ...61

Tabel 4.1 Klasifikasi skor minat belajar ...64

Tabel 4.2 Data skor minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...64

Tabel 4.3 Klasifikasi prestasi belajar siswa ...70

Tabel 4.4 Data prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...70

Tabel 4.5 Skor minat belajar siswa dan prestasi belajar siswa ...77

Tabel 4.6 Subyek tiap kelompok ...79

Tabel 4.7 Proporsi individu dalam setiap kelompok ...80

Tabel 4.8 Nilai rata-rata (mean) dari setiap kelompok ...81

Tabel 4.9 Besar ordinat ...81

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Diagram 4.1 Presentase minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...68

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket minat belajar (uji coba) ...97

Lampiran 2 Tabel hasil uji coba angket (skor 4,3,2,1) ...102

Lampiran 3 Tabel hasil uji coba angket (skor 0 dan 1) ...112

Lampiran 4 Tabel validitas tiap indikator dan sebaran item minat belajar ...122

Lampiran 5 Hasil analisis uji validitas dengan program SPSS ...124

Lampiran 6 Hasil analisis reliabilitas uji coba angket minat belajar ...127

Lampiran 7 Indikator dan sebaran item setelah uji coba...130

Lampiran 8 Kisi-kisi item setelah uji coba ...131

Lampiran 9 Angket minat belajar (penelitian) ...132

Lampiran 10 Data nilai rapor siswa ...136

Lampiran 11 Tabel hasil angket penelitian (skor 4,3,2,1) ...138

Lampiran 12 Tabel hasil penelitian (skor 0 dan 1) ...147

Lampiran 13 Hasil analisis uji reliabilitas penelitian ...156

Lampiran 14 Tabel nilai r Product Moment dari Pearson ...158

Lampiran 15 Tabel ordinat pada kurva normal ...159

Lampiran 16 Tabel hubungan antar kelompok minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...161

Lampiran 17 Surat ijin penelitian ...163

Lampiran 18 Surat keterangan penelitian ...164

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang diberikan sejak dini untuk siswa sangatlah penting, karena pendidikan akan membantu pertumbuhan dan perkembangan diri serta kelangsungan masa depan siswa. Tak terlepas dari itu peran pendidik atau guru sangatlah besar karena dari pendidik itulah akan terbentuk generasi penerus yang dapat mengubah perkembangan pendidikan bangsa ini. Peningkatan kualitas pendidikan telah banyak dilakukan salah satunya munculnya berbagai model pembelajaran yang memiliki masing-masing karakteristik dalam rangka meningkatkan kemauan atau minat belajar dari diri siswa.

Model pembelajaran yang diterapkan pada sekolah dasar diharapkan melibatkan siswa-siswi dalam proses kegiatan pembelajaran sehingga siswa-siswi menjadi lebih aktif dan tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan dari guru tetapi siswa dituntut untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Selain itu guru juga dituntut untuk kreatif dalam penggunaan media pembelajaran. Dari berbagai macam model pembelajaran yang muncul guru bukanlah menjadi satu-satunya sosok yang menguasai pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran tetapi disini guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Di dalam pendidikan guru juga berperan sebagai seorang pendidik yang harus bisa membangkitkan minat belajar siswa, sehingga siswa

(22)

merasa tertarik atau senang dalam mengikuti pembelajaran. Minat belajar siswa itulah yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang akan dicapai sehingga prestasi belajar yang dicapai memperoleh nilai yang memuaskan. Keberhasilan siswa tidak hanya di tentukan oleh faktor pendidik (guru) saja, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai prestasi belajar. Menurut Muhibbin (2008:144-155) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar menyatakan bahwa terdapat tiga macam faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor eksternal, faktor pendekatan belajar.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi dua aspek, yakni 1) aspek fisiologis ( yang bersifat jasmaniah) yang meliputi kondisi organ – organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera pengelihatan sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan; 2) aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah ) yang meliputi intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Sedangkan faktor pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.

(23)

yang negatif. Misalnya saja tidak memperhatikan penjelasan guru, berbicara dengan teman sebangku, jalan-jalan di dalam kelas ketika guru sedang menjelaskan. Sehingga jika anak sudah mempunyai minat terhadap suatu pelajaran, maka anak tersebut juga mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Dengan didukung adanya minat yang kuat diharapkan juga akan dapat memperoleh prestasi belajar yang maksimal.

Prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai (Winkel,

1986:102). Setelah melakukan proses belajar, berarti siswa melakukan

perbaikan dalam tingkah laku dan kecakapan-kecakapan atau memperoleh

kecakapan-kecakapan dan tingkah laku yang baru. Prestasi belajar siswa

diwakilkan dari nilai rata-rata lima mata pelajaran inti di sekolah dasar yang tertulis di rapor. Kelima mata pelajaran tersebut adalah Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Berdasarkan penelitian di SD Karitas Ngaglik, peneliti tertarik memilih SD Karitas Ngaglik sebagai tempat penelitian untuk mengetahui apakah minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa. Oleh karena itu peneliti mengambil Judul penelitian tentang : Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

(24)

1. Bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012?

3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012?

4. Seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012?

C. Batasan Istilah

Peneliti merumuskan dua batasan istilah di dalam penelitian ini :

1. Minat belajar siswa adalah dorongan dalam diri siswa untuk merasa tertarik melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar demi mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu

pelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu dan sesuai kurikulum yang telah ditentukan.

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

(25)

2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Tahun pelajaran 2011/2012.

3. Mengetahui apakah ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012.

4. Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012. E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau bahan pertimbangan mengenai pentingnya menumbuhkan minat belajar dalam diri siswa, sehingga siswa mau terlibat dalam kegiatan belajar dan siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang diberikan guru. 2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk memiliki minat belajar yang tinggi sehingga dapat menghasilkan prestasi yang memuaskan.

3. Bagi penulis

(26)

4. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada bidang penelitian

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

1. Pengertian minat belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Keterikatan dengan suatu kegiatan pembelajaran akan semakin menumbuh kembangkan minat. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat. Fuad Hasan (1989:59) mengartikan minat sebagai hal yang menunjuk pada adanya intensitas dari seseorang terhadap suatu hal, peristiwa, atau orang. Sedangkan Hurlock (1990:144), ”bahwa semakin

sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”.

Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan diperoleh. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan dan kesenangan (Natawijaya,1978:94).

Menurut Soesilowindradini (dalam Tuharjo,1989:13), ”suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi

yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan

terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Sedangkan pendapat Slameto dalam (Tomi Darmawan,2007) yang menyatakan

(28)

“bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar

minatnya”.

Hilgard (Slameto, 1988:58) mengartikan minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Dalam soal belajar secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Minat adalah syarat mutlak untuk belajar dan perlu disadari bahwa mendapat nilai jelek pada suatu pelajaran bukan berarti seorang anak itu bodoh atau tidak pandai tetapi dapat disimpulkan bahwa nilai jelek bisa dipengaruhi dari berbagai faktor, salah satunya minat belajar dalam diri anak tersebut. Jika anak memiliki minat yang kuat untuk belajar maka anak tersebut mudah mencapai hasil yang luar biasa.

(29)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu hal atau aktivitas, sehingga timbul dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu. Perasaan gembira atau senang dalam diri anak akan menimbulkan minat yang dapat menunjukkan sikap positif dari anak. Contohnya saja sikap positif terhadap belajar di sekolah. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa minat itu erat hubungannya dengan perasaan seseorang atau individu, obyek, aktivitas dan situasi atau keadaan.

Dalam menumbuhkan minat siswa pada suatu mata pelajaran, seorang guru memiliki peran yang sangat penting karena guru dituntut untuk lebih kreatif berusaha membangkitkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

(30)

Gagne, dalam buku The conditions of Learning (1977). ³Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya ( performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.´

Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978). Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.´

Witherington, dalam buku Educational Psychology. Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian-pengertian.

(31)

Dari pengertian-pengertian yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar merupakan rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu aktivitas pembelajaran, sehingga timbul dorongan untuk melakukan aktivitas tersebut.

2. Macam-macam minat

Pasaribuan (1983:52-53) menyebutkan minat adalah suatu sikap subyek terhadap obyek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungkinan itu. Secara psikologi minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu saat dan ruangan yang konkrit.

Minat aktual ini disebut perhatian yang merupakan dasar bagi proses belajar.

b. Minat diposisional

Minat diposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan ( diposisi) dan menjadi ciri sikap hidup seseorang.

Minat bukan sesuatu hal yang sejak lahir telah tertutup, bukan merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat berubah. Sesuai dengan umur maka minatpun berubah dalam bentuk dan isi. Oleh karena setiap tingkatan umur mempunyai minat masing-masing. Minat dapat dibangkitkan dan dipelihara.

(32)

Wayan Nurkanca (1983:227-229) menyebutkan ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat, yaitu sebagai berikut :

a. Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi yang wajar, jadi tidak di buat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi baik di dalam kelas maupun saat di luar kelas. Pencatatan hasil- hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

Akan tetapi guru harus menyadari bahwa observasi juga mempunyai kelemahan. Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa anak dalam waktu yang sama. Apabila kita akan mengukur minat semua anak yang kita didik, maka kita akan membutuhkan waktu yang panjang. Jadi seorang guru tidak mungkin bisa berhasil mengukur minat anak-anak hanya dengan menggunakan observasi saja. Biasanya observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak berdasarkan data yang sudah terkumpul sebelumnya.

b. Interview atau wawancara

(33)

dilakukan dalam situasi yang tidak formal sehingga perbincangan atau percakapan akan dapat berlangsung dengan jelas. Misalnya saja melakukan percakapan di luar jam pelajaran atau sepulang sekolah, mengadakan kunjungan ke rumah dan lain sebagainya. Seorang guru dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan menanyakan langsung tentang kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan setelah pulang sekolah, permainan apa saja yang di gemari, apa kesukaannya, program radio apa yang paling di senangi, jenis film apa yang digemari dan sebagainya. ( Baron dan Bernard, halaman 165). c. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Dalam metode pengukuran minat dengan menggunakan kuisioner seorang guru dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah anak sekaligus. Dengan demikian jika dibandingkan dengan interview dan observasi kuisioner ini jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Perbedaannya dengan interview adalah bahwa interview dilakukan secara lisan dan guru hanya menghadapi seorang anak sedangkan kuisioner dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus.

d. Inventori

(34)

daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya jika dalam kuisioner responden menulis jawaban-jawaban yang relative panjang terhadap sejumlah mata pelajaran, sedangkan pada inventori responden memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda checklist, mengisi nomor atau tanda-tanda lain berupa jawaban-jawaban singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang lengkap.

Wayan Nurkancana (1983:225-226) berpendapat bahwa ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak sebagai berikut :

a. Untuk meningkatkan minat anak-anak. Seorang guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat belajar anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam proses pengajarannya.

(35)

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik. Sebab sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik, dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat belajar anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik. d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak

tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya. Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain. 4. Cara membangkitkan Minat Siswa

Proses belajar mengajar akan berjalan lancar apabila di sertai minat dari dalam diri anak. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut (Sardiman,1986:93-94) :

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

(36)

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

5. Faktor-faktor yang mendasari timbulnya Minat

Menurut Crow dalam Bernadinus Rizki dengan skripsinya yang berjudul perbandingan antara minat siswa dan proses kegiatan belajar mengajar pada SD yang menerapkan PMRI dan SD yang tidak menerapkan PMRI dalam Pembelajaran Matematika (2008:25-26), ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat :

a. Faktor dorongan dari dalam

Merupakan faktor dari dalam yang mendorong suatu aktivitas. Dapat dijelaskan dengan adanya dorongan makan, yang menimbulkan minat untuk mencari makanan, dorongan ingin tahu akan membangkitkan minat untuk mengadakan penelitian, dan sebagainya.

b. Faktor motif sosial

Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan diterima dan diakui oleh lingkungan sosial. Misalnya minat untuk belajar matematika muncul karena keinginan penghargaan dari orang tua.

c. Faktor emosional

(37)

Ketiga faktor yang menimbulkan minat tersebut tidak berdiri sendiri namun merupakan suatu perpaduan atau kesatuan yang saling melengkapi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat sebagai faktor psikis yang mendorong seseorang mencapai tujuannya, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor psikis, fisik, dan lingkungan.

6. Ciri-ciri siswa berminat dalam belajar

Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati

c. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada lainnya d. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas-aktivitas dan

kegiatan

e. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

7. Membangkitkan minat belajar siswa di sekolah

(38)

ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan bahan materi pelajaran yang lalu. Selain itu minat seorang siswa dapat dibangkitkan dengan mengkaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata siswa atau kehidupan sehari-hari siswa.

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam minat pada sekolah. Perubahan ini sebagian besar berupa penurunan minat. Apa saja faktor-faktornya dan bagaimana faktor ini mengurangi minat anak pada sekolah. Kondisi yang mempengaruhi minat anak pada sekolah dijelaskan sebagai berikut (Hurlock,2005:139) :

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat pada sekolah : a. Pengalaman dini sekolah

Seorang yang secara fisik dan intelektual telah siap untuk kelas satu mempunyai sikap yang lebih positif terhadap sekolah pengalaman di kelompok bermain dan taman kanak-kanak mempermudah penyesuaian dan menjadikan pengalaman dini di sekolah lebih menyenangkan.

b. Pengaruh orang tua

Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan, belajar, terhadap berbagai mata pelajaran, dan terhadap guru.

(39)

Saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua. Sebaliknya, jika sikap saudara kandung yang lebih muda relatif tidak penting.

d. Sikap teman sebaya

Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan terhadap berbagai kegiatan sekolah sangat diarahkan oleh teman sebaya. Untuk diterima oleh kelompok teman sebaya, anak belajar bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok. Jika teman sekelas terang-terangan menyatakan ketidaksukaan mereka pada sekolah, ia harus

melakukannya juga atau menanggung risiko dipanggil “ kutu buku”

atau “anak mas guru”.

e. Penerimaan oleh kelompok teman sebaya

Karena bagian hari-hari sekolah yang disukai berpusat sekitar kegiatan ekstrakurikuler dengan teman sebaya, hubungan yang baik dengan guru dan nilai yang bagus tidak dapat mengimbangi kurangnya penerimaan oleh teman sebaya.

f. Keberhasilan akademik

(40)

diri semua anak dan menimbulkan rasa tidak senang terhadap lingkungan tempat kegagalan ini terjadi. Jika kegagalan akademik berarti tidak naik kelas, ia lebih lagi memperbesar rasa tidak senang anak pada sekolah, dan mengurangi minatnya pada sekolah.

g. Sikap terhadap pekerjaan

Seorang anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat bahwa masa kanak-kanak harus bahagia dan bebas, biasanya mengembangkan sikap negatif terhadap setiap kegiatan yang menyerupai pekerjaan. Selama sekolah masih bermain-main saja,mereka menyukainya. Tapi dengan kenaikan kelas, lebih banyak upaya dituntut utuk membuat pekerjaan rumah, dan ini menimbulkan rasa tidak suka akan sekolah.

h. Hubungan guru dan murid

Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah dipengaruhi sikapnya terhadap guru. Jika anak membawa konsep yang tidak positif

terhadap “guru” ke sekolah, yaitu konsep yang didasarkan atas kata

orang tua atau saudara, gambaran media massa, atau bila pengalaman pribadi yang tidak meyenangkan dengan guru, sikap mereka terhadap semua guru cenderung tidak positif.

i. Suasana emosional sekolah

(41)

yang lebih positif pada murid dibandingkan dengan mereka yang

mempunyai ”anak mas”, yang merasa bosan dengan pekerjaan, yang

mengajar secara membosankan dan yang terlalu bersifat otoriter atau permisif dalam pengendalian situasi di kelas.

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan memaparkan 10 indikator yang digunakan:

1. Menunjukkan minat terhadap pelajaran

Minat siswa terhadap pelajaran akan muncul jika saat mengikuti pembelajaran siswa memperhatikan guru dan siswa merasa senang mengikuti pelajaran itu.

2. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali

Ini merupakan ciri siswa yang mempunyai minat yang tinggi terhadap pelajaran sehingga siswa akan mengingat pelajaran itu dan selalu mempelajarinya kembali.

3. Tekun menghadapi tugas

Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap suatu pelajaran lebih antusias jika diberikan tugas atau soal latihan.

4. Ulet menghadapi kesulitan belajar

Dari indikator ini siswa menunjukan semangat pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan belajar misalnya menemukan soal yang dianggap sulit.

(42)

Siswa yang mempunyai minat belajar terhadap suatu pelajaran pasti akan merasa senang atau puas setelah mengikuti pelajaran yang diikutinya.

6. Senang menghadapi kesulitan belajar

Dari indikator ini siswa yang dari awal sudah mempunyai perasaan senang terhadap suatu pelajaran maka jika menemui kesulitan belajar justru akan semakin tertantang untuk belajar melalui kesulitan-kesulitan yang di temuinya.

7. Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas

Dari indikator ini siswa mempunyai minat belajar yang tinggi jika menemui kesulitan belajar yang di rasa belum paham maka siswa mempunyai antusias yang tinggi untuk bertanya.

8. Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran

Dari indikator ini siswa mempunyai perasaan senang terhadap suatu pelajaran sehingga siswa senang berdiskusi dengan teman jika menemui kesulitan yang dirasa belum dipahami.

9. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan

Melalui minat belajar yang tinggi siswa termotivasi atau mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan keberhasilan atau prestasi yang diinginkan.

(43)

Dari indikator ini siswa sudah mempunyai kesadaran jika belajar atau sekolah itu penting untuk masa depannya.

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Seseorang selalu belajar bilamanapun dan dimanapun dia berada, karena belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan sangat penting bagi kita semua. Pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu ( Depdikbud,1995:14 ).

Gagne (Ngalim Purwanto,1987:85) menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Sedangkan Morgan ( Ngalim Purwanto,1987:85) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

(44)

Ngalim Purwanto (1987:253) mengemukakan hal-hal pokok dari definisi-definisi tentang belajar adalah sebagai berikut :

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dapat terjadi melalui pengalaman yang mana perubahan itu harus relatif mantap. Dan dari perubahan yang terjadi sangat diharapkan perubahannya ke arah yang lebih baik.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “ belajar”, prestasi

berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud,1995: 787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu ( Depdikbud,1995:14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru.

Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) prestasi adalah hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah diusahakan.

(45)

Terdapat tujuh prinsip belajar yang dikemukakan oleh Dimyati (2006:42-50) dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran. Ketujuh prinsip belajar tersebut adalah :

a. Perhatian dan motivasi

Perhatian merupakan peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

(46)

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.

Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.

c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman

(47)

d. Pengulangan

Terdapat tiga teori yang menekankan perlunya pengulangan yaitu teori Psikologi Daya, Psikologi Asosiasi, dan Psikologi Conditioning. Teori yang paling tua barangkali adalah Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

Dalam teori Psikologi Asosiasi dikemukakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar. Sedangkan Psikologi Conditioning merupakan perkembangan lebih lanjut dari psikologi asosiasi juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar. Pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan karena saja oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan.

(48)

sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.

e. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang.

Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

f. Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Skinner menyebutkan bahwa dorongan belajar itu tidak hanya oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar.

(49)

Dan contoh penguatan negatif adalah anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih rajin atau giat.

g. Perbedaan Individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah mayoritas kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata.

4. Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Sardiman (1986:28-30) jika ditinjau secara umum ada tiga jenis :

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

(50)

sekaligus akan mencari sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalm rangka mengembangkan pengetahuannya.

b. Untuk mendapatkan pemahaman konsep dan keterampilan

Pemahaman konsep atau perumusan konsep juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan tersebut memang dapat dilatih yaitu dengan banyak melatih kemampuan interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu dengan kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.

c. Untuk mendapatkan pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.

5. Beberapa aktivitas Belajar

Aktivitas belajar yang dialami siswa itu dianggap sebagai suatu proses yaitu proses belajar sesuatu.

Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam beberapa situasi (Abu Ahmadi,1991:125)

a. Mendengarkan b. Memandang

(51)

e. Membaca

f. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggaris bawahi g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan h. Menyusun paper atau kertas kerja

i. Mengingat j. Berpikir

k. Latihan atau praktek

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku. Perubahan dapat berhasil baik dan tidaknya dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut (Ngalim Purwanto,1987:106) :

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang biasa disebut dengan individual. Faktor individual antara lain pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang biasa disebut faktor sosial. Faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

Muhibbin (2008:144-155) berpendapat bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar yakni sebagai berikut :

(52)

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri.

Faktor internal meliputi dua aspek yakni : 1. Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis yang dimaksud adalah kondisi umum jasmani siswa.

2. Aspek Psikologis

Aspek psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Intelegensi siswa

Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Namun harus diakui juga bahwa otak memiliki peran lebih menonjol dalam hubungannya dengan intelegensi manusia daripada peran organ tubuh lainnya.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.

b. Sikap siswa

(53)

yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terhadap guru dan materi yang diajarkan guru merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan materi yang diajarkan guru akan menimbulkan kesulitan belajar. Meskipun bisa saja tidak menimbulkan kesulitan belajar tapi akan berdampak dalam hal lain yaitu prestasi belajar yang dicapai siswa akan kurang memuaskan.

c. Bakat siswa

Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sebetulnya setiap rang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. d. Minat siswa

(54)

e. Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi adalah internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam yakni : 1. Faktor lingkungan sosial

Faktor lingkungan sosial sekolah yang dimaksud adalah para guru, para staf administrasi, dan teman-teman. Sedangkan faktor lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga, dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa tersebut.

2. Faktor lingkungan nonsosial

Faktor lingkungan nonsosial yang dimaksud adalah gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu belajar yang digunakan siswa, serta rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya.

c. Faktor pendekatan belajar

(55)

segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu. Pendekatan belajar dibagi menjadi tiga macam tingkatan yaitu : 1. Pendekatan Tinggi

a) Speculatif

Pendekatan speculatif adalah pendekatan berdasarkan pemikiran mendalam yang bukan saja bertujuan menyerap pengetahuan melainkan mengembangkannya.

b) Achieving

Pendekatan ini pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut ego-encancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasinya. Gaya belajarnya lebih serius daripada yang memakai pendekatan-pendekatan lainnya. 2. Pendekatan Menengah

a) Analytical

Pendekatan analytical memiliki strategi yaitu berpikir kritis, mempertanyakan, menimbang-nimbang, berpendapat. Tujuannya adalah pembentukan kembali materi ke dalam pola baru.

b) Deep

(56)

membutuhkannya (intrinsik). Oleh sebab itu gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam.

3. Pendekatan Rendah a) Reproductif

Pendekatan reproductif yang dimaksud adalah menghafal, meniru, menjelaskan, meringkas, dan tujuannya yakni pembenaran atau penyebutan kembali materi.

b) Surface

Pendekatan surface yang dimaksud adalah siswa mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik) contohnya takut tidak lulus yang berdampak siswa tersebut malu. Oleh karena itu gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.

Sedangkan menurut Suryabrata (1971:253) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu dan dapat diklasifikasikan sebagi berikut :

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

(57)

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan ini dibedakan menjadi dua golongan :

(1) Faktor-faktor fisiologis (2) Faktor-faktor psikologis C. Penelitian yang relevan

Peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang relevan dari

Nindya Ayu Wulandari (2011) dengan judul “ Hubungan Minat Belajar

dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun

Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian (1) minat belajar dibagi menjadi

tiga yaitu siswa dengan minat belajar rendah sebesar 13,3%, siswa dengan

minat belajar sedang sebesar 6,7%, dan siswa dengan minat belajar tinggi

sebesar 80%. (2) prestasi belajar dibagi menjadi tiga yaitu prestasi belajar

rendah sebesar 10%, prestasi belajar sedang sebesar 58,33%, dan prestasi

belajar tinggi sebesar 31,67%. (3) minat belajar mempunyai hubungan

yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r =

0,834 dan signifikan pada taraf 1%, minat belajar memberikan sumbangan

sebesar 83,4% dengan prestasi belajar siswa.

Valentina Dewi Prasetyawati (2011), dengan judul “Hubungan

Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius

Sengkan Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) minat belajar dibagi menjadi tiga kategori yaitu

minat belajar rendah 9,68%, minat belajar sedang 29,03%, dan minat

(58)

tertingginya adalah 147; (2) prestasi belajar dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu prestasi belajar rendah 25,8%, prestasi belajar sedang 29%, dan

prestasi belajar tinggi 45,2%. Prestasi belajar siswa terendah adalah 61,8

sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 88; (3) ada hubungan yang

signifikan dan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa,

dengan nilai r = 0,78 berada pada tingkat korelasi kuat. Signifikan pada

taraf 1% dengan korelasi r = 0,456; (4) sumbangan minat belajar terhadap

prestasi belajar siswa sebesar 78%.

D. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar

Salah satu faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar siswa adalah minat belajar siswa. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan memberikan perhatian lebih terhadap mata pelajaran. Siswa akan merasa tertarik pada mata pelajaran dan akan lebih memperhatikan penjelasan guru di dalam kelas selain itu siswa selalu antusias atau selalu aktif dalam mengerjakan tugas sehingga prestasi siswa akan meningkat. Materi yang disampaikan guru akan diserap oleh siswa dengan baik. Sedangkan siswa yang memiliki minat belajar yang rendah akan muncul perasaan tidak tertarik pada suatu bidang tertentu dan akan mengakibatkan prestasi siswa yang kurang memuaskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi siswa itu dipengaruhi oleh minat belajar siswa.

(59)

menarik untuknya. Dampak yang muncul selain itu adalah siswa menjadi malas mengikuti pelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahan atau materi pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam hal ini prestasi belajar siswa diambil dari nilai rapor lima mata pelajaran di sekolah dasar yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai tersebut dihitung rata-ratanya, kelima mata pelajaran tersebut digunakan karena dianggap sudah bisa mewakili mata pelajaran inti SD. Nilai rapor bersifat Obyektif dan merupakan nilai final seorang siswa selama satu semester belajar.

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan permasalahan yang disajikan dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

(60)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu jenis studi korelasi. Penelitian ini mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu untuk menjelaskan sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Jadi dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari ada tidaknya hubungan antar minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2011/2012.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian (Furchan,2007:45). Variabel dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau mempengaruhi variabel terikat (Furchan,2007:46). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat belajar.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang tergantung pada variabel yang mendahuluinya (Furchan,2007:46). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.

(61)

C. Definisi Operasional Variabel 1. Minat belajar

Minat belajar siswa sebagai variabel dalam penelitian ini adalah minat belajar yang dibatasi pada sepuluh indikator yaitu menunjukkan minat terhadap pelajaran, selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali, tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan belajar, perasaan hati setelah belajar, senang menghadapi kesulitan belajar, mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar dikelas, senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran, keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan, orientasi pada masa depan kegiatan belajar sebagai jalan menuju kreatifitas cita-cita yang diukur dengan menggunakan angket dan ditunjuk dengan skor yang diperoleh siswa.

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar siswa meliputi penguasaan siswa terhadap lima mata pelajaran inti di sekolah dasar yaitu Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam , Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai kelima mata pelajaran tersebut diperoleh dari nilai rapor siswa. Hasil yang dicapai siswa ini menunjukkan kualitas keberhasilan belajarnya.

(62)

Tempat penelitian dilakukan di SD Karitas Ngaglik yang beralamatkan di Nandan, Ngaglik, Sleman.

E. Jadwal Penelitian

Penyusunan skripsi ini melewati banyak tahapan-tahapan sampai akhirnya skripsi ini disahkan oleh dosen pembimbing. Berikut ini disajikan jadwal penyusunan skripsi :

(63)

F. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek peneliti (Suharsimi Arikunto,1991:103). Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012, yang terdiri dari 40 siswa dengan rincian sebagai berikut

Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

G. Instrumen Penelitian / Alat Ukur 1. Alat pengumpul data

(64)

Ayu Wulandari dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siwa Kelas V SD Negeri 4 Sragen

Tahun Ajaran 2010/2011”. Tidak semuanya kisi-kisi angket

mengacu pada sumber yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi peneliti juga memodifikasi kisi-kisi angket tersebut dengan indikator yang setara dengan anak SD. Peneliti juga memodifikasi angket tersebut dengan alasan bahwa angket akan ditujukan untuk siswa SD, sehingga peneliti memodifikasi kata-kata yang terdapat pada angket sebelumnya dan disesuaikan dengan bahasa yang mudah dipahami siswa SD. Angket ini juga dikembangkan oleh peneliti berdasarkan masalah variabel dan kajian teoritis dengan bimbingan dari dosen pembimbing.

Peneliti menggunakan kisi-kisi angket tersebut sebagai acuan, karena indikator-indikator yang dikemukakan dalam kisi-kisi angket tersebut sesuai dengan kajian pustaka yang diuraikan peneliti. Angket ini terdiri dari 10 indikator yang kemudian dijabarkan kedalam bentuk item-item yang berjumlah 60 item. Item-item tersebut berupa item positif dan item negatif. Adapun bentuk angket minat belajar ini dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 97.

(65)

jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x), atau tanda checklist (√) (Riduwan,2008:54).

Angket ini memuat pernyataan-pernyataan mengenai minat belajar siswa. Dalam penelitian ini setiap butir pernyataan pada angket memiliki alternatif jawaban “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju

(S)”, “ Kurang Setuju (KS)”, “Tidak setuju (TS)”. Yang masing

-masing jawaban mempunyai skor tertentu.

1. Item-item positif dengan pilihan jawaban dan skor yaitu : (1) Sangat Setuju (SS) : skor 4

(2) Setuju (S) : skor 3

(3) Kurang Setuju (KS) : skor 2 (4) Tidak Setuju (TS) : skor 1

2. Item-item negatif dengan pilihan jawaban dan skor yaitu : (1) Sangat Setuju (SS) : skor 4

(2) Setuju (S) : skor 3

(3) Kurang Setuju (KS) : skor 2 (4) Tidak Setuju (TS) : skor 1 Berikut ini indikator angket minat belajar siswa :

Tabel 3.3 Indikator minat belajar siswa

Indikator Item positif Item negatif

(66)
(67)
(68)
(69)

Berdasarkan indikator minat diatas, maka disusun butir-butir kuisioner sebagai berikut :

Tabel 3.4 Indikator dan sebaran item minat belajar siswa

No indikator No. item

10 Orientasi pada masa depan, kegiatan

(70)

2.Uji coba instrumen

Angket atau kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa terhadap prestasi belajar. Sebelum angket digunakan untuk pengambilan data, dilakukan uji coba terlebih dahulu yang dilaksanakan dengan mengambil responden sebanyak satu kelas V. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket yang akan digunakan dalam penelitian.

3.Tempat dan waktu uji coba

Uji coba dilakukan di SD Kanisius Sengkan pada tanggal 8 Mei 2012.

Pengisian angket uji coba ini dilakukan oleh siswa kelas V SD kanisius

Sengkan.

a. Uji validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya (Saifudin Azwar,1997:5). Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Arief Furchan (2004:293) menyatakan bahwa validitas menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

(71)

kisi-kisi sebelum uji coba. Sedangkan kisi-kisi-kisi-kisi setelah uji coba dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 131.

Tabel 3.5 Kisi-kisi item untuk mencari validitas item

Indikator Item Jumlah

(+) (-)

Menunjukkan minat terhadap pelajaran 4 4 8

Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari

kembali 4 2

6

Tekun menghadapi tugas 2 3 5

Ulet menghadapi kesulitan belajar 3 3 6

Perasaan hati setelah belajar 3 3 6

Senang menghadapi kesulitan belajar 1 1 2

Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di

kelas 4 5

9 Senang berdiskusi dengan teman dalam

mempelajari mata pelajaran 2 3

5 Keinginan kuat untuk maju dan mencapai

keberhasilan 4 4

8 Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar

sebagai jalan menuju kreativitas cita-cita 3 2

5

Angket yang telah disusun tersebut terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item sebelum digunakan untuk penelitian. Sebelum di uji coba, angket terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik
Tabel 3.3 Indikator minat belajar siswa
Tabel 3.4 Indikator dan sebaran item minat belajar siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pahrtk

Harapan dari hasil audit ini dapat menjadi rekomendasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan sistem informasi yang ada pada Rumah Sakit Islam Jemursari serta

Ketika radio dan televisi mulai mengudara pada 1900-an dan 196Gan, orang telah membayangkan media cetak tidak bertahan. * Bersambung hal 5 kol

Selain melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan belajar mengajar, mahasiswa praktikan juga melaksanakan kegiatan lain baik kegiatan rutin sekolah maupun kegiatan lain

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Studi Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi.

Movement adalah gerakan yang bersifat perla- wanan yang telah dipersiapkan dengan matang, resistensi adalah gerakan perlawanan yang bersaifat spontan, sedangkan revolusi yaitu

Berdasarkan Hasil Evaluasi Dokumen Prakualifikasi dan Pembuktian Dokumen Prakualifikasi, Panitia Non Fisik I Direkorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi

Thermal analysis indicated that the decomposition of ammonium per- chlorate (AP) in HTPB propellant could be catalyzed by Al/B/Fe 2 O 3 nano thermite, the